November 2025

Aceh Afif Maulana Agam AIDS Aipda Dian WR AirterjunLembahAnaiMeluap Aksibersihpantai AksiJalanan Aleknagari Amak Lisa AnjingPelacak anthropophobia Antikorupsi Apelsiaga Apeltanggapbencana Arif maulana Arosuka Artikel Artis Minang Asusila balapliar BalapMotor Bali Balikpapan Bandung Banji Banjir BanjirAceh BanjirAgam BanjirBandang BanjirPadang BanjirSumatera BanjirSumbar BanjirSumut bansos banten BantuanBencanaAcehHilang Banyuwangi Bapenda Batam Batuk BBM bencana Bencana alam Bencanaalam BencanaAlamSumateraBarat BencanaKotaPadang BencanaSumatera BencanaSumbar BerantasNarkoba BibitSiklonTropis95B BKSDA BMKG BNNsumbar BNPB Box Redaksi BPBDKabupatenAgam BPBDPadang BPBDSumbar BPHMigas BrimobPoldaSumbar Brimobuntukindonesia bukit sitinurbaya Bukittinggi BungaBangkai BungaRafflesia BWSS V padang BWSSVPadang Calon Bupati cemburubuta CerintIrallozaTasya Cikampek Cikarang CuacaEkstrem cuacapanasekstrem curanmor danabos Dandrem 032 WBR dankodaeral II Denpasar Depok DeptCollector Dharmasraya Dinas sosial DinasPendidikanSumbar dinassosial dinassosialpadang Dirlantas Dirlantas Polda Sumbar DirlantasPoldaSumbar DitpolairudPoldaSumbar DPCPKBkotapadang DPDRI DPR DPRD Padang DPRDpadang DPRDsumbar DPUPR DPUPRPadang dubalangkota EmpatPilar Enarotali Evakuasi festival sepakbola Filipina Galodo GalodoLembahAnai gangguanhormon GanjaKering gaya hidup GayaHidup gempa gerakcepatdinsos gorontalo GrasstrackMotocross Gresik GunungMerapiErupsi gurbernurriaukenaottkpk HAM HargaCabaiNaik Haripahlawan Harisumpahpemuda Hidroneteologi Hipnotis HismawaMigas HIV Hot New HubunganSesamaJenis hukum Huntara HUT Humaspolri ke 74 HUT80Brimob Hutan IKW IKWRI IlegalFishing IllegalLogging Indonesia Indonesia. indonesiamaju infrastruktur Intan jaya Internasional irigasi Islami Jakarta Jakarta Selatan JalanLembahAnaiPutus JalanLongsor JalanRetak Jambi Jawa Tengah Jayapura Jayawijaya JembatanPutus JembatanRetak Jogyakarta jurnalis K9 Kabupaten Agam kabupaten dharmasraya Kabupaten Solok KabupatenAgam KabupatenDharmasraya KabupatenPasamanBarat KabupatenPesisirSelatan KafeKaraoke KAI Sumbar Kakorlantas kakorlantaspolri kapolres kapolressijunjung Kapolri kasat narkoba KasusMedis keamanan kebakaran KebakaranPasarPayamumbuh KebatanGunungNagoPutus kecamatankototangah kecelakaan kegiatanrutin KejariDharmasraya kejaripadang kejaripesel kekerasan kelangkaanBBM kelangkaansolar Kemenhut Kemenkes Kementrian PU kementriankebudayaan KementrianLingkunganHidup kendaraan KeracunanMakanan Kesehatan keselamatan bersama keselamatan kerja kesiapsiagaan kesunyian malam ketertiban umum Kiwirok KKB KLHK Kodim 0307 Tanah Datar KomnasHAM komplotanganjalATM KorbanBanjirAgam KorbanBrncanaAgam Korem 032/WB Korpolairud korupsi Kota Padang KotaPariaman KPK Kriminal KRYD KUHP KumpulanDo'a Laksamanamuda Lampung LembahAnai Lembang Leonardy LGBT life style lifestyle Lima Puluh Kota lingkungan listrikilegal lombok timur Longsor LongsorKampusUINImambonjol LowonganKerjaPalsu Madiun Magelang MahardikaMudaIndonesia MahyeldiAnsharullah Makan Bergizi Gratis Makasar Malalak MalPraktek ManfaatAirKelapa manila MataElang Medan mentalhealth Mentawai Mimika Miras MobilBencanaDibakarMassa MobilPatwalPoldaSumbarKecelakaan MobilSatpolPPAcehDibakarMassa MTsN10pesisirselatan mutilasibayi nagarisolokambah nagarisulitair narkoba Narkotika Nasioanl Nasional ngaraisianok NTT odgj OknumGuruLGBT Oksibil olahraga Opini oprasimalam oprasitumpasbandar2025 oprasizebra2025 oprasizebrasinggalang2025 OrangHanyut OTTKPK PADA Padang Padang panjang Padang Pariaman PadangAman PadangRancak PadangSigap Pahlawannasional pajak air tanah Palimanan pandekarancak pantaipadang Papua parenting Pariaman Parlemen Pasaman Pasaman barat pasamanbarat pasang pasarrayapadang Pasuruan Payakumbuh PDAM PeduliBencana Pekanbaru Pelalawan pelayananhumanis pelayanansosial PemakamanMasalKorbanBencanaSumbar PembabatanHutan PembalakanHutanMentawai pembalakanLiar Pembunuhan pemerasan Pemko Padang PemkoPadang PemutihanPajakKendaraan pencabulan PencarianKorbanBanjirPadang Pencirian PenculikanAnak Pencurian Pendidikan penegakanhukum penemuanbayi penemuanmayat Pengancaman pengangguran penganiayaan Pengeroyokan Penggelapan Penjarahan Perbankan Perceraian Perdagangan peristiwa peristiwadaerah perlindungananak Persami pertahanan PerumdaAirMinum Pesisir Selatan PesisirSelatan Peti PKL PolaMakan PolantasMenyapa Polda banten Polda Jabar Polda Kalbar Polda Metro Jaya polda Papua POLDA SulBar POLDA SUMBAR PoldaRiau Poldasumbar Polhut Policegoestoscool Polisi Politik polPP polres Polres 50 kota Polres Dharmasraya Polres Mentawai Polres Padang panjang Polres Pasaman Polres Pasaman Barat Polres Solok Polres solok selatan PolresPadang polrespasaman polrespasamanbarat polrespasbar PolresPayakumbuh polrespesel PolresSolokKota Polresta bukittinggi Polresta Padang polrestapadang POLRI PolriPresisi Polsek bungus barat Polsek Koto Tangah Padang Polsek Lubeg Pontianak PrajuritTNITewas PrediksiCuaca premanisme Presiden RI PrestaPadang psp padang Ptostitusi PuanMaharani Puncak jaya Purwakarta jawabarat QuickWins Razia RekeningDormant Religi RevisiKUHP Riau RidwanKamil sabu Sajam Sarkel SatgasDamaiCartenz satgasoprasidamai satlantaspolresta SatpolPP SatpolPPAceh Sawahlunto Sawmil SeaGamen2025 segmen sianok seherman SekolahRakyat Semarang semenpadang Senjatatajam sepakbola sepakbolaindonesia SepakBolaWanita Serang Sijunjung sikat singgalang2025 silent treatment simulasibencana siswismptewassaathiking sitinjaulauik Skoliosis SMA1pulaupunjung sobatlalulintasrancakbana solok Solok selatan solokarosuka solokselatan solsel Sosialisasi SPBUganting SPPG STNK Strongpoint subsidi ilegal sukabumi Sulawesi Tenggara Sumatera Barat SumateraBarat Sumaterbarat Sumatra barat Sumbar SungaiKuranji Surabaya swasembadapangan tambangilegal Tanah datar tanahdatar tanggapdarurat TanggapDaruratBencana tawuran TawuranNarkoba Terbaru Ternate Timika Papua timklewang TimnasIndonesiaU22 TimnasWanitaIndonesia TNI TPUTunggulHitam Transformasi polri transpadang transportasi tsunamiDrill Tuak Uin UIN IB Padang UpadateKorbanBencanaSumatera UpdateKorbanBanjirSumatera UpdateKorbanBencanaAlam UpdateKorbanBencanaSumatera Utama UUMD3 Viral Yalimo Yogyakarta Yuhukimo

 

Serasinews.com, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara —
Kepala BNPB Suharyanto akhirnya turun ke lokasi bencana di Sumatera setelah kritik publik terus bergulir selama hampir sepekan. Kunjungan ke Desa Aek Garoga, Kecamatan Batangtoru, Minggu (30/11/2025), menjadi titik balik yang memperlihatkan perubahan sikapnya. Sesampainya di lokasi, ia terlihat terpukul menyaksikan kerusakan yang jauh di luar perkiraannya.

Jalan desa berubah menjadi aliran lumpur setinggi betis, rumah-rumah retak dan miring, sementara warga berkumpul di pinggir jalan mengharapkan bantuan pertama yang layak. Di tengah situasi itu, Suharyanto berkata pelan:

“Tapsel saya surprise… saya tidak mengira seperti ini.”

Ucapannya berbanding terbalik dengan pernyataan sebelumnya bahwa situasi di Sumbar, Sumut, dan Aceh “lebih mencekam di medsos dibanding kenyataan”, yang menuai amarah luas masyarakat, terutama dari korban bencana yang merasa dikecilkan penderitaannya.

Di hadapan Bupati Tapanuli Selatan, ia akhirnya menyampaikan permintaan maaf.

“Saya mohon maaf, Pak Bupati. Ini bukan berarti kami tidak peduli,” ujarnya.
“Kami hadir untuk membantu. Tidak ada perbedaan utara, selatan, tengah.”

Ia juga menegaskan bahwa BNPB harus melayani semua warga tanpa memandang latar belakang apa pun.
“Tidak melihat suku, agama, ras. Semua sama,” katanya menegaskan komitmen lembaganya.

Kunjungan ini menjadi momentum penting setelah lonjakan kritik beberapa hari terakhir. Publik menilai kehadiran pejabat pusat di lokasi bencana bukan sekadar menenangkan situasi, tetapi menjadi syarat utama agar penanganan darurat benar-benar sesuai kebutuhan lapangan.

