Latest Post

Aceh Afif Maulana Agam Aipda Dian WR Aksibersihpantai Amak Lisa anthropophobia Apelsiaga Apeltanggapbencana Arif maulana Arosuka Artikel Artis Minang balapliar Bali Balikpapan Bandung bansos banten Banyuwangi Bapenda Batam BBM bencana Bencana alam BMKG BNNsumbar Box Redaksi bukit sitinurbaya Bukittinggi BWSS V padang Calon Bupati Cikampek Cikarang cuacapanasekstrem curanmor danabos Dandrem 032 WBR Denpasar Depok Dharmasraya Dinas sosial dinassosial dinassosialpadang Dirlantas Dirlantas Polda Sumbar DirlantasPoldaSumbar DPRD Padang dubalangkota Evakuasi festival sepakbola Filipina gangguanhormon gaya hidup gempa gerakcepatdinsos gorontalo Gresik gurbernurriaukenaottkpk Harisumpahpemuda Hot New HUT Humaspolri ke 74 Indonesia Indonesia. infrastruktur Intan jaya Internasional irigasi Jakarta Jakarta Selatan Jambi Jawa Tengah Jayapura Jayawijaya Jogyakarta jurnalis Kabupaten Agam kabupaten dharmasraya Kabupaten Solok KAI Sumbar Kakorlantas kapolres kapolressijunjung Kapolri kasat narkoba keamanan kebakaran kecamatankototangah kecelakaan kegiatanrutin kejaripesel kekerasan kelangkaanBBM kelangkaansolar kementriankebudayaan kendaraan Kesehatan keselamatan bersama keselamatan kerja kesiapsiagaan kesunyian malam ketertiban umum Kiwirok Kodim 0307 Tanah Datar komplotanganjalATM Korem 032/WB Korpolairud korupsi Kota Padang Kriminal Lampung Lembang Leonardy life style lifestyle Lima Puluh Kota lombok timur Madiun Magelang Makan Bergizi Gratis Makasar manila Medan mentalhealth Mentawai Mimika MTsN10pesisirselatan mutilasibayi nagarisolokambah nagarisulitair narkoba Narkotika Nasional ngaraisianok NTT odgj Oksibil olahraga Opini oprasitumpasbandar2025 OTTKPK PADA Padang Padang panjang Padang Pariaman PadangRancak pajak air tanah Palimanan pandekarancak Papua parenting Pariaman Pasaman Pasaman barat pasamanbarat pasang pasarrayapadang Pasuruan Payakumbuh PDAM Pekanbaru pelayananhumanis pelayanansosial pemerasan Pemko Padang pencabulan Pendidikan penegakanhukum penemuanbayi penemuanmayat penganiayaan Perceraian peristiwa peristiwadaerah perlindungananak pertahanan Pesisir Selatan Peti PKL Polda banten Polda Jabar Polda Kalbar Polda Metro Jaya polda Papua POLDA SulBar POLDA SUMBAR Poldasumbar Policegoestoscool Politik polPP polres Polres 50 kota Polres Dharmasraya Polres Mentawai Polres Padang panjang Polres Pasaman Polres Pasaman Barat Polres Solok Polres solok selatan polrespasaman polrespasamanbarat polrespesel Polresta bukittinggi Polresta Padang polrestapadang POLRI Polsek bungus barat Polsek Koto Tangah Padang Polsek Lubeg Pontianak premanisme Presiden RI psp padang Puncak jaya Razia Riau sabu satgasoprasidamai satlantaspolresta SatpolPP Sawahlunto segmen sianok seherman Semarang semenpadang sepakbola sepakbolaindonesia Serang Sijunjung sikat singgalang2025 silent treatment simulasibencana siswismptewassaathiking Skoliosis SMA1pulaupunjung sobatlalulintasrancakbana solok solokarosuka solokselatan solsel Sosialisasi SPBUganting SPPG Strongpoint subsidi ilegal sukabumi Sulawesi Tenggara Sumatera Barat SumateraBarat Sumatra barat Surabaya swasembadapangan tambangilegal Tanah datar tanahdatar tanggapdarurat tawuran Terbaru Ternate Timika Papua timklewang TNI transpadang transportasi tsunamiDrill Uin UIN IB Padang Utama Yalimo Yogyakarta Yuhukimo

 

  Serasinews.com,Jayapura, 24 Oktober 2025 – Personel Subsatgas Investigasi Operasi Damai Cartenz melaksanakan penyerahan tersangka dan barang bukti (Tahap II) kepada Kejaksaan Negeri Jayapura, Jumat pagi (24/10). Tersangka yang diserahkan adalah Yopi Balingga, yang diduga terlibat dalam jaringan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah pegunungan tengah Papua.

