Latest Post

 


PADANG, SerasiNews.com;Bank Nagari, salah satu pilar perbankan di Sumatera Barat, kembali menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan masyarakat melalui inisiatif mulia, sebuah aksi donor darah besar-besaran yang bertajuk "Darah untuk Sumatera Barat Bersama Bank Nagari." Kolaborasi apik dengan Palang Merah Indonesia (PMI) ini diharapkan dapat menyumbangkan harapan dan kehidupan baru bagi mereka yang membutuhkan di Ranah Minang.

Bertempat di jantung kota Padang, tepatnya di Banking Hall Bank Nagari Cabang Utama, Jl. Pemuda No. 21, acara ini telah  dilangsungkan pada hari Rabu, 09 Juli 2025 yang lalu . Waktu yang dipilih dengan cermat ini diharapkan dapat mengakomodasi partisipasi maksimal dari berbagai lapisan masyarakat.

Menurut Kepala Humas Bank Nagari, Yudi Silvestra, kegiatan ini adalah perwujudan nyata dari nilai-nilai kepedulian yang selalu diusung oleh Bank Nagari. "Kami percaya bahwa setiap tetes darah yang disumbangkan adalah uluran tangan, adalah harapan, dan adalah kehidupan baru bagi sesama," ujar Bapak Yudi dengan nada penuh harap. "Melalui aksi ini, kami ingin menegaskan bahwa kepedulian itu mengalir, dan dengan mengalirnya kepedulian, akan lahir hidup baru untuk sesama di Ranah Minang."

Inisiatif ini bukan sekadar ajakan untuk mendonorkan darah, melainkan juga sebuah kampanye kesadaran akan pentingnya gotong royong dan solidaritas. Dalam setiap kantong darah yang terkumpul, terkandung potensi untuk menyelamatkan nyawa, memulihkan kesehatan, dan memberikan kesempatan kedua bagi mereka yang tengah berjuang.

Masyarakat Sumatera Barat diajak untuk datang dan berpartisipasi dalam kegiatan mulia ini. Syarat-syarat untuk menjadi pendonor pun relatif mudah, serupa dengan standar donor darah pada umumnya, yang meliputi kondisi kesehatan prima, usia yang memenuhi syarat, dan berat badan yang mencukupi. Tim medis dari PMI akan siap sedia di lokasi untuk memastikan proses donor berjalan lancar dan aman.

Aksi "Darah untuk Sumatera Barat Bersama Bank Nagari" ini adalah bukti konkret bahwa lembaga perbankan tidak hanya berfokus pada aspek finansial, namun juga aktif berperan dalam membangun fondasi sosial yang lebih kuat. Mari bersama Bank Nagari dan PMI, kita alirkan kepedulian, kita tebar harapan, dan kita ciptakan hidup baru untuk Sumatera Barat. Karena sejatinya, kepedulian itu mengalir, membawa serta nafas kehidupan bagi kita semua. ( Ef )


Payakumbuh, SerasiNews.com;Di tengah geliat pagi Kota Payakumbuh, riak air Batang Agam mengalirkan cerita panjang tentang kehidupan dan tantangannya. Namun, di balik keindahan sungai yang membelah kota ini, tersimpan pula ancaman  banjir yang saban tahun menguji ketangguhan warganya. Kini, secercah harapan baru membumbung tinggi di atas tepian sungai, seiring dimulainya Babak Kedua Proyek Pembangunan Pengendalian Banjir Batang Agam, sebuah inisiatif ambisius yang digulirkan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V.

Gambar yang terlampir, menangkap momen krusial di lokasi proyek. Tampak para pekerja berhelm oranye dan rompi keselamatan, sibuk dengan berbagai peralatan di sisi sungai yang berlumpur. Pipa-pipa biru dan putih terhampar, mengisyaratkan aktivitas konstruksi yang intensif. Di kejauhan, dinding beton tanggul sungai yang kokoh menjadi saksi bisu dari upaya masif yang tengah berlangsung, menopang harapan akan masa depan yang lebih aman bagi Payakumbuh.