Sampai laporan ini diterbitkan, tim BNPB bersama TNI/Polri, relawan lokal, dan pemerintah daerah terus mengevakuasi material longsor, membuka akses desa, serta menyalurkan logistik kepada warga terdampak. Masyarakat berharap upaya tersebut tidak hanya berhenti pada penanganan cepat, tetapi berlanjut hingga rehabilitasi dan pemulihan.

Sikap emosional Suharyanto hari itu meninggalkan pertanyaan besar: apakah empati yang ia tunjukkan akan berubah menjadi tindakan nyata yang lebih sigap, transparan, dan konsisten?

(Rini/Mond)
#BNPB #BanjirSumatera #BencanaAlam

 

Serasinews.com, Jakarta — Tiga provinsi di Sumatera kini berada dalam situasi darurat kemanusiaan yang belum pernah terjadi dalam satu dekade terakhir. Banjir besar dan rangkaian tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat telah merenggut 442 nyawa, sementara 402 orang masih dinyatakan hilang hingga Senin (1/12), menurut laporan terbaru BNPB.

Dari Pos Pendukung Nasional di Tapanuli Utara, Kepala BNPB Letjen Suharyanto menyampaikan bahwa angka korban terus bertambah seiring tim SAR berhasil menembus area-area yang selama ini tertutup lumpur tebal dan reruntuhan tanah.

Sumatera Utara: Pusat Luka Terbesar

Sumatera Utara muncul sebagai daerah dengan dampak paling menghancurkan.
217 warga meninggal dunia, dan 209 lainnya hilang. Banyak di antara korban ditemukan di desa-desa yang sempat terputus total akibat longsor dan rusaknya jalur transportasi.

Wilayah terdampak mencakup Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Kota Sibolga, Humbang Hasundutan, Pakpak Barat, Padang Sidempuan, Deli Serdang, dan Kepulauan Nias.

Jumlah pengungsi di provinsi ini mencapai puluhan ribu jiwa, tersebar di pos-pos darurat yang masih kekurangan pasokan akibat akses darat yang minim.

Aceh: 11 Kabupaten/Kota Terendam Derita

Di Aceh, bencana memukul 11 wilayah sekaligus, menyebabkan 96 korban meninggal dan 75 orang belum ditemukan. Ribuan rumah terendam, jembatan putus, dan banyak jalur penghubung tertutup lumpur.

Lebih dari 62.000 kepala keluarga mengungsi—angka terbesar di antara tiga provinsi. Sejumlah lokasi pengungsian melaporkan kelangkaan air bersih, selimut, makanan bayi, serta layanan medis, membuat kondisi warga semakin rentan.

Sumatera Barat: Ancaman Susulan Mengintai

Sumatera Barat mencatat 129 korban jiwa, 118 hilang, dan 16 orang luka-luka. Korban tersebar di Agam, Padang Panjang, Padang, Padang Pariaman, Tanah Datar, Pasaman Barat, Pasaman, Solok, Kota Solok, dan Pesisir Selatan.

Total 77.918 jiwa terpaksa meninggalkan rumah mereka. Banyak yang kini tinggal di tenda-tenda darurat di tengah kondisi cuaca yang masih tidak menentu. Ancaman banjir dan longsor susulan terus membayangi, memaksa tim SAR bekerja dengan kewaspadaan tinggi.

Operasi SAR: Perlombaan Melawan Waktu

Operasi pencarian dan penyelamatan kini diperluas dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah, TNI–Polri, Basarnas, lembaga teknis, hingga relawan.

Fokus penanganan meliputi:

Mempercepat evakuasi dan pencarian di zona longsor berat

Memulihkan jalur penghubung ke desa-desa terisolasi

Memenuhi kebutuhan pokok pengungsi, termasuk air, obat, dan sanitasi

Memberikan dukungan psikososial bagi warga yang kehilangan keluarga dan tempat tinggal

Memasuki hari ketujuh status darurat, hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan masih akan turun, memperbesar risiko bencana lanjutan yang bisa memperlambat proses pencarian.

(Rini/Mond)
#BNPB #BanjirSumatera #Longsor #Peristiwa

 

Serasinews.com, Riau – Arus solidaritas dari Riau terus mengalir menuju Sumatera Barat. Sebanyak 250 personel Polda Riau diberangkatkan ke Kabupaten Agam pada Minggu (30/11) untuk memperkuat penanganan banjir dan longsor yang menelan banyak korban serta merusak permukiman warga.

Keberangkatan pasukan dipimpin langsung oleh Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan, yang sejak pagi meninjau kesiapan di lapangan—mulai dari kelengkapan SAR hingga kondisi mental para personel.

Hari ini saya akan berangkat ke Agam dan melihat langsung tenda-tenda personel Polda Riau yang di-BKO-kan di sana. Salam dari Bapak Kapolri dan Ibu Ketua Umum Bhayangkari,” ujar Herry saat melepas rombongan di Mapolda Riau.

Ia menegaskan bahwa misi kemanusiaan tidak mengenal batas wilayah. Ketika bencana melanda, kepolisian di mana pun harus hadir untuk membantu.

Enam Truk Bantuan Logistik Dikirim ke Tiga Provinsi

Di waktu yang sama, Polda Riau juga mengirim enam truk logistik menuju wilayah terdampak bencana di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Bantuan ini dihimpun dari keluarga besar Polda Riau dan Bhayangkari sebagai wujud gotong royong setelah kabar bencana merebak.

Bantuan tersebut mencakup kebutuhan darurat, antara lain:

255 dus mi instan & 50 dus mi instan cup

50 sak beras 10 kg & 33 sak beras 5 kg

20 dus sarden

140 dus air mineral

70 dus kue kaleng

40 dus susu kaleng

20 dus gula, 20 dus teh, 20 dus kopi

20 dus susu bayi

30 dus popok, 30 dus pembalut wanita

25 kontainer penyimpanan, 240 selimut

20 koli pakaian layak

50 cangkul untuk membantu pembersihan material longsor

Bantuan yang kami kirimkan adalah kebutuhan mendesak yang sangat diperlukan para penyintas,” kata Kapolda.

Personel Berkeahlian Khusus dan Dukungan Trauma Healing

Dari total personel, sekitar 250 di antaranya memiliki keahlian khusus dalam penanganan darurat, pencarian dan pertolongan, serta manajemen lokasi bencana. Kehadiran mereka diharapkan memperkuat kerja tim gabungan yang sudah berada di lokasi sejak awal kejadian.

Tidak hanya bantuan fisik, dukungan pemulihan trauma juga dipersiapkan. Enam psikolog Polri telah lebih dulu dikirim pada Sabtu (29/11), dan gelombang berikutnya akan menyusul.

Insyaallah besok kami akan kirim tambahan sekitar 30 psikolog, bekerja sama dengan sejumlah kampus di Riau, untuk memberikan layanan trauma healing kepada para korban,” ujar Irjen Herry Heryawan.

Bagi warga yang kehilangan rumah, keluarga, dan rasa aman, keberadaan para psikolog ini menjadi bagian penting dalam memulihkan luka psikologis akibat bencana.

(Rini/Mond)
#PoldaRiau #BanjirSumbar #Polri

 

Serasinews.com, Sumatera Barat — Tiga hari setelah bencana melanda, Sumatra Barat mulai menunjukkan denyut pemulihan. Di antara lumpur yang perlahan mengering dan ruas jalan yang masih retak seperti serat tanah yang letih, secercah harapan mulai terlihat.

Kepala BNPB Suharyanto mengatakan bahwa upaya penanganan pascabencana terus mengalami perkembangan positif. Cuaca yang lebih bersahabat memberi ruang bagi percepatan pemulihan, sementara Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tetap diperkuat untuk mengendalikan potensi hujan susulan.
Sumatra Barat sudah lebih pulih di hari ketiga. Saat ini tidak ada hujan, dan OMC masih dilanjutkan,” ujarnya, dikutip dari Antara, Senin (1/12/2025). Optimisme itu ia sampaikan dengan kewaspadaan, mengingat kondisi tanah yang masih rawan.

KORBAN: Angka yang Masih Menyisakan Luka

Hingga kini, data terbaru mencatat:

129 orang meninggal

118 orang hilang

16 orang luka-luka

Kabupaten Agam menjadi wilayah dengan dampak paling berat, mencatat 87 korban meninggal dan 76 orang hilang.
Di Padang Pariaman, sebagian warga mulai kembali ke rumah saat siang hari untuk membersihkan lumpur dan puing-puing, sebelum kembali bermalam di posko karena listrik belum stabil dan rasa cemas masih kuat.

Total delapan kabupaten/kota terdampak: Agam, Solok, Pesisir Selatan, Padang, Padang Panjang, Pariaman, Tanah Datar, dan Bukittinggi.
Jumlah pengungsi mencapai 77.918 jiwa, banyak di antaranya menjalani rutinitas berat: pulang membersihkan – kembali mengungsi.

INFRASTRUKTUR: Luka Fisik yang Belum Sembuh

Kerusakan infrastruktur masih menjadi tantangan besar:

sejumlah jembatan terputus

jalan amblas

beberapa jalur nasional dan provinsi lumpuh

Di Padang Panjang dan Sicincin, jalur utama belum tersambung sehingga arus logistik harus memutar jauh.
BNPB telah mengirim sembako, makanan siap saji, perlengkapan kebersihan, tenda, selimut, serta alat berat. Personel yang sudah empat hari bekerja tanpa henti tersebar di titik-titik paling terdampak.
“Semua berjalan sesuai rencana,” kata Suharyanto, meski pekerjaan panjang masih menanti.

JALUR DARAT TERBUKA, UDARA DIKERAHKAN SECARA TERPILIH

Meski banyak ruas jalan rusak, jalur darat masih dapat dilalui sehingga armada udara difokuskan hanya untuk kebutuhan mendesak.

Armada yang dikerahkan:

1 helikopter BNPB

1 pesawat fixed wing

1 helikopter Basarnas

Dari Posko Terpadu Penanggulangan Bencana Sumbar, tercatat 131 personel terlibat dalam penanganan banjir, galodo, sedimentasi sungai, dan perbaikan irigasi.
Prioritas utama: pemulihan aliran sungai dan penyediaan air bagi permukiman serta pertanian.

Alat berat yang digunakan meliputi excavator, mini excavator, dan long arm. Namun di lokasi sempit, warga dan relawan masih mengandalkan cangkul dan sekop.