Kegiatan ini dipimpin oleh IPTU Kamaruddin, S.H., didampingi oleh Bripka Jefri J. Thomas dan Briptu Arthur D. Sanadi. Proses penyerahan dimulai pukul 09.00 WIT dengan persiapan di Dit Tahti Polda Papua. Sekitar pukul 09.30 WIT, tersangka dikeluarkan dari ruang tahanan dan dibawa menuju Kejaksaan Negeri Jayapura. Tepat pukul 10.51 WIT, dilakukan serah terima tersangka beserta barang bukti berupa 16 butir amunisi kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Tersangka Yopi Balingga sebelumnya diamankan oleh personel Operasi Damai Cartenz pada akhir Agustus 2025 di Kabupaten Lanny Jaya. Berdasarkan hasil penyelidikan, yang bersangkutan berperan sebagai kurir dan penyimpan amunisi yang akan disalurkan kepada salah satu kelompok KKB di Kabupaten Nduga. Barang bukti berupa amunisi ditemukan saat proses penangkapan dan telah diamankan untuk kepentingan penyidikan.

Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol Dr. Faizal Ramadhani, S.Sos., S.I.K., M.H., memberikan apresiasi atas kinerja tim yang telah menyelesaikan proses hukum hingga tahap II dengan profesional.

“Langkah ini menunjukkan komitmen kami dalam menegakkan hukum secara transparan dan berkeadilan, sebagai wujud kehadiran negara dalam menjaga stabilitas keamanan di Tanah Papua,” ujar Brigjen Faizal.


Sementara itu, Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Pol Adarma Sinaga, S.I.K., M.Hum., menekankan pentingnya kolaborasi antarinstansi dalam proses penegakan hukum.

“Sinergi antara kepolisian dan kejaksaan menjadi kunci agar proses hukum berjalan sesuai prosedur, berdasarkan prinsip hukum dan kemanusiaan,” tegasnya.


Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung aman, tertib, dan lancar hingga selesai.
Penyerahan tersangka dan barang bukti ini merupakan bagian dari komitmen Operasi Damai Cartenz dalam menjalankan penegakan hukum yang profesional, humanis, dan berkeadilan di wilayah.


 

Serasinews.com, Padang — Suasana semarak bakal menyelimuti Lapangan Imam Bonjol, Padang, mulai 26 Oktober hingga 2 November 2025. Selama sepekan penuh, ratusan bocah dari berbagai Sekolah Sepak Bola (SSB) akan menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam Festival Sepakbola ASKOT PSSI Kota Padang U-10 dan U-12, memperebutkan Piala Wali Kota Padang.

Namun, ajang ini bukan sekadar soal siapa juara. Lebih dari itu, festival ini menjadi wadah pembinaan dan pencarian bibit muda potensial, demi melahirkan generasi penerus sepakbola Sumatera Barat dan Indonesia.

Mastilizal Aye: Pembinaan Adalah Investasi Jangka Panjang

Ketua ASKOT PSSI Kota Padang, Mastilizal Aye, menegaskan pentingnya pembinaan sejak usia dini. Menurutnya, tanpa proses yang terstruktur dan berkesinambungan, mustahil Padang bisa mencetak pemain yang mampu bersaing di level nasional bahkan internasional.

“Anak-anak inilah pondasi masa depan sepakbola kita. Kalau mereka dibina dengan baik dan sistematis, maka sepuluh tahun ke depan, kita akan melihat pemain asal Padang mengenakan seragam tim nasional,”
— ujar Mastilizal Aye, Jumat (24/10/2025).


Ia menekankan bahwa festival ini tidak hanya menonjolkan kompetisi, tetapi juga menjadi sarana membentuk karakter, sportivitas, dan mental bertanding para pemain muda.

“Sepakbola bukan hanya soal menang atau kalah, tapi soal kerja sama, disiplin, dan semangat pantang menyerah,” tambahnya.


