Latest Post

Aceh Afif Maulana Agam Aipda Dian WR Aksibersihpantai Amak Lisa anthropophobia Apeltanggapbencana Arif maulana Arosuka Artikel Artis Minang Bali Balikpapan Bandung bansos banten Banyuwangi Bapenda Batam bencana Bencana alam BMKG Box Redaksi bukit sitinurbaya Bukittinggi BWSS V padang Calon Bupati Cikampek Cikarang cuacapanasekstrem curanmor Dandrem 032 WBR Denpasar Depok Dharmasraya Dinas sosial dinassosial dinassosialpadang Dirlantas Dirlantas Polda Sumbar DirlantasPoldaSumbar DPRD Padang dubalangkota Evakuasi festival sepakbola Filipina gangguanhormon gaya hidup gempa gerakcepatdinsos gorontalo Gresik gurbernurriaukenaottkpk Harisumpahpemuda Hot New HUT Humaspolri ke 74 Indonesia Indonesia. infrastruktur Intan jaya Internasional irigasi Jakarta Jakarta Selatan Jambi Jawa Tengah Jayapura Jayawijaya Jogyakarta jurnalis Kabupaten Agam kabupaten dharmasraya Kabupaten Solok KAI Sumbar Kakorlantas kapolres Kapolri kasat narkoba kebakaran kekerasan kelangkaanBBM kementriankebudayaan kendaraan Kesehatan keselamatan bersama keselamatan kerja kesiapsiagaan kesunyian malam ketertiban umum Kiwirok Kodim 0307 Tanah Datar Korem 032/WB Korpolairud Kota Padang Kriminal Lampung Lembang Leonardy life style lifestyle Lima Puluh Kota lombok timur Madiun Magelang Makan Bergizi Gratis Makasar manila Medan mentalhealth Mentawai Mimika mutilasibayi nagarisolokambah nagarisulitair narkoba Narkotika Nasional ngaraisianok NTT odgj Oksibil olahraga Opini OTTKPK PADA Padang Padang panjang Padang Pariaman PadangRancak pajak air tanah Palimanan pandekarancak Papua parenting Pariaman Pasaman Pasaman barat pasamanbarat pasang pasarrayapadang Pasuruan Payakumbuh PDAM Pekanbaru pelayananhumanis pelayanansosial pemerasan Pemko Padang pencabulan Pendidikan penegakanhukum penemuanbayi penemuanmayat penganiayaan Perceraian peristiwa peristiwadaerah perlindungananak pertahanan Pesisir Selatan Peti PKL Polda banten Polda Jabar Polda Kalbar Polda Metro Jaya polda Papua POLDA SulBar POLDA SUMBAR Poldasumbar Policegoestoscool Politik polPP polres Polres 50 kota Polres Dharmasraya Polres Mentawai Polres Padang panjang Polres Pasaman Polres Pasaman Barat Polres Solok Polres solok selatan polrespasamanbarat polrespesel Polresta bukittinggi Polresta Padang POLRI Polsek bungus barat Polsek Koto Tangah Padang Polsek Lubeg Pontianak premanisme Presiden RI psp padang Puncak jaya Razia Riau sabu satgasoprasidamai satlantaspolresta SatpolPP Sawahlunto segmen sianok seherman Semarang semenpadang sepakbola sepakbolaindonesia Serang Sijunjung sikat singgalang2025 silent treatment simulasibencana siswismptewassaathiking Skoliosis SMA1pulaupunjung solok solokarosuka solokselatan solsel Sosialisasi SPPG Strongpoint subsidi ilegal sukabumi Sulawesi Tenggara Sumatera Barat Sumatra barat Surabaya swasembadapangan tambangilegal Tanah datar tanggapdarurat Terbaru Ternate Timika Papua TNI transpadang transportasi tsunamiDrill Uin UIN IB Padang Utama Yalimo Yogyakarta Yuhukimo

 


serasinews.com;Hujan adalah salah satu tanda kebesaran Allah yang paling nyata. Ia turun dari langit membawa kehidupan, menyuburkan tanah yang kering, dan menghidupkan kembali tumbuhan yang layu. Dalam Al-Qur’an, Allah sering menjadikan hujan sebagai simbol rahmat dan bukti kekuasaan-Nya untuk menghidupkan yang mati.

Allah ﷻ berfirman:

وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِن بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنشُرُ رَحْمَتَهُ ۚ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ

“Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa, dan menyebarkan rahmat-Nya. Dialah Pelindung dan Maha Terpuji.”