Proyek monumental ini, yang secara resmi dimulai pada 14 April 2025, bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan sebuah investasi jangka panjang untuk kesejahteraan masyarakat. Dengan nilai kontrak fantastis mencapai Rp42,88 miliar, dan durasi pengerjaan yang direncanakan selama 262 hari kalender, BWS Sumatera V melalui Satuan Kerja SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Wilayah Sungai Sumatera Barat, menunjukkan komitmen seriusnya. PT. Bina Cipta Utama dipercaya sebagai kontraktor pelaksana, dengan pengawasan ketat dari konsorsium PT. Sarana Bhuana Jaya KSO PT. Indra Jaya (Persero) KSO PT. Rancang Mandiri, memastikan setiap detail pekerjaan berjalan sesuai standar tertinggi.

Meski masih di tahap awal, progres fisik pekerjaan per awal Juni 2025 telah mencapai 3,57%. Angka ini mungkin terlihat kecil, namun setiap persentase adalah representasi dari kerja keras, dedikasi, dan visi yang jelas. Proyek ini diproyeksikan akan menjadi pusat perhatian utama BWS Sumatera V sepanjang tahun ini, sebuah balapan melawan waktu untuk mewujudkan mimpi masyarakat Payakumbuh.

Bagi warga setempat, proyek ini adalah anugerah. Darwin (47), seorang warga Payakumbuh dengan sorot mata penuh harap, menjelaskan manfaat multisisi dari pengendalian banjir ini. "Ini bukan hanya tentang melindungi rumah dan jalan dari luapan air," ujarnya, "tapi juga tentang menghidupkan kembali sektor pertanian kami, yang sering terancam gagal panen akibat banjir. Lebih dari itu, ini adalah pintu gerbang untuk mengembangkan potensi wisata di Batang Agam, menjadikannya magnet baru bagi pengunjung." Ia juga menegaskan, proyek ini secara fundamental akan "mengurangi risiko bencana banjir dan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan," sebuah jaminan keamanan yang tak ternilai harganya.

Suara kelegaan juga datang dari Sarah (29), seorang ibu muda setempat. Dengan senyum sumringah, ia menyampaikan rasa terima kasihnya. "Kami sangat berterima kasih pada BWSS V Padang, terutama pada PPK-nya, yang sudah bekerja keras mengontrol kegiatan rekanan," katanya. "Berkat proyek ini, daerah kami akan menjadi lebih asri, dan kami punya harapan besar bahwa Batang Agam bisa menjadi bagian dari destinasi wisata kebanggaan Payakumbuh di masa depan."

Narasi di balik proyek ini adalah tentang ketahanan, adaptasi, dan visi ke depan. Ini adalah kisah tentang bagaimana infrastruktur yang kokoh dapat menjadi pondasi bagi pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan peningkatan kualitas hidup. Ketika tanggul-tanggul ini berdiri tegak, ia bukan hanya menahan derasnya air, melainkan juga mengukir janji akan masa depan yang lebih cerah dan aman bagi seluruh warga Payakumbuh, di tepian Batang Agam yang kini mengalirkan harapan. (Ef/RN)


   


                                                 Padang,SerasiNews.com;Sudah saatnya KONI Sumatera Barat dipimpin oleh sosok muda yang berpengalaman. Adalah Tommy Irawan Sandra, sosok muda yang secara terbuka menyatakan kesiapannya untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sumatera Barat.

Pencalonannya itu, mendapat apresiasi penuh dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Barat. Hal itu diketahui, ketika acara silaturahmi digelar dengan jajaran Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumbar, pada Senin, 14 Juni 2025 di Kantor PWI Sumbar.

Dimana, Tommy Irawan Sandra, datang bersama Ketua PWI Pasaman Hendra, Ekie Noprismond, selaku membidangi organisasi di PWI dan Ketua SIWO PWI Pasaman, Novra Nurman. Kehadiran mereka disambut langsung oleh Ketua PWI Sumbar Widya Navies, Ketua SIWO Sumbar Syaiful, Sekretaris PWI Sumbar, dan jajaran pengurus lainnya.

Terlihat, acara silaturahmi tersebut, berlangsung hangat dan terbuka, Tommy menyampaikan maksud kedatangannya, bukan hanya sekadar memperkenalkan diri sebagai bakal calon, melainkan juga untuk meminta doa restu serta dukungan moral dari keluarga besar PWI Sumbar.

“Saya dibesarkan bersama teman-teman wartawan, sebelum melangkah lebih jauh, saya merasa wajib datang dan menyampaikan niat ini secara terbuka,” tuturnya. Bagi saya, lanjutnya, ini bukan sekadar ambisi, namun tentang tanggung jawab moral, untuk membawa olahraga Sumbar bangkit kembali,” ungkap Tommy optimis.