Menghidupkan Kembali Sepakbola Akar Rumput

Festival ini menjadi bukti nyata komitmen ASKOT PSSI Padang dalam membangun sepakbola akar rumput (grassroots football). Puluhan tim SSB dari berbagai penjuru kota akan berlaga setiap hari, mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WIB, di lapangan hijau yang sarat sejarah—Lapangan Imam Bonjol.

Dukungan Pemerintah Kota Padang dan berbagai pihak juga menjadi kunci keberhasilan kegiatan ini. Mastilizal mengapresiasi kolaborasi antara pelatih, orang tua, dan pengurus SSB yang terus mendorong perkembangan talenta muda.

“Membina anak-anak ini berarti membangun masa depan olahraga kita. Dukungan semua pihak adalah energi terbesar,” tegasnya.


Piala Wali Kota: Lebih dari Sekadar Trofi

Piala Wali Kota Padang bukan hanya simbol kemenangan, tetapi juga apresiasi atas semangat, kerja keras, dan mimpi anak-anak Padang di dunia sepakbola. Turnamen ini juga menjadi ajang pemantauan bakat, di mana pemandu bakat dan pelatih klub besar berkesempatan melihat potensi pemain muda yang siap diasah menjadi bintang masa depan.

Tak menutup kemungkinan, dari festival inilah lahir pemain yang suatu hari akan membela Semen Padang FC atau bahkan Tim Nasional Indonesia.

Sepakbola sebagai Pendidikan Karakter

Lebih jauh, Mastilizal Aye mengingatkan bahwa sepakbola memiliki nilai lebih dari sekadar olahraga.

“Sepakbola itu guru kehidupan. Dari sini anak-anak belajar tentang kerja keras, rendah hati, dan kebersamaan. Kalau pembinaannya serius, dari lapangan inilah lahir generasi bermental juara,” ujarnya penuh semangat.


Ia berharap tradisi Padang sebagai gudang pesepakbola berbakat terus berlanjut melalui sistem pembinaan yang berjenjang dan konsisten.

“Kita mulai dari bawah. Dari mereka yang hari ini bermain dengan tawa dan semangat di Lapangan Imam Bonjol,” tandasnya.


Lapangan Mimpi, Harapan Masa Depan

Festival Sepakbola ASKOT PSSI Kota Padang bukan sekadar turnamen anak-anak, tetapi panggung kecil bagi mimpi besar. Di balik teriakan penonton dan tawa riang bocah-bocah di lapangan, tersimpan harapan besar: suatu hari nanti, salah satu dari mereka akan berdiri gagah mengenakan seragam Merah Putih, mewakili Indonesia di panggung dunia.

“Kita tidak hanya mencari siapa yang terbaik hari ini,” tutup Mastilizal Aye,
“tetapi siapa yang akan menjadi masa depan sepakbola Indonesia.”


📅 Tanggal: 26 Oktober – 2 November 2025
🕗 Waktu: 08.00 – 18.00 WIB
📍 Lokasi: Lapangan Imam Bonjol, Padang
🏆 Event: Festival Sepakbola ASKOT PSSI Kota Padang U-10 & U-12 — Piala Wali Kota Padang

(Rini/Mond)
#Olahraga #Sepakbola #Padang #FestivalSepakbola #ASKOTPSSI

 

Serasinews.com, Padang –
Harapan untuk menghidupkan kembali kejayaan PSP Padang, klub kebanggaan masyarakat Kota Bingkuang, mulai menemukan titik terang. Menjelang bergulirnya kompetisi Liga 4 Indonesia, satu nama mencuat ke permukaan dan menjadi buah bibir di kalangan pecinta sepak bola Ranah Minang: Mastilizal Aye — sosok yang kini disebut-sebut sebagai calon kuat Ketua Umum PSP Padang.

Bukan tanpa alasan nama ini mencuri perhatian. Mastilizal Aye dikenal sebagai figur yang hidup dan tumbuh bersama sepak bola Padang. Ia saat ini menjabat sebagai Ketua Askot PSSI Padang sekaligus Wakil Ketua DPRD Kota Padang dari Partai Gerindra. Di luar panggung politik, Aye aktif menggerakkan roda pembinaan sepak bola lokal — mulai dari turnamen antar kampung hingga program pengembangan usia muda.