(QS. Asy-Syura: 28)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa hujan bukan hanya fenomena alam biasa, tetapi juga wujud kasih sayang Allah yang datang setelah masa-masa sulit, membawa harapan baru dan keberkahan bagi bumi dan penghuninya.

Doa Saat Turun Hujan yang Diajarkan Nabi ﷺ

Rasulullah ﷺ memberikan tuntunan sederhana namun penuh makna ketika melihat hujan turun. Dari Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:

إِنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ:

اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا

“Sesungguhnya Nabi ﷺ, ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan: Allahumma shayyiban naafi’an (Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang bermanfaat).”

(HR. Al-Bukhari, no. 1032)

Doa ini singkat, tetapi sarat makna. Nabi ﷺ tidak hanya memohon hujan, tetapi juga memohon agar hujan itu membawa manfaat, bukan bencana. Ini adalah pelajaran bahwa setiap nikmat bisa menjadi berkah atau sebaliknya, tergantung bagaimana Allah menjadikannya.

Makna “Shayyiban Naafi’an”

Kata "Shayyib" dalam bahasa Arab merujuk pada hujan deras yang turun dari langit. Sedangkan "Naafi’an" berarti yang membawa manfaat, kebaikan, dan keberkahan. Dengan doa ini, seorang muslim mengakui bahwa hujan adalah karunia Allah, namun ia memohon agar karunia itu tidak berubah menjadi ujian berupa banjir, longsor, atau kerusakan.

Ibnu Baththol rahimahullah menjelaskan:

“Hadits ini berisi anjuran untuk berdoa ketika turun hujan, agar kebaikan dan keberkahannya semakin bertambah, begitu pula semakin banyak kemanfaatannya.”

Sementara Al-Khottobi rahimahullah mengatakan:

“Air hujan yang mengalir adalah suatu karunia.”

Maka seorang muslim hendaknya tidak hanya memandang hujan sebagai fenomena fisik, tetapi juga sebagai anugerah spiritual yang patut disyukuri.

Hujan dalam Pandangan Islam: Antara Rahmat dan Ujian

Hujan disebut dalam banyak ayat Al-Qur’an sebagai tanda kasih sayang Allah. Allah ﷻ berfirman:

وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ

“Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup.”

(QS. Al-Anbiya: 30)

Air adalah sumber kehidupan. Tanpa hujan, manusia, hewan, dan tumbuhan akan binasa. Namun, Islam juga mengajarkan untuk waspada, karena hujan yang terlalu deras dapat menjadi ujian. Itulah sebabnya Nabi ﷺ mengajarkan doa tambahan ketika hujan mulai berlebihan:

اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا

“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan di atas kami (secara berlebihan).”

(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Pelajaran yang Dapat Kita Ambil

Syukur atas Nikmat Allah – Hujan adalah salah satu rahmat yang patut disyukuri, bukan sekadar dinikmati.

Berdoa untuk Kebaikan – Setiap nikmat harus dimohonkan agar membawa manfaat, bukan keburukan.

Menyadari Ketergantungan pada Allah – Hujan mengingatkan kita bahwa hidup dan mati, kesuburan dan kekeringan, semua berada di tangan Allah.

Kesadaran Lingkungan – Hujan adalah bagian dari siklus alam yang harus dijaga keseimbangannya oleh manusia.

Penutup

Setiap kali hujan turun, jangan hanya menatap langit dan merasakan dinginnya butiran air. Ingatlah bahwa itu adalah kiriman rahmat dari Allah ﷻ. Sambutlah hujan dengan hati yang penuh syukur, dan ucapkanlah doa yang diajarkan Nabi ﷺ:

اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا

“Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat.”

Karena setiap tetes hujan bisa menjadi pembawa keberkahan atau peringatan, tergantung bagaimana kita menyambutnya.

**


Kepala Bapenda Yosefriawan Menjadi  PLH Sekda Kota Padang

serasinews.com;Padang — Sejalan dengan semangat Pemerintah Kota Padang di bawah kepemimpinan Wali Kota Padang Fadly Amran dan Wakil Wali Kota Padang Maigus Nasir dalam memperkuat kemandirian fiskal daerah, berbagai langkah strategis digerakkan oleh Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Padang untuk mengoptimalkan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Kepala Bapenda Kota Padang, Yosefriawan, menjelaskan bahwa kemandirian fiskal menjadi kunci utama dalam menjalankan pemerintahan yang berdaya saing dan mandiri. Dalam dua tahun terakhir, Bapenda berhasil meningkatkan PAD Kota Padang sekitar Rp200 miliar lebih.

“Hal ini berkat sinergi dan kerja keras seluruh elemen, serta dukungan penuh dari pimpinan daerah,” ujar Yosefriawan.

