Menata Hati di Bulan Rajab: Pintu Awal Menuju Ramadhan
Serasinews.com, - Rajab datang bukan sebagai bulan penuh ritual, tetapi sebagai pengingat. Ia hadir di antara waktu-waktu yang sering kita lewati tanpa sadar, membawa pesan agar manusia berhenti sejenak dan menoleh ke dalam dirinya.
Dalam Islam, Rajab termasuk bulan yang dimuliakan Allah SWT. Ia berada di antara empat bulan haram yang sejak dahulu dijaga kehormatannya. Pada bulan ini, seorang hamba diajak untuk lebih berhati-hati dalam bersikap, lebih jujur dalam niat, dan lebih sungguh-sungguh dalam mendekatkan diri kepada Allah.
Para ulama sering menggambarkan Rajab sebagai awal perjalanan ruhani. Ia bukan puncak, tetapi pintu. Dari sinilah kesadaran dibangun sebelum langkah-langkah ibadah diperbanyak di Sya’ban dan disempurnakan di Ramadhan.
Rajab mengajarkan bahwa perubahan besar tidak selalu dimulai dengan amalan yang berat. Ia justru bermula dari taubat yang tulus, istighfar yang konsisten, dan keberanian meninggalkan dosa yang selama ini dianggap biasa. Membersihkan hati di bulan Rajab adalah bentuk persiapan terbaik untuk menyambut cahaya Ramadhan.
Tidak ada ibadah khusus yang diwajibkan pada bulan ini. Namun, setiap amal kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas memiliki nilai yang lebih bermakna. Puasa sunnah, sedekah, menjaga lisan, memperbaiki hubungan, serta memperbanyak membaca Al-Qur’an menjadi jalan sederhana untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Rajab juga mengingatkan bahwa menjauhi maksiat adalah ibadah yang sering terlupakan. Menahan diri dari ghibah, kedzaliman, dan kelalaian dalam ibadah wajib adalah wujud penghormatan terhadap kemuliaan bulan ini.
Di tengah kesibukan dan rutinitas, Rajab datang sebagai undangan lembut dari Allah SWT—agar manusia kembali menyusun niat, menata hati, dan memperbaiki arah hidupnya.
Sebab Ramadhan tidak hadir untuk orang yang tiba-tiba siap, melainkan untuk mereka yang mulai bersiap sejak sekarang.
Dan Rajab adalah awalnya.
(***)
#KemuliaanBulanRajab
#AmalanBulanRajab #Islami #Religi

