Latest Post

Aceh Afif Maulana Agam Aipda Dian WR Aksibersihpantai Amak Lisa Arif maulana Arosuka Artikel Artis Minang Bali Balikpapan Bandung banten Banyuwangi Bapenda Batam Bencana alam BMKG Box Redaksi bukit sitinurbaya Bukittinggi BWSS V padang Calon Bupati Cikampek Cikarang cuacapanasekstrem curanmor Dandrem 032 WBR Denpasar Depok Dharmasraya Dinas sosial dinassosial Dirlantas Dirlantas Polda Sumbar DirlantasPoldaSumbar DPRD Padang dubalangkota Evakuasi festival sepakbola Filipina gangguanhormon gaya hidup gempa gorontalo Gresik gurbernurriaukenaottkpk Harisumpahpemuda Hot New HUT Humaspolri ke 74 Indonesia Indonesia. infrastruktur Intan jaya Internasional irigasi Jakarta Jakarta Selatan Jambi Jawa Tengah Jayapura Jayawijaya Jogyakarta jurnalis Kabupaten Agam kabupaten dharmasraya Kabupaten Solok KAI Sumbar Kakorlantas Kapolri kasat narkoba kebakaran kekerasan kendaraan Kesehatan kesunyian malam Kiwirok Kodim 0307 Tanah Datar Korem 032/WB Korpolairud Kota Padang Kriminal Lampung Lembang Leonardy life style lifestyle Lima Puluh Kota lombok timur Madiun Magelang Makan Bergizi Gratis Makasar manila Medan Mentawai Mimika mutilasibayi nagarisulitair narkoba Narkotika Nasional ngaraisianok NTT Oksibil olahraga Opini OTTKPK PADA Padang Padang panjang Padang Pariaman PadangRancak pajak air tanah Palimanan pandekarancak Papua parenting Pariaman Pasaman Pasaman barat pasamanbarat pasang pasarrayapadang Pasuruan Payakumbuh PDAM Pekanbaru pemerasan Pemko Padang pencabulan Pendidikan penemuanbayi penemuanmayat Perceraian peristiwa perlindungananak pertahanan Pesisir Selatan Peti PKL Polda banten Polda Jabar Polda Kalbar Polda Metro Jaya polda Papua POLDA SulBar POLDA SUMBAR Poldasumbar Policegoestoscool Politik polPP polres Polres 50 kota Polres Dharmasraya Polres Mentawai Polres Padang panjang Polres Pasaman Polres Pasaman Barat Polres Solok Polres solok selatan polrespesel Polresta bukittinggi Polresta Padang POLRI Polsek bungus barat Polsek Koto Tangah Padang Polsek Lubeg Pontianak premanisme Presiden RI psp padang Puncak jaya Razia Riau sabu satgasoprasidamai satlantaspolresta SatpolPP Sawahlunto segmen sianok seherman Semarang semenpadang sepakbola sepakbolaindonesia Serang Sijunjung sikat singgalang2025 silent treatment siswismptewassaathiking Skoliosis SMA1pulaupunjung solok Sosialisasi SPPG Strongpoint subsidi ilegal sukabumi Sulawesi Tenggara Sumatera Barat Sumatra barat Surabaya swasembadapangan tambangilegal Tanah datar Terbaru Ternate Timika Papua TNI Uin UIN IB Padang Utama Yalimo Yogyakarta Yuhukimo


 Serasinews.com,Padang, 16 Oktober 2025 — Suasana pagi di sepanjang Jalan Thamrin hingga Jalan Adinegoro, Kota Padang, Kamis (16/10), mendadak berbeda dari biasanya. Deru kendaraan berpadu dengan suara alat kerja petugas yang sibuk menurunkan papan-papan reklame besar di tepi jalan. Di bawah pengawasan ketat Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Padang, sejumlah reklame tanpa izin resmi akhirnya ditertibkan.

Penertiban itu dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Pengendalian dan Pelaporan Pendapatan Bapenda Kota Padang, Ikrar Prakasa, S.STP, M.Si, bersama tim gabungan yang terdiri dari personel Satpol PP dan petugas teknis lapangan. Sejak pagi, mereka menyusuri ruas utama kota—mulai dari simpang Jalan Thamrin hingga ke sepanjang Jalan Adinegoro—memeriksa satu per satu titik reklame yang mencurigakan tak berizin.

Reklame Tak Berizin Langsung Dibongkar di Tempat

Menurut Ikrar, operasi ini merupakan bagian dari agenda rutin Bapenda untuk menegakkan peraturan daerah sekaligus memastikan setiap pelaku usaha memenuhi kewajiban pajaknya.

“Banyak pelaku usaha yang memasang reklame tanpa izin atau menunggak pajak reklame. Kegiatan ini bertujuan agar mereka lebih sadar dan patuh terhadap kewajiban pajak daerah. Jika tidak, kami tindak tegas dengan penertiban langsung di lokasi,” tegas Ikrar saat ditemui di sela kegiatan.

