Latest Post

Aceh Afif Maulana Agam AIDS Aipda Dian WR AirterjunLembahAnaiMeluap Aksibersihpantai AksiJalanan Aleknagari Amak Lisa AnjingPelacak anthropophobia Antikorupsi Apelsiaga Apeltanggapbencana Arif maulana Arosuka Artikel Artis Minang Asusila balapliar BalapMotor Bali Balikpapan Bandung Banji Banjir BanjirAceh BanjirAgam BanjirBandang BanjirPadang BanjirSumatera BanjirSumbar BanjirSumut bansos banten BantuanBencanaAcehHilang BantuanKorbanBencanaPasbar Banyuwangi Bapenda Batam Batuk BBM bencana Bencana alam Bencanaalam BencanaAlamSumateraBarat BencanaHidrometeorologi BencanaKotaPadang BencanaSumatera BencanaSumbar BerantasNarkoba BibitSiklonTropis95B BKSDA BMKG BNNsumbar BNPB BobonSantoso Box Redaksi BPBDKabupatenAgam BPBDPadang BPBDSumbar BPHMigas BrimobPoldaSumbar Brimobuntukindonesia bukit sitinurbaya Bukittinggi BungaBangkai BungaRafflesia BWSS V padang BWSSV BWSSVPadang Calon Bupati cemburubuta CerintIrallozaTasya Cikampek Cikarang CuacaEkstrem cuacapanasekstrem curanmor danabos Dandrem 032 WBR dankodaeral II Denpasar Depok DeptCollector Dharmasraya Dinas sosial DinasPendidikanSumbar DinasPerpusipPadang DinasPerpustakaandanArsip DinasPertanian dinassosial dinassosialpadang Dirlantas Dirlantas Polda Sumbar DirlantasPoldaSumbar DitpolairudPoldaSumbar DPCPKBkotapadang DPDRI DPR DPRD Padang DPRDpadang DPRDsumbar DPUPR DPUPRPadang dubalangkota EmpatPilar Enarotali Evakuasi festival sepakbola Filipina Galodo GalodoLembahAnai gangguanhormon GanjaKering gaya hidup GayaHidup gempa gerakcepatdinsos gorontalo GrasstrackMotocross Gresik GunungMerapiErupsi gurbernurriaukenaottkpk HAM HargaCabaiNaik Haripahlawan Harisumpahpemuda Hidroneteologi Hipnotis HismawaMigas HIV Hot New HubunganSesamaJenis hukum Huntara HUT Humaspolri ke 74 HUT80Brimob Hutan IKW IKWRI IlegalFishing IllegalLogging Indonesia Indonesia. indonesiamaju infrastruktur Intan jaya Internasional irigasi Islam Islami Jakarta Jakarta Selatan JalanLembahAnaiPutus JalanLongsor JalanRetak Jambi Jawa Tengah Jayapura Jayawijaya JembatanPutus JembatanRetak Jogyakarta jurnalis JusufKalla K9 Kabupaten Agam kabupaten dharmasraya Kabupaten Solok KabupatenAgam KabupatenDharmasraya KabupatenPasamanBarat KabupatenPesisirSelatan KafeKaraoke KAI Sumbar Kakorlantas kakorlantaspolri kapolres kapolressijunjung Kapolri kasat narkoba KasusMedis keamanan kebakaran KebakaranPasarPayamumbuh KebatanGunungNagoPutus kecamatankototangah kecelakaan kegiatanrutin KejariDharmasraya kejaripadang kejaripesel kekerasan kelangkaanBBM kelangkaansolar Kemenhut Kemenkes Kementrian PU kementriankebudayaan KementrianLingkunganHidup kendaraan KeracunanMakanan Kesehatan keselamatan bersama keselamatan kerja kesiapsiagaan kesunyian malam ketertiban umum KetertibanUmum Kiwirok KKB KLHK Kodim 0307 Tanah Datar KomnasHAM komplotanganjalATM KorbanBanjirAgam KorbanBrncanaAgam Korem 032/WB Korpolairud korupsi Kota Padang KotaPadang KotaPariaman KPK Kriminal KRYD KUHP KumpulanDo'a Laksamanamuda Lampung LembahAnai Lembang Leonardy LGBT life style lifestyle Lima Puluh Kota LimaPuluhKota lingkungan listrikilegal literasi lombok timur Longsor LongsorKampusUINImambonjol LowonganKerjaPalsu Madiun Magelang MahardikaMudaIndonesia MahyeldiAnsharullah Makan Bergizi Gratis Makasar Malalak MalPraktek ManfaatAirKelapa manila MataElang Medan MengelolaAirUntukNegri mentalhealth Mentawai Mesum Mimika Miras MirasIlegal MobilBencanaDibakarMassa MobilPatwalPoldaSumbarKecelakaan MobilSatpolPPAcehDibakarMassa MTsN10pesisirselatan mutilasibayi nagarisolokambah nagarisulitair narkoba Narkotika Nasioanl Nasional ngaraisianok NTT odgj OknumGuruLGBT Oksibil olahraga Opini OprasiLilinSinggalang2025 oprasimalam oprasitumpasbandar2025 oprasizebra2025 oprasizebrasinggalang2025 OrangHanyut OTTKPK PADA Padang Padang panjang Padang Pariaman PadangAman PadangRancak PadangSigap Pahlawannasional pajak air tanah Palimanan pandekarancak pantaipadang Papua parenting Pariaman Parlemen Pasaman Pasaman barat pasamanbarat pasang pasarrayapadang Pasuruan Payakumbuh PDAM PeduliBencana Pekanbaru Pelalawan pelayananhumanis pelayanansosial PemakamanMasalKorbanBencanaSumbar PembabatanHutan PembalakanHutanMentawai pembalakanLiar Pembunuhan pemerasan Pemko Padang PemkoPadang PemulihanBencana PemutihanPajakKendaraan pencabulan PencarianKorbanBanjirPadang Pencirian PenculikanAnak Pencurian Pendidikan penegakanhukum penemuanbayi penemuanmayat Penertiban Pengancaman pengangguran penganiayaan Pengeroyokan Penggelapan Penjarahan Perbankan Perceraian Perdagangan peristiwa peristiwadaerah perlindungananak Persami pertahanan PerumdaAirMinum Pesisir Selatan PesisirSelatan Peti PKL PolaMakan PolantasMenyapa Polda banten Polda Jabar Polda Kalbar Polda Metro Jaya polda Papua POLDA SulBar POLDA SUMBAR PoldaRiau Poldasumbar Polhut Policegoestoscool Polisi Politik polPP polres Polres 50 kota Polres Dharmasraya Polres Mentawai Polres Padang panjang Polres Pasaman Polres Pasaman Barat Polres Solok Polres solok selatan PolresPadang polrespasaman polrespasamanbarat polrespasbar PolresPayakumbuh polrespesel PolresSolokKota Polresta bukittinggi Polresta Padang polrestapadang POLRI PolriPresisi Polsek bungus barat Polsek Koto Tangah Padang Polsek Lubeg Pontianak PrabowoSubianto PrajuritTNITewas PrediksiCuaca premanisme Presiden RI PrestaPadang psp padang Ptostitusi PuanMaharani Puncak jaya Purwakarta jawabarat QuickWins Razia RekeningDormant Religi RevisiKUHP Riau RidwanKamil sabu Sajam SakitPerut Sarkel SatgasDamaiCartenz satgasoprasidamai satlantaspolresta SatpolPP SatpolPPAceh Sawahlunto Sawmil SeaGamen2025 segmen sianok seherman SekolahRakyat Semarang semenpadang Senjatatajam sepakbola sepakbolaindonesia SepakBolaWanita Serang ServisKendaraanGratisKorbanBanjirAgam SiagaBencana SigapMembangunNegriUntukRakyat Sijunjung sikat singgalang2025 silent treatment simulasibencana siswismptewassaathiking sitinjaulauik Skoliosis SMA1pulaupunjung sobatlalulintasrancakbana solok Solok selatan solokarosuka solokselatan solsel Sosialisasi SPBUganting SPPG STNK Strongpoint subsidi ilegal sukabumi Sulawesi Tenggara Sumatera Barat SumateraBarat Sumaterbarat Sumatra barat Sumbar SungaiKuranji Surabaya swasembadapangan tambangilegal Tanah datar tanahdatar tanggapdarurat TanggapDaruratBencana tawuran TawuranNarkoba Terbaru Ternate Timika Papua timklewang TimnasIndonesiaU22 TimnasWanitaIndonesia TNI TPUTunggulHitam Transformasi polri transpadang transportasi tsunamiDrill Tuak Uin UIN IB Padang UpadateKorbanBencanaSumatera UpdateKorbanBanjirSumatera UpdateKorbanBencanaAlam UpdateKorbanBencanaSumatera Utama UUMD3 Viral Yalimo Yogyakarta Yuhukimo