KONDISI ATMOSFER: SENYAR MENJAUH, LANGIT BELUM SEPENUHNYA TENANG

Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, memastikan bahwa Ex-Siklon Tropis Senyar telah menjauh. Meski begitu, Sumatra Barat masih berada di puncak musim hujan hingga akhir Desember.

Faktor seperti IOD, suhu muka laut hangat, dan konvergensi angin masih memicu pembentukan awan hujan.
Dalam sepekan ke depan, potensi hujan lebat masih harus diwaspadai.

Warga dianjurkan kembali ke rumah secara bertahap, sambil memperhatikan kondisi sekitar dan risiko cuaca ekstrem.
Daerah dengan kewaspadaan tinggi mencakup 16 kabupaten/kota, mulai dari Kepulauan Mentawai hingga Solok Selatan.

“Yang terpenting adalah kesiapsiagaan semua pihak agar risiko bencana hidrometeorologi dapat ditekan semaksimal mungkin,” ujar Desindra.

(L6)
#BanjirSumbar #Peristiwa #BNPB #SumateraBarat

 

Serasinews.com,Padang — Deru sungai yang selama ini menjadi denyut kehidupan masyarakat Sumatera Barat berubah menjadi isyarat bahaya pada 26 November 2025. Hujan ekstrem menggulung dari hulu, memecah keheningan malam, dan menurunkan banjir bandang yang menyapu pemukiman di 16 kabupaten dan kota. Ketika air akhirnya mereda, yang tersisa adalah jejak kehilangan: puluhan korban jiwa, rumah-rumah yang hancur seketika, serta ribuan warga yang kini bertahan di tenda-tenda darurat.

Di tengah kehancuran itulah Ketua Komisi IV DPR, Siti Herdiyati Rukmana (Titiek Soeharto), hadir. Bukan sekadar meninjau, tetapi menyampaikan rekomendasi yang terasa berat namun dianggap tak terelakkan: relokasi permanen bagi warga yang tinggal di bantaran sungai di seluruh Sumatera Barat.

“Ini bukan hanya penanganan darurat. Ini tentang menyelamatkan masa depan,” tegasnya, bersaing dengan suara helikopter logistik di atas langit. “Permukiman di tepi sungai adalah zona bahaya. Ketika musim hujan datang, ancamannya selalu mengintai. Relokasi adalah langkah perlindungan jangka panjang.”

Luka Lanskap: Desa-Desa yang Lenyap Dalam Sekejap

Laporan awal BNPB menggambarkan kerusakan yang luas: jembatan runtuh, jalan terputus, listrik padam, serta fasilitas publik terkubur lumpur setinggi pinggang. Banyak warga kehilangan bukan hanya rumah, tetapi juga sumber penghidupan: sawah, kios, dan ternak.

Beberapa penyintas mengaku jalur banjir berada tepat di belakang dinding rumah mereka. “Hanya beberapa detik,” kata seorang korban yang kehilangan dua anggota keluarga. “Kami tak sempat menyelamatkan apa pun.”

Kondisi inilah yang membuat Komisi IV menilai relokasi sebagai keputusan yang tak bisa lagi ditunda.

Tugas Berat Kemensos dan Gesekan Birokrasi

Dalam rapat koordinasi, Siti menegaskan beban besar berada di pundak Kementerian Sosial: mendata korban, menyalurkan bantuan, hingga menyiapkan hunian baru. Ia mengingatkan agar birokrasi tidak menjadi hambatan.

“Birokrasi tidak boleh menjadi banjir kedua,” ujarnya. Pendataan harus cepat, pembangunan hunian tak boleh menunggu berlarut-larut.

Relokasi: Harapan Baru atau Masalah yang Pindah Lokasi?

Relokasi, kata Siti, tidak boleh hanya soal menggeser warga dari satu titik ke titik lainnya. Pemerintah daerah harus memastikan:

lahan aman secara geologi,

akses jalan stabil,

sanitasi layak,

sekolah memadai,

fasilitas kesehatan siap siaga.

“Jangan memindahkan warga dari ancaman ke keterasingan. Mereka harus kembali hidup dengan aman dan bermartabat.”

Mesin Besar yang Harus Bergerak Bersama

Komisi IV berjanji melakukan pengawasan ketat. Relokasi dalam skala besar bukan sekadar membangun rumah, tetapi membangun ulang kehidupan sosial sebuah komunitas. Tanpa sinergi antarlembaga, proses pemulihan bisa kehilangan arah.

Siti mendorong agar momen bencana ini menjadi awal dari penataan ruang yang lebih berani dan lebih berpijak pada mitigasi risiko.

Pertanyaan yang Masih Menggantung

Relokasi memang pahit: menyelamatkan nyawa, namun memutus akar warga dari tanah yang mereka huni selama generasi. Namun pascabencana ini, pertanyaannya bukan lagi “Perlukah relokasi?” melainkan “Sampai kapan kita bertahan hidup di ambang bahaya?”

(B1)
#BanjirPadang #DPR #Padang

 

Serasinews.com, Sumatera Barat — Hujan deras yang tak kunjung reda sejak 21 November kembali menguji ketangguhan infrastruktur Sumatera Barat.
Rentetan bencana hidrometeorologi membuat sejumlah ruas jalan provinsi porak-poranda. Kepala Dinas BMCKTR Sumbar, Armizoprades, menyebut 16 ruas jalan kini masuk daftar terdampak, dengan 54 titik kerusakan yang tersebar di berbagai kabupaten/kota.

Di lapangan, kerusakan terlihat dalam banyak wajah: jalan amblas, bahu jalan runtuh tergerus arus, tebing longsor, dua jembatan mengalami kerusakan parah, hingga beberapa kawasan tertutup pohon tumbang. Akibatnya, beberapa wilayah sempat terputus akses dan aktivitas logistik berjalan tersendat.

Skala Kerusakan

Berdasarkan pemetaan awal tim teknis BMCKTR, ditemukan:

11 titik badan jalan amblas

24 titik bahu jalan terban

13 titik longsor

2 jembatan rusak berat

4 titik tertutup pohon tumbang

“Sejak hari pertama, kami bersama berbagai pihak langsung melakukan pembersihan material longsor dan pohon tumbang. Tujuannya jelas: akses evakuasi harus terbuka,” kata Armizoprades.

16 Ruas Jalan yang Terimbas Bencana

Kerusakan tersebar di jalur-jalur penting berikut:

Mangopoh – Padang Luar

Panti – Simpang Empat

Batas Payakumbuh – Suliki – Koto Tinggi

Pangkalan Koto Baru – Sialang – Gelugur

Palupuah – Pua Gadih – Koto Tinggi

Simp. Koto Mambang – Balingka

Matur – Palambayan

Palambayan – Palupuh

Simp. Gantiang Payo – Batas Tanah Datar – Sumani

Pintu Angin – Labuah Saiyo

Sijunjuang – Tanah Badantuang

Guguak Cino – Sitangkai

Teluk Bayur – Nipah – Purus

Teluk Kabung – Mandeh – Tarusan

Lubuak Sikapiang (Simp. Daliak) – Talu (Simp. Gantiang)

Lubuak Basung – Sungai Limau

Setiap ruas menghadapi tantangan berbeda—ada yang tersumbat material longsor setinggi pinggang, ada yang retak dan hilang sebagian, dan ada pula yang tak bisa dilalui karena jembatan nyaris roboh.

Pendataan Masih Terbuka

Kepala Bidang Bina Marga, Adratus Setiawan, menegaskan bahwa angka tersebut masih bersifat sementara. Tim survei terus bergerak ke wilayah-wilayah rawan yang sulit dijangkau.
“Instruksi Gubernur jelas: jangan biarkan masyarakat terisolasi. Jalur logistik harus aman,” tegasnya.
Suasana penyisiran lokasi kerap digambarkan berkabut, basah, dan penuh suara mesin alat berat yang terus bekerja sejak pagi.

Penanganan Terus Berjalan

Meski perbaikan darurat dipercepat, cuaca ekstrem masih menjadi ancaman. Tim memasang rambu peringatan serta mengalihkan arus lalu lintas di beberapa titik untuk mengurangi risiko kecelakaan.
Rekonstruksi permanen baru bisa dilakukan setelah situasi stabil dan pendataan final rampung. Untuk sementara, fokus utama pemerintah adalah memulihkan akses, karena dari akses pula bantuan dan mobilitas warga bergantung.

(Rini/Mond)
#Infrastruktur #Sumbar #Bencana

 

Serasinews.com, Padang — Tanjakan Sitinjau Lauik kembali menimbulkan ancaman bagi pengguna jalan. Pada Minggu (30/11/2025) sekitar pukul 01.00 WIB, jalur Padang–Solok yang dikenal ekstrem itu kembali menjadi lokasi kecelakaan beruntun. Sebuah truk bermuatan berat gagal menanjak, mundur tak terkendali, dan menyeret beberapa kendaraan lain, termasuk sebuah ambulans yang sedang membawa korban banjir bandang.

Dalam gelap dini hari, suara gesekan besi, klakson panik, dan jeritan warga membingungkan suasana. Akses jalan di titik rawan Sitinjau Lauik pun lumpuh total.

Truk Kehabisan Tenaga, Mundur Tak Terkendali

Warga melaporkan truk tampak terseok saat menanjak. Mesin meraung, namun tidak cukup kuat menahan lereng ekstrem Sitinjau Lauik. Dalam hitungan detik, truk mundur dengan cepat.

Awas… mundur!” teriak warga, tapi momentum sudah lepas kendali. Taburan benturan dimulai dengan sebuah minibus, diikuti kendaraan di belakangnya. Ambulans dari Solok yang membawa korban galodo tak sempat menghindar dan ikut terseret.

Polisi Bergerak Cepat

Kapolsek Lubuk Kilangan, Kompol Sosmedya, membenarkan insiden itu dan menyatakan petugas sudah berada di lokasi sejak dini hari. Dalam kondisi minim cahaya, lampu senter, lampu rotator, dan kabut pegunungan membuat suasana di TKP dramatis.