“Terima kasih atas dukungan masyarakat dan para pecinta PSP Padang. Jika Wali Kota berkenan memberikan kepercayaan, saya siap mengemban amanah itu,” ujar Aye kepada Dirgantaraonline, Jumat (24/10/2025), melalui pesan WhatsApp.

Kilas Balik: Saat PSP Padang Berjaya

Bagi generasi lama pecinta sepak bola, nama PSP Padang atau “Pandeka Minang” bukan sekadar klub — ia simbol kejayaan Sumatera Barat di pentas nasional. Di era 1990-an, PSP menjadi kekuatan yang diperhitungkan di Liga Indonesia (Divisi Utama), bahkan sempat menembus tujuh besar Liga Kansas, kompetisi profesional pertama pasca-era Galatama dan Perserikatan.

Namun, masa keemasan itu memudar. Masalah manajemen, keterbatasan dana, hingga minimnya pembinaan usia muda membuat PSP perlahan tenggelam. Kini, klub yang dulu membuat riuh GOR Haji Agus Salim itu harus berjuang dari bawah, tepatnya di Liga 4 Indonesia, kasta terendah dalam piramida sepak bola nasional.

Dukungan Pemerintah, Optimisme Baru

Di bawah kepemimpinan Wali Kota Padang Fadly Amran dan Wakil Wali Kota Maigus Nasir, muncul semangat baru untuk mengembalikan kejayaan PSP. Pemerintah kota menyatakan dukungan penuh terhadap revitalisasi klub yang menjadi kebanggaan masyarakat Minang itu — dari pembenahan manajemen, pembangunan akademi, hingga penataan finansial agar bisa bersaing kembali di level nasional.

Jika dipercaya memimpin, Mastilizal Aye berkomitmen untuk langsung bekerja.

“Langkah pertama tentu membentuk tim profesional — memilih pelatih yang tepat dan menyiapkan anggaran kompetisi. Tapi semua menunggu keputusan resmi dari Wali Kota,” ujarnya.

Selain membenahi manajemen, Aye menegaskan pentingnya pembinaan pemain muda lokal agar PSP tak lagi bergantung pada pemain dari luar daerah. Menurutnya, Padang dan Sumatera Barat memiliki banyak talenta yang hanya membutuhkan pembinaan yang serius dan berkesinambungan.

Menyongsong Kebangkitan Pandeka Minang

Bagi masyarakat Padang, PSP lebih dari sekadar klub sepak bola. Ia adalah warisan, kebanggaan, dan cerminan semangat masyarakat Ranah Minang. Karena itu, kemunculan figur seperti Mastilizal Aye — yang memiliki rekam jejak kuat di olahraga sekaligus akses politik — dianggap sebagai peluang emas untuk membangun kembali pondasi klub.

Dengan kombinasi pengalaman organisasi, jaringan politik, dan kepedulian terhadap olahraga, Aye diyakini mampu menjadi jembatan antara klub dan pemerintah. Harapannya jelas: PSP tak hanya bangkit, tapi juga kembali disegani.

Kini, publik menanti restu resmi dari Wali Kota Padang dan langkah konkret berikutnya. Satu hal pasti — api kebangkitan Pandeka Minang sudah kembali menyala.
Dukungan masyarakat, suporter, dan pemerintah menjadi bahan bakar baru bagi PSP untuk kembali berlari, bukan hanya di kancah lokal, tapi menuju pentas nasional.

(Rini/mond)
#PSPPadang #Sepakbola #OlahragaSumbar #PandekaMinang

 

Padang, Serasinews.com—
Terik matahari di kawasan Komplek Perumahan Belimbing, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Jumat (24/10/2025), tidak hanya membakar aspal dan tanah galian, tetapi juga kesabaran para pekerja proyek drainase. Di antara debu dan batu yang berserak, mereka tampak duduk termenung di tepi lubang saluran air yang belum tersentuh semen.

“Sudah siang, tapi semen belum datang. Batu ada, tapi percuma. Kami cuma bisa duduk begini,” ujar seorang pekerja dengan nada kecewa saat ditemui Integritas.

Proyek yang seharusnya menjadi solusi bagi masalah genangan air di kawasan tersebut justru tersendat karena ketiadaan material utama. Tidak ada semen berarti tidak ada pekerjaan — dan bagi para pekerja harian, itu berarti tidak ada penghasilan.