 

Padang, Serasinews.com—
Terik matahari di kawasan Komplek Perumahan Belimbing, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Jumat (24/10/2025), tidak hanya membakar aspal dan tanah galian, tetapi juga kesabaran para pekerja proyek drainase. Di antara debu dan batu yang berserak, mereka tampak duduk termenung di tepi lubang saluran air yang belum tersentuh semen.

“Sudah siang, tapi semen belum datang. Batu ada, tapi percuma. Kami cuma bisa duduk begini,” ujar seorang pekerja dengan nada kecewa saat ditemui Integritas.

Proyek yang seharusnya menjadi solusi bagi masalah genangan air di kawasan tersebut justru tersendat karena ketiadaan material utama. Tidak ada semen berarti tidak ada pekerjaan — dan bagi para pekerja harian, itu berarti tidak ada penghasilan.

“Kami dibayar kalau kerja. Kalau bahan belum datang, kami tidak dapat apa-apa. Hari ini ya habis begitu saja,” keluhnya, menyeka keringat di wajahnya yang letih.

Warga Ikut Terimbas

Kemacetan kecil kini menjadi pemandangan sehari-hari di jalan utama komplek Belimbing. Separuh badan jalan tertutup galian proyek yang belum rampung, memaksa pengendara melambat dan saling bergantian melewati jalur sempit.