Kemacetan Panjang: Satlantas Turun Tangan

Satlantas Polresta Padang segera mengerahkan personel untuk membuka jalur. Iptu Zulkifli, Kanit Laka Lantas Polresta Padang, mengatakan prioritas utama adalah mengurai kemacetan dan memastikan kendaraan bisa bergerak kembali. Dari arah Solok, arus juga tersendat parah karena rangkaian kendaraan terlibat kecelakaan. Iptu Rido, Kasat Lantas Polres Solok, menyebut situasi belum normal.

Ambulans Jadi Sorotan

Keterlibatan ambulans yang membawa korban banjir bandang menarik perhatian. Petugas memprioritaskan pemindahan pasien ke ambulans lain agar penanganan medis tidak terganggu.

Pendataan dan Penyelidikan Lanjutan

Kepolisian masih mendata jumlah kendaraan yang terlibat, kronologi kecelakaan, dan kemungkinan korban luka. Pemeriksaan truk penyebab insiden, termasuk dugaan kelebihan muatan, masalah teknis, atau human error, akan dilakukan. Rilis resmi dari pihak berwenang akan diterbitkan setelah data terkumpul.

(Rini/Mond)
#Peristiwa #Kecelakaan
#SitinjauLauik #Padang

 

Serasinews.com,PADANG — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) melalui Pusdalops BPBD kembali merilis data terbaru korban bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah daerah sejak 21 November 2025. Hingga Minggu (30/11) pukul 09.00 WIB, tercatat 129 orang meninggal dunia dan 86 orang masih hilang.

Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi, menyatakan data dihimpun dari laporan resmi kabupaten/kota terdampak. Peningkatan signifikan terjadi di Kota Padang Panjang, dari sebelumnya 7 orang meninggal dan nihil korban hilang, kini menjadi 21 meninggal dan 32 hilang.

“Data akan terus diperbarui seiring masuknya laporan terbaru dari masing-masing daerah,” ujar Arry.

Dari 16 kabupaten/kota terdampak, delapan daerah melaporkan korban jiwa atau hilang, sementara delapan lainnya nihil. Jumlah korban terbanyak berada di Kabupaten Agam.

Rincian korban per kabupaten/kota:

Kabupaten Agam: 87 meninggal, 76 hilang


Kota Padang Panjang: 21 meninggal, 32 hilang


Kota Padang: 10 meninggal, 0 hilang


Kabupaten Tanah Datar: 2 meninggal, 1 hilang


Kabupaten Pasaman Barat: 1 meninggal, 6 hilang


Kabupaten Padang Pariaman: 7 meninggal, 2 hilang


Kota Solok: 1 meninggal, 0 hilang


Kabupaten Pesisir Selatan: 0 meninggal, 1 hilang


8 kabupaten/kota lainnya: nihil korban


Arry menekankan, Kabupaten Agam menjadi daerah paling terdampak dengan 87 korban meninggal dan 76 masih dalam pencarian. Perkembangan data korban, kerusakan, dan kebutuhan penanganan darurat akan terus dipantau melalui Posko Terpadu Penanganan Bencana Provinsi Sumbar.

(Rini/Mond) 

#BanjirSumbar #SumateraBarat

#Peristiwa #BencanaAlam

 

Serasinews.com, Solok- Satuan Reserse Narkoba Polres Solok Kota kembali mengamankan dua remaja di bawah usia 20 tahun terkait dugaan penyalahgunaan narkotika jenis shabu dan ganja. Penangkapan dilakukan pada Jumat (28/11/2025) sekitar pukul 17.00 WIB di kawasan Perumahan Tanjung Harapan Indah, Kelurahan Tanjung Paku, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok.

Kedua remaja tersebut berinisial NA (19), warga Jorong Simpang Sawah Balik, Nagari Koto Baru, dan IMF (18), warga Perumahan Tanjung Harapan Indah.

Berawal dari Informasi Warga

Kasat Narkoba Polres Solok Kota, AKP Amin Nurasyid, melalui Pasi Humas AKP Edy Suhendra, menjelaskan bahwa operasi penangkapan dilakukan setelah pihaknya menerima laporan masyarakat tentang adanya aktivitas mencurigakan yang diduga terkait transaksi narkoba.

“Tim langsung turun ke lapangan. Tak lama kemudian, anggota melihat dua orang yang ciri-cirinya sesuai laporan. Keduanya segera diamankan di depan salah satu rumah di Perumnas Tanjung Harapan Indah,” jelas Edy.

Barang Bukti dari NA: Shabu, Ganja, dan Uang Tunai

Ketika menggeledah NA, polisi menemukan sejumlah barang yang diduga kuat terkait peredaran narkotika, di antaranya:

1 kotak plastik hitam berisi 7 paket plastik klip berisi kristal bening diduga shabu

1 paket ganja kering dalam plastik klip

6 lembar kertas papir merek Antareja

1 unit HP Realme Note 60x warna hitam

Uang tunai Rp215.000 dalam berbagai pecahan

NA tidak mampu menunjukkan izin kepemilikan maupun penggunaan narkotika tersebut, dan mengakui bahwa barang-barang itu adalah miliknya.

Penggeledahan Rumah IMF: Temuan Alat Konsumsi

Petugas kemudian bergerak menuju rumah IMF yang berjarak sekitar 15 meter dari lokasi penangkapan NA. Di kamar IMF, polisi menemukan berbagai perlengkapan yang diduga digunakan untuk mengonsumsi narkotika:

1 kardus kecil berisi:

4 mancis

1 pipet serok

1 alat hisap bong dari botol plastik

1 jarum yang dimodifikasi

1 dompet kain merah berisi 4 kaca pirek

6 plastik klip bening

Meski tidak ditemukan narkotika di rumah tersebut, peralatan yang ada menambah indikasi penyalahgunaan.

Dibawa ke Mapolres untuk Pemeriksaan Lanjutan

Setelah memastikan tidak ada temuan lain, kedua remaja berikut barang bukti langsung digiring ke Satres Narkoba Polres Solok Kota untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kasat Narkoba menegaskan komitmen kepolisian dalam memberantas peredaran narkoba, termasuk yang melibatkan remaja.
“Kami sangat menghargai laporan masyarakat. Informasi seperti ini sangat membantu dalam memutus mata rantai peredaran narkotika di Kota Solok,” ujarnya.

(Mond)
#Narkoba #Sabu #GanjaKering #PolresSolokKota

 

Serasinews.com, Sumatera Barat — Hingga Minggu (30/11), jalan nasional Padang–Bukittinggi di kawasan Lembah Anai masih terputus total. Akses utama yang selama puluhan tahun menjadi jalur ekonomi, pendidikan, serta distribusi logistik itu kini berubah menjadi bentang rusak penuh lumpur, bongkahan batu, dan aliran sungai yang bergeser dari jalur lamanya.

Sedikitnya empat titik kerusakan besar ditemukan sepanjang ruas ini. Kerusakan paling parah berada di kawasan Mega Bendung, di mana badan jalan tergerus hingga menyerupai lembaran tanah yang terkoyak. Aspal pecah, rongga menganga, dan arus deras Batang Anai terus mengikis bagian bawah konstruksi jalan.

Hal yang paling mengejutkan tim di lapangan adalah berubahnya alur sungai. Batang Anai, yang biasanya mengalir di sisi lembah, kini bergerak mendekati bahu jalan seolah mencari jalur baru setelah banjir bandang mengubah kontur lembah.

Di dasar lembah, tiga alat berat terus bekerja membersihkan material, memecah batu besar, dan mengarahkan ulang aliran sungai. Sementara itu, tim Hutama Karya tampak melakukan pengukuran ulang karena kontur topografi kawasan ini tak lagi sama seperti sebelum bencana.

Kapan Jalan Dibuka? Belum Ada Kepastian

Ketidakpastian menjadi hal yang paling dirasakan warga. Hingga kini, belum dipastikan kapan akses vital ini kembali bisa dilewati. Sekretaris Daerah Kota Padang Panjang, Sonny Budaya Putra, menyampaikan bahwa pemerintah pusat telah meminta proses perbaikan dipercepat.

Kami menerima informasi bahwa dalam dua minggu diupayakan jalur dapat dilalui kendaraan kecil lebih dulu,” ujarnya.

Namun bagi masyarakat yang mengandalkan jalur ini—pedagang, perantau, sampai mahasiswa—dua minggu terasa seperti waktu yang sangat panjang.

Dampak Ekonomi dan Sosial Mulai Terasa

Kota Padang Panjang termasuk wilayah yang mencatat dampak paling besar. Arus barang terganggu, aktivitas kerja dan sekolah tersendat, sementara biaya transportasi meningkat karena harus memutar jauh melalui jalur alternatif.

Untuk sementara, satu-satunya akses dari Padang ke wilayah utara Sumbar adalah lewat Sitinjau Lauik yang terjal dan rawan longsor, kemudian memutar ke arah Danau Singkarak. Perjalanan yang biasanya hanya dua jam kini bisa dua hingga tiga kali lebih lama, tergantung cuaca dan kondisi lalu lintas.

Lembah Anai: Luka Alam yang Kembali Terbuka

Secara geografis, kawasan ini memang berada di zona rawan. Pertemuan bukit curam, aliran sungai besar, dan curah hujan tinggi membuatnya kerap dilanda banjir bandang serta longsor. Namun bencana kali ini dinilai sebagai salah satu yang paling merusak dalam beberapa tahun terakhir.

Warga hanya bisa menunggu dengan rasa waswas, mengamati alat berat bekerja di tengah kabut tipis Lembah Anai. Jalur ini bukan hanya sekadar infrastruktur—ia adalah nadi kehidupan ribuan orang dari Padang hingga Agam, dari Tanah Datar hingga Bukittinggi.

Selama jalan itu belum tersambung kembali, denyut kehidupan itu pun ikut tertahan.

(Rini/Mond)
#Infrastruktur #JalanLembahAnaiPutus #SumateraBarat

 

Serasinews.com,Padang —
Kota Padang mengalami salah satu bencana terburuk dalam sejarahnya pada Jumat (28/11/2025). Banjir besar yang datang tiba-tiba menyapu hampir seluruh wilayah kota, menyeret rumah, fasilitas umum, hingga infrastruktur vital. Hingga Sabtu (29/11/2025), total kerugian sementara telah mencapai Rp202,8 miliar.