Di lapangan, sejumlah papan reklame ukuran besar tampak diturunkan oleh petugas menggunakan alat berat. Tak sedikit pula spanduk dan baliho promosi produk yang dilepas paksa karena tak memiliki dokumen izin atau sudah kedaluwarsa.

“Beberapa pemilik usaha sudah kami beri surat peringatan sebelumnya. Namun karena tidak ada tindak lanjut, hari ini kami lakukan pembongkaran,” tambah Ikrar.

Menjaga Ketertiban, Estetika, dan Pendapatan Daerah

Penertiban ini bukan hanya soal pajak, tetapi juga menyangkut ketertiban umum dan keindahan wajah kota. Reklame liar yang menjamur di ruas jalan utama dianggap merusak estetika kota dan berpotensi membahayakan keselamatan pengguna jalan jika tidak terpasang dengan standar keamanan yang benar.

“Kami ingin Kota Padang terlihat tertib dan rapi. Reklame yang tidak berizin sering kali dipasang sembarangan, bahkan menutupi pandangan pengendara atau menyalahi ketentuan tata ruang,” jelas Ikrar.

Selain itu, pajak reklame juga menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang penting bagi Kota Padang. Dana dari sektor ini digunakan untuk membiayai berbagai program pembangunan dan pelayanan publik. Karena itu, Bapenda terus berupaya menekan kebocoran pendapatan dengan melakukan pengawasan intensif terhadap seluruh objek pajak reklame.

Edukasi dan Sosialisasi Jadi Langkah Lanjutan

Meski langkah tegas telah diambil, Bapenda tidak hanya fokus pada tindakan represif. Setelah razia, Bapenda akan memperkuat sosialisasi dan edukasi kepada para pelaku usaha agar memahami pentingnya membayar pajak reklame tepat waktu.

“Kami membuka kanal resmi bagi masyarakat untuk mengurus izin reklame, baik secara langsung di kantor Bapenda maupun melalui layanan daring. Prosesnya cepat dan transparan. Tidak ada alasan lagi untuk memasang reklame tanpa izin,” ujar Ikrar.

Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat lebih proaktif dalam melapor apabila menemukan reklame tanpa izin di lingkungan sekitar. Kolaborasi antara pemerintah dan warga dianggap penting untuk menciptakan ketertiban dan kepatuhan bersama.

Komitmen Bapenda: Penertiban Berkelanjutan

Razia di Jalan Thamrin dan Adinegoro ini disebut bukan yang terakhir. Bapenda Padang telah menyusun jadwal penertiban lanjutan yang akan menyasar kawasan strategis lainnya, seperti Jalan Khatib Sulaiman, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan By Pass.

“Penertiban ini akan dilakukan secara berkala. Kami ingin memberikan efek jera dan memastikan semua reklame yang berdiri di Kota Padang telah memenuhi ketentuan pajak dan izin yang berlaku,” tutup Ikrar.

Dengan langkah tegas ini, Bapenda berharap masyarakat, terutama para pelaku usaha, semakin sadar bahwa ketaatan terhadap pajak bukan sekadar kewajiban administratif, tetapi juga bagian dari kontribusi nyata untuk kemajuan dan keindahan Kota Padang.

(Rini)

 


Serasinews.com, PADANG PANJANG — Dalam tiga hari terakhir, tanah Sumatera Barat seolah tak pernah benar-benar tenang. Getaran demi getaran mengguncang bumi Ranah Minang  bukan hanya sekali dua kali, melainkan sebanyak 47 kali sejak 14 Oktober hingga 16 Oktober 2025.

Data mencengangkan itu dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang, Suaidi Ahadi, Kamis (16/10/2025) pagi.

“Sampai pukul 08.00 WIB, kami mencatat sudah terjadi 47 kali gempa sejak tanggal 14 Oktober. Semua aktivitas gempa tersebut terdeteksi di segmen Sianok bagian utara,” tulis Suaidi dalam keterangan resminya.

Sianok, Urat Patah yang Tak Pernah Tidur

Segmen Sianok bukan sekadar nama di peta geologi. Ia adalah salah satu urat nadi dari Sesar Besar Sumatera patahan raksasa sepanjang ribuan kilometer yang membentang dari Aceh hingga Lampung.
Dan dari lima segmen utama sesar yang melintasi wilayah Sumbar, Sianok-lah yang paling aktif.

“Frekuensi gempa kecil dengan magnitudo di bawah 3,5 ini bisa menjadi pertanda bahwa segmen sedang dalam fase foreshock  atau gempa pendahuluan yang kadang disusul oleh gempa lebih besar (mainshock),” jelas Suaidi.