“Anak-anak sekolah, mobil belanja, semua terganggu. Kalau proyeknya molor, kami juga yang susah,” kata Roni, warga setempat, dengan nada kesal.
Ia menilai pelaksanaan proyek tidak disiapkan dengan matang. “Kalau sudah mulai kerja, mestinya bahan sudah lengkap. Jangan warga yang jadi korban,” tambahnya.

Kemarahan di Lapangan

Kekecewaan para pekerja pun tak terbendung. Salah seorang di antaranya melontarkan sindiran keras dalam logat Minang yang kental, “Kalau ndak ado piti, jaan diambiak karajo ko. Atau pinjam dulu piti den. Supayo jan taniayo urang banyak dek awak.”

Ucapan itu menggambarkan rasa frustasi terhadap pelaksana proyek yang dianggap tidak siap secara keuangan maupun manajemen.

Dinas PUPR Belum Memberi Tanggapan

Tim Integritas telah mencoba menelusuri pihak yang bertanggung jawab atas proyek drainase (plat duiker) tersebut. Upaya konfirmasi kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Padang, khususnya Bidang Cipta Karya, belum membuahkan hasil. Hingga berita ini diturunkan, panggilan dan pesan yang dikirim belum mendapat respons.

Minim Transparansi, Masyarakat Pertanyakan Pengawasan

Keterlambatan proyek publik seperti ini menimbulkan tanda tanya besar: bagaimana bisa proyek pemerintah berjalan tanpa kesiapan material yang memadai?
Bagi warga, dampaknya nyata — mulai dari gangguan akses jalan hingga kekhawatiran proyek tak selesai tepat waktu.

“Pemerintah harus tegas pada rekanan yang tidak profesional. Jangan sampai masyarakat terus dirugikan,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Catatan Akhir

Proyek drainase Belimbing menjadi potret kecil dari persoalan besar infrastruktur daerah: koordinasi yang lemah, pengawasan yang minim, dan tanggung jawab sosial yang belum tumbuh.

Selama semen belum datang, para pekerja hanya bisa menunggu di tepi galian yang menganga — sementara warga terus berharap agar jalan yang menjadi urat nadi mereka kembali bisa dilewati tanpa hambatan dan kekecewaan.

(Hen/Rini/mond)
#Infrastruktur #Padang

 


Padang, Serasinews.com— Suasana malam di Kota Padang yang biasanya ramai oleh hiruk-pikuk pedagang kaki lima (PKL) mendadak berubah tegang, Rabu malam (22/10/2025). Satu per satu lapak, tenda, dan gerobak di sepanjang trotoar serta sebagian badan jalan dibongkar oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Langkah tegas ini merupakan bagian dari penegakan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Ketentraman dan Ketertiban Umum, yang menegaskan larangan penggunaan fasilitas publik untuk berjualan.

Razia Malam di Titik Macet Kota

Sekitar pukul 20.00 WIB, puluhan personel Satpol PP mulai bergerak ke sejumlah lokasi yang dikenal padat dan rawan macet, seperti kawasan kampus UPI YPTK di Jalan Dr. Sutomo, Jalan Koto Tinggi Jati Baru, Jalan S. Parman, hingga area Khatib Sulaiman.

Suara mobil patroli, gemuruh alat bongkar, dan percakapan antara petugas dan pedagang mewarnai suasana malam itu. Beberapa pedagang tampak pasrah saat meja dan tenda jualan mereka diangkut ke truk Satpol PP.

“Kami sudah berkali-kali memberi imbauan, tapi banyak yang tetap kembali berjualan di tempat terlarang. Karena itu, malam ini kami ambil tindakan tegas,” ujar Rozaldi Rosman, S.STP., M.Si, Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Kota Padang.

Aduan Warga Jadi Titik Awal

Rozaldi menjelaskan, penertiban ini digelar menyusul banyaknya laporan masyarakat yang mengeluhkan trotoar dan bahu jalan yang dipenuhi pedagang.

“Trotoar itu untuk pejalan kaki, bukan untuk lapak. Selain mengganggu kenyamanan, aktivitas mereka juga menimbulkan kemacetan, terutama di sekitar kampus dan pusat kuliner,” katanya.

Sebelum razia dimulai, kawasan tersebut memang tampak semrawut — kendaraan parkir sembarangan, asap gorengan mengepul di antara lampu jalan, dan tenda jualan menjorok ke jalan raya.

Barang Sitaan dan Proses Hukum

Barang-barang hasil penertiban tidak langsung dikembalikan. Semuanya diserahkan ke Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) untuk proses hukum lebih lanjut.

“Kita ingin memberi efek jera, supaya tidak muncul kesan razia hanya formalitas,” tegas Rozaldi.

Ia menambahkan, operasi serupa akan terus dilakukan secara berkala di berbagai titik lain yang berpotensi menjadi lokasi PKL liar.

“Padang Rancak”: Visi Kota Tertib dan Nyaman

Langkah penertiban ini sejalan dengan program “Padang Rancak” — sebuah visi Pemerintah Kota untuk menjadikan Padang sebagai kota yang bersih, tertib, dan nyaman bagi semua.

