Perjalanan Terberat Jenazah di Pasaman: Ditandu Melintasi Banjir dan Lumpur
Serasinews.com, Pasaman Barat – Kamis (27/11/2025) pagi, Aia Gadang, Kecamatan Pasaman, diselimuti sisa hujan. Tanah licin dan Sungai Batang Pasaman yang meluap menutup jalan, menjadikan perjalanan jenazah Dahrizal (62) penuh tantangan. Kendaraan tak bisa lewat, dan harapan untuk membawa jenazah dengan ambulans lenyap seketika.
Di tengah kondisi itu, warga dan keluarga bersatu. Dengan tandu rakitan, jenazah digotong bergantian, langkah demi langkah, menembus air keruh setinggi lutut. Bukan sekadar estafet, melainkan simbol keteguhan dan solidaritas masyarakat menghadapi alam yang tak bersahabat.
Kepala Dinas Kesehatan Pasaman Barat, Gina Alecia, menyatakan, “Kendaraan tidak bisa menembus genangan. Prioritas utama adalah memastikan jenazah sampai ke rumah duka, meski harus berjalan kaki.”
Rombongan awalnya bergerak dari RSUP M. Djamil Padang pada Rabu (26/11). Sampai di Jembatan Batang Pasaman, mereka terhenti—arus deras menutup jalan nasional. Ambulans tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Warga setempat langsung bergerak. Tandu disiapkan, barisan dibentuk, dan jenazah dipindahkan melewati jalur setapak di pinggir jembatan. Lumpur menempel di kaki, arus menyapu perlahan, namun langkah mereka mantap, menyadari bahwa menunda perjalanan terakhir bukanlah pilihan.
Hingga Kamis siang, jalan nasional tetap lumpuh. Debit air tinggi membuat kendaraan menumpuk di kedua sisi. Namun di tengah banjir dan lumpur, gotong-royong tetap menjadi jembatan paling kuat—lebih kokoh daripada beton jembatan yang tak mampu menahan luapan air.
(Rini/Mond)
#Peristiwa #KabupatenPasamanBarat

