Serasinews.comPadang — Suasana di Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sumbar pagi itu tampak berbeda dari biasanya. Di tengah antrean masyarakat yang sedang mengurus dokumen kendaraan bermotor, tampak para polisi lalu lintas mengenakan seragam biru muda dengan senyum ramah yang tulus. Mereka tidak hanya menjalankan tugas administratif, tetapi juga menyapa setiap pengunjung dengan sapaan hangat, “Selamat pagi, ada yang bisa kami bantu hari ini?”

Inilah wujud nyata dari program “Polantas Menyapa”, gagasan humanis dari Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar, Kombes Pol Reza Chairul Akbar Sidiq. Program ini bukan sekadar rutinitas pelayanan, melainkan gerakan moral untuk mengembalikan esensi polisi lalu lintas sebagai pelindung dan sahabat masyarakat.

Senyum Sebagai Pelayanan Pertama

Kombes Pol Reza, yang dikenal rendah hati dan dekat dengan anggotanya, mengatakan bahwa pelayanan publik sejatinya dimulai bukan dari meja administrasi, melainkan dari hati.

“Saya selalu tekankan kepada seluruh anggota bahwa sebelum kita melayani dengan tangan, kita harus lebih dulu melayani dengan hati. Senyum, sapa, dan salam itu bukan formalitas  itu bagian dari pelayanan yang membuat masyarakat merasa dihargai,” ujar Reza dengan nada tenang namun penuh makna.

Menurutnya, masyarakat yang datang ke kantor polisi sering kali membawa beban entah karena urusan administrasi yang rumit, kendaraan yang terlibat tilang, atau sekadar rasa canggung ketika berhadapan dengan aparat. Karena itu, ia ingin agar setiap personel Polantas bisa menjadi “jembatan rasa nyaman” bagi warga.

“Bayangkan kalau kita datang ke tempat pelayanan tapi disambut dengan wajah kaku, tentu rasanya tidak enak. Tapi kalau disapa dengan senyum, meski urusannya panjang, kita tetap tenang. Itulah yang ingin kami tanamkan,” tambahnya.

Cenderamata Sebagai Tanda Terima Kasih

Dalam kegiatan “Polantas Menyapa” yang digelar pada 19 Oktober 2025, Ditlantas Polda Sumbar juga menyiapkan cenderamata kecil bagi masyarakat yang datang mengurus Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB). Bukan nilai barangnya yang menjadi sorotan, melainkan makna di baliknya sebuah simbol penghargaan kepada masyarakat yang tertib administrasi dan patuh aturan.

Salah seorang pengunjung, Rini (34), mengaku terkesan dengan pelayanan yang diterimanya.

“Biasanya kalau ke kantor polisi, saya agak tegang. Tapi hari ini suasananya beda. Disapa dengan ramah, dikasih air minum, bahkan dikasih cenderamata. Rasanya kayak dilayani di tempat publik modern, bukan di kantor penegak hukum,” ujarnya sambil tersenyum.

Dari Penegakan ke Pendekatan Humanis

Kombes Pol Reza menegaskan bahwa program “Polantas Menyapa” merupakan bagian dari transformasi budaya pelayanan di tubuh kepolisian lalu lintas. Ia ingin agar setiap personel memahami bahwa tugas polisi tidak hanya sebatas menindak pelanggar, tetapi juga menjadi pendamping masyarakat di jalan raya.

“Kami tidak ingin masyarakat melihat Polantas hanya saat ada razia atau pelanggaran. Kami ingin hadir sebagai sahabat  tempat bertanya, meminta bantuan, atau sekadar berbagi cerita di tengah perjalanan,” ucapnya dengan senyum hangat.

Ia juga menambahkan, pendekatan humanis bukan berarti melemahkan penegakan hukum. Justru, dengan kedekatan emosional, masyarakat lebih mudah diajak untuk patuh terhadap aturan lalu lintas.

“Kalau masyarakat sudah merasa dihargai, mereka akan lebih sadar pentingnya keselamatan. Bukan karena takut ditilang, tapi karena ingin tertib,” tutur Reza.

Menanamkan Budaya Empati di Jalan Raya

Program ini juga menjadi ruang bagi para personel Polantas untuk menumbuhkan empati. Mereka diajarkan bahwa setiap pengendara punya kisah ada yang sedang terburu-buru karena keluarga sakit, ada yang stres karena pekerjaan, ada pula yang sekadar lupa membawa surat kendaraan.

“Empati tidak berarti kita membiarkan pelanggaran, tapi kita bisa menegur dengan cara yang membuat orang sadar tanpa merasa dipermalukan,” jelas Reza. “Kalimat sederhana seperti ‘hati-hati di jalan ya, Pak, keselamatan lebih penting dari kecepatan’ bisa jauh lebih bermakna daripada sekadar teguran dingin.”

Membangun Citra Polantas yang Bersahabat

Melalui “Polantas Menyapa”, Ditlantas Polda Sumbar berharap masyarakat semakin percaya dan dekat dengan polisi lalu lintas. Program ini juga diharapkan dapat mengubah persepsi lama bahwa Polantas hanya hadir untuk menilang, bukan melayani.

“Kami ingin citra Polantas berubah  dari yang dulu mungkin dianggap tegas tanpa senyum, menjadi sosok yang tetap profesional tapi penuh empati. Kami ingin setiap masyarakat merasa: kalau ada masalah di jalan, Polantas pasti siap membantu,” tutup Kombes Pol Reza Chairul Akbar Sidiq dengan nada bersahaja.

Dengan langkah-langkah kecil seperti ini, Ditlantas Polda Sumbar menegaskan komitmennya untuk menghadirkan pelayanan publik yang berlandaskan keramahan, empati, dan ketulusan. Sebab bagi Kombes Pol Reza, senyum bukan sekadar ekspresi  melainkan jembatan kepercayaan antara polisi dan masyarakat.

(Mond/Rini) 

#DirlantasPoldaSumbar #PoldaSumbar