Wali Kota Padang Fadly Amran menegaskan bahwa banjir kali ini tidak hanya sekadar genangan, tetapi bencana hidrometeorologi besar yang mengguncang ketahanan kota. “Kerusakan yang terjadi sangat berat. Banjir ini bergerak cepat dan merusak banyak titik vital,” ujarnya.

Enam Jembatan Rusak: Empat Putus Total

Sektor jembatan mengalami hantaman paling parah. Dari enam jembatan terdampak, empat putus total dan dua lainnya rusak berat, dengan nilai kerusakan mencapai Rp127 miliar.

Dua jembatan menjadi sorotan utama:

Jembatan Gunung Nago (Pauh – Lubuk Kilangan)
Hancur total, menyisakan patahan beton dan besi yang melengkung. Kerugian: Rp45 miliar.

Jembatan Kalawi, Limau Manis
Ambruk setelah pondasinya tergerus arus kuat. Kerugian: Rp35 miliar.

“Putusnya empat jembatan ini benar-benar memutus pergerakan warga. Logistik, transportasi, hingga evakuasi sangat terhambat,” jelas Kalaksa BPBD Padang, Hendri Zulviton.

Bendungan, Jalan, dan Tebing Ikut Terkoyak

Banjir turut meluluhlantakkan fasilitas air bersih dan jalan. Sebuah bendungan dan intake air minum mengalami kerusakan berat. Jalan Batu Busuk putus total, membuat bantuan sulit menjangkau warga. Di sejumlah titik, tebing jalan runtuh dan memperlihatkan tanah yang terseret arus.

Sistem PDAM Kolaps: 10 Intake Rusak

Kerusakan besar juga terjadi pada layanan air bersih. Sepuluh intake PDAM rusak berat, pipa distribusi patah, dan pompa terendam banjir. Akibatnya, ribuan warga kehilangan akses air bersih—terutama di Koto Tangah, Lubuk Begalung, dan Kuranji.

Di Air Dingin, Koto Tangah, warga kini menghadapi krisis air bersih yang mengkhawatirkan, khususnya bagi kelompok rentan di pengungsian.

Kebutuhan Mendesak di Pengungsian

Di pos-pos pengungsian, kebutuhan dasar belum terpenuhi. Bantuan yang paling dibutuhkan meliputi:

Makanan pokok dan makanan siap saji

Susu formula bayi

Selimut, alas tidur, dan tenda

Obat-obatan dan vitamin

Tenaga kesehatan dan layanan medis

Beberapa warga terpaksa tidur beralaskan kardus, sementara antrean air bersih kian panjang. Anak-anak dan lansia menjadi kelompok yang paling merasakan dampaknya.

Pendataan Terus Berjalan

Menurut BPBD, pendataan kerusakan masih dilakukan. “Angka kerugian bisa bertambah karena ada lokasi yang belum terjangkau akibat akses terputus,” kata Hendri.

Pemulihan kini menjadi prioritas utama. Pemerintah Kota bersama BPBD, TNI, dan Polri berupaya memulihkan kondisi secepat mungkin sebelum hujan susulan kembali mengguyur Padang.

(Rino/Mond)
#BanjirBandang #Padang #Peristiwa


Serasinews.com: Agam, Sumatra Barat — Malam turun perlahan di Agam, namun beban yang dibawa warga jauh lebih cepat dan lebih berat. Aroma lumpur, kayu patah, dan tanah yang terguncang masih menyelimuti udara ketika BPBD Kabupaten Agam mengumumkan pembaruan data pada Sabtu (29/11) pukul 20.00 WIB: 4.000 warga harus mengungsi, tersebar di 11 kecamatan. Jumlah korban meninggal naik menjadi 85 orang, sementara 78 lainnya masih belum ditemukan.

Di setiap sudut posko, kisah kehilangan berbaur dengan harapan tipis bahwa keluarga yang hilang masih akan pulang.

Pengungsian Meluas, Kecamatan Demi Kecamatan Terisi

Dalam 24 jam terakhir, arus pengungsian meningkat drastis. Kepala Pelaksana BPBD Agam, Rahmat Lasmono, menyebut bahwa banjir bandang dan longsor datang bertubi-tubi, menghancurkan permukiman di sepanjang aliran sungai dan lereng perbukitan.

Pengungsi kini berasal dari 11 kecamatan. Ini data hingga Sabtu malam,” ujarnya di Lubuk Basung, Minggu (30/11/2025).

Sebaran pengungsi:

Palembayan: 167 jiwa

Ampek Nagari: 600 jiwa

Palupuh: 100 jiwa

Tanjung Mutiara: 965 jiwa

Tanjung Raya: 1.129 jiwa

Baso: 30 jiwa

Malalak: 135 jiwa

Banuhampu: 10 jiwa

Matur: 300 jiwa

Ampek Koto: 778 jiwa

Lubuk Basung: 129 jiwa

Sebanyak 26 dapur umum telah berdiri dan terus beroperasi, menjadi pusat kehidupan sementara bagi ribuan orang.

Rumah-rumah Terusak, Beberapa Hilang Tanpa Jejak

Kerusakan permukiman terlihat di sepanjang jalur banjir:

468 rumah rusak ringan

26 rumah rusak sedang

49 rumah rusak berat

Beberapa rumah hanyut, menyisakan hanya tiang-tiang roboh atau pondasi kosong. Sementara itu, sungai yang berubah warna menjadi cokelat tua mengalirkan sisa-sisa kehidupan warga yang tersapu arus.

Korban Meninggal Bertambah, Palembayan Paling Parah

Jumlah korban meninggal mencapai 85 orang, dengan rincian:

Palembayan: 55 orang

Malalak: 10 orang

Tanjung Raya: 4 orang

Matur: 1 orang

Palupuh: 1 orang

Relawan menggambarkan Palembayan sebagai wilayah paling terdampak. Banyak korban ditemukan tertimbun material galodo atau terseret hingga jauh ke hilir.

78 Orang Belum Ditemukan: Pencarian Terhalang Kondisi

Tim SAR, relawan, dan aparat bekerja tanpa henti, namun medan yang berat memperlambat setiap langkah pencarian. Jalan terputus, jembatan runtuh, dan longsor masih menutup beberapa akses.

Di Nagari Salareh Aia Timur dan Nagari Salareh Aia, upaya pencarian bahkan dilakukan dengan risiko tinggi.

Masih banyak wilayah yang belum bisa dijangkau. Kemungkinan korban bertambah,” ujar Kepala Dinas Kominfo Agam, Roza Syafdefianti.

Lonjakan Angka dalam Dua Hari

Hanya dua hari sebelumnya, jumlah korban meninggal tercatat 60 orang, naik dari 28 korban awal. 54 dari 60 korban tersebut telah teridentifikasi hingga Jumat malam (28/11).

BPBD menyatakan angka-angka ini kemungkinan akan terus berubah seiring ditemukannya korban baru dan masuknya laporan keluarga yang kehilangan anggota.

Agam Masih Berduka

Suara mesin excavator, gemuruh sungai, dan teriakan relawan yang memanggil nama korban masih memenuhi udara Agam. Meski hujan mulai mereda, tanah masih labil dan sungai masih bergejolak.

Di posko Palembayan, seorang penyintas menggenggam anaknya sambil berkata pelan:
Kami selamat… tapi malam itu seperti menelan kampung kami.

Agam masih berada di tengah luka, namun di setiap posko, di setiap tenda, dan di setiap tangan yang saling menggenggam, cahaya kecil tetap menyala.

(Rini/Mond)
#BanjirAgam #Peristiwa #KabupatenAgam #BanjirBandang

 

Serasinews.com, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara — Warga terdampak banjir bandang dan longsor di Tapanuli Tengah dilaporkan mengambil paksa kebutuhan pokok dari sebuah minimarket di Jalan Padang Sidempuan, Serudik, pada Sabtu (29/11/25).

Aksi ini terjadi ketika sebagian besar warga yang mengungsi ke lokasi darurat mulai kehabisan persediaan makanan. Mereka mengambil beras, mie instan, air mineral, hingga perlengkapan bayi untuk bertahan hidup. Salah seorang warga mengatakan, “Kami sudah dua hari bertahan dengan makanan seadanya. Anak-anak mulai kelaparan, terpaksa kami ambil barang ini.”

Belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian maupun pemerintah daerah mengenai insiden ini. Aparat keamanan kini berjaga di sekitar minimarket untuk mencegah kejadian serupa.

Banjir bandang dan longsor yang terjadi sejak dua hari lalu telah merendam ratusan rumah, memutus akses jalan, dan memaksa ribuan warga mengungsi. Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian korban hilang dan evakuasi di beberapa lokasi sulit dijangkau.

Pemerintah daerah menyebut distribusi bantuan logistik sedang berlangsung, namun kondisi jalan yang terputus dan cuaca buruk memperlambat penyaluran. Warga berharap bantuan segera tiba agar kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi dan situasi tidak memburuk.

(SH)
#Penjarahan #Peristiwa
#BanjirBandang

Serasinews.com, Sumatera Barat — Lebih dari satu pekan setelah rangkaian bencana hidrometeorologi melanda Sumatera Barat pada 21 November 2025, jumlah korban terus bertambah. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Pusdalops BPBD kembali merilis data terbaru pada Sabtu (29/11) pukul 14.00 WIB. Angka-angka yang muncul kembali menambah beban para petugas dan keluarga korban: 90 orang ditemukan meninggal dunia, sementara 86 lainnya masih hilang.

Laporan baru datang dari Kabupaten Tanah Datar, wilayah yang sebelumnya dinyatakan tanpa korban. Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi, mengonfirmasi adanya temuan baru dari tim BPBD kabupaten tersebut.

“Berdasarkan laporan terbaru dari BPBD Tanah Datar, terdapat tambahan dua korban meninggal dunia dan satu orang hilang. Data ini dinamis dan akan terus kami perbarui sesuai kondisi di lapangan,” ujar Arry di Padang.

Dengan penambahan tersebut, total korban kembali berubah mengikuti perkembangan operasi pencarian yang terus dilakukan oleh tim SAR gabungan di sungai-sungai, lereng bukit, dan kawasan permukiman yang tertimbun longsor.

Agam Masih Menjadi Episentrum Terberat

Dari 16 kabupaten/kota terdampak, tujuh di antaranya melaporkan korban jiwa maupun orang hilang. Kabupaten Agam tetap menjadi daerah dengan dampak paling parah.