Menurutnya, berbagai strategi telah dilakukan seperti optimalisasi pendapatan dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Beberapa sektor yang berkontribusi besar terhadap PAD antara lain pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, PBB, BPHTB, dan parkir.

Digitalisasi Sistem dan Inovasi

Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Bapenda terus mengembangkan digitalisasi sistem pelayanan perpajakan yang terintegrasi dan transparan. Langkah ini penting untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan efisiensi administrasi perpajakan.

“Digitalisasi adalah suatu keniscayaan. Kita terus berupaya memberikan kemudahan layanan berbasis teknologi kepada masyarakat,” kata Yosefriawan.

Inovasi lainnya adalah peluncuran aplikasi pelayanan pajak daerah dan pelaporan pajak secara online. Dengan sistem ini, wajib pajak dapat melakukan pembayaran dan pelaporan pajak dari mana saja dan kapan saja.

Sinergi dan Pengawasan

Bapenda juga aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak seperti Kejaksaan, Polda Sumbar, Ditlantas, UPTD Samsat, dan instansi vertikal lainnya dalam rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak serta menindak tegas pelanggaran di lapangan.

Salah satu bentuk sinergi nyata adalah pelaksanaan Operasi Gabungan (Opsen) Pajak Kendaraan Bermotor yang melibatkan UPTD Samsat Padang, Bapenda Sumbar, dan Ditlantas.

Di samping itu, pengawasan terhadap objek pajak seperti parkir dan reklame terus ditingkatkan. Tim pengawasan rutin melakukan inspeksi dan penindakan terhadap pelanggaran.

Pentingnya Partisipasi Masyarakat

Yosefriawan menegaskan bahwa keberhasilan peningkatan PAD juga sangat tergantung pada partisipasi aktif masyarakat sebagai wajib pajak. Kesadaran dan kepatuhan dalam membayar pajak merupakan kontribusi nyata dalam membangun kota.

“Dengan membayar pajak tepat waktu, masyarakat telah membantu pembangunan infrastruktur, pelayanan publik, dan kesejahteraan bersama,” jelasnya.

Dukungan Pimpinan Daerah

Wali Kota Padang, Fadly Amran, dan Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, memberikan apresiasi atas kinerja Bapenda. Mereka berharap agar peningkatan PAD terus berlanjut dan dapat menopang pembiayaan pembangunan daerah secara mandiri tanpa tergantung pada pusat.

“Semangat kita adalah menjadikan Padang sebagai kota mandiri secara fiskal. Oleh karena itu, optimalisasi seluruh potensi PAD harus terus dilakukan secara inovatif, akuntabel, dan melibatkan semua unsur,” ujar Wako Fadly.

Dengan komitmen tinggi, strategi inovatif, serta kolaborasi yang kuat, Bapenda Kota Padang terus melangkah untuk menjadikan Kota Padang lebih mandiri dan berdaya saing dari sisi keuangan daerah.

(Mond/Rn) 

Bapenda Padang Copot Iklan Tidak Bayar Pajak (dok;Mond) 


Serasinews.com;Padang — Suasana di Jalan Raya Indarung, tepat di depan Polsek Lubuk Kilangan, tampak berbeda dari biasanya pada Selasa pagi (5/8). Sejumlah kendaraan satu per satu diberhentikan oleh petugas gabungan. Mobil-mobil yang dihentikan bukan karena pelanggaran lalu lintas, melainkan karena iklan stiker besar di bodi kendaraannya dan lebih khusus lagi, karena pajak reklamenya yang belum dibayar.

Operasi tersebut dipimpin langsung oleh Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Padang, bekerja sama dengan Polresta Padang, Jasa Raharja, dan Samsat. Penertiban ini merupakan bagian dari rangkaian Operasi Patuh Singgalang 2025, yang tidak hanya menyasar pelanggaran lalu lintas, tetapi juga penegakan pajak daerah, termasuk pajak reklame berjalan.

Target: Stiker Brand Besar yang Menunggak Pajak

Kabid Pelaporan dan Pengendalian Pendapatan Bapenda Kota Padang, Ikrar Prakarsa, mengatakan bahwa penertiban menyasar kendaraan yang membawa stiker iklan dari berbagai merek ternama, namun menunggak kewajiban membayar pajak reklame ke pemerintah daerah.

“Hari ini kami menertibkan pajak reklame berjalan yang terpasang di kendaraan-kendaraan yang lewat di kawasan Lubuk Kilangan. Kami menemukan beberapa merek besar seperti Maxim, Vidoran, Mama Lemon, dan lainnya, yang masih menunggak pajak. Stikernya langsung kami copot di tempat,” ujar Ikrar di lokasi razia.

Ia menjelaskan bahwa langkah ini bukan dilakukan secara tiba-tiba. Sebelumnya, pihak Bapenda telah memberikan berbagai bentuk pemberitahuan kepada wajib pajak yang bersangkutan. Mulai dari peringatan lisan, pengiriman surat teguran, hingga tindakan tegas seperti penertiban di lapangan.

Proses di Lapangan: Cek Langsung dan Copot Stiker

Setiap kendaraan yang diduga membawa stiker iklan dari perusahaan yang menunggak pajak diberhentikan secara acak. Petugas kemudian melakukan pengecekan legalitas pembayaran pajak reklame. Jika ditemukan bahwa masa berlaku sudah habis atau tidak dibayarkan sama sekali, sopir diminta menghubungi pemilik kendaraan atau pihak perusahaan terkait.

“Kami konfirmasi langsung di tempat. Jika memang terbukti belum dibayar, tidak ada toleransi. Stiker langsung kami lepas sebagai bentuk penindakan,” tegas Ikrar.

Kegiatan ini sekaligus menjadi peringatan keras bagi para pemilik brand dan kendaraan komersial yang memasang stiker iklan di armadanya tanpa memenuhi kewajiban perpajakan. Ikrar menegaskan bahwa reklame berjalan, meskipun tidak dipasang di papan besar di jalan raya, tetap merupakan objek pajak reklame yang diatur dalam Peraturan Daerah.

Dampak dan Tindak Lanjut

Penertiban ini tidak hanya berdampak langsung pada kendaraan yang terkena razia, tetapi juga memberikan efek jera dan peringatan kepada pemilik usaha lain yang mungkin belum menyadari pentingnya membayar pajak reklame.

“Kami ingin memastikan bahwa semua yang beriklan di wilayah Kota Padang memenuhi kewajibannya kepada daerah. Pendapatan dari pajak reklame ini sangat penting untuk mendukung pembangunan kota,” tambahnya.

Bapenda Padang memastikan bahwa razia semacam ini tidak berhenti di satu titik saja. Ke depan, operasi serupa akan terus dilakukan di berbagai titik strategis lainnya, termasuk kawasan pusat kota dan jalur-jalur padat kendaraan.

Pajak Reklame: Sumber Pendapatan Daerah yang Sering Diabaikan

Reklame berjalan merupakan salah satu bentuk media promosi yang cukup marak, terutama digunakan oleh aplikasi layanan transportasi online, produk makanan, hingga produk rumah tangga. Namun, karena bentuknya tidak menetap dan bergerak terus-menerus, pengawasan terhadap reklame berjalan ini cenderung lebih sulit dilakukan dibandingkan reklame papan atau baliho.

Meski demikian, reklame berjalan tetap dikenakan pajak sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku. Bagi pemerintah, penerimaan dari pajak ini berkontribusi besar dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Dengan adanya penertiban ini, Bapenda Kota Padang berharap bisa menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa promosi usaha harus disertai dengan kepatuhan terhadap kewajiban perpajakan.

(Mond)

#Bapenda #Padang


serasinews.com;Padang,,Usai menjamu ratusan jejaring kota kreatif saat tiba di ibu kota Sumatera Barat dengan moda transportasi KA Minangkabau Ekspres menuju stasiun Pulau Aie sekaligus pelaksanaan Rakornas Indonesia Creative Cities Network (ICCN). PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat juga turut hadir memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-356 Kota Padang melalui Festival Telong-Telong, sebuah pawai budaya malam yang menjadi tradisi tahunan dan ikon perayaan kota.

Pada festival yang digelar Rabu malam (6/8/2025) tersebut, KAI Divre II Sumbar menghadirkan replika “Mak Itam” yang merupakan sebuah lokomotif uap berwarna hitam yang pernah berjaya di jalur perkeretaapian Sumatera Barat, khususnya di kawasan tambang batu bara Ombilin, Sawahlunto. Nama “Mak Itam”, yang berasal dari bahasa Minangkabau dan berarti “Ibu Hitam”, menjadi simbol kedekatan emosional masyarakat terhadap kereta uap ini, yang dulunya berperan penting dalam mengangkut hasil tambang dari pedalaman ke pelabuhan serta termasuk salah satu aset bersejarah yang kini dilestarikan oleh KAI sebagai bagian dari warisan budaya perkeretaapian Indonesia. Tak hanya sebagai sarana transportasi masa lalu, Mak Itam kini dikenal sebagai ikon wisata heritage yang membawa nilai sejarah, budaya, dan kebanggaan daerah, serta menjadi bagian dari kawasan Warisan Dunia UNESCO di kota Sawahlunto.