“Kami dibayar kalau kerja. Kalau bahan belum datang, kami tidak dapat apa-apa. Hari ini ya habis begitu saja,” keluhnya, menyeka keringat di wajahnya yang letih.

Warga Ikut Terimbas

Kemacetan kecil kini menjadi pemandangan sehari-hari di jalan utama komplek Belimbing. Separuh badan jalan tertutup galian proyek yang belum rampung, memaksa pengendara melambat dan saling bergantian melewati jalur sempit.

“Anak-anak sekolah, mobil belanja, semua terganggu. Kalau proyeknya molor, kami juga yang susah,” kata Roni, warga setempat, dengan nada kesal.
Ia menilai pelaksanaan proyek tidak disiapkan dengan matang. “Kalau sudah mulai kerja, mestinya bahan sudah lengkap. Jangan warga yang jadi korban,” tambahnya.

Kemarahan di Lapangan

Kekecewaan para pekerja pun tak terbendung. Salah seorang di antaranya melontarkan sindiran keras dalam logat Minang yang kental, “Kalau ndak ado piti, jaan diambiak karajo ko. Atau pinjam dulu piti den. Supayo jan taniayo urang banyak dek awak.”

Ucapan itu menggambarkan rasa frustasi terhadap pelaksana proyek yang dianggap tidak siap secara keuangan maupun manajemen.

Dinas PUPR Belum Memberi Tanggapan

Tim Integritas telah mencoba menelusuri pihak yang bertanggung jawab atas proyek drainase (plat duiker) tersebut. Upaya konfirmasi kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Padang, khususnya Bidang Cipta Karya, belum membuahkan hasil. Hingga berita ini diturunkan, panggilan dan pesan yang dikirim belum mendapat respons.

Minim Transparansi, Masyarakat Pertanyakan Pengawasan

Keterlambatan proyek publik seperti ini menimbulkan tanda tanya besar: bagaimana bisa proyek pemerintah berjalan tanpa kesiapan material yang memadai?
Bagi warga, dampaknya nyata — mulai dari gangguan akses jalan hingga kekhawatiran proyek tak selesai tepat waktu.

“Pemerintah harus tegas pada rekanan yang tidak profesional. Jangan sampai masyarakat terus dirugikan,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Catatan Akhir

Proyek drainase Belimbing menjadi potret kecil dari persoalan besar infrastruktur daerah: koordinasi yang lemah, pengawasan yang minim, dan tanggung jawab sosial yang belum tumbuh.

Selama semen belum datang, para pekerja hanya bisa menunggu di tepi galian yang menganga — sementara warga terus berharap agar jalan yang menjadi urat nadi mereka kembali bisa dilewati tanpa hambatan dan kekecewaan.

(Hen/Rini/mond)
#Infrastruktur #Padang

 


Padang, Serasinews.com— Suasana malam di Kota Padang yang biasanya ramai oleh hiruk-pikuk pedagang kaki lima (PKL) mendadak berubah tegang, Rabu malam (22/10/2025). Satu per satu lapak, tenda, dan gerobak di sepanjang trotoar serta sebagian badan jalan dibongkar oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Langkah tegas ini merupakan bagian dari penegakan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Ketentraman dan Ketertiban Umum, yang menegaskan larangan penggunaan fasilitas publik untuk berjualan.

Razia Malam di Titik Macet Kota

Sekitar pukul 20.00 WIB, puluhan personel Satpol PP mulai bergerak ke sejumlah lokasi yang dikenal padat dan rawan macet, seperti kawasan kampus UPI YPTK di Jalan Dr. Sutomo, Jalan Koto Tinggi Jati Baru, Jalan S. Parman, hingga area Khatib Sulaiman.

Suara mobil patroli, gemuruh alat bongkar, dan percakapan antara petugas dan pedagang mewarnai suasana malam itu. Beberapa pedagang tampak pasrah saat meja dan tenda jualan mereka diangkut ke truk Satpol PP.

“Kami sudah berkali-kali memberi imbauan, tapi banyak yang tetap kembali berjualan di tempat terlarang. Karena itu, malam ini kami ambil tindakan tegas,” ujar Rozaldi Rosman, S.STP., M.Si, Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Kota Padang.

Aduan Warga Jadi Titik Awal

Rozaldi menjelaskan, penertiban ini digelar menyusul banyaknya laporan masyarakat yang mengeluhkan trotoar dan bahu jalan yang dipenuhi pedagang.

“Trotoar itu untuk pejalan kaki, bukan untuk lapak. Selain mengganggu kenyamanan, aktivitas mereka juga menimbulkan kemacetan, terutama di sekitar kampus dan pusat kuliner,” katanya.

Sebelum razia dimulai, kawasan tersebut memang tampak semrawut — kendaraan parkir sembarangan, asap gorengan mengepul di antara lampu jalan, dan tenda jualan menjorok ke jalan raya.

Barang Sitaan dan Proses Hukum

Barang-barang hasil penertiban tidak langsung dikembalikan. Semuanya diserahkan ke Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) untuk proses hukum lebih lanjut.

“Kita ingin memberi efek jera, supaya tidak muncul kesan razia hanya formalitas,” tegas Rozaldi.

Ia menambahkan, operasi serupa akan terus dilakukan secara berkala di berbagai titik lain yang berpotensi menjadi lokasi PKL liar.

“Padang Rancak”: Visi Kota Tertib dan Nyaman

Langkah penertiban ini sejalan dengan program “Padang Rancak” — sebuah visi Pemerintah Kota untuk menjadikan Padang sebagai kota yang bersih, tertib, dan nyaman bagi semua.

“Kalau trotoar bisa difungsikan kembali untuk pejalan kaki, lalu lintas lancar, dan wajah kota rapi, barulah Padang bisa disebut benar-benar rancak,” ujar Rozaldi. “Tapi itu tak bisa tercapai tanpa dukungan masyarakat.”

Antara Ketertiban dan Penghidupan

Langkah tegas Satpol PP ini menuai beragam reaksi. Sebagian warga mendukung, namun sebagian lain mengkhawatirkan nasib PKL yang menggantungkan hidup pada lapak-lapak tersebut.

“Penertiban boleh, tapi tolong sediakan tempat yang layak untuk mereka. Jangan cuma dibongkar tanpa solusi,” kata Rina, warga yang sering melintas di Jalan S. Parman.

Sebaliknya, pengguna jalan seperti Doni, pengendara ojek online, justru merasa lega. “Biasanya susah lewat sini malam-malam. Sekarang lebih lancar tanpa tenda jualan di badan jalan,” ujarnya.

Penertiban Berkelanjutan

Pemko Padang menegaskan, operasi ini bukan sekadar razia sesaat. Pemerintah berkomitmen menjaga keseimbangan antara ketertiban kota dan ruang usaha masyarakat kecil.

“Tujuan kami bukan mematikan usaha rakyat, tapi menata agar kota ini bisa nyaman untuk semua,” tutup Rozaldi.

(Rini)
#SatpolPP #PKL #PadangRancak

 


Serasinews.com, Pasaman Barat – Untuk memperkuat pengamanan dan meningkatkan respons terhadap potensi gangguan kamtibmas, Kapolres Pasaman Barat AKBP Agung Tribawanto resmi meluncurkan Peleton Pengurai Massa dan Patroli (Pamapta) di halaman Mako Polres Pasaman Barat, Senin (21/10/2025).

Dalam upacara peluncuran yang berlangsung penuh semangat, Kapolres menegaskan bahwa pembentukan Pamapta bukan sekadar seremoni, tetapi merupakan bagian dari strategi konkret Polres dalam menghadapi tantangan keamanan yang semakin dinamis.

“Pamapta adalah ujung tombak kami dalam merespons cepat setiap gangguan keamanan, mulai dari unjuk rasa hingga situasi darurat. Kami ingin masyarakat merasa aman dan percaya bahwa Polri selalu hadir,” ujar AKBP Agung.

Unit Pamapta terdiri dari personel terlatih yang telah dibekali kemampuan khusus, termasuk taktik pengendalian massa, komunikasi lapangan, dan penggunaan peralatan keamanan modern. Mereka dipersiapkan untuk bertindak cepat, tepat, dan tetap mengedepankan pendekatan humanis dalam setiap tugas.

Lebih dari sekadar pasukan pengurai massa, Pamapta juga menjalankan patroli rutin dan pendekatan dialogis guna menjaga hubungan harmonis antara polisi dan masyarakat.