Dalam istilah ilmiah, rentetan gempa kecil ini adalah bentuk “napas” dari kerak bumi yang sedang menyesuaikan tekanan. Namun di balik bahasa tenang para ahli geofisika itu, tersimpan potensi ancaman serius.

“Kejadian gempa ini merupakan proses pelepasan energi (energy release) dari segmen Sianok yang sedang berusaha mencapai kestabilan,” tambah Suaidi.

Seruan untuk Waspada: Dari Tebing hingga Sungai

Menyikapi pola gempa yang meningkat, BMKG mengimbau agar pemerintah daerah segera memperkuat edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat yang tinggal di sekitar zona sesar aktif.

Masyarakat diimbau untuk:

  • Menjauhi tebing curam yang rawan longsor,
  • Mewaspadai aliran sungai di dekat jalur sesar yang berpotensi menjadi sumber galodo (banjir bandang khas Sumatera Barat),
  • Dan yang paling penting, selalu memperbarui informasi resmi dari BMKG.

“Demikian kami sampaikan, semoga menjadi bagian dari kesiapsiagaan dan kewaspadaan bersama,” pungkas Suaidi.

Sianok: Di Balik Keindahan, Tersimpan Luka Bumi

Segmen Sianok merupakan salah satu dari 19 segmen patahan aktif dalam sistem Sesar Besar Sumatera (Sesar Semangko). Panjangnya sekitar 90 kilometer, membentang dari timur laut Danau Singkarak, melewati barat daya Gunung Marapi, hingga Ngarai Sianok di Bukittinggi — kawasan yang terkenal indah, tetapi ternyata juga menyimpan potensi bahaya laten.

Patahan ini bergerak secara horizontal (strike-slip), dengan kecepatan geser mencapai 23 milimeter per tahun.
Jika tekanan terus menumpuk dan tak segera terlepas, segmen ini mampu menghasilkan gempa dahsyat dengan magnitudo hingga 7,4.

Jejak Gempa-Gempa Besar di Sianok

Sejarah mencatat, Sianok bukanlah wilayah asing bagi bencana besar. Beberapa kali, bumi di sepanjang jalurnya pernah pecah dengan kekuatan yang memorakporandakan:

  • 1 Oktober 1822: Segmen ini memicu gempa besar yang mengguncang wilayah pedalaman Sumatera Barat.
  • 4 Agustus 1926: Gempa bermagnitudo 7,0 meluluhlantakkan kawasan antara Bukittinggi dan Danau Singkarak, menelan ratusan korban jiwa dan meninggalkan luka sejarah bagi Sumbar.
  • 6 Maret 2007: Dua gempa beruntun dengan magnitudo 6,4 dan 6,3 kembali mengguncang. Tanah Datar dan Padang Panjang menjadi saksi bisu atas rumah-rumah roboh dan puluhan nyawa melayang.

Kini, hampir dua dekade berselang, Sianok kembali menunjukkan gelagatnya.
Rangkaian 47 gempa dalam waktu tiga hari bisa jadi hanyalah “bisikan” kecil bumi, tapi juga bisa menjadi pertanda sebelum letupan energi besar berikutnya.

Antara Sains dan Kesiapsiagaan

Para ahli mungkin akan memandangnya sebagai data, tren, dan grafik seismik. Tapi bagi masyarakat di kaki Gunung Marapi, di lembah Singkarak, atau di tepi Ngarai Sianok, setiap getaran kecil adalah alarm yang nyata  pengingat bahwa mereka hidup di atas bumi yang terus bergerak.

Sumatera Barat memang indah, tapi di bawah keelokan alamnya, tersimpan kekuatan geologi yang luar biasa — dan tanggung jawab besar untuk selalu waspada.

Sumber: BMKG Geofisika Padang Panjang.

(Riko)

#Gempa #SumateraBarat #BMKG #PatahanSegmensianok

 


Serasinews.com, Padang,- Kabid Humas Polda Sumatera Barat, Kombes Pol. Susmelawati Rosya, S.S., M,T,R menegaskan pentingnya peran jurnalis sebagai pilar demokrasi dan mitra strategis kepolisian dalam menyampaikan informasi yang akurat dan mendidik masyarakat.

Dalam sambutannya, Kombes Susmelawati menyebut, media memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan bangsa melalui pemberitaan yang faktual dan berimbang.

Ia juga mengakui bahwa belum semua media dapat difasilitasi secara langsung oleh pihak kepolisian, namun melalui forum silaturahmi ini diharapkan dapat mewakili seluruh rekan-rekan media di Sumatera Barat.

Hal itu disampaikannya dalam kegiatan Koordinasi dan Sinergitas Humas Polda Sumbar dengan Media yang digelar di Esa Café, kawasan GOR Haji Agus Salim Padang, Rabu 15 Oktober 2025

Sementara itu, Kasubdit Pemas Humas Polda Sumbar Kasubbid Penmas Kompol Omri Yan Sahureka SH.SIK menekankan pentingnya profesionalitas dan kedisiplinan jurnalis dalam menjalin hubungan dengan Humas Polda.