Rincian korban per wilayah:

Kabupaten Agam: 74 meninggal, 78 hilang

Kota Padang Panjang: 7 meninggal, 0 hilang

Kota Padang: 5 meninggal, 0 hilang

Kabupaten Tanah Datar: 2 meninggal, 1 hilang

Kabupaten Pasaman Barat: 1 meninggal, 6 hilang

Kabupaten Padang Pariaman: 0 meninggal, 1 hilang

Kota Solok: 1 meninggal, 0 hilang

Sementara itu, sembilan kabupaten/kota lainnya melaporkan nihil korban jiwa maupun orang hilang, meskipun kerusakan infrastruktur tetap dilaporkan di beberapa titik.

Medan Penuh Tantangan: Arus Deras, Akses Terputus, dan Waktu yang Terus Berjalan

Di Agam, tim pencarian berhadapan dengan sungai berarus deras, tumpukan kayu, dan material vulkanik yang terbawa banjir bandang. Cuaca yang berubah-ubah membuat penyisiran harus kerap dihentikan.

Di Tanah Datar, akses menuju titik longsor terputus. Alat berat belum dapat masuk ke sejumlah lokasi sehingga petugas melakukan pencarian secara manual.

Sejak 21 November, unsur SAR Basarnas, TNI, Polri, relawan, dan warga bekerja tanpa henti dengan pola rotasi.

Posko Terpadu: Data Bergerak, Kebutuhan Terus Mengalir

Arry menegaskan bahwa seluruh data bersifat sementara karena proses pencarian masih berlangsung.

“Perkembangan data korban, kerusakan, hingga kebutuhan darurat akan terus diperbarui melalui Posko Terpadu Penanganan Bencana Provinsi,” ujarnya.

Di berbagai pos pengungsian, kebutuhan mendesak terus berdatangan: makanan, selimut, pakaian, obat-obatan, hingga layanan khusus bagi anak-anak dan lansia. Daerah yang masih terisolasi menjadi perhatian utama pemerintah.

Duka yang Belum Usai

Di tengah operasi pencarian yang belum berhenti, keluarga korban menunggu kabar dengan cemas dan berharap. Setiap pembaruan data seperti membuka kembali luka yang belum sempat pulih.

Pemerintah Provinsi Sumbar mengimbau masyarakat untuk mengikuti informasi resmi dan menghindari kabar tidak terverifikasi agar tidak menimbulkan kepanikan.

Hingga hari ini, Sumatera Barat masih berada dalam fase darurat—dan deretan angka korban menjadi pengingat bahwa bencana ini belum berakhir. Upaya penyelamatan terus berkejaran dengan waktu.

(Rini/Mond)
#BanjirSumbar #SumateraBarat
#BencanaAlam

 

Serasinews.com, Padang — Suasana tenang di perairan sekitar Pulau Anak Aia, Kota Padang, mendadak berubah pada Sabtu pagi (29/11/2025). Seorang nelayan menemukan sesosok mayat perempuan yang mengapung di permukaan laut. Penemuan tersebut langsung memicu respons cepat dari Tim SAR Direktorat Polairud Polda Sumbar.

Kejadian di Pagi Hari

Sekitar pukul 08.18 WIB, seorang nelayan yang tengah melintas dikejutkan oleh tubuh perempuan yang terapung dalam posisi telungkup. Menyadari situasi berbahaya itu, ia segera mengontak Tim SAR Ditpolairud untuk meminta pertolongan.

Gerak Cepat dari Ditpolairud

Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Susmelawati Rosya, mengonfirmasi bahwa timnya segera diterjunkan menuju koordinat S 00.91783° – E 100.20091°, lokasi ditemukannya mayat.

Pada pukul 08.22 WIB, personel berangkat dari Dermaga Subdit Gakkum Ditpolairud menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB). Perjalanan memakan waktu kurang lebih 40 menit, sebelum akhirnya tim tiba di lokasi pada pukul 09.02 WIB dan langsung mengevakuasi jasad tersebut di tengah kondisi gelombang yang cukup dinamis.

Dibawa untuk Pemeriksaan Lanjutan

Jasad perempuan itu kemudian dibawa ke Dermaga Subdit Gakkum Ditpolairud dan tiba pada pukul 09.40 WIB. Dari sana, tubuh korban langsung dipindahkan ke RS Bhayangkara Polda Sumbar untuk proses identifikasi dan autopsi.

Hingga saat ini, identitas korban masih belum diketahui. Tidak ada dokumen atau tanda pengenal yang ditemukan bersama jenazah. Pihak forensik dan penyidik kini tengah menelusuri ciri fisik serta mencocokkannya dengan laporan orang hilang.

Menunggu Hasil Forensik

Kombes Pol Susmelawati menyatakan bahwa informasi lebih lanjut akan disampaikan setelah pemeriksaan selesai. Ia juga mengimbau masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga perempuan dalam beberapa hari terakhir agar segera melaporkannya ke kantor polisi terdekat.

Penemuan mayat di wilayah perairan Padang kembali mengingatkan pentingnya kewaspadaan masyarakat, terutama bagi mereka yang sering beraktivitas di laut.

(Rini/Mond)
#PenemuanMayat # Peristiwa
#DitpolairudPoldaSumbar


Serasinews.com, Agam — Hingga Sabtu (29/11/2025), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis pembaruan data mengenai banjir bandang yang melanda Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Jumlah korban meninggal kini tercatat 74 jiwa, sementara 78 warga lainnya masih belum ditemukan.

Curah hujan tinggi sejak beberapa hari terakhir membuat kondisi wilayah Agam terus rawan. Aliran sungai yang meluap dan material yang terbawa dari kawasan perbukitan menjadi pemicu utama banjir bandang yang menghantam permukiman penduduk.

Palembayan: Wilayah Dengan Dampak Terbesar

Menurut laporan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, data BPBD Agam per Jumat (28/11) pukul 20.00 WIB menunjukkan bahwa Kecamatan Palembayan menjadi titik dengan korban terbanyak.

Di kecamatan ini, tercatat 27 korban meninggal, dengan 21 di antaranya telah teridentifikasi, sementara 6 lainnya masih dalam proses identifikasi.

Rinciannya meliputi:

Kampung Tangah: 7 korban teridentifikasi

Kampung Tangah Timur: 9 korban teridentifikasi

Subarang Ala: 17 korban teridentifikasi

Material banjir berupa kayu, batu, dan lumpur menimbun rumah-rumah warga, menyulitkan upaya pencarian korban.

Korban di Kecamatan Lain

Selain Palembayan, beberapa kecamatan lain juga mengalami dampak signifikan:

Malalak: 10 korban

Tanjung Raya: 2 korban

Palupuh: 1 korban

Matur: 1 korban

Seluruh korban di wilayah ini telah berhasil diidentifikasi.

Pencarian 78 Warga Hilang

Pemkab Agam melaporkan 78 penduduk masih hilang, tersebar sebagai berikut:

Palembayan: 69 orang

Malalak: 7 orang

Tanjung Raya: 2 orang

Tim SAR gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, relawan, dan komunitas pecinta alam terus melakukan pencarian meski terkendala lumpur tebal dan akses yang rusak.

Cuaca Ekstrem Belum Berakhir

BMKG memprediksi cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah Sumatra bagian barat. Daerah perbukitan seperti Agam berada dalam kondisi siaga akibat risiko banjir dan longsor susulan.

Akses jalan menuju wilayah terdampak yang sempat tertutup material kini mulai dibersihkan untuk mempercepat distribusi logistik dan proses evakuasi.

Langkah Pemulihan dan Harapan Warga

Di tengah situasi yang belum stabil, posko pengungsian terus menerima suplai kebutuhan pokok. Relawan dan tim kesehatan bekerja sepanjang hari, memberikan layanan bagi warga yang terdampak.

Meski duka mendalam terlihat di banyak titik, masyarakat tetap berupaya bertahan dan saling membantu, menunggu kabar terbaru dari tim penyelamat yang masih bekerja di lapangan.

(Rini/Mond)
#BanjirSumbar #Peristiwa #BNPB #KabupatenAgam

 

Serasinews.com, PADANG PANJANG —
Keheningan tiba-tiba menyelimuti Jembatan Kembar Silaiang Bawah, Padang Panjang Barat, Jumat (28/11/2025). Di tengah hiruk-pikuk evakuasi warga dari zona merah, suara gemuruh yang semula terdengar seperti derasnya arus sungai mendadak berubah menjadi dinding tanah yang meluncur cepat dari arah bukit. Longsor susulan itu datang tanpa pertanda, menghantam tim penyelamat yang sedang bekerja.

Di lokasi itulah tiga prajurit TNI terseret material tanah, batu, dan pepohonan. Satu di antaranya ditemukan gugur, sementara dua lainnya belum ditemukan hingga kini.

Detik-Detik Prajurit Terseret Longsor Susulan

Kapendam XX/TIB Letkol Kav Taufiq menggambarkan situasi itu sebagai “kekacauan yang datang tanpa ampun”. Tim gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, dan relawan baru saja memindahkan warga dari area rawan ketika kontur bukit yang rapuh kembali bergerak.

Pelda Yudi Gusnadi dan Prada Zeni Marpaung dari Subdenpom XX/5 Padang Panjang berada di sisi kiri jalur evakuasi saat suara retakan terdengar. Mereka tak sempat menghindar ketika longsor susulan turun seperti tirai gelap yang menutup seluruh pandangan.

Tak jauh dari posisi mereka, Serda Robi dari Koramil X/Koto Kodim 0307/Tanah Datar juga terseret material. Tubuhnya lebih cepat ditemukan, namun dalam keadaan tak bernyawa. Jenazahnya segera dievakuasi dan diserahkan kepada pihak keluarga.

“Longsor susulan itu terjadi sangat cepat. Personel yang sedang membantu masyarakat ikut terdampak material dari atas bukit,” ujar Letkol Taufiq, Sabtu (29/11/2025).

Tugas Kemanusiaan yang Berakhir Duka

Letkol Taufiq menegaskan bahwa medan di Silaiang Bawah memang sangat berat. Hujan berhari-hari membuat tanah di lereng bukit terus bergerak. Retakan baru muncul hampir setiap jam, membuat kerja tim penyelamat seperti berjalan di atas tanah yang bisa ambrol kapan saja.