“Keberadaan Pamapta adalah simbol nyata kehadiran Polri yang melindungi, bukan menakuti. Kami ingin masyarakat Pasaman Barat merasa tenang dan terlindungi,” tambah Kapolres.

Langkah ini mendapat sambutan positif dari berbagai elemen masyarakat yang melihat Pamapta sebagai solusi tepat di tengah dinamika sosial yang berkembang. Dengan hadirnya unit ini, Polres Pasaman Barat semakin siap menjaga wilayah agar tetap aman, tertib, dan kondusif.

(Rini)
#PolresPasamanBarat#Polri

 

  Serasinews.com,Padang,— Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V Padang kini berada di garda depan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 02 Tahun 2025 tentang percepatan rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi di seluruh Indonesia.

Lebih dari sekadar membangun saluran air, langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia di tengah tantangan nyata: perubahan iklim, degradasi lahan, dan kebutuhan air yang terus meningkat.

Fokus di Hulu: Irigasi Tersier, Kunci Produktivitas

Di Sumatera Barat, perhatian utama BWS Sumatera V Padang tertuju pada rehabilitasi jaringan irigasi tersier—jaringan paling dekat dengan lahan pertanian rakyat. Di sinilah dampak nyata terasa. Ketika air mengalir lancar ke sawah, kehidupan petani ikut bergerak.

“Kami tidak hanya membangun saluran, kami menghidupkan kembali pertanian. Ketika air lancar, panen meningkat, ekonomi petani bangkit,” ujar salah satu pejabat teknis BWS. 

Melalui kolaborasi erat dengan pemda, kelompok tani, dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), BWS Sumatera V memastikan seluruh proses berjalan terarah: dari perencanaan teknis, pengerjaan lapangan, hingga pemeliharaan sistem yang efisien.

Manfaat Nyata: Dari Petak Sawah ke Peta Ketahanan Pangan Nasional

Pelaksanaan Inpres ini membuka banyak peluang jangka panjang:

Produktivitas Naik: Air irigasi yang stabil memungkinkan petani menanam lebih sering, meningkatkan indeks pertanaman, dan memperluas lahan produktif.

Swasembada Pangan: Sumatera Barat sebagai lumbung beras di Sumatera kini didukung infrastruktur yang lebih siap, memperkuat kontribusinya pada ketahanan pangan nasional.

Mitigasi Risiko Gagal Panen: Irigasi yang baik jadi benteng menghadapi kekeringan dan perubahan cuaca ekstrem.

Efisiensi dan Inovasi: Teknologi seperti sistem irigasi tertutup, pengaturan debit otomatis, hingga pemantauan digital mulai diterapkan untuk penggunaan air yang lebih hemat dan tepat.

Pemberdayaan Petani: Lewat program padat karya dan penguatan kelembagaan P3A, petani tidak hanya sebagai penerima manfaat, tapi juga pengelola infrastruktur irigasi mereka sendiri.

Pertumbuhan Ekonomi Daerah: Dengan irigasi yang baik, sektor pertanian tumbuh, industri pengolahan hasil tani berkembang, dan ekonomi lokal ikut bergerak.

Kolaborasi: Fondasi Keberlanjutan

Keberhasilan program ini tak lepas dari sinergi antar pihak: pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat. BWS Sumatera V Padang berperan sebagai penghubung antara kebijakan nasional dan realita lapangan.

Lebih dari pembangunan fisik, BWS juga mengembangkan sistem pemantauan berbasis data untuk memastikan proyek berjalan tepat sasaran dan berkelanjutan. Data ini menjadi landasan pengambilan keputusan yang lebih akurat di masa depan.

Menuju Kedaulatan Pangan Lewat Irigasi yang Tangguh

Dengan semangat kolaborasi dan komitmen kuat, program ini diharapkan menjadi landasan Indonesia menuju kemandirian dan kedaulatan pangan. Ini bukan hanya soal membangun saluran air, tetapi soal membangun ekosistem pertanian yang tangguh, modern, dan berkelanjutan.

“Air adalah kehidupan. Dan irigasi, adalah jalannya menuju kesejahteraan,” itulah semangat yang terus mengalir bersama BWS Sumatera V Padang.

Jika kamu butuh versi ringkas, siaran pers, atau naskah video dari narasi ini, tinggal beri tahu.

(Rini

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.