Semoga hubungan baik antara insan pers dan Polri dapat terus terjalin dengan harmonis dan saling mendukung dalam menyampaikan informasi yang akurat kepada masyarakat,” ucapnya.

Acara ini diharapkan menjadi langkah awal yang berkelanjutan untuk mempererat hubungan kemitraan antara polda Sumbar dan insan pers.(Rini)








RELATED POSTS

TNI-POLRI


 

Serasinews. com- Kemampuan bersosialisasi bukan sekadar keterampilan tambahan bagi anak, melainkan bagian penting dari proses tumbuh kembangnya. Melalui interaksi sosial, anak belajar memahami dunia di sekitarnya  mengenal emosi orang lain, membangun rasa percaya diri, dan melatih kemampuan berkomunikasi sejak dini.

Namun, tidak semua anak mampu bersosialisasi dengan mudah. Ada anak yang terlihat ragu saat diminta berkenalan dengan teman baru, menolak ikut permainan kelompok, atau bahkan lebih nyaman mengamati dari jauh. Orang tua sering kali menilai hal ini sebagai sifat pemalu biasa, padahal bisa jadi ada hal lebih dalam: gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder).

Gangguan ini bukan sekadar “malu” atau “takut bicara di depan orang,” melainkan kondisi psikologis yang membuat anak merasa cemas berlebihan saat berada di situasi sosial. Anak bisa merasa seolah-olah semua mata tertuju padanya, menilai, atau menghakimi setiap gerak-geriknya. Jika tidak dikenali dan ditangani sejak dini, kondisi ini bisa berdampak panjang pada kepercayaan diri dan kemampuan anak dalam menjalin hubungan sosial di masa depan.

Dikutip dari Mom Junction, berikut lima tanda gangguan kecemasan sosial pada anak yang penting dipahami oleh orang tua.

1. Menghindari Kontak Mata

Anak dengan kecemasan sosial cenderung tidak nyaman melakukan kontak mata, bahkan dengan orang yang sudah dikenal sekalipun. Saat diminta berbicara atau bermain dengan teman sebaya, mereka mungkin menunduk, memalingkan wajah, atau pura-pura sibuk dengan hal lain.

Perilaku ini bukan berarti anak tidak sopan atau tidak tertarik, melainkan karena ada rasa takut yang begitu kuat  takut salah bicara, takut ditertawakan, atau takut dinilai buruk. Situasi yang tampak sederhana bagi anak lain bisa menjadi hal yang sangat menegangkan bagi mereka.

2. Menarik Diri dari Lingkungan Sosial

Anak yang mengalami gangguan kecemasan sosial sering kali memilih menjauh dari keramaian atau kegiatan sosial. Mereka mungkin enggan ikut acara keluarga, menolak pergi ke pesta ulang tahun teman, bahkan menghindari tempat umum seperti taman bermain atau pusat perbelanjaan.

Orang tua mungkin melihat anak tampak tenang di rumah, tetapi sebenarnya mereka sedang berusaha melindungi diri dari situasi yang memicu kecemasan. Sikap menarik diri ini bisa menjadi tanda bahwa anak merasa tidak aman saat harus berinteraksi dengan orang lain.

3. Menghindari Aktivitas yang Melibatkan Interaksi

Ciri lain yang cukup jelas adalah keengganan anak untuk ikut kegiatan yang menuntut komunikasi atau kerja sama dengan orang lain. Misalnya, anak menolak berbicara dengan teman melalui telepon, menghindari permainan kelompok, atau menolak tugas sekolah yang melibatkan presentasi.

Pada kasus tertentu, anak bahkan bisa menunjukkan tanda-tanda fisik seperti berkeringat, gemetar, atau menangis ketika harus berbicara di depan orang. Mereka bukan tidak mau belajar bersosialisasi, tetapi ketakutan mereka jauh lebih besar dari keinginan untuk berinteraksi.

4. Sulit Fokus dalam Tugas Kelompok

Anak yang memiliki kecemasan sosial sering kali sulit berkonsentrasi saat bekerja dalam kelompok. Mereka terlalu sibuk memikirkan bagaimana pandangan teman terhadap dirinya  apakah mereka dianggap aneh, salah bicara, atau tidak cukup pintar.

Akibatnya, anak butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas sekolah. Mereka terlihat mudah panik, sering meminta izin untuk ke toilet, atau berusaha menghindar dari tanggung jawab dalam kelompok. Hal ini bukan karena malas, melainkan karena pikiran mereka terus dibayangi rasa cemas dan takut akan penilaian orang lain.

5. Tubuh Terlihat Tegang dan Hangat

Kecemasan sosial tidak hanya muncul dalam bentuk perilaku, tetapi juga dapat terlihat dari reaksi fisik anak. Saat menghadapi situasi sosial baru, tubuh anak mungkin menjadi kaku, tangan berkeringat, wajah memerah, atau terasa panas.

