Aceh Afif Maulana Agam Aipda Dian WR Amak Lisa Arif maulana Arosuka Artikel Artis Minang Bali Balikpapan Bandung banten Banyuwangi Bapenda Batam Bencana alam BMKG Box Redaksi Bukittinggi BWSS V padang Calon Bupati Cikampek Cikarang Dandrem 032 WBR Denpasar Depok Dharmasraya Dinas sosial Dirlantas Polda Sumbar DPRD Padang Filipina gaya hidup gempa gorontalo Gresik Hot New Indonesia Indonesia. infrastruktur Intan jaya Internasional Jakarta Jakarta Selatan Jambi Jawa Tengah Jayapura Jayawijaya Jogyakarta jurnalis Kabupaten Agam Kabupaten Solok KAI Sumbar Kakorlantas Kapolri kasat narkoba kebakaran Kesehatan Kiwirok Kodim 0307 Tanah Datar Korem 032/WB Korpolairud Kota Padang Kriminal Lampung Lembang Leonardy life style Lima Puluh Kota lombok timur Madiun Magelang Makan Bergizi Gratis Makasar manila Medan Mentawai Mimika Narkotika Nasional NTT Oksibil olahraga Opini PADA Padang Padang panjang Padang Pariaman Palimanan Papua parenting Pariaman Pasaman Pasaman barat pasamanbarat pasang Pasuruan Payakumbuh PDAM Pekanbaru Pemko Padang pencabulan Pendidikan peristiwa pertahanan Pesisir Selatan Polda banten Polda Jabar Polda Kalbar Polda Metro Jaya POLDA SulBar POLDA SUMBAR Politik polres Polres 50 kota Polres Dharmasraya Polres Mentawai Polres Padang panjang Polres Pasaman Polres Pasaman Barat Polres Solok Polres solok selatan Polresta bukittinggi Polresta Padang POLRI Polsek bungus barat Polsek Koto Tangah Padang Polsek Lubeg Pontianak Presiden RI Puncak jaya Riau Sawahlunto segmen sianok seherman Semarang Serang Sijunjung Skoliosis SPPG sukabumi Sulawesi Tenggara Sumatera Barat Sumatra barat Surabaya swasembadapangan Tanah datar Terbaru Ternate Timika Papua TNI Uin UIN IB Padang Utama Yalimo Yogyakarta Yuhukimo

Ketua Komisi II DPRD Kota Padang, Rachmat Wijaya, Menyoroti Persoalan Aset Miliaran Rupiah Tidur di Tangan Pemko Padang

 


  Serasinews.com,Padang — Di balik geliat pembangunan dan gencarnya upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), terselip fakta mencengangkan: masih banyak lahan milik Pemerintah Kota (Pemko) Padang yang bernilai miliaran rupiah namun belum tersentuh pemanfaatan optimal.

Ketua Komisi II DPRD Kota Padang, Rachmad Wijaya, menyoroti persoalan itu dengan nada tegas. Ia menilai Pemko harus berhenti menutup mata terhadap aset-aset tidur yang sesungguhnya bisa menjadi mesin ekonomi baru bagi kota ini.

“Pemko Padang perlu membuka data aset tanah secara transparan dan mengelolanya secara profesional. Banyak lahan bernilai tinggi, tapi belum memberikan dampak nyata bagi PAD. Kalau ini dioptimalkan, ketergantungan terhadap APBD bisa berkurang signifikan,” ujar Rachmad dalam wawancara di Kantor DPRD Kota Padang, Kamis (16/10).

Sembilan Aset Bernilai Miliaran yang Masih ‘Diam di Tempat’

Berdasarkan data yang dihimpun Komisi II, sedikitnya sembilan aset tanah potensial milik Pemko Padang memiliki total potensi sewa mencapai Rp1,375 miliar per tahun. Sayangnya, sebagian besar belum dimanfaatkan maksimal.

Beberapa di antaranya bahkan berada di lokasi strategis dengan nilai ekonomi yang menjanjikan:

Tanah Pasar Simpang Haru, Jalan Sawahan — 5.000 m², potensi sewa Rp100 juta/tahun, direncanakan untuk TPS 3R oleh Dinas Lingkungan Hidup.