Dan, berbekal pengalaman memimpin KONI Kabupaten Pasaman, Tommy Irawan Sandra, merasa memiliki bekal yang cukup untuk memimpin KONI Sumbar. Ia menilai, Sumatera Barat memiliki banyak atlet berbakat, tetapi belum mendapatkan pembinaan dan perhatian maksimal, paparnya.

“Sangat disayangkan soal prestasi olahraga Sumbar menurun tajam dalam beberapa tahun terakhir, bahkan di ajang besar seperti PON, posisi Sumbar nyaris tak terdengar,” ungkapnya.

Lebih jauh dikatakannya, kalau tidak kita yang bergerak, siapa lagi? Saya ingin mengembalikan kejayaan olahraga Sumbar, bukan hanya di lapangan, tapi juga dalam sistem. Kita perlu membangun manajemen olahraga yang jujur, transparan, dan berpihak pada atlet. KONI Sumbar, tidak boleh jadi tempat berbagi kue proyek, tapi harus kembali menjadi lembaga pembinaan atlet sejati,” ujarnya.

Untuk itu, Kami juga menargetkan agar Sumatera Barat, dapat menjadi kekuatan olahraga nasional di PON mendatang. Karenanya, tentu harus serius menyiapkan atlet sejak dini. Terus, Kita buat pemetaan cabang unggulan dan binaan, dengan konsisten. Bukan hanya atlet, pelatih pun harus diperhatikan. Semua harus terukur, jelas Tommy.

Adapun, silaturahmi tersebut bukan sekadar formalitas, kehadiran Tommy juga menjadi simbol kekuatan dalam berorganisasi dan komitmennya terhadap keterbukaan.“Saya ingin KONI Sumbar, menjadi rumah besar bagi pelaku olah raga, bersih, nyaman dan adil,” janjinya.

Kedepannya, semua cabang olahraga (Cabor), harus mendapatkan porsi sesuai dengan kebutuhannya, bukan karena kedekatan, tetapi karena prestasi dan komitmen pembinaan, pinta Tommy.

Menanggapi hal tersebut, Ketua PWI Sumbar, Widya Navies, menyambut baik niat Tommy Irawan Sandra. Ia menyampaikan niat tulus disampaikan secara terbuka, merupakan langkah awal untuk membangun komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk insan pers, terangnya.

“Tentunya, Kita menghormati siapa pun yang berniat membangun olahraga di Sumbar. Kami melihat Tommy membawa niat baik, dan tentu kita harap dia mampu membawa perubahan di tubuh KONI Sumatera Barat,” ucap ketua PWI Sumbar itu.

Hal yang sama, juga disampaikan Ketua SIWO PWI Sumbar Syaiful. Menurunnya, memang dunia olahraga Sumbar saat ini, sedang butuh sosok yang berani melakukan terobosan baru, PWI sudah 2 tahun ini tidak diikut sertakan oleh KONI.

“Tommy datang dengan rekam jejak yang jelas, di Pasaman dia telah membuktikan, bahwa pembinaan bisa dilakukan walau dengan keterbatasan anggaran APBD. Kalau Tommy dibawa ke level provinsi, saya yakin kita bisa berharap banyak, untuk kemajuan olah raga kedepannya, ungkap Syaiful optimis.

Kemudian, Sekretaris PWI Sumbar Firdaus Abie, juga menyatakan apresiasinya terhadap niat dan semangat kolaborasi yang ditunjukkan Tommy. Menurutnya, olahraga Sumbar butuh pemimpin yang tidak alergi kritik dan mau menggandeng media sebagai mitra strategis.

“Kami lihat dari sosok Tommy Irawan Sandra, adalah sikap terbuka. Itu penting. Pemimpin olahraga tidak boleh eksklusif, harus siap dikritik mau mendengar saran dan masukan dari semua pihak,” ujarnya mendukung niat Tommy tersebut.

Atas dukungan dari jajaran pengurus PWI Sumbar itu, Tommy pun menegaskan, bahwa jika ia diberi amanah oleh KONI Sumbar, ia siap membesarkan dan mengangkat harkat dan marwah olah raga di ranah minang.

“Saya ingin membawa perubahan yang nyata. Kita ingin mencetak atlet, bukan angan-angan. Yang utama adalah pembinaan berkelanjutan, dan KONI Sumatera Barat, harus menjadi garda terdepan pembinaan cabor, ucapnya. Dan, Ia ingin olahraga Sumatera Barat kembali bersinar di level nasional, dan internasional, tambahnya. ( Ef / Rn )




Padang - Sepanjang Semester I 2025, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat mencatatkan jumlah penumpang sebanyak 1.023.584 orang. Angka ini meningkat 13,12 persen dibanding periode yang sama pada 2024 dengan total 904.821 penumpang.

Kepala Humas KAI Divre II Sumbar, Reza Shahab menjelaskan peningkatan volume penumpang ini didorong oleh penambahan frekuensi perjalanan, peningkatan kapasitas tempat duduk, serta tingginya minat masyarakat dalam menggunakan moda transportasi kereta api.

Pertumbuhan ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kereta api terus meningkat. Masyarakat kini semakin sadar bahwa kereta api merupakan solusi transportasi publik yang efisien dan ramah lingkungan,” ujar Reza.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pelanggan atas kepercayaannya, seraya menegaskan komitmen KAI untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, keselamatan, dan kenyamanan perjalanan.

Reza menambahkan, 5 stasiun dengan jumlah keberangkatan penumpang tertinggi pada periode tersebut adalah Stasiun Padang dengan 271.668 penumpang, Stasiun Pariaman 212.297 penumpang, Stasiun Air tawar 95.010 penumpang, Stasiun BIM 60.402 penumpang dan Stasiun Naras 60.235 penumpang.

Kemudian, 5 stasiun kedatangan dengan volume penumpang tertinggi yaitu Stasiun Padang dengan 285.560 penumpang, Stasiun Pariaman 219.675 penumpang, Stasiun Air tawar 83.905 penumpang, Stasiun Naras 66.131 penumpang dan Stasiun BIM 57.941 penumpang

Dari sisi ketepatan waktu, KAI Divre II Sumbar berhasil mencatatkan performa yang membanggakan. Tingkat ketepatan waktu kedatangan kereta penumpang Semester I 2025 mencapai 99,62% persen, naik dari 99,34% persen pada periode yang sama tahun lalu. Sementara untuk tingkat ketepatan waktu keberangkatan kereta penumpang Semester I 2025 tetap terjaga di angka 99,84% persen.

Kinerja ini didukung oleh peningkatan mutu operasional secara menyeluruh, termasuk perawatan sarana dan prasarana. Ketepatan waktu menjadi salah satu keunggulan utama transportasi kereta api yang bebas hambatan lalu lintas.

KAI Divre II Sumbar mengimbau kepada calon penumpang untuk merencanakan perjalanan dan melakukan pemesanan melalui aplikasi Access by KAI.

Pembelian tiket melalui aplikasi Access by KAI dapat dilakukan sejak H-7 keberangkatan sehingga calon pelanggan yang memiliki rencana menggunakan KA dapat jauh-jauh hari membeli tiket tanpa takut kehabisan.

KAI juga masih menyediakan layanan loket go-show di stasiun untuk penjualan tiket yang dibuka 3 jam sebelum keberangkatan KA selama tiket masih tersedia.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan di seluruh aspek, baik di stasiun maupun di atas kereta. Keselamatan, kenyamanan, dan ketepatan waktu akan selalu menjadi prioritas kami demi mewujudkan transportasi massal yang aman, nyaman, dan berkelanjutan,” tutup Reza.

 


serasinews. com;Padang, 26 Juli 2025 — Sembilan tahun bukan waktu yang singkat untuk sebuah organisasi profesi. Dalam usia yang hampir menyentuh satu dekade, Ikatan Keluarga Wartawan Republik Indonesia (IKW-RI) terus menegaskan eksistensinya sebagai wadah perjuangan, solidaritas, dan pengabdian para jurnalis di Indonesia, khususnya di Sumatera Barat.

Tahun ini, IKW-RI akan menggelar peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-9 pada Sabtu, 26 Juli 2025, dengan mengusung tema inspiratif: "Bersatu, Berkarya, Berkontribusi untuk Negeri." Tema ini bukan sekadar slogan, melainkan cerminan semangat kolektif organisasi untuk terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa melalui kekuatan pers.

Posko GOR H. Agus Salim Jadi Pusat Perayaan

Pusat kegiatan perayaan akan dipusatkan di Posko IKW-RI yang berada di kawasan GOR Haji Agus Salim, Kota Padang. Tempat ini bukan hanya menjadi lokasi simbolik, tetapi juga menjadi "rumah ide" bagi ratusan wartawan yang tergabung dalam organisasi ini. Di sinilah berbagai gagasan sosial, advokasi publik, hingga proyek kolaboratif digodok dan dijalankan.

Ketua Panitia Pelaksana, Sukra Rahmat Putra, menegaskan bahwa perayaan HUT tahun ini bukan hanya akan menjadi ajang silaturahmi antaranggota, melainkan juga akan membawa misi sosial yang kuat.

“Kami akan mengawali rangkaian kegiatan dengan anjangsana ke sejumlah panti asuhan di Kota Padang. Bantuan yang akan kami salurkan berasal dari para dermawan, termasuk instansi pemerintahan dan BUMD. Ini adalah bentuk kepedulian nyata dari IKW-RI terhadap masyarakat yang membutuhkan,” ungkap Sukra.

Menurutnya, kegiatan sosial ini mencerminkan semangat gotong royong dan empati kolektif, dua nilai yang sejak awal ditanamkan dalam tubuh IKW-RI.

Momentum Silaturahmi dan Apresiasi

Puncak acara akan menjadi ajang temu akbar seluruh anggota IKW-RI dari berbagai media, baik lokal maupun nasional. Lebih dari ratusan jurnalis dijadwalkan hadir dalam peringatan ini. Acara juga akan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain:

Walikota Padang, Fadly Amran

Kapolda Sumbar dan jajaran

Ketua Dewan Pembina IKW-RI, Irwan Basir

Kepala-kepala BUMN, BUMD, serta perwakilan dari instansi pemerintahan lainnya.

Perayaan ini diharapkan menjadi ruang penghormatan terhadap dedikasi para jurnalis, sekaligus momentum memperkuat kolaborasi strategis antara pers dan pemerintah daerah dalam membangun masyarakat yang berdaya, cerdas, dan berkeadilan informasi.

Menilik Kembali Akar Perjalanan IKW-RI

Dalam kesempatan terpisah, Ketua IKW-RI, Dafid Effendi, mengajak seluruh anggota dan masyarakat untuk merenungi kembali alasan utama berdirinya organisasi ini. Bagi Dafid, IKW-RI bukan hanya organisasi profesi, melainkan sebuah gerakan moral dan sosial yang lahir dari kebutuhan akan rasa.

“IKW-RI dibentuk dengan semangat menanamkan rasa: rasa memiliki, rasa peduli, rasa tanggung jawab, dan rasa ingin berkontribusi bagi bangsa dan daerah,” ujar Dafid penuh makna.

Selama sembilan tahun terakhir, IKW-RI tak hanya fokus pada internal organisasi, tapi juga giat terlibat dalam pengembangan potensi lokal, terutama di sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Sumatera Barat.

Dafid menyebut beberapa kontribusi nyata IKW-RI di lapangan, antara lain melalui keterlibatan aktif dalam mempromosikan destinasi unggulan seperti:

Silokek di Kabupaten Sijunjung 

Lembah Harau di Kabupaten Limapuluh Kota

Kawasan Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan

“Media bukan sekadar penyampai informasi. Ia juga adalah penggerak perubahan sosial. Kami percaya bahwa pers mampu memainkan peran strategis dalam mendorong pembangunan inklusif,” jelas Dafid.

Menjaga Independensi dan Meningkatkan Profesionalisme

Di tengah era disrupsi informasi dan masifnya arus berita digital, IKW-RI terus berupaya menjadi benteng integritas dan profesionalisme bagi para wartawan. Perayaan HUT ini juga menjadi pengingat penting tentang posisi jurnalis sebagai penjaga objektivitas dan suara publik yang konstruktif.

“Semoga di usia ke-9 ini, IKW-RI semakin solid dalam menjaga independensi, integritas, dan profesionalisme. Kami ingin IKW-RI benar-benar menjadi rumah besar bagi wartawan yang bermartabat, bukan hanya berorientasi pada pemberitaan, tapi juga pada nilai dan dampak,” tutup Dafid.

Perjalanan sembilan tahun IKW-RI merupakan kisah tentang tekad dan ketulusan. Di tengah tantangan dunia jurnalistik yang terus berubah, organisasi ini menunjukkan bahwa kekuatan pers tidak hanya terletak pada tinta dan kata, tapi juga pada aksi nyata dan kepedulian. Di usia yang ke-9 ini, harapan besar menyertai langkah-langkah IKW-RI agar terus menjadi garda depan dalam menyuarakan kebenaran, membela kepentingan publik, dan mendorong perubahan ke arah yang lebih baik.

