Aceh Afif Maulana Agam Aipda Dian WR Amak Lisa Arif maulana Arosuka Artikel Artis Minang Bali Balikpapan Bandung banten Banyuwangi Batam Bencana alam Box Redaksi Bukittinggi BWSS V padang Calon Bupati Cikampek Cikarang Dandrem 032 WBR Denpasar Depok Dharmasraya Dinas sosial Dirlantas Polda Sumbar DPRD Padang Filipina gaya hidup gorontalo Gresik Hot New Indonesia Indonesia. infrastruktur Intan jaya Internasional Jakarta Jakarta Selatan Jambi Jawa Tengah Jayapura Jayawijaya Jogyakarta jurnalis Kabupaten Agam Kabupaten Solok KAI Sumbar Kakorlantas Kapolri kasat narkoba kebakaran Kesehatan Kiwirok Kodim 0307 Tanah Datar Korem 032/WB Korpolairud Kota Padang Kriminal Lampung Lembang Leonardy life style Lima Puluh Kota lombok timur Madiun Magelang Makan Bergizi Gratis Makasar manila Medan Mentawai Mimika Narkotika Nasional NTT Oksibil olahraga Opini PADA Padang Padang panjang Padang Pariaman Palimanan Papua parenting Pariaman Pasaman Pasaman barat pasamanbarat pasang Pasuruan Payakumbuh PDAM Pekanbaru Pemko Padang pencabulan Pendidikan peristiwa Pesisir Selatan Polda banten Polda Jabar Polda Kalbar Polda Metro Jaya POLDA SulBar POLDA SUMBAR Politik polres Polres 50 kota Polres Dharmasraya Polres Mentawai Polres Padang panjang Polres Pasaman Polres Pasaman Barat Polres Solok Polres solok selatan Polresta bukittinggi Polresta Padang POLRI Polsek bungus barat Polsek Koto Tangah Padang Polsek Lubeg Pontianak Presiden RI Puncak jaya Riau Sawahlunto seherman Semarang Serang Sijunjung Skoliosis SPPG sukabumi Sulawesi Tenggara Sumatera Barat Sumatra barat Surabaya swasembadapangan Tanah datar Terbaru Ternate Timika Papua TNI Uin UIN IB Padang Utama Yalimo Yogyakarta Yuhukimo

Batu Beronjong Jadi Penjaga Sungai, Redakan Waswas Warga Parak Buruk


Serasinews.com, Padang – Bagi warga Parak Buruk, Kelurahan Batipuh Panjang, Kecamatan Koto Tangah, setiap kali hujan deras turun bukan hanya soal air yang membasahi bumi. Ada rasa waswas yang ikut mengalir bersama derasnya air, terutama bagi mereka yang tinggal di bantaran sungai.

“Kalau hujan deras, kami di sini resah sekali. Takut arus besar datang lagi,” ucap Joni, salah seorang warga Parak Buruk, Sabtu (27/9/2025).

Rasa khawatir itu bukan tanpa alasan. Setiap kali hujan mengguyur deras, debit air sungai kerap meningkat, membawa arus deras yang menggerus dinding sungai. Tebing di beberapa titik semakin rapuh, sementara rumah-rumah warga berdiri hanya beberapa meter dari tepian air.

“Sering kali kami lihat air menghantam tebing. Kalau lama-lama dibiarkan, bisa runtuh ke rumah-rumah kami,” ungkap Yurnalis, warga lain yang rumahnya berjarak hanya selangkah dari bantaran.

Batu Beronjong, Penjaga Baru Sungai

Di tengah keresahan itu, harapan baru muncul. Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V melalui tim teknisnya membangun batu beronjong sepanjang 150 meter di kawasan Batipuh Panjang. Bagi warga, beronjong ini bukan sekadar susunan kawat baja berisi batu. Ia adalah tameng, benteng pertama yang melindungi mereka dari ancaman erosi.

Satriawan, Pejabat Pembuat Komitmen Operasi dan Pemeliharaan (PPKOP) BWS Sumatera V Padang, menegaskan bahwa pembangunan beronjong tersebut bukan hanya soal infrastruktur semata, tetapi soal keselamatan.

“Fungsi utamanya bukan sekadar memperkuat jembatan, tapi juga menjaga stabilitas aliran sungai. Tanpa perlindungan ini, arus deras bisa merusak bantaran, bahkan mengancam rumah-rumah warga,” jelasnya.

Ia menambahkan, beronjong ibarat pagar kuat yang menahan gempuran air. Ketika arus menghantam, tenaga air akan terpecah dan tertahan oleh susunan batu di dalam kawat baja. “Kalau tidak ada beronjong, tebing bisa terus tergerus. Lama-lama bukan hanya lahan yang hilang, tapi juga tempat tinggal warga,” lanjut Satriawan.

Oprit Jembatan dan Sinergi Pembangunan

Selain beronjong, di lokasi yang sama juga tengah dikerjakan pembangunan oprit jembatan sepanjang 100 meter oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Padang. Pembangunan ini memperkuat akses masyarakat sekaligus mengurangi risiko kerusakan jembatan akibat derasnya arus.

Kepala Dinas PUPR Kota Padang, Tri Hadiyanto, menyebutkan proyek oprit di Parak Buruk merupakan bagian dari paket pembangunan jembatan tahap I, yang juga dilaksanakan di Bungus Timur. Dengan anggaran sebesar Rp1,53 miliar dari APBD Kota Padang, pengerjaan di Parak Buruk dilakukan oleh CV Arsa Nusantara Persada sejak 22 Juli dan dijadwalkan selesai pada 15 Desember 2025.

Namun, meski proyek oprit penting untuk akses transportasi, bagi warga Parak Buruk, batu beronjong jauh lebih terasa manfaatnya. Ia seperti penghalang antara keresahan dan ketenangan, antara ancaman dan harapan.

Warga Sambut Hangat, Waswas Mulai Reda

Saat peninjauan lapangan, banyak warga yang ikut menyaksikan pengerjaan beronjong. Mereka merasa langkah cepat ini memberi rasa aman yang selama ini mereka rindukan.

“Kalau beronjong sudah terpasang, kami bisa lebih tenang. Tidak lagi tiap hujan takut rumah terbawa arus,” kata Yurnalis dengan nada lega.

Camat Koto Tangah, Fizlan Setiawan, serta Lurah Batipuh Panjang, Saputra Herianto, turut hadir bersama masyarakat. Mereka menyebut pembangunan ini sebagai bukti sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.

Lebih dari Sekadar Proyek

Bagi Satriawan, pembangunan beronjong bukanlah proyek rutin semata. Setiap kawat yang dianyam dan setiap batu yang ditata adalah upaya nyata untuk melindungi kehidupan warga.

“Ketahanan sungai adalah ketahanan masyarakat. Kalau sungai aman, warga pun bisa hidup lebih tenang. Kami ingin beronjong ini bukan hanya bertahan lama, tapi juga memberi rasa aman yang nyata,” tuturnya.

Kini, keresahan warga Parak Buruk mulai terlipur sudah. Hujan deras memang masih akan datang, tapi dengan adanya beronjong, mereka punya benteng baru untuk menghadapi derasnya arus.

(Rini/mond) 

Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.