Tanah Satpol PP 1, Jalan Tan Malaka — 5.118 m², potensi Rp200 juta/tahun, kini dijadikan Jogging Track.

Tanah Satpol PP 2, Jalan Agus Salim — 3.810 m², potensi Rp150 juta/tahun, masih digunakan sebagai parkir Satpol PP dan PDAM.

Tanah Pengembangan Asrama Haji, Parupuk Tabing — 10.143 m², potensi Rp250 juta/tahun.

Tanah Sawah Irigasi, Batang Kabung Ganting — 1.034 m², potensi Rp50 juta/tahun, saat ini masih berupa lahan kosong.

Tanah Pengeringan Ikan, Pasie Nan Tigo — 16.886 m², potensi Rp75 juta/tahun, sedang dalam tahap optimalisasi.

Tanah Pasar Laban, Bungus — 26.143 m², potensi Rp100 juta/tahun, namun belum tergarap maksimal.

Tanah Atom Shopping Center, Jalan Imam Bonjol — 3.008 m², potensi Rp150 juta/tahun, sudah terdapat aktivitas perdagangan.

Tanah eks DKK, Jalan Diponegoro — 4.768 m², potensi tertinggi Rp300 juta/tahun, telah memiliki DED pembangunan PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu).

Jika dikelola dengan perencanaan yang matang, kesembilan aset ini dapat menghasilkan PAD hingga miliaran rupiah setiap tahun. Namun, Rachmad menegaskan, daftar tersebut baru sebagian kecil dari total lahan milik Pemko yang tersebar di seluruh penjuru kota.

“Masih banyak aset yang belum muncul dalam data resmi pemerintah. Padahal nilainya bisa jauh lebih besar dari yang terdaftar saat ini,” ujarnya.

Desakan Audit Aset dan Pembentukan Tim Khusus

Rachmad mengingatkan, aset-aset daerah tidak boleh dibiarkan tanpa arah pemanfaatan. Ia menilai Pemko perlu melakukan audit menyeluruh terhadap seluruh aset tanah agar tidak ada potensi hilang atau terlewat dari pencatatan.

“Kita perlu tahu mana aset yang produktif, mana yang tidak. Kalau perlu bentuk tim khusus pengelolaan aset agar fokus menata dan mengoptimalkan pemanfaatannya. Jangan sampai aset tidur ini malah menjadi beban bagi daerah,” tegasnya.

Langkah audit tersebut, menurutnya, juga penting untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan atau penguasaan aset secara ilegal oleh pihak-pihak tertentu. “Transparansi adalah kunci. Masyarakat punya hak tahu di mana saja aset mereka berada dan untuk apa digunakan,” tambahnya.

Transparansi, Kunci Kepercayaan dan Kemandirian Daerah

Lebih jauh, politisi Partai Gerindra itu menekankan bahwa keterbukaan dalam pengelolaan aset tidak hanya berdampak pada keuangan daerah, tapi juga membangun kepercayaan publik terhadap tata kelola pemerintahan.

“Dengan pengelolaan yang terbuka dan profesional, masyarakat bisa ikut mengawasi. Pemerintah pun bisa memperoleh tambahan PAD tanpa harus membebani rakyat dengan kenaikan pajak atau retribusi,” kata Rachmad.

Sebagai Ketua Komisi II DPRD yang membidangi ekonomi, keuangan, dan aset daerah, ia menegaskan komitmennya untuk terus mengawal dan menekan Pemko Padang agar serius menata aset-aset bernilai tinggi tersebut.

“Potensinya luar biasa besar. Kalau dikelola dengan benar, lahan-lahan ini bisa menjadi sumber PAD berkelanjutan dan solusi konkret untuk memperkuat keuangan daerah,” pungkasnya.

Aset Tidur, Potensi Terbuang

Persoalan aset tidur bukan hanya soal manajemen yang lemah, tetapi juga soal arah kebijakan pembangunan. Tanah yang seharusnya menjadi penggerak ekonomi justru terdiam, menunggu perhatian yang tak kunjung datang.

Kini, bola panas berada di tangan Pemko Padang  apakah akan membiarkan aset bernilai miliaran itu terus menganggur, atau menjadikannya titik balik kemandirian fiskal daerah.

(Mond/Rini) 

  

Label:

Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.