(ril) 




PT KAI Divre II Sumbar menyesalkan masih adanya kecelakaan lalu lintas di perlintasan sebidang yang disebabkan karena kelalaian pengguna jalan. Sabtu (11/4) pada pukul 14.23 WIB minibus Suzuki Ertiga warna hitam menemper kereta api B7 Pariaman Ekspres di perlintasan sebidang kereta api tidak resmi tidak terjaga di KM 59+9/10 antara Stasiun Naras – Pariaman.

Berdasarkan laporan dari masinis KA B7 Pariaman Ekspres, sebelum kejadian klakson lokomotif (Semboyan 35) telah dibunyikan berkali-kali sebagai peringatan. Namun, peringatan tersebut tidak diindahkan oleh pengemudi Minibus tersebut sehingga Minibus tersebut menemper KA Pariaman Ekspres, kecelakaan pun tidak dapat dihindari.

Kepala Humas PT KAI Divre II Sumbar, Reza Shahab menegaskan 
bahwa kecelakaan lalu lintas di perlintasan sebidang ini menjadi pengingat bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama.

Sebagai informasi, perlintasan kereta api di Indonesia telah diatur secara tegas dalam peraturan perundang-undangan guna memastikan keselamatan semua pengguna jalan. 

Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian serta UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pengguna jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api saat melintasi perlintasan sebidang.

_*Aturan Perlintasan Kereta Api yang Harus Dipatuhi oleh Pengguna Jalan*_

1. Tidak melewati perlintasan sebidang saat palang pintu mulai ditutup.

2. Mengurangi kecepatan saat melihat rambu peringatan perlintasan sebidang.

3. Hentikan kendaraan sebelum melintas dan tengok kiri serta kanan untuk memastikan jalur aman.

4. Berhenti ketika sinyal berbunyi, palang pintu kereta api mulai ditutup, dan/atau ada isyarat lain.

5. Mendahulukan perjalanan kereta api dan tidak menerobos perlintasan.

6. Memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintas rel untuk menghindari kemacetan atau potensi kecelakaan.

_*Sanksi bagi Pelanggar Aturan Perlintasan Kereta Api*_

Pelanggaran terhadap aturan perlintasan kereta api dapat berakibat pada sanksi hukum. Reza menjelasakan bahwa ada ancaman pidana bagi pelanggar lalu lintas yang melibatkan kereta api sesuai dengan yang tertulis pada pasal 296 Undang-undang Lalu Lintas  “Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor pada perlintasan antara kereta api dan Jalan yang tidak berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai ditutup, dan/atau ada isyarat lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 huruf a dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)”. 

Selanjutnya juga pada Pasal 310 UU Lalu lintas menekankan bahwa : 
(1) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah).

(2) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (3), dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000 (dua juta rupiah).

(3) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah).

(4) Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000 (dua belas juta rupiah).

“Kami menghimbau kembali kepada seluruh masyarakat khususnya yang melakukan aktivitas lalu lintas di perlintasan sebidang agar lebih meningkatkan kesadaran berlalu lintas dengan mematuhi peraturan yang ada, dan apabila terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kereta api maka tidak hanya pelanggar mengalami kerugian namun PT KAI pun mengalami kerugian” tutup Reza.


KUANTAN SINGINGI – Dari sebuah kabupaten yang tenang di tepian Sungai Kuantan, falsafah lokal bernama jalur menjelma menjadi pedoman kepemimpinan yang tak hanya membumi, tetapi juga mulai menggema hingga ke dunia internasional. Di balik pergeseran zaman dan modernisasi, Kabupaten Kuantan Singingi menemukan pijakannya sendiri: nilai budaya yang dihidupkan dan ditafsirkan dalam kebijakan publik oleh seorang pemimpin bernama DR. H. Suardiman Ambi, Ak.MM.


Falsafah jalur bukan sekadar warisan, melainkan semacam "kompas moral" yang mengarahkan pembangunan, kebijakan, dan relasi sosial di daerah ini. Bagi Suardiman Ambi, jalur lebih dari perlombaan perahu panjang—ia adalah metafora kepemimpinan: tentang kesatuan, ritme, pengorbanan, dan kerja kolektif.


