"Kayu Misterius di Pantai Padang Pascabanjir Diselidiki, Sampel Masuk Uji Forensik"
Serasinews.com, Padang — Hamparan kayu gelondongan yang menguasai pesisir Pantai Padang pascabanjir bandang masih memunculkan pertanyaan besar: apakah kayu-kayu itu hanyut akibat derasnya arus dari hulu, atau justru menjadi jejak praktik illegal logging yang selama ini terpendam?
Untuk memastikan jawabannya, tim gabungan dari KSDA Sumbar, PKH, tim penerbitan kawasan hutan, Mabes Polri, hingga Polda telah turun melakukan penyelidikan. Kepala Balai KSDA Sumbar, Hartono, menegaskan bahwa kesimpulan baru akan ditetapkan setelah investigasi tuntas.
“Kami ingin benar-benar memastikan asal kayu ini, apakah dari hulu atau ada faktor lain,” ujar Hartono di Posko Penanggulangan Bencana Kemenhut, Selasa (9/12/2025).
Sampel Kayu Diuji di Laboratorium
Sejumlah sampel kayu dari titik berbeda di Pantai Padang kini tengah menjalani uji forensik kehutanan. Pemeriksaan ini akan mencocokkan karakter kayu dengan tegakan di kawasan hulu, terutama daerah Palembayan hingga Kota Padang—wilayah yang diduga dilalui material banjir.
Koordinasi lintas lembaga terus dilakukan untuk menelusuri akar penyebab bencana, termasuk potensi kerusakan hutan yang ikut memperburuk dampak banjir.
3.327 Ton Sampah, 1.100 Ton Berupa Kayu
Di saat penyelidikan berjalan, Pemkot Padang berkejaran dengan waktu menangani tumpukan material pascabencana. Kepala DLH Kota Padang, Fadelan Fitra Masta, mencatat total sampah mencapai 3.327 ton, dan 1.100 ton di antaranya adalah kayu gelondongan.
“Beberapa titik pantai seperti ditelan oleh lautan kayu,” kata Fadelan.
Alih-alih dibuang ke TPA, sebagian besar kayu justru dimanfaatkan kembali agar dampaknya tidak menambah beban lingkungan.
Kayu Diolah Warga dan Disalurkan ke Industri
Warga pesisir ikut mengumpulkan kayu-kayu tersebut. Banyak yang memanfaatkannya sebagai bahan bakar untuk usaha kecil, sementara sebagian besar lainnya disalurkan ke PT Semen Padang sebagai bahan bakar alternatif.
“Kami ingin memaksimalkan pemanfaatan kayu, bukan menambah volume ke TPA,” jelas Fadelan.
Strategi 3R dan Target Sembilan Hari
Tim LPS bersama bank sampah menerapkan pemilahan sejak hari pertama, menggunakan prinsip 3R untuk mempercepat pemulihan. Upaya ini meringankan beban armada pengangkut dan mempercepat normalisasi area terdampak. Zona penanganan disebar ke banyak titik dengan target pembersihan selesai dalam sembilan hari.
Menunggu Jawaban Penting
Di tengah upaya pemulihan, kayu-kayu yang awalnya menjadi simbol kerusakan kini beralih menjadi sumber daya yang bermanfaat bagi warga dan industri. Namun satu hal masih menggantung:
Apakah tumpukan kayu itu benar-benar hasil dari banjir besar, ataukah bukti nyata kerusakan hutan yang selama ini tak terungkap?
Hasil uji forensik kini menjadi kunci, dan publik menunggu kepastian itu.
(Rini/Mond)
#BKSDA #IllegalLogging
#BanjirPadang
#