Kepala Humas KAI Divre II Sumbar, Reza Shahab, menyampaikan bahwa partisipasi KAI dalam Festival Telong-Telong merupakan wujud komitmen perusahaan untuk terus dekat dengan masyarakat dan mendukung penguatan identitas kota.

“Kereta api bukan sekadar sarana transportasi, tetapi juga bagian dari wajah kota dan identitas budaya. Melalui replika ini, kami ingin merayakan HUT Kota Padang dengan cara yang menyenangkan, kreatif, dan penuh makna,” ujar Reza.

Replika yang dirancang dan dibangun oleh tim internal KAI Divre II Sumbar bersama komunitas kreatif lokal dalam Festival Telong-Telong menggambarkan Lokomotif Mak Itam, lengkap dengan warna hitam legam khas lokomotif uap serta aksen lampu kuning keemasan yang menyala di malam hari. Desain ini tidak hanya merepresentasikan wujud fisik Mak Itam, tetapi juga membangkitkan nuansa sejarah perkeretaapian Sumatera Barat.

Paduan antara bentuk lokomotif klasik dan unsur budaya lokal ini menjadikan replika Mak Itam tidak hanya sebagai ikon transportasi, tetapi juga sebagai simbol kolaborasi antara warisan sejarah dan kekayaan budaya Minangkabau.

Reflika Mak Itam menjadi salah satu bagian festival yang paling mencuri perhatian dalam pawai, menampilkan visualisasi transportasi dengan kekayaan budaya lokal.

Partisipasi KAI mendapat sambutan meriah dari warga yang memadati rute pawai. Tak sedikit pengunjung yang mengabadikan momen bersama replika Mak Itam tersebut, menjadikannya sebagai simbol sinergi antara transportasi dan pelestarian budaya lokal.

“Kami bangga bisa menjadi bagian dari semangat kolaboratif yang ditunjukkan Kota Padang dalam perayaan ini. Semoga kehadiran KAI selalu memberi kontribusi positif, tidak hanya dalam mobilitas masyarakat, tapi juga dalam membangun karakter dan kebanggaan kota,” tutup Reza.

Salam hangat,

Reza Shahab

Kepala Humas KAI Divre II Sumbar



Padang - Hari Jadi Kota Padang yang ke-356 bukan hanya menjadi pesta rakyat bagi warga, tetapi juga momentum penting bagi seluruh elemen, termasuk jajaran direksi Perumda Air Minum Kota Padang. Dalam suasana penuh suka cita, Direktur Utama Hendra Pebrizal, S.Sos, M.M, bersama dua direktur lainnya, Afrizal Kuning, S.T, M.M (Direktur Umum) dan Andri Satria, S.T, M.T (Direktur Teknik), tampil bersama dengan kekompakan yang memancarkan energi positif.

Kehadiran mereka di momen bersejarah ini menjadi simbol kebersamaan, di mana sinergi yang terjalin tidak hanya terlihat secara seremonial, tetapi juga mencerminkan kolaborasi nyata dalam menjalankan visi perusahaan.

Ucapan selamat yang disampaikan jajaran direksi bukan sekadar basa-basi atau formalitas, melainkan sebuah penegasan komitmen untuk terus menjadi bagian dari pembangunan Kota Padang. Hendra Pebrizal menegaskan bahwa melalui layanan air bersih yang profesional, merata, dan berkualitas, Perumda Air Minum siap menjadi salah satu pilar utama yang menopang kehidupan masyarakat dan menunjang daya saing kota.
Bagi mereka, air bukan hanya sumber kehidupan, tetapi juga fondasi peradaban yang menentukan arah masa depan sebuah kota.

Memasuki usia ke-356, Kota Padang terus berbenah menjadi kota modern tanpa kehilangan nilai-nilai tradisi dan kearifan lokalnya. Dalam dinamika tersebut, Perumda Air Minum memposisikan diri sebagai mitra strategis pemerintah dan masyarakat.
Andri Satria, selaku Direktur Teknik, menyebutkan bahwa inovasi dalam distribusi dan kualitas air bersih menjadi fokus utama. Dengan teknologi yang semakin berkembang, Perumda Air Minum berkomitmen menghadirkan layanan yang adaptif terhadap tantangan zaman, termasuk dalam menghadapi isu ketersediaan air bersih di tengah perubahan iklim.

Afrizal Kuning, Direktur Umum, menambahkan bahwa setiap tetes air yang mengalir ke rumah warga adalah wujud nyata dari dedikasi perusahaan. Tata kelola yang berintegritas tinggi menjadi prinsip utama mereka, memastikan pelayanan air bersih berjalan adil, transparan, dan tepat sasaran.
Tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan konsumsi, air yang didistribusikan Perumda Air Minum diharapkan dapat menunjang berbagai sektor kehidupan, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga perekonomian.

Perumda Air Minum Kota Padang menyadari bahwa tugas mereka melampaui sekadar menyediakan air bersih. Mereka adalah bagian dari pembangun fondasi kehidupan di Kota Padang. Melalui peringatan Hari Jadi Kota ini, seluruh jajaran direksi dan staf mendapatkan pengingat penting bahwa kontribusi mereka akan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat untuk jangka panjang.
Semangat kolaborasi yang ditunjukkan jajaran direksi diharapkan dapat menginspirasi seluruh pegawai di setiap lini, membentuk tim kerja yang solid, inovatif, dan responsif terhadap kebutuhan warga.

Hari Jadi Kota Padang ke-356 menjadi refleksi bahwa perjalanan pembangunan kota ini masih panjang. Perumda Air Minum siap terus berinovasi, berkolaborasi, dan menjaga kualitas layanan demi terwujudnya Kota Padang yang tangguh, modern, dan berdaya saing tinggi.
Bagi mereka, memberikan layanan air bersih bukan hanya pekerjaan, tetapi sebuah pengabdian untuk tanah kelahiran dan masyarakat yang mereka cintai. Ns



Padang – Dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-9 Ikatan Keluarga Wartawan Republik Indonesia (IKW RI), Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Kota Padang menerima plakat penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas sinergi dan dukungannya dalam penyebaran informasi kepada masyarakat.

Acara yang berlangsung hangat pada Rabu (6/8/2025) itu dihadiri oleh berbagai tokoh penting dari IKW RI dan Perumda Air Minum Kota Padang. Penghargaan ini menjadi bukti nyata hubungan harmonis antara perusahaan pelayanan publik dan insan pers dalam mendorong keterbukaan informasi serta pelayanan maksimal kepada masyarakat.

Hendra Pebrizal: “Terima kasih telah menjadi mitra promosi Perumda Air Minum Kota Padang”

Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Padang, Hendra Pebrizal, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kepercayaan serta dukungan yang diberikan oleh IKW RI. Menurutnya, IKW RI telah memainkan peran penting dalam menyampaikan informasi yang relevan dan edukatif kepada masyarakat, khususnya para pelanggan Perumda Air Minum Kota Padang.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada IKW RI yang telah menjadi mitra promosi kami. Peran media sangat strategis dalam menyampaikan program-program kami kepada masyarakat. Sinergi ini akan terus kami jaga demi peningkatan kualitas pelayanan,” ujar Hendra.

Ia menegaskan, kolaborasi ini tidak sekadar dalam bentuk pemberitaan, tetapi juga dalam mendorong edukasi kepada pelanggan mengenai pentingnya menjaga kualitas air, kewajiban pembayaran, dan program sosial yang dijalankan oleh perusahaan daerah tersebut.

IKW RI Apresiasi Kontribusi Nyata Perumda Air Minum

Ketua IKW RI, Davit Effendi, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dukungan Perumda Air Minum Kota Padang dalam rangkaian kegiatan HUT ke-9 IKW RI. Ia menyebut kehadiran perusahaan daerah tersebut dalam berbagai kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat menunjukkan kepedulian dan tanggung jawab sosial yang tinggi.

“Kami bangga atas kolaborasi ini. Perumda Air Minum Kota Padang bukan hanya menyediakan layanan air bersih, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan sosial,” kata Davit.

Rangkaian Program Sosial dan Inovasi Pelayanan Dalam Rangka HJK Padang 

Dalam paparannya, Hendra Pebrizal juga membeberkan sejumlah program unggulan yang tengah dijalankan oleh Perumda Air Minum Kota Padang dalam menyambut HJK Padang ke 356, baik dari sisi pelayanan, kualitas air, hingga program sosial:

1. Program Gratis Sambungan Air Bersih untuk Rumah Ibadah dan UMKM

Perumda telah merealisasikan 807 dari 1000 unit sambungan air gratis untuk rumah ibadah. Selain itu, program serupa juga menyasar 1000 unit rumah warga dan 1000 pelaku usaha UMKM, sebagai bagian dari upaya mendukung masyarakat kurang mampu dan pelaku usaha kecil.