Menyatu dengan Arus, Menjadi Nahkoda Rakyat


Dalam tradisi Kuansing, jalur hanya bisa melaju kencang jika semua pendayung kompak dalam gerak dan irama. Prinsip ini dihidupkan oleh Suardiman dalam cara ia memimpin: bukan sebagai pengendali tunggal, tetapi sebagai pengarah yang bijak.


Sebagaimana tukang jaga laju dalam perahu, ia memimpin dari belakang—mengawasi, mengarahkan, dan memastikan tidak ada yang tertinggal. Kepemimpinannya dilandasi lima pilar utama falsafah jalur:


1. Kesatuan dan kekompakan (Basamo mendayuang, basamo sampai)


2. Kepekaan terhadap ritme dan perubahan (Ndak bisa mendayung sembarang)


3. Kepemimpinan yang adil dan mengarahkan


4. Pengorbanan demi kepentingan bersama


5. Kemenangan sebagai buah kerja kolektif


Falsafah ini tidak hanya menjadi slogan, tetapi ditanamkan dalam praktik pemerintahan: musyawarah dalam perencanaan pembangunan, pelibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan, hingga program-program yang bersumber dari kebutuhan akar rumput.


Pembangunan yang Mendasar dan Membumi


Di bawah kepemimpinan Suardiman Amby, pembangunan tidak dimaknai sekadar fisik, tetapi juga sosial dan kultural. Jalan-jalan dibuka hingga ke pelosok, UMKM lokal diberdayakan, dan sektor pertanian digerakkan dengan pendekatan partisipatif. Namun di atas semua itu, pembangunan karakter masyarakat tetap menjadi prioritas.


Festival Pacu Jalur adalah salah satu simbol penting yang beliau angkat sebagai roh kolektif masyarakat. Kegiatan ini bukan sekadar perlombaan, melainkan momentum mempererat rasa kebersamaan dan memperkuat jati diri. Di tangan Suardiman, festival ini tak lagi menjadi milik Kuansing semata, tapi menjadi magnet budaya yang menjangkau mancanegara.


Jalur Mendunia: Diplomasi Budaya dari Hulu Rantau


Berangkat dari semangat lokal, falsafah jalur mulai mendapatkan pengakuan di kancah internasional. Festival Pacu Jalur berhasil menarik perhatian wisatawan asing dan pegiat budaya dari berbagai negara. Dukungan Suardiman terhadap promosi event ini menjadikan Kuantan Singingi sebagai destinasi budaya unggulan, yang tidak hanya dikenal di Sumatra, tapi juga dilihat oleh dunia.


Bahkan, konsep “jalur” telah menjadi simbol diplomasi budaya dalam forum-forum kebudayaan internasional, seperti Festival ASEAN, promosi budaya Indonesia di Malaysia dan Singapura, serta dalam kerja sama sister-city dengan beberapa daerah luar negeri.


Lewat jalur, dunia mulai memahami bahwa masyarakat Kuansing mengajarkan sesuatu yang esensial: bahwa untuk sampai ke tujuan besar, tidak ada yang lebih penting dari kekompakan, ritme, dan keadilan.


Menjaga Akar di Tengah Derasnya Modernisasi


Di tengah arus globalisasi dan digitalisasi yang seringkali meluruhkan identitas, Kuantan Singingi justru menguatkan akarnya. Di sinilah peran penting Suardiman Ambi: memastikan bahwa teknologi hadir tanpa mencabut budaya, bahwa kemajuan diraih tanpa kehilangan jati diri.


Dengan pendekatan yang membumi, ia memimpin tidak dengan jargon, tetapi dengan keteladanan. Ia hadir di tengah masyarakat, menyapa petani, berdialog dengan nelayan, dan mendengar langsung suara akar rumput. Inilah potret seorang pemimpin yang tidak hanya tahu arah, tapi juga mengayuh bersama rakyatnya.


DR. H. Suardiman Amby,Ak.MM, telah membuktikan bahwa falsafah lokal seperti jalur dapat menjadi dasar kepemimpinan yang efektif, manusiawi, dan relevan di era modern. Lebih dari itu, ia membawa falsafah ini ke pentas internasional—membuktikan bahwa nilai-nilai lokal bisa menjadi inspirasi global.


Dalam jalur panjang sejarah Kuantan Singingi, nama Suardiman Amby akan dikenang sebagai nahkoda yang membawa perahu rakyatnya mendayung jauh—dari sungai-sungai kecil ke arus besar dunia. Alzam Deri (Direktur LKBA JMSi Provinsi Riau)

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.