“Kalau trotoar bisa difungsikan kembali untuk pejalan kaki, lalu lintas lancar, dan wajah kota rapi, barulah Padang bisa disebut benar-benar rancak,” ujar Rozaldi. “Tapi itu tak bisa tercapai tanpa dukungan masyarakat.”

Antara Ketertiban dan Penghidupan

Langkah tegas Satpol PP ini menuai beragam reaksi. Sebagian warga mendukung, namun sebagian lain mengkhawatirkan nasib PKL yang menggantungkan hidup pada lapak-lapak tersebut.

“Penertiban boleh, tapi tolong sediakan tempat yang layak untuk mereka. Jangan cuma dibongkar tanpa solusi,” kata Rina, warga yang sering melintas di Jalan S. Parman.

Sebaliknya, pengguna jalan seperti Doni, pengendara ojek online, justru merasa lega. “Biasanya susah lewat sini malam-malam. Sekarang lebih lancar tanpa tenda jualan di badan jalan,” ujarnya.

Penertiban Berkelanjutan

Pemko Padang menegaskan, operasi ini bukan sekadar razia sesaat. Pemerintah berkomitmen menjaga keseimbangan antara ketertiban kota dan ruang usaha masyarakat kecil.

“Tujuan kami bukan mematikan usaha rakyat, tapi menata agar kota ini bisa nyaman untuk semua,” tutup Rozaldi.

(Rini)
#SatpolPP #PKL #PadangRancak

 


Serasinews.com, Pasaman Barat – Untuk memperkuat pengamanan dan meningkatkan respons terhadap potensi gangguan kamtibmas, Kapolres Pasaman Barat AKBP Agung Tribawanto resmi meluncurkan Peleton Pengurai Massa dan Patroli (Pamapta) di halaman Mako Polres Pasaman Barat, Senin (21/10/2025).

Dalam upacara peluncuran yang berlangsung penuh semangat, Kapolres menegaskan bahwa pembentukan Pamapta bukan sekadar seremoni, tetapi merupakan bagian dari strategi konkret Polres dalam menghadapi tantangan keamanan yang semakin dinamis.

“Pamapta adalah ujung tombak kami dalam merespons cepat setiap gangguan keamanan, mulai dari unjuk rasa hingga situasi darurat. Kami ingin masyarakat merasa aman dan percaya bahwa Polri selalu hadir,” ujar AKBP Agung.

Unit Pamapta terdiri dari personel terlatih yang telah dibekali kemampuan khusus, termasuk taktik pengendalian massa, komunikasi lapangan, dan penggunaan peralatan keamanan modern. Mereka dipersiapkan untuk bertindak cepat, tepat, dan tetap mengedepankan pendekatan humanis dalam setiap tugas.

Lebih dari sekadar pasukan pengurai massa, Pamapta juga menjalankan patroli rutin dan pendekatan dialogis guna menjaga hubungan harmonis antara polisi dan masyarakat.

“Keberadaan Pamapta adalah simbol nyata kehadiran Polri yang melindungi, bukan menakuti. Kami ingin masyarakat Pasaman Barat merasa tenang dan terlindungi,” tambah Kapolres.

Langkah ini mendapat sambutan positif dari berbagai elemen masyarakat yang melihat Pamapta sebagai solusi tepat di tengah dinamika sosial yang berkembang. Dengan hadirnya unit ini, Polres Pasaman Barat semakin siap menjaga wilayah agar tetap aman, tertib, dan kondusif.

(Rini)
#PolresPasamanBarat#Polri

 

  Serasinews.com,Padang,— Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V Padang kini berada di garda depan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 02 Tahun 2025 tentang percepatan rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi di seluruh Indonesia.

Lebih dari sekadar membangun saluran air, langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia di tengah tantangan nyata: perubahan iklim, degradasi lahan, dan kebutuhan air yang terus meningkat.

Fokus di Hulu: Irigasi Tersier, Kunci Produktivitas

Di Sumatera Barat, perhatian utama BWS Sumatera V Padang tertuju pada rehabilitasi jaringan irigasi tersier—jaringan paling dekat dengan lahan pertanian rakyat. Di sinilah dampak nyata terasa. Ketika air mengalir lancar ke sawah, kehidupan petani ikut bergerak.

“Kami tidak hanya membangun saluran, kami menghidupkan kembali pertanian. Ketika air lancar, panen meningkat, ekonomi petani bangkit,” ujar salah satu pejabat teknis BWS. 

Melalui kolaborasi erat dengan pemda, kelompok tani, dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), BWS Sumatera V memastikan seluruh proses berjalan terarah: dari perencanaan teknis, pengerjaan lapangan, hingga pemeliharaan sistem yang efisien.

Manfaat Nyata: Dari Petak Sawah ke Peta Ketahanan Pangan Nasional

Pelaksanaan Inpres ini membuka banyak peluang jangka panjang:

Produktivitas Naik: Air irigasi yang stabil memungkinkan petani menanam lebih sering, meningkatkan indeks pertanaman, dan memperluas lahan produktif.

Swasembada Pangan: Sumatera Barat sebagai lumbung beras di Sumatera kini didukung infrastruktur yang lebih siap, memperkuat kontribusinya pada ketahanan pangan nasional.