2. Inspeksi 1000 Depot Air Minum Isi Ulang

Sebanyak 53 sampel dari depot air minum telah diperiksa, dengan hasil:

27 depot dinyatakan aman dan layak konsumsi

26 depot tidak layak konsumsi

Pemeriksaan ini dilakukan bekerja sama dengan puskesmas-puskesmas di Kota Padang. Sampel yang diambil dikirim ke laboratorium Perumda Air Minum untuk diuji kualitasnya. Hasil pemeriksaan kemudian ditindaklanjuti dengan pemasangan stiker “Layak” atau “Tidak Layak” oleh Dinas Kesehatan Kota Padang.

Pemeriksaan depot ini ditargetkan rampung hingga 18 Desember 2025 sebagai bagian dari komitmen menjaga kualitas air bagi masyarakat.

3. Diskon dan Pembebasan Denda untuk Pelanggan

Sebagai bentuk dukungan terhadap program sosial Pemerintah Kota Padang dalam rangka HJK Padang ke 356, Perumda memberikan:

Pemotongan harga khusus bagi pelanggan rumah tangga

Diskon bagi pelanggan yang sempat mengalami pemutusan

Seluruh kebijakan ini dimaksudkan untuk meringankan beban masyarakat sekaligus meningkatkan kesadaran pelanggan terhadap kewajiban pembayaran.

4. Penyelesaian Tunggakan Rumah Ibadah

Dalam tahun 2024, Perumda berhasil menyelesaikan berbagai tunggakan Rumah Ibadah yang sempat tertunda, menunjukkan efektivitas manajemen dan komitmen dalam menyelesaikan persoalan.

Satu-satunya Kantor Akreditasi Nasional di Sumatera Barat

Perumda Air Minum Kota Padang juga menjadi satu-satunya perusahaan air minum di Sumatera Barat yang memiliki Kantor Akreditasi Nasional. Ini menunjukkan bahwa kualitas layanan dan laboratorium pengujian air yang dimiliki telah diakui secara nasional.

Hadirin yang Meramaikan Acara

Acara peringatan HUT ke-9 IKW RI ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari kedua belah pihak. Dari pihak Perumda Air Minum Kota Padang, turut hadir:

Direktur Utama Hendra Pebrizal

Kasubag Humas Adhie Zein

Sementara dari IKW RI, hadir:

Ketua Umum IKW RI Davit Effendi

Sekretaris Marzuki

Ketua Pelaksana HUT IKW RI Sukra Rahmat Putra

Beberapa anggota panitia dan dewan pendiri lainnya

Sinergi antara Perumda Air Minum Kota Padang dan IKW RI dalam acara ini bukan hanya simbol penghargaan, tetapi juga bentuk nyata dari kolaborasi strategis antara institusi pelayanan publik dan media. Harapannya, kerja sama ini terus berlanjut dalam menyampaikan informasi yang edukatif, mendorong pelayanan prima, serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kota Padang.

(Rel)


PADANG – Memasuki tanggal 1 Safar 1447 H yang jatuh pada Sabtu, 26 Juli 2025, berbagai mitos seputar bulan Safar kembali mencuat di tengah masyarakat. Tidak sedikit umat Islam yang masih memandang bulan kedua dalam kalender Hijriah ini sebagai bulan penuh kesialan, musibah, bahkan pantangan melakukan hajatan besar seperti pernikahan, pindah rumah, atau memulai usaha.

Keyakinan tersebut berkembang turun-temurun, terutama di beberapa wilayah Nusantara, seperti Jawa dan sebagian Sumatera. Padahal, dalam ajaran Islam, anggapan tersebut tidak memiliki dasar yang sahih. Islam sebagai agama tauhid membebaskan umatnya dari belenggu takhayul dan kepercayaan yang tidak berdasar wahyu.

Berikut penelusuran mendalam mengenai mitos-mitos yang berkembang di bulan Safar, lengkap dengan klarifikasi ajaran Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis:

1. Mitos: Bulan Safar Membawa Kesialan

Keyakinan bahwa bulan Safar membawa malapetaka telah beredar sejak zaman Jahiliyah. Masyarakat dahulu percaya bahwa Safar adalah masa turunnya penyakit, kesialan, dan berbagai bentuk kerugian. Akibatnya, banyak orang menghindari kegiatan penting seperti menikah, pindah rumah, atau memulai usaha saat bulan ini tiba.

Penjelasan Islam: Tidak Ada Bulan Sial dalam Islam

Islam secara tegas membantah adanya bulan sial, termasuk Safar. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَرَ

“Tidak ada penularan penyakit (yang berdiri sendiri), tidak ada thiyarah (anggapan sial), tidak ada (kesialan karena) burung hantu, dan tidak ada kesialan dalam bulan Safar.”

(HR. Bukhari No. 5757, Muslim No. 2220)

Dengan tegas, Rasulullah ﷺ menolak kepercayaan terhadap benda, makhluk, atau waktu tertentu yang dianggap membawa sial. Hal ini menjadi pengingat bahwa keyakinan terhadap kesialan waktu adalah warisan jahiliyah, bukan bagian dari Islam.

2. Mitos: Hari Rabu Terakhir di Bulan Safar adalah Hari Turunnya Musibah

Di beberapa daerah, beredar kepercayaan bahwa hari Rabu terakhir di bulan Safar, yang dikenal dengan Rebo Wekasan, adalah hari paling sial dalam setahun. Disebutkan bahwa sebanyak 320.000 bencana akan turun ke dunia pada hari itu. Sebagai bentuk "perlindungan", masyarakat menggelar ritual seperti mandi air bunga atau membaca doa-doa khusus.

Penjelasan Islam: Tidak Ada Dalil Shahih Tentang Kesialan di Rebo Wekasan

Kepercayaan ini tidak ditemukan dalam Al-Qur’an maupun Hadis sahih. Bahkan, Muktamar Ke-3 Nahdlatul Ulama (NU) secara resmi menolak keyakinan terhadap adanya hari sial di bulan Safar. Penolakan ini merujuk kepada pendapat Syekh Ibnu Hajar al-Haitamy dalam kitab Al-Fatawa al-Haditsiyah:

“Barangsiapa bertanya tentang hari sial dan sebagainya untuk diikuti, bukan untuk ditinggalkan, dan memilih apa yang harus dikerjakan serta mengetahui keburukannya, semua itu merupakan perilaku orang Yahudi. Bukanlah petunjuk orang Islam yang bertawakal kepada Sang Maha Penciptanya, tidak berdasarkan hitung-hitungan dan terhadap Tuhannya selalu bertawakal. Dan apa yang dikutip tentang hari-hari nestapa dari sahabat Ali kw. adalah batil dan dusta serta tidak ada dasarnya sama sekali.”

(Ahkamul Fuqaha’, 2010: 54)

Ritual mandi kembang, tolak bala, dan sebagainya juga tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ. Islam justru mengajarkan doa dan tawakal sebagai senjata utama menghadapi segala ujian.

3. Mitos: Menikah di Bulan Safar Akan Mendatangkan Malapetaka

Banyak pasangan menunda hari bahagia mereka karena percaya bahwa menikah di bulan Safar akan membawa sial dalam rumah tangga. Sebagian bahkan menganggap bahwa pernikahan di bulan ini bisa menyebabkan perceraian, kesulitan ekonomi, atau konflik suami-istri.

Penjelasan Islam: Tidak Ada Larangan Menikah di Bulan Safar

Islam tidak pernah melarang pernikahan di bulan Safar. Bahkan dalam sejarah Islam, Rasulullah ﷺ menikahkan para sahabatnya di bulan ini. Tidak ada satu pun hadis sahih yang melarang atau menyebut bulan Safar sebagai waktu yang buruk untuk pernikahan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala justru memerintahkan untuk tidak tunduk pada keyakinan syirik dan takhayul. Allah berfirman:

إِنَّمَا النَّجْمُ وَالشِّعْرَىٰ، وَأَنَّهُ هُوَ رَبُّ الشِّعْرَىٰ

“Sesungguhnya Dialah (Allah) Tuhan dari bintang Syira.”

(QS. An-Najm: 49)

قُل لَّن يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا

“Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami.”

(QS. At-Taubah: 51)

Ayat ini menegaskan bahwa tidak ada satu pun musibah, bencana, atau kesialan yang akan menimpa manusia kecuali atas izin Allah, bukan karena bulan, tanggal, atau hari tertentu.

Kesimpulan: Iman Lebih Utama dari Takhayul

Bulan Safar bukanlah bulan sial. Tidak ada dalil sahih yang menyebutkan bahwa Safar lebih buruk dari bulan-bulan lainnya. Rasulullah ﷺ justru mengajarkan agar umat Islam bertawakal, memperbanyak amal, dan meninggalkan kepercayaan syirik yang tidak bersumber dari wahyu.

Masyarakat Muslim di Indonesia—terutama generasi muda—perlu dibekali dengan pemahaman agama yang lurus agar tidak terjebak dalam budaya mistik yang bertentangan dengan tauhid. Memulai usaha, menikah, atau berhijrah di bulan Safar bukanlah suatu larangan, bahkan bisa menjadi amal mulia jika diniatkan karena Allah.

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Barang siapa bertawakal kepada Allah, maka cukuplah Allah sebagai penolongnya.”

(QS. At-Talaq: 3)

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.