“Para prajurit ini gugur dalam tugas kemanusiaan. Mereka datang untuk menyelamatkan, bukan justru menjadi korban,” ucapnya penuh duka.

Ia meminta doa dari masyarakat agar rangkaian bencana di Sumbar mereda dan dua prajurit yang hilang segera ditemukan.

Pencarian yang Berpacu dengan Risiko

Hingga pagi ini, tim gabungan masih berusaha membuka akses yang tertimbun material. Ekskavator bekerja perlahan, sementara dari tebing-tebing atas terus terlihat rembesan baru—pertanda kondisi tanah tetap labil.

Pencarian dilakukan sangat hati-hati. Sebatang pohon atau gundukan tanah yang tampak kecil bisa menjadi pemicu longsor berikutnya.

“Keselamatan personel adalah prioritas. Kita tidak ingin jumlah korban bertambah,” tegas Taufiq.

Meski demikian, seluruh unsur—TNI, Polri, Basarnas, BPBD, relawan, hingga masyarakat—tetap bertahan. Mereka bekerja senyap, seakan memahami bahwa setiap detik berarti bagi dua prajurit yang belum ditemukan.

Jejak Pengabdian di Tengah Lumpur

Silaiang Bawah kini bukan hanya lokasi bencana, tetapi saksi bisu pengabdian para prajurit yang bekerja tanpa pamrih. Serda Robi telah kembali ke keluarganya dalam pilu, sementara dua rekannya masih dinanti dalam harapan yang menggantung.

Di balik suara mesin dan gundukan lumpur, tersimpan keyakinan kecil yang tetap dijaga tim pencari: bahwa keberanian mungkin tak selalu memenangkan keadaan, tetapi selalu meninggalkan jejak yang tak akan hilang.

(Rini/Mond)

#PrajuritTNITewas
#Longsor #TNI

 

Serasinews.com, Koto XI Tarusan — Martius (53), seorang petani asal Koto Pulau dari Suku Caniago, ditemukan tidak bernyawa di area belakang Kantor KUA Kecamatan Koto XI Tarusan pada Sabtu (29/11/2025) sekitar pukul 08.30 WIB.

Penemuan jasad Martius pertama kali dilaporkan oleh Wali Nagari Batu Hampa Selatan kepada Polsek Tarusan setelah melihat tubuh korban dalam posisi tertelungkup. Menindaklanjuti laporan tersebut, pihak kepolisian segera berkoordinasi dengan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD serta pihak kecamatan untuk proses penanganan di lapangan.

Kapolsek Tarusan bersama TRC Posko Tarusan langsung menuju lokasi guna melakukan evakuasi. Jenazah kemudian dibawa ke Puskesmas Tarusan untuk menjalani pemeriksaan medis awal.

Hingga saat ini, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab kematian Martius. Proses penyelidikan masih berlangsung untuk menguak dugaan awal serta mengumpulkan informasi dari berbagai pihak.

(Rini/Mond)
#PenemuanMayat #Peristiwa #PesisirSelatan

 

Serasinews.com, Padang – Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sumatera Barat kembali menunjukkan bahwa tugas kepolisian tak berhenti di balik kemudi lalu lintas. Ketika lumpur masih menutup halaman rumah dan bau lembap belum juga hilang, mereka hadir dengan sesuatu yang tampak sederhana, namun berarti besar: kepedulian.

Melalui program kemanusiaan rutin “Polantas Menyapa”, puluhan personel Ditlantas turun langsung ke wilayah terdampak banjir. Tanpa sirene, tanpa atribut tegas, hanya rombongan petugas berseragam dengan lengan tergulung, menyusuri titik-titik pengungsian sambil membawa kotak bantuan.

Bantuan yang Sangat Dibutuhkan Warga

Kali ini, bantuan yang dibagikan bukan sembako besar, melainkan makanan siap santap—nasi bungkus panas yang bagi warga terdampak terasa seperti nafas lega yang lama ditunggu.

Bagi keluarga yang dapurnya terendam atau kehilangan peralatan memasak, makanan siap saji menjadi penyelamat cepat: anak-anak tetap bisa makan, para lansia tidak perlu menunggu lama, dan warga dapat bertahan hingga keadaan kembali stabil.

Pernyataan Dirlantas: “Tugas Kami Melampaui Pengaturan Lalu Lintas”

Saat menyalurkan bantuan, Dirlantas Polda Sumbar Kombes Pol H. M. Reza Chairul Sidiq menjelaskan bahwa kehadiran Polantas di tengah warga terdampak merupakan bentuk tanggung jawab moral Polri.

“Kami dari Ditlantas Polda Sumbar hadir melalui program Polantas Menyapa untuk membantu masyarakat yang sedang mengalami musibah banjir,” ujar Reza. “Polantas bukan hanya mengatur arus kendaraan, tetapi juga memiliki kewajiban sosial untuk menunjukkan empati dan membantu warga.”

Ia menegaskan bahwa bantuan yang diberikan mungkin sederhana, namun menyasar kebutuhan paling mendesak: makanan cepat dan layak konsumsi.

“Kami berharap nasi bungkus ini dapat meringankan beban warga, terutama mereka yang masih mengungsi atau rumahnya belum bisa ditempati. Personel kami juga tetap bersiaga di lapangan untuk memberikan respons cepat bila situasi berubah.”

Tanggapan Warga: Haru dan Rasa Tidak Sendirian

Di setiap lokasi pembagian bantuan, wajah lelah yang menyambut kedatangan personel Polantas berubah menjadi senyuman kecil penuh rasa syukur.
Di salah satu sudut pemukiman yang masih digenangi lumpur, Ibu Rina (45) tidak mampu menyembunyikan harunya.

“Kami sangat terbantu dengan kehadiran bapak-bapak Polantas,” tuturnya dengan suara bergetar. “Rumah kami masih belum bisa digunakan untuk memasak. Nasi bungkus ini sangat berarti bagi kami. Semoga Allah membalas kebaikan mereka.”

Beberapa anak tampak duduk di teras rumah, memeluk nasi bungkus hangat itu seperti hadiah yang paling dinanti hari itu.

Lebih dari Sekadar Kegiatan Sosial

Program Polantas Menyapa yang awalnya dirancang sebagai agenda sosial rutin kini menjadi jembatan emosional antara Polri dan masyarakat. Kehadiran Polantas di luar tugas pokoknya menumbuhkan citra aparat yang lebih dekat, manusiawi, dan hadir pada saat-saat paling sulit.

Ke depan, kegiatan ini diharapkan tetap berlanjut, bukan hanya saat bencana melanda, tetapi juga sebagai ruang pertemuan dan interaksi positif agar jarak emosional antara polisi dan masyarakat semakin menyempit.

(Rini/Mond)
#DirlantasPoldaSumbar #PolantasMenyapa #PoldaSumbar

 

Serasinews.com,Padang-Banjir yang melanda sejumlah wilayah sejak awal pekan lalu mulai menimbulkan dampak lanjutan pada sektor ekonomi masyarakat. Selain memutus akses transportasi, tingginya curah hujan dan rusaknya jalur distribusi membuat harga berbagai bahan pokok merangkak naik di sejumlah pasar tradisional.

Di Pasar Bandar Buat, misalnya, harga cabai pada pagi hariny berada di kisaran Rp 170 ribu per kilogram kini menembus Rp200 ribu. Kenaikan serupa terjadi pada bawang merah, beras, hingga telur ayam. Para pedagang mengaku kesulitan mendapatkan pasokan karena banyak gudang dan jalur pengiriman terendam banjir.

Tak hanya pedagang, warga pun ikut merasakan dampaknya. Sejumlah ibu rumah tangga mengeluhkan pengeluaran dapur yang melonjak dalam beberapa hari terakhir. Mereka berharap pemerintah segera turun tangan menstabilkan harga dan memastikan distribusi barang kebutuhan pokok kembali normal.

Sementara itu, pihak pemerintah daerah masih berupaya membuka akses jalan yang terputus serta menyalurkan bantuan logistik ke titik-titik yang terisolasi. Namun hingga kondisi cuaca membaik, potensi kenaikan harga bahan pokok diperkirakan masih akan terjadi.

(Rini)
#Perdagangan # HargaCabaiNaik
#Padang

 

Serasinews.com,Padang — Jembatan Siteba, salah satu jalur penting yang menghubungkan kawasan permukiman di Kota Padang, mengalami kerusakan serius pada Jumat (28/11/2025) dini hari. Retakan besar terlihat pada sambungan antara badan jembatan dan jalan setelah debit Sungai Batang Kuranji meningkat tajam dan membawa material besar yang menghantam pangkal jembatan.

Informasi awal mengenai kondisi tersebut disampaikan melalui grup WhatsApp Pusdalops BPBD Padang sekitar pukul 01.30 WIB. Hujan lebat yang turun sejak malam sebelumnya menyebabkan sungai meluap dan merusak sejumlah infrastruktur di sepanjang bantaran sungai.

Material Tersangkut dan Tekanan Air Picu Retakan

Kalaksa BPBD Padang, Hendri Zilviton, menjelaskan bahwa retakan muncul akibat tumpukan material kayu dan puing yang tersangkut di fondasi jembatan. Tekanan kuat dari arus sungai serta hantaman material membuat sambungan jembatan bergeser dan retak cukup lebar.

“Material menumpuk dan menghantam pangkal jembatan. Itu yang menyebabkan sambungan bergeser,” ujar Hendri.

Meski arus sudah mulai menurun pada siang hari, kondisi sungai masih cukup kuat untuk memicu kerusakan tambahan.

Risiko Putus, Kendaraan Berat Dilarang Melintas

BPBD menilai Jembatan Siteba berada pada kondisi rawan. Jika retakan bertambah atau sambungan semakin melemah, jembatan berpotensi terputus.

“Kendaraan bermuatan berat tidak dianjurkan melintas. Pengendara harus sangat berhati-hati,” kata Hendri.

Petugas gabungan dari BPBD, Dinas PU, serta pemerintah kecamatan telah memasang rambu peringatan dan melakukan pemantauan rutin. Pemeriksaan struktur menyeluruh akan dilakukan setelah kondisi sungai stabil.