Mitigasi Risiko Gagal Panen: Irigasi yang baik jadi benteng menghadapi kekeringan dan perubahan cuaca ekstrem.

Efisiensi dan Inovasi: Teknologi seperti sistem irigasi tertutup, pengaturan debit otomatis, hingga pemantauan digital mulai diterapkan untuk penggunaan air yang lebih hemat dan tepat.

Pemberdayaan Petani: Lewat program padat karya dan penguatan kelembagaan P3A, petani tidak hanya sebagai penerima manfaat, tapi juga pengelola infrastruktur irigasi mereka sendiri.

Pertumbuhan Ekonomi Daerah: Dengan irigasi yang baik, sektor pertanian tumbuh, industri pengolahan hasil tani berkembang, dan ekonomi lokal ikut bergerak.

Kolaborasi: Fondasi Keberlanjutan

Keberhasilan program ini tak lepas dari sinergi antar pihak: pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat. BWS Sumatera V Padang berperan sebagai penghubung antara kebijakan nasional dan realita lapangan.

Lebih dari pembangunan fisik, BWS juga mengembangkan sistem pemantauan berbasis data untuk memastikan proyek berjalan tepat sasaran dan berkelanjutan. Data ini menjadi landasan pengambilan keputusan yang lebih akurat di masa depan.

Menuju Kedaulatan Pangan Lewat Irigasi yang Tangguh

Dengan semangat kolaborasi dan komitmen kuat, program ini diharapkan menjadi landasan Indonesia menuju kemandirian dan kedaulatan pangan. Ini bukan hanya soal membangun saluran air, tetapi soal membangun ekosistem pertanian yang tangguh, modern, dan berkelanjutan.

“Air adalah kehidupan. Dan irigasi, adalah jalannya menuju kesejahteraan,” itulah semangat yang terus mengalir bersama BWS Sumatera V Padang.

Jika kamu butuh versi ringkas, siaran pers, atau naskah video dari narasi ini, tinggal beri tahu.

(Rini

 


Serasinews.com, Sumatera Barat -  Udara pagi di Markas Ditlantas Polda Sumbar, Senin (20/10/2025), terasa berbeda. Bukan sekadar rutinitas kerja yang dimulai, tetapi semangat baru yang menggema di seluruh penjuru Sumatera Barat. Di bawah kepemimpinan Kombes Pol. H.M. Reza Chairul Akbar Sidiq, S.H., S.I.K., roda pelayanan publik Polri kembali bergerak dengan wajah yang lebih ramah, empatik, dan berpihak kepada masyarakat.

Hari itu menjadi penanda dimulainya Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Tahun 2025  sebuah inisiatif kolaboratif antara Ditlantas Polda Sumbar dan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Sumbar yang berlangsung mulai 20 Oktober hingga 30 Desember 2025. Program ini bukan sekadar penghapusan denda, tetapi juga momentum kebangkitan kesadaran publik tentang pentingnya taat pajak demi pembangunan daerah.

“Negara Hadir untuk Membantu, Bukan Menyulitkan”

Dalam pernyataannya, Kombes Pol. Reza Chairul Akbar Sidiq menegaskan bahwa pemutihan pajak ini dirancang dengan semangat pelayanan presisi  Polri yang profesional, modern, dan humanis.

“Kami ingin masyarakat merasa bahwa negara hadir untuk membantu, bukan menyulitkan. Program ini bukan sekadar soal denda, tetapi tentang membangun kembali kepercayaan dan kenyamanan masyarakat dalam mengurus administrasi kendaraan,” ujarnya dengan penuh empati.

Bagi Kombes Pol. Reza, pelayanan publik adalah jantung dari tugas kepolisian. Ia menilai bahwa setiap kemudahan yang diberikan kepada masyarakat akan melahirkan kepercayaan, dan dari kepercayaan itulah lahir sinergi yang menguatkan antara rakyat dan aparat.

“Pelayanan publik bukan rutinitas administratif. Ini adalah bentuk ibadah sosial. Setiap masyarakat yang tersenyum karena dilayani dengan baik  itulah keberhasilan Polri yang sebenarnya,” tegasnya.

Ragam Keringanan untuk Semua Lapisan Masyarakat

Melalui program pemutihan ini, Ditlantas Polda Sumbar bersama Bapenda menghadirkan berbagai kebijakan yang meringankan beban warga.
Beberapa di antaranya meliputi:

  • Bebas Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) ke-2 dan seterusnya.
  • Bebas denda pajak kendaraan bermotor.
  • Bebas denda Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) tahun sebelumnya.
  • Diskon 50% untuk kendaraan non-operasional.
  • Diskon hingga 70% bagi kendaraan dinas milik pemerintah daerah.

Kombinasi insentif tersebut tidak hanya memberikan keringanan ekonomi, tetapi juga menciptakan ruang dialog baru antara pemerintah dan masyarakat.

“Kami ingin mendorong masyarakat agar taat pajak tanpa tekanan. Ini langkah bersama untuk tertib, adil, dan sejahtera,” ujar Dirlantas Polda Sumbar itu menambahkan.

Digitalisasi Pelayanan: Dari Gerai ke Genggaman Tangan

Menyadari pentingnya efisiensi di era digital, Ditlantas Polda Sumbar juga membuka Gerai Samsat Keliling di berbagai kabupaten/kota serta mengoptimalkan layanan aplikasi SIGNAL. Aplikasi ini memungkinkan wajib pajak melakukan pembayaran secara daring tanpa harus mengantre di loket.

“Transformasi digital bukan sekadar tren, tapi keniscayaan. Kami ingin masyarakat merasakan kemudahan nyata, bukan sekadar janji. Pelayanan Polri harus cepat, efisien, dan transparan,” ungkap Kombes Pol. Reza.

Dengan sistem digital, masyarakat kini dapat memperbarui data kendaraan, membayar pajak, hingga mengunduh bukti pembayaran secara langsung dari ponsel mereka. Langkah ini sejalan dengan visi Polri menuju pelayanan publik yang presisi, transparan, dan adaptif terhadap zaman.

Gerakan Sosial, Bukan Sekadar Administrasi

Program pemutihan pajak tahun ini bukan hanya tentang angka dan administrasi, tetapi juga gerakan sosial yang membangun kembali budaya disiplin dan kepedulian terhadap pembangunan daerah.

Menurut Kombes Pol. Reza Chairul Akbar Sidiq, kesadaran membayar pajak adalah bagian dari kedisiplinan nasional. Pajak kendaraan bermotor berperan besar dalam menambah pendapatan asli daerah (PAD), yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat melalui pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan layanan publik.

“Dengan taat pajak, masyarakat tidak hanya memenuhi kewajiban hukum, tapi juga ikut membangun jalan, jembatan, dan fasilitas publik di Sumatera Barat. Pajak adalah bentuk gotong royong modern untuk kemajuan bersama,” tuturnya.

Sosialisasi Humanis: Polisi di Tengah Pasar dan Terminal

Untuk memastikan pesan program ini sampai ke seluruh lapisan masyarakat, Ditlantas Polda Sumbar tidak hanya mengandalkan media formal. Personel Ditlantas turun langsung ke pasar, terminal, area publik, hingga ke pelosok nagari.

Mereka menyapa warga dengan senyum, membagikan brosur, dan menjelaskan manfaat program dengan gaya komunikatif. Di media sosial, Ditlantas Polda Sumbar juga aktif membuat konten edukatif yang ringan dan menarik bagi kalangan muda.

Salah satu petugas di lapangan mengatakan,

“Kami ingin masyarakat melihat polisi dari sisi yang berbeda — bersahabat, informatif, dan selalu siap membantu.”

Upaya ini membuahkan hasil nyata. Di berbagai gerai Samsat, antrean masyarakat terlihat ramai namun tertib. Banyak yang datang dengan rasa lega dan semangat baru.

“Selama ini kami menunda karena denda cukup tinggi. Sekarang bisa lunas tanpa berat di kantong,” ujar Iwan, warga Payakumbuh, sembari tersenyum usai membayar pajak.

Sinergi Polri dan Pemerintah Daerah Menuju Sumbar Tertib dan Maju

Program ini juga memperkuat sinergi antara Polri dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Dengan tertibnya data kendaraan dan meningkatnya pendapatan daerah, Sumbar semakin siap menuju sistem transportasi yang tertata dan berdaya saing.

“Kami tidak berhenti di pemutihan. Tahun 2025 akan menjadi tahun pembenahan sistem digital dan pelayanan publik secara menyeluruh. Harapan kami sederhana: masyarakat merasakan kemudahan dan keadilan, pemerintah mendapatkan manfaat dari pendapatan pajak yang meningkat, dan Polri tetap dipercaya sebagai sahabat rakyat,” tutup Kombes Pol. Reza Chairul Akbar Sidiq dengan penuh keyakinan.

Simbol Kehadiran Polri yang Humanis

Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor 2025 menjadi simbol nyata kolaborasi antara Polri dan pemerintah daerah dalam menghadirkan pelayanan publik yang ramah, solutif, dan penuh empati.
Langkah ini mencerminkan wajah baru Polri institusi yang bekerja dengan hati, melayani dengan aksi, dan hadir dengan ketulusan.

(Mond/Rini) 

#DirlantasPoldaSumbar #SumateraBarat #PoldaSumbar

 


Serasinews.com,Pasaman Barat — Sabtu pagi (18/10/2025), suasana di sejumlah titik strategis di Pasaman Barat tampak berbeda. Di simpang-simpang ramai, di depan pasar tradisional, hingga di jalur padat kendaraan menuju pusat kota, berdiri tegak para personel berseragam cokelat khas kepolisian. Mereka bukan sekadar menjaga lalu lintas, tapi menjadi simbol nyata kehadiran Polri di tengah masyarakat — lewat program unggulan Kapolres Pasaman Barat, AKBP Agung Tribawanto, yang diberi nama “Strong Point.”

Program ini bukan sekadar rutinitas patroli atau penjagaan biasa. Di bawah komando AKBP Agung Tribawanto, “Strong Point” dihadirkan sebagai langkah nyata untuk mewujudkan Kamseltibcarlantas  Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas sekaligus memperkuat rasa aman masyarakat dari berbagai potensi tindak kriminalitas.

“Kami ingin masyarakat benar-benar merasakan kehadiran Polri, bukan hanya melihatnya di media. Lewat program Strong Point, kami menempatkan personel di titik-titik rawan, agar warga dapat beraktivitas dengan tenang dan nyaman,” ujar AKBP Agung Tribawanto dengan tegas saat memantau langsung kegiatan di lapangan.

Polisi yang Tidak Sekadar Berdiri

Program ini dijalankan dengan sistematis. Setiap pagi dan sore, personel Polres Pasaman Barat disebar di berbagai lokasi rawan  mulai dari simpang empat kantor bupati, Pasar Simpang Empat, hingga jalur lintas utama menuju Talu dan Ujung Gading.
Mereka tak hanya mengatur arus lalu lintas, tapi juga menyapa, membantu, dan memberi imbauan kepada para pengendara agar lebih disiplin serta waspada di jalan.

“Kami mengingatkan pengendara untuk selalu memakai helm SNI, melengkapi surat-surat kendaraan, dan mengutamakan keselamatan. Tapi yang tak kalah penting, kami juga mengimbau agar warga waspada terhadap tindak kejahatan, seperti pencurian, penjambretan, maupun penipuan,” jelas Kapolres.

Di lapangan, kehadiran polisi dalam program “Strong Point” ini menjadi pemandangan yang disambut positif. Banyak warga yang berhenti sejenak, menyalami petugas, atau sekadar tersenyum sambil melintas. Mereka mengaku merasa lebih tenang dengan adanya polisi yang siaga di titik-titik rawan.

Warga Merasakan Dampaknya Langsung

Salah seorang warga Pasar Simpang Empat, Nurhayati (42), mengatakan program ini membawa perubahan nyata di lingkungannya.

“Biasanya kalau pagi ramai, suka macet dan kadang ada yang nyerobot jalan. Sekarang lebih tertib, karena polisi selalu ada di situ. Kami jadi merasa aman, apalagi kalau pulang sore,” ujarnya sambil tersenyum.

Tak hanya warga, para pengemudi ojek dan pedagang kaki lima juga turut merasakan manfaatnya. Mereka berharap program ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi terus berlanjut sebagai komitmen jangka panjang Polres Pasaman Barat dalam menjaga keamanan dan kenyamanan warga.

Kepemimpinan yang Hadir dan Menggerakkan

Di balik keberhasilan program ini, terlihat gaya kepemimpinan AKBP Agung Tribawanto yang dekat dengan masyarakat dan tegas pada anggota. Ia kerap turun langsung memantau jalannya kegiatan, memastikan setiap personel menjalankan tugas dengan disiplin dan humanis.

“Kami tidak ingin masyarakat sekadar melihat polisi berdiri di jalan. Kami ingin mereka merasa terlindungi. Polri ada untuk mereka, bukan sebaliknya,” tegas AKBP Agung.

Dengan pendekatan humanis dan strategi keamanan yang terukur, “Strong Point” menjadi simbol nyata bahwa Polri bukan hanya penjaga hukum, tetapi juga pelindung rasa aman masyarakat.

Sinergi Menuju Pasaman Barat yang Aman dan Sejahtera

Program ini juga membuka ruang sinergi antara kepolisian dan masyarakat. Dengan dukungan aktif warga, pengawasan lingkungan menjadi lebih kuat, dan potensi gangguan keamanan bisa ditekan sejak dini.

Kapolres Pasaman Barat menegaskan, “Strong Point” bukan proyek sementara. Ia bertekad menjadikannya gerakan berkelanjutan demi terciptanya Pasaman Barat yang aman, nyaman, dan sejahtera.

“Kami ingin Pasaman Barat menjadi daerah yang tidak hanya indah secara alam, tapi juga damai dan tertib. Dan itu bisa terwujud bila Polri dan masyarakat berjalan seiring.”

Di tengah tantangan zaman dan meningkatnya mobilitas masyarakat, langkah Polres Pasaman Barat ini menunjukkan satu hal: bahwa keamanan bukan hanya tugas polisi, tetapi hasil dari kerja bersama antara aparat dan rakyat.

Dan dengan “Strong Point”, AKBP Agung Tribawanto membuktikan bahwa kehadiran Polri bukan sekadar janji  tapi nyata, di setiap titik kehidupan masyarakat Pasaman Barat.

(Mond/Rini) 

#Polri #StrongPoint #PolresPasamanBarat

 


Serasinews.comPadang — Suasana di Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sumbar pagi itu tampak berbeda dari biasanya. Di tengah antrean masyarakat yang sedang mengurus dokumen kendaraan bermotor, tampak para polisi lalu lintas mengenakan seragam biru muda dengan senyum ramah yang tulus. Mereka tidak hanya menjalankan tugas administratif, tetapi juga menyapa setiap pengunjung dengan sapaan hangat, “Selamat pagi, ada yang bisa kami bantu hari ini?”

Inilah wujud nyata dari program “Polantas Menyapa”, gagasan humanis dari Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar, Kombes Pol Reza Chairul Akbar Sidiq. Program ini bukan sekadar rutinitas pelayanan, melainkan gerakan moral untuk mengembalikan esensi polisi lalu lintas sebagai pelindung dan sahabat masyarakat.

Senyum Sebagai Pelayanan Pertama

Kombes Pol Reza, yang dikenal rendah hati dan dekat dengan anggotanya, mengatakan bahwa pelayanan publik sejatinya dimulai bukan dari meja administrasi, melainkan dari hati.

“Saya selalu tekankan kepada seluruh anggota bahwa sebelum kita melayani dengan tangan, kita harus lebih dulu melayani dengan hati. Senyum, sapa, dan salam itu bukan formalitas  itu bagian dari pelayanan yang membuat masyarakat merasa dihargai,” ujar Reza dengan nada tenang namun penuh makna.

Menurutnya, masyarakat yang datang ke kantor polisi sering kali membawa beban entah karena urusan administrasi yang rumit, kendaraan yang terlibat tilang, atau sekadar rasa canggung ketika berhadapan dengan aparat. Karena itu, ia ingin agar setiap personel Polantas bisa menjadi “jembatan rasa nyaman” bagi warga.

“Bayangkan kalau kita datang ke tempat pelayanan tapi disambut dengan wajah kaku, tentu rasanya tidak enak. Tapi kalau disapa dengan senyum, meski urusannya panjang, kita tetap tenang. Itulah yang ingin kami tanamkan,” tambahnya.

Cenderamata Sebagai Tanda Terima Kasih

Dalam kegiatan “Polantas Menyapa” yang digelar pada 19 Oktober 2025, Ditlantas Polda Sumbar juga menyiapkan cenderamata kecil bagi masyarakat yang datang mengurus Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB). Bukan nilai barangnya yang menjadi sorotan, melainkan makna di baliknya sebuah simbol penghargaan kepada masyarakat yang tertib administrasi dan patuh aturan.

Salah seorang pengunjung, Rini (34), mengaku terkesan dengan pelayanan yang diterimanya.

“Biasanya kalau ke kantor polisi, saya agak tegang. Tapi hari ini suasananya beda. Disapa dengan ramah, dikasih air minum, bahkan dikasih cenderamata. Rasanya kayak dilayani di tempat publik modern, bukan di kantor penegak hukum,” ujarnya sambil tersenyum.

Dari Penegakan ke Pendekatan Humanis

Kombes Pol Reza menegaskan bahwa program “Polantas Menyapa” merupakan bagian dari transformasi budaya pelayanan di tubuh kepolisian lalu lintas. Ia ingin agar setiap personel memahami bahwa tugas polisi tidak hanya sebatas menindak pelanggar, tetapi juga menjadi pendamping masyarakat di jalan raya.

“Kami tidak ingin masyarakat melihat Polantas hanya saat ada razia atau pelanggaran. Kami ingin hadir sebagai sahabat  tempat bertanya, meminta bantuan, atau sekadar berbagi cerita di tengah perjalanan,” ucapnya dengan senyum hangat.

Ia juga menambahkan, pendekatan humanis bukan berarti melemahkan penegakan hukum. Justru, dengan kedekatan emosional, masyarakat lebih mudah diajak untuk patuh terhadap aturan lalu lintas.

“Kalau masyarakat sudah merasa dihargai, mereka akan lebih sadar pentingnya keselamatan. Bukan karena takut ditilang, tapi karena ingin tertib,” tutur Reza.

Menanamkan Budaya Empati di Jalan Raya

Program ini juga menjadi ruang bagi para personel Polantas untuk menumbuhkan empati. Mereka diajarkan bahwa setiap pengendara punya kisah ada yang sedang terburu-buru karena keluarga sakit, ada yang stres karena pekerjaan, ada pula yang sekadar lupa membawa surat kendaraan.

“Empati tidak berarti kita membiarkan pelanggaran, tapi kita bisa menegur dengan cara yang membuat orang sadar tanpa merasa dipermalukan,” jelas Reza. “Kalimat sederhana seperti ‘hati-hati di jalan ya, Pak, keselamatan lebih penting dari kecepatan’ bisa jauh lebih bermakna daripada sekadar teguran dingin.”

Membangun Citra Polantas yang Bersahabat

Melalui “Polantas Menyapa”, Ditlantas Polda Sumbar berharap masyarakat semakin percaya dan dekat dengan polisi lalu lintas. Program ini juga diharapkan dapat mengubah persepsi lama bahwa Polantas hanya hadir untuk menilang, bukan melayani.

“Kami ingin citra Polantas berubah  dari yang dulu mungkin dianggap tegas tanpa senyum, menjadi sosok yang tetap profesional tapi penuh empati. Kami ingin setiap masyarakat merasa: kalau ada masalah di jalan, Polantas pasti siap membantu,” tutup Kombes Pol Reza Chairul Akbar Sidiq dengan nada bersahaja.

Dengan langkah-langkah kecil seperti ini, Ditlantas Polda Sumbar menegaskan komitmennya untuk menghadirkan pelayanan publik yang berlandaskan keramahan, empati, dan ketulusan. Sebab bagi Kombes Pol Reza, senyum bukan sekadar ekspresi  melainkan jembatan kepercayaan antara polisi dan masyarakat.

(Mond/Rini) 

#DirlantasPoldaSumbar #PoldaSumbar

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.