Gejala fisik ini muncul karena sistem saraf anak bereaksi terhadap rasa takut — seolah tubuh sedang “bersiap” menghadapi bahaya, padahal situasinya aman. Ketegangan ini membuat anak tampak canggung dan sulit menyesuaikan diri di lingkungan baru.

Peran Orang Tua: Bukan Menekan, Tapi Mendampingi

Jika anak menunjukkan beberapa tanda di atas, bukan berarti orang tua harus langsung panik. Setiap anak memiliki kecepatan berbeda dalam beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Namun, penting bagi orang tua untuk peka dan mendampingi dengan empati.

Alih-alih memaksa anak untuk “berani bicara” atau “jangan malu,” lebih baik bantu mereka dengan langkah kecil yang membuatnya merasa aman. Misalnya, mulai dengan bermain bersama satu teman dulu, mengenalkan lingkungan baru secara bertahap, atau memberikan pujian saat anak berhasil berinteraksi.

Jika kecemasan sosial anak terasa semakin berat  misalnya sampai mengganggu sekolah, tidur, atau hubungan pertemanan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog anak. Dengan dukungan yang tepat, anak bisa belajar mengelola rasa cemas dan menemukan kenyamanan dalam bersosialisasi.

Kecemasan sosial pada anak bukanlah tanda kelemahan, melainkan panggilan bagi orang tua untuk lebih peka dan memahami perasaannya. Dengan pendampingan yang hangat dan konsisten, anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, mampu berinteraksi dengan sehat, dan merasa diterima apa adanya.

(***)

#Parenting #Gayahidup #Lifestyle

 


Serasinews.comDharmasraya — Di tengah teriknya matahari Sabtu pagi, langkah Bupati Dharmasraya Annisa Suci Ramadhani tampak beriringan dengan Anggota DPR RI Fraksi Golkar Zigo Rolanda. Keduanya meninjau langsung sejumlah proyek strategis yang tengah digarap di berbagai titik Kabupaten Dharmasraya. Bukan sekadar kunjungan formalitas, kegiatan ini menjadi simbol sinergi antara pemerintah daerah dan legislatif pusat dalam mempercepat pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Mengawali Langkah di Titik Rawan Banjir

Perjalanan dimulai dari kawasan Sungai Batanghari di Kecamatan Timpeh, di mana pemerintah daerah sedang menyiapkan proyek pengendalian banjir dan pembangunan DAM. Sungai besar yang selama ini menjadi urat nadi perekonomian masyarakat, kini justru menjadi ancaman ketika musim hujan tiba.

“Setiap tahun, ratusan hektare sawah warga di bantaran sungai tergenang. Ini bukan hanya soal air, tapi soal masa depan petani kita,” ujar Bupati Annisa di sela-sela peninjauan.

Zigo Rolanda, yang juga anggota Komisi V DPR RI—komisi yang membidangi infrastruktur dan perhubungan—menyebut proyek ini akan menjadi fokus advokasinya di tingkat pusat. “Kita akan dorong agar pengendalian banjir Batanghari ini mendapat dukungan penuh dari kementerian terkait. Ini proyek yang menyangkut keselamatan warga dan ketahanan pangan daerah,” tegasnya.

Menuju Jalan Ekonomi Baru Dharmasraya

Dari Timpeh, rombongan bergerak menuju Kecamatan Pulau Punjung untuk meninjau proyek peningkatan jalan Dharmasraya Djunction. Jalan ini digadang-gadang bakal menjadi poros ekonomi baru yang menghubungkan pusat pemerintahan dengan kawasan perdagangan dan jasa yang kian tumbuh pesat.

Bupati Annisa menyebut proyek ini sebagai “urat nadi ekonomi baru” Dharmasraya. “Begitu jalan ini rampung, konektivitas antarwilayah akan semakin mudah. Investor akan datang, dan aktivitas perdagangan masyarakat akan meningkat signifikan,” katanya dengan nada optimistis.

Zigo Rolanda menambahkan, jalan bukan sekadar infrastruktur fisik. “Ini infrastruktur sosial. Jalan yang baik memperpendek jarak, mempercepat pertumbuhan ekonomi, dan membuka kesempatan kerja bagi banyak orang,” ujarnya.

Menembus Kawasan Permukiman Kumuh di Sungai Kambut

Kunjungan berlanjut ke Nagari Sungai Kambut, kawasan yang kini tengah menjadi prioritas penataan permukiman. Di sini, kondisi infrastruktur dasar seperti akses air bersih dan sanitasi masih menjadi pekerjaan rumah besar.

Bupati Annisa menegaskan, pemerintah daerah tidak ingin pembangunan hanya berfokus pada proyek besar. “Kita juga ingin masyarakat di kawasan yang selama ini terpinggirkan merasakan langsung hasil pembangunan. Tidak ada yang boleh tertinggal,” ujarnya.

Rombongan menyusuri gang sempit dan berbincang dengan warga setempat. Beberapa ibu rumah tangga menyampaikan harapan sederhana: air bersih yang mengalir lancar dan jalan yang tak lagi becek setiap kali hujan turun.

Zigo mencatat seluruh keluhan itu dan berjanji akan mendorong dukungan program penataan kawasan kumuh dan air bersih melalui kementerian teknis. “Masalah seperti ini tidak bisa dibiarkan berlarut. Kita akan kawal sampai tuntas,” tegasnya.

Menutup Hari di Pasar Modern Sungai Rumbai

Rangkaian kunjungan ditutup di lokasi pembangunan Pasar Modern Sungai Rumbai, proyek yang diharapkan menjadi pusat perdagangan baru di wilayah selatan Dharmasraya. Bangunan megah mulai tampak berdiri, menandakan geliat ekonomi baru di kawasan itu.

“Pasar ini bukan sekadar tempat jual beli, tapi wadah pemberdayaan ekonomi rakyat. Kita ingin pedagang kecil punya tempat yang layak, bersih, dan modern,” tutur Bupati Annisa.

Zigo Rolanda menyambut visi tersebut. Ia menilai pembangunan pasar modern menjadi simbol keberpihakan pemerintah terhadap ekonomi kerakyatan. “Ketika pasar tumbuh, ekonomi rakyat bergerak. Dan ketika ekonomi rakyat bergerak, kesejahteraan akan meningkat,” katanya.

Kolaborasi yang Berbuah Harapan

Dalam kunjungan tersebut, turut hadir Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V yang diwakili oleh Kasi KPISDA Iwan Hernawan, bersama Satker Sonny Iswanto dan TosweriPPK Inpres Tahap 2 Ilham Friezen, serta PPK PJSA Batanghari Rifki. Dari unsur legislatif daerah, tampak hadir pula Anggota DPRD Dharmasraya Fraksi Partai Golkar, di antaranya Sujito, Sasmi Erli, Henrianto, Amrizal, dan Zulhendra Antoni, beserta sejumlah kader non-parlemen lainnya.

Kehadiran berbagai unsur ini menjadi penanda kuat bahwa pembangunan Dharmasraya kini memasuki fase baru  fase sinergi dan akselerasi.

“Pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri. Butuh dukungan semua pihak, termasuk para wakil rakyat di pusat. Dengan kolaborasi seperti ini, insya Allah Dharmasraya akan semakin maju,” ujar Bupati Annisa menutup kegiatan.

Komitmen untuk Dharmasraya yang Lebih Baik

Menutup kunjungan, Zigo Rolanda kembali menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan aspirasi daerah. “Dharmasraya adalah rumah kita bersama. Saya akan pastikan setiap kebutuhan pembangunan di sini mendapat perhatian di tingkat nasional,” katanya penuh keyakinan.

Dengan kerja nyata dan sinergi yang terjalin antara pemerintah daerah dan pusat, Dharmasraya tampaknya sedang bergerak menuju arah baru daerah yang tangguh menghadapi tantangan, sekaligus adaptif dalam menyongsong masa depan.

(Mond/Rini) 

#Dharmasraya #Infrastruktur #BWSSVPadang


Serasinews.comPadang – Suasana haru masih terasa di kawasan Jalan Pemancungan, Kelurahan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan, setelah musibah kebakaran hebat yang melanda pada Rabu, 9 Oktober 2025. Di tengah kepulan asap dan puing-puing bangunan yang hangus, Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kota Padang bergerak cepat memberikan penanganan darurat bagi para korban.

Kedatangan Wali Kota Padang bersama Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Andre Rosiade, dan Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Heriza Syafani, menjadi penguat semangat bagi warga yang tengah berduka. Dalam kunjungan tersebut, rombongan meninjau langsung lokasi kebakaran sekaligus menyerahkan bantuan kepada warga terdampak.


Heriza Syafani menyampaikan bahwa sejak menit pertama informasi kebakaran diterima, pihaknya bersama Taruna Siaga Bencana (Tagana) langsung bergerak menuju lokasi. “Begitu kami mendapat laporan dari lapangan, tim Dinsos dan Tagana langsung dikerahkan untuk memastikan semua korban tertangani. Fokus utama kami adalah penyelamatan, evakuasi, dan pemenuhan kebutuhan dasar warga,” ujarnya di sela kunjungan.

Menurut data yang dihimpun Dinas Sosial, kebakaran tersebut menghanguskan 17 unit rumah dan menyebabkan 35 kepala keluarga (KK) atau 120 jiwa kehilangan tempat tinggal. Dalam waktu singkat, Dinsos Kota Padang mendirikan tenda pengungsian dan dapur umum, serta menyalurkan bantuan sandang dan pangan bagi para korban.

“Bantuan yang kami berikan meliputi kebutuhan pokok seperti beras, mie instan, air mineral, selimut, tikar, hingga perlengkapan bayi. Kami juga memastikan pelayanan dapur umum tetap berjalan selama masa tanggap darurat,” terang Heriza.

Ia menegaskan bahwa penanganan korban bencana tidak berhenti pada bantuan awal. Dinsos akan terus melakukan pendataan lanjutan untuk mengupayakan bantuan pemulihan bagi warga, terutama yang kehilangan rumah dan mata pencaharian. “Kami akan koordinasikan dengan BPBD, kelurahan, dan instansi terkait untuk program pemulihan pascabencana. Tujuannya agar masyarakat bisa segera bangkit dan melanjutkan kehidupan seperti semula,” tambahnya.

Wali Kota Padang dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasi atas gerak cepat Dinas Sosial dan seluruh elemen yang terlibat. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Dinsos dan Tagana yang selalu siaga dalam setiap bencana. Kecepatan mereka merespons menjadi bukti bahwa pemerintah hadir di tengah masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Andre Rosiade juga turut menyerahkan bantuan pribadi dan menyampaikan dukungannya untuk mempercepat pemulihan warga. “Kami bersama pemerintah daerah akan terus bersinergi membantu masyarakat. Semoga bantuan ini dapat sedikit meringankan beban para korban,” kata anggota DPR RI asal Sumatera Barat itu.

Di tengah reruntuhan puing dan kepulan asap yang masih tersisa, semangat solidaritas terlihat jelas. Warga saling membantu membersihkan sisa-sisa kebakaran, sementara tenda-tenda pengungsian berdiri menjadi tempat sementara mereka beristirahat.

Heriza menutup pernyataannya dengan pesan penuh empati, “Setiap musibah pasti ada hikmah. Yang terpenting, kita tetap kuat dan tidak kehilangan harapan. Dinas Sosial akan terus bersama warga hingga kondisi benar-benar pulih.”

(Mond/Rini) 

#DinasSosialPadang #Padang #Peristiwa #Kebakaran


Serasinews.com, Padang - Di tengah derasnya arus modernisasi pelayanan publik yang kerap menitikberatkan pada kecepatan dan efisiensi, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sumatera Barat mencoba menghadirkan sesuatu yang berbeda. Di bawah komando Kombes Pol H.M. Reza Chairul Akbar Sidiq, S.H., S.I.K., M.H., Ditlantas Polda Sumbar berupaya menanamkan nilai-nilai human touch dalam setiap aspek pelayanan, melalui sebuah gerakan sederhana namun sarat makna “Polantas Menyapa.”

Program ini bukan sekadar seremonial atau rutinitas kehumasan. Ia adalah wujud nyata dari visi kepemimpinan yang berakar pada empati dan kepedulian. Setiap senyum, sapaan, dan perhatian kecil yang diberikan kepada masyarakat di ruang pelayanan BPKB Ditlantas Polda Sumbar menjadi bentuk nyata bagaimana pelayanan publik seharusnya dijalankan: bukan hanya dengan tangan, tapi juga dengan hati.

Senyum dan Sapaan yang Mengubah Suasana

Siang itu, suasana di ruang pelayanan BPKB Ditlantas Polda Sumbar terasa berbeda. Alih-alih kaku dan tegang seperti biasanya, ruangan tersebut justru dipenuhi senyum dan canda ringan. Beberapa personel lalu lintas tampak menyapa warga yang datang dengan ramah. Ada yang dengan sopan membantu seorang ibu lansia mengisi formulir, ada pula yang dengan sabar berjongkok di depan anak kecil sambil menyerahkan bingkisan kecil berisi permen dan balon warna-warni.

Kehangatan kecil itu ternyata membawa dampak besar.
“Biasanya kalau ngurus BPKB tuh rasanya tegang, takut salah, suasananya formal banget. Tapi kali ini beda, ramah sekali. Saya merasa dihargai,” ujar Rita (43), seorang warga asal Lubuk Begalung yang tampak sumringah usai menyelesaikan urusannya.

Di sudut ruangan lain, seorang petugas dengan tulus menyalami warga yang baru saja menerima dokumennya. “Terima kasih sudah tertib ya, Bu. Semoga harinya menyenangkan,” ujarnya dengan senyum tulus  kalimat sederhana yang membuat siapa pun merasa dihormati dan diakui.

Pelayanan Publik Berbasis Empati

Menurut Kombes Reza, pelayanan terbaik bukan hanya tentang berapa cepat sebuah administrasi selesai, melainkan seberapa dalam masyarakat merasa diperhatikan.
“Pelayanan publik itu bukan hanya prosedur. Ia tentang hubungan antar manusia. Polantas bukan sekadar petugas di jalan, tapi pelayan masyarakat. Dan pelayanan yang tulus lahir dari empati,” ungkapnya dengan nada tenang namun penuh keyakinan.

Ia menegaskan, senyum dan sapaan yang tulus bisa menjadi jembatan kepercayaan antara polisi dan masyarakat. Dalam pandangannya, Polantas Menyapa bukan sekadar slogan, melainkan simbol perubahan paradigma  dari sekadar melayani, menjadi menghadirkan kehangatan.

Transformasi Budaya Pelayanan di Era Kombes Reza

Sejak menjabat sebagai Dirlantas Polda Sumbar, Kombes Reza dikenal sebagai sosok yang mengedepankan pendekatan humanis dalam setiap kebijakan. Ia memulai langkah transformasi pelayanan publik dengan dua arah utama: digitalisasi sistem dan humanisasi pelayanan.

Digitalisasi dilakukan untuk mempercepat proses administrasi  seperti layanan BPKB dan SIM yang kini semakin terintegrasi dan transparan. Namun, di sisi lain, ia menyadari bahwa teknologi tanpa sentuhan manusia akan kehilangan makna.
“Digitalisasi mempercepat, tapi empati yang mengikat,” ujarnya.

Melalui program Polantas Menyapa, Ditlantas Polda Sumbar menanamkan nilai-nilai itu kepada seluruh personel. Setiap petugas didorong untuk hadir dengan wajah yang bersahabat, bahasa tubuh yang menghargai, dan sikap yang tulus dalam membantu masyarakat.

Implementasi Nyata Polri Presisi

Program Polantas Menyapa juga menjadi refleksi dari implementasi konsep Polri Presisi (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan).
Bagi Kombes Reza, Polri Presisi tidak hanya berhenti pada sistem kerja profesional dan digital, tapi juga mencakup sisi kemanusiaan yang tidak boleh hilang.
“Kami ingin masyarakat merasakan bahwa Polantas bukan sekadar penegak aturan, tetapi juga pelindung dan pelayan yang hadir dengan hati,” katanya.

Pendekatan ini ternyata mendapat sambutan luar biasa. Di media sosial resmi Ditlantas Polda Sumbar, unggahan terkait kegiatan Polantas Menyapa dibanjiri komentar positif dari masyarakat. Banyak warganet menulis bahwa mereka merindukan suasana pelayanan publik yang seperti ini  bersahabat, ramah, dan tidak berjarak.

Dari Kepemimpinan yang Menginspirasi ke Budaya Pelayanan yang Melekat

Apresiasi masyarakat tidak membuat Kombes Reza berpuas diri. Justru hal itu menjadi pemacu semangat bagi seluruh jajaran Ditlantas untuk menjadikan Polantas Menyapa bukan sekadar kegiatan mingguan, melainkan budaya pelayanan yang hidup dalam keseharian.

“Kalau masyarakat bisa tersenyum dan pulang dengan rasa nyaman setelah berurusan di ruang pelayanan, itu artinya kami sudah memberikan lebih dari sekadar dokumen. Kami telah memberi pengalaman yang berkesan,” tuturnya dengan tulus.

Kombes Reza pun terus mendorong agar setiap personel menjadikan nilai-nilai keramahan dan kepedulian sebagai identitas. Sebab menurutnya, Polantas bukan hanya simbol ketertiban jalan raya, tapi juga cerminan wajah Polri yang sesungguhnya.

Makna Besar dari Sentuhan Kecil

Dari sekadar senyum dan sapaan, lahirlah kepercayaan. Dari perhatian kecil, tumbuh rasa hormat dan penghargaan.
Program Polantas Menyapa membuktikan bahwa pelayanan publik tidak harus megah untuk bermakna  cukup dengan kehangatan hati dan kepedulian tulus, hubungan antara polisi dan masyarakat bisa menjadi lebih manusiawi.

Di bawah kepemimpinan Kombes Pol H.M. Reza Chairul Akbar Sidiq, Ditlantas Polda Sumbar tengah membangun wajah baru pelayanan publik  wajah yang tersenyum, menyapa, dan peduli. Sebuah langkah kecil dengan dampak besar bagi citra Polri dan rasa percaya masyarakat.

Catatan Redaksi

Program Polantas Menyapa merupakan contoh nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal-hal sederhana. Kombes Reza menunjukkan bahwa di balik seragam dan tugas berat seorang polisi, ada hati yang ingin mendengar, menyapa, dan melayani.

Senyum, empati, dan kehangatan yang ia tanamkan kepada jajaran bukan hanya mengubah suasana ruang pelayanan, tapi juga mengubah cara masyarakat memandang Polantas.
Dan di sanalah  di antara sapaan dan senyum itu  kepercayaan publik perlahan tumbuh kembali.

(Mond/Rini) 

#DirlantasPoldaSumbar #SumateraBarat

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.