Banjir Besar di Padang: Korban Jiwa Bertambah

Kerusakan jembatan ini merupakan salah satu dari banyak dampak banjir besar yang melanda Kota Padang sejak Kamis malam. BPBD mencatat lima orang meninggal dunia dan satu orang masih hilang. Banyak rumah terendam, beberapa akses jalan terputus, dan sejumlah wilayah mengalami pemadaman listrik sementara. Pendataan kerugian masih berlangsung.

Pemantauan Berlanjut

Pemerintah Kota Padang mengimbau warga untuk membatasi aktivitas di sekitar sungai maupun jembatan terdampak. Pemantauan intensif terus dilakukan untuk menentukan apakah Jembatan Siteba perlu ditutup total sementara waktu.

(Rini/Mond)
#Padang #JembatanRetak #Infrastruktur

 


Serasinews.com
, Padang
— Hujan deras yang terus mengguyur Kota Padang sejak awal pekan telah memicu serangkaian bencana alam, merusak infrastruktur vital di berbagai titik. Sungai meluap, tebing longsor, dan lima jembatan yang menjadi jalur utama warga kini putus, meninggalkan kesenjangan besar antara kebutuhan masyarakat dan kenyataan di lapangan.

Lima Jembatan Terputus, Akses Warga Terhenti

Berdasarkan data sementara dari BPBD Kota Padang per Jumat pagi (28/11/2025), lima jembatan mengalami kerusakan paling parah:

Jembatan Gunung Nago (Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh)
Pondasi jembatan ini terkikis arus deras hingga struktur utama ambrol. Warga yang biasa melintas ke pusat kota kini harus menempuh jalur perbukitan yang lebih jauh.

Jembatan Kalawi Koto Panjang (Kelurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh)
Lantai jembatan retak panjang dan separuh badan jembatan menggantung tanpa penopang. Petugas sudah memasang garis pembatas, meski masih ada warga yang mencoba mendekat untuk melihat kondisi jembatan.

Jembatan Kampung Tanjuang (Kelurahan Gunung Sarik, Kecamatan Kuranji)
Jembatan ini putus total, menghentikan akses antar-dusun. Beberapa pelajar terpaksa menyeberangi sungai menggunakan rakit darurat sebelum petugas melarang aktivitas tersebut demi keselamatan.

Jembatan Sawah Liek (Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji)
Bagian tengah jembatan mengalami kerusakan parah, dengan besi yang terlihat melintir seperti dipelintir tangan raksasa. Warga melaporkan terdengar suara gemuruh saat struktur runtuh pada Kamis malam.

Jembatan di Kelurahan Batipuh Panjang (Kecamatan Koto Tangah)
Banjir dari hulu menyeret kayu dan lumpur hingga pilar penyangga jembatan melemah, menghentikan akses perkampungan ke jalan utama sepenuhnya.

BPBD: Jangan Nekat Melintas

BPBD Kota Padang menegaskan seluruh jembatan tidak boleh dilalui dalam kondisi apa pun, termasuk berjalan kaki. “Risiko runtuhan susulan masih tinggi, keselamatan warga tetap menjadi prioritas,” jelas petugas di lokasi Jembatan Gunung Nago.

Pihak BPBD sedang memetakan jalur alternatif, meski sebagian besar hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.

Hujan Masih Intens: Warga Diminta Waspada

BMKG memperkirakan hujan lebat akan terus mengguyur wilayah Padang beberapa hari ke depan. Tanah yang jenuh air meningkatkan risiko longsor dan banjir bandang.

BPBD kembali mengimbau warga untuk:

Menjauhi bantaran sungai dan lereng terjal.

Segera mengungsi bila debit air meningkat.

Melapor bila menemukan tanda retakan tanah atau potensi runtuhan.

Di berbagai titik, warga tampak berjaga di tepi sungai yang keruh, menanti apakah malam nanti akan membawa ketenangan atau bencana baru.

(Rini/Mond)
#Peristiwa #JembatanPutus #Padang #BencanaAlam

 

Serasinews.com,  – Hujan ekstrem yang mengguyur berbagai wilayah Indonesia beberapa hari terakhir menyebabkan sejumlah daerah kembali dilanda banjir, terutama di pulau Sumatera. Di tengah kepanikan evakuasi, kerugian harta benda, hingga terputusnya akses transportasi, sebagian warga memilih menenangkan hati dengan cara yang paling dekat dengan keseharian mereka: berdoa.

Di masjid dan posko pengungsian, lantunan doa terdengar lirih namun mantap, menjadi jangkar batin di tengah derasnya air dan kepanikan.

Doa-Doa yang Dapat Diamalkan Saat Banjir

Para ulama menekankan bahwa doa bukan sekadar lafaz, melainkan permohonan perlindungan dan penyerahan diri kepada Allah SWT di saat genting. Berikut beberapa doa yang kerap dibaca saat banjir:

Doa Berlindung dari Musibah Mendadak
Doa ini bersumber dari hadis riwayat Abu Dawud dan sering dibaca saat bencana datang tiba-tiba.

اللّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya nikmat-Mu, berubahnya kesehatan darimu, datangnya azab-Mu secara tiba-tiba, serta dari seluruh kemurkaan-Mu.”

Beberapa warga menyebut doa ini sebagai “penahan gelombang panik” saat air tiba-tiba naik, terutama di malam hari.

Doa Ketika Tertimpa Musibah
Ucapan Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn menjadi bentuk pasrah sekaligus permohonan agar Allah mengganti kesulitan dengan kebaikan yang lebih besar.

اللّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا

Di banyak wilayah, doa ini dilantunkan warga sambil mengamankan barang-barang penting dan menggendong anak-anak.

Doa Memohon Perlindungan

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Dia sebaik-baik Pelindung.”

Pendek, tajam, dan penuh harap. Doa ini sering diulang bersamaan dengan deru sirene tim penyelamat.

Doa Nabi Nuh AS Saat Menghadapi Air Bah
Doa ini relevan untuk meminta tempat yang aman saat evakuasi:

رَبِّ أَنْزِلْنِي مُنْزَلًا مُبَارَكًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِينَ

Biasanya dibaca ketika warga dipindahkan ke titik pengungsian yang lebih tinggi.

Doa Memohon Ketenangan dan Keselamatan

اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ السَّلَامَةَ فِي الدِّينِ وَالدُّنْيَا

Selain perlindungan fisik, doa ini memohon agar hati tetap kuat menghadapi ujian bertubi-tubi.

Suasana Spiritual di Tengah Evakuasi

Di posko pengungsian di Sumatera Barat, lampu darurat menggantung seadanya, anak-anak dibalut selimut tipis, sementara orang tua duduk berdekatan memegang tas berisi barang penting. Seorang ustaz memimpin doa bersama; suaranya tidak keras, tapi cukup untuk menenun ketenangan di ruangan yang penuh kekhawatiran.

“Air bisa naik kapan saja, tapi doa membuat hati tidak ikut tenggelam,” ujar seorang relawan sambil membagikan makanan.

Fenomena serupa terjadi di mushala yang setengah terendam. Warga tetap menunaikan salat dengan sajadah plastik dan melanjutkan membaca doa perlindungan, berharap hujan segera reda.

Doa dan Ikhtiar: Dua Hal yang Harus Bersama

Para tokoh agama mengingatkan, doa harus diiringi ikhtiar nyata: menjaga keselamatan, mematuhi instruksi pemerintah, dan menolong sesama.

“Doa adalah cahaya. Tapi kita tetap harus melangkah,” kata seorang ulama setempat.

Banjir mungkin merendam rumah dan jalan, tetapi melalui doa, warga berusaha agar semangat dan harapan mereka tidak ikut hanyut.

(Mond)
#KumpulanDo'a #Religi
#Islami

 


Serasinews.com, Lembah Anai — Jalur utama Padang–Bukittinggi lumpuh total pada Jumat pagi (28/11) setelah badan jalan di depan Pemandian Mega Mendung, Lembah Anai, Nagari Singgalang, Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, amblas terseret derasnya aliran air. Hujan lebat sejak pagi menyebabkan erosi hebat di sisi jalan hingga menggerus sebagian besar struktur aspal.

Sebagian badan jalan hilang, menyisakan rongga besar yang membuat kendaraan dari kedua arah tidak dapat melintas. Tebing tanah di tepi jalan tampak rapuh, menunjukkan bahwa kerusakan bukan sekadar permukaan, tetapi melibatkan kerusakan struktur yang cukup berat. Arus lalu lintas langsung tersendat; sebagian pengendara memilih putar balik, sementara lainnya menunggu informasi mengenai jalur alternatif.

Petugas dari Polres Tanah Datar dan Dirlantas Polda Sumatera Barat segera menutup total lokasi amblas dan memasang garis pengaman. Tim teknis juga diturunkan untuk menilai kondisi sisa badan jalan serta kestabilan lereng.

Dirlantas Polda Sumatera Barat, Kombes Pol H. M. Reza Chairul Akbar Sidiq, membenarkan penutupan penuh pada jalur tersebut.
Jalur kami tutup total untuk mencegah korban. Kondisi tanah masih labil dan potensi longsor susulan tetap ada. Kami imbau masyarakat menjauhi lokasi dan mengikuti arahan petugas. Gunakan jalur alternatif yang telah disiapkan,” ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa pemeriksaan terhadap struktur jalan dan kondisi lereng masih berlangsung. Polda Sumbar juga memantau titik-titik rawan lainnya mengingat hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi menimbulkan bencana.

Kami mengingatkan pengendara agar lebih waspada. Jika melihat tanda-tanda pergerakan tanah, segera menjauh dan laporkan kepada petugas. Keselamatan adalah prioritas,” tambahnya.

Hingga laporan ini dibuat, jalur Padang–Bukittinggi masih ditutup total dan arus kendaraan diarahkan ke jalur alternatif. Pihak kepolisian meminta masyarakat mengikuti informasi resmi dan tidak memasuki area yang telah dipasang pembatas.

(Rini/Mond)
#JalanLongsor #Peristiwa #LembahAnai

 

Serasinews.com, Padang — Warga Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, digemparkan oleh penemuan jenazah seorang perempuan di kawasan Pantai Ujung Batu pada Jumat pagi (28/11/2025). Tubuh korban ditemukan tergeletak di tepi pantai oleh seorang warga yang kebetulan melintas.

Berdasarkan informasