Update BNPB: 776 Korban Meninggal, 564 Hilang dalam Banjir dan Longsor di Sumatera
Serasinews.com, Jakarta – Gelombang bencana terbesar dalam sepuluh tahun terakhir kembali meninggalkan jejak luka mendalam di Sumatera. Banjir bandang serta longsor yang menyapu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat kini memasuki fase paling memilukan.
Pada Kamis (4/12), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis pembaruan data terbaru: skala kerusakan jauh melampaui perkiraan awal.
Hingga hari ini, 776 orang dilaporkan meninggal dunia, sementara 564 lainnya masih hilang. Di tengah tumpukan puing dan kubangan lumpur, keluarga korban terus mencari harapan yang tersisa.
Selain korban jiwa, 2.600 warga mengalami luka-luka, mulai dari cedera ringan hingga trauma berat. Sumatera Utara tercatat sebagai provinsi yang paling parah terdampak, disusul Aceh dan Sumatera Barat.
10,4 Ribu Rumah Rata Tanah – 51 Kabupaten/Kota Luluh Lantak
Data BNPB menggambarkan betapa dahsyatnya terjangan bencana kali ini. Permukiman dari pesisir hingga lereng bukit porak-poranda. Rumah warga ambruk, fasilitas umum rusak, dan akses antardaerah terputus.
Kerusakan yang tercatat meliputi:
Rumah & Infrastruktur Warga
10.400 rumah hancur
295 jembatan putus, membuat banyak wilayah benar-benar terisolasi
132 rumah ibadah mengalami kerusakan
Fasilitas Publik
354 fasilitas umum terdampak
213 sekolah rusak
100 gedung pelayanan publik lumpuh
9 fasilitas kesehatan rusak, menghambat layanan medis
Ribuan pengungsi kini bertahan di titik-titik penampungan darurat dengan logistik yang masih terbatas.
Bantuan Mengalir: Dari Sembako hingga Starlink
Untuk mempercepat pemulihan darurat, BNPB mengirimkan bantuan ke berbagai lokasi terdampak di tiga provinsi.
Bantuan yang telah disalurkan mencakup:
4.400 paket sembako
49 perangkat Starlink untuk memulihkan komunikasi di wilayah yang terputus
1.100 matras
67 koli pakaian
40 tenda pengungsian
Perangkat Starlink menjadi tulang punggung komunikasi darurat setelah banyak menara BTS roboh dan jaringan fiber optik terputus tertimbun longsor.
Duka Menggenang Bersama Lumpur
Banjir besar yang datang seketika dan longsor yang menyapu pemukiman membuat banyak warga tak sempat menyelamatkan apapun. Tim SAR masih berjuang menembus lumpur setinggi pinggang, sementara alat berat sulit bergerak akibat jalan runtuh.
Di tenda-tenda pengungsian, relawan medis mencatat peningkatan kasus infeksi kulit, demam, dan gangguan psikologis, terutama pada anak-anak dan lansia.
Jalan Panjang Menuju Pemulihan
Meski cuaca mulai membaik, ancaman banjir susulan dan longsor masih membayangi, terutama di kawasan perbukitan yang tanahnya sudah jenuh air. BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti instruksi pemerintah daerah.
Bencana ini diperkirakan menjadi salah satu yang paling mematikan dan merusak di Sumatera dalam satu dekade terakhir, menuntut sinergi besar antara pemerintah, relawan, dan masyarakat.
(K)
#BNPB #UpdateKorbanBanjirSumatera
#BanjirSumatera #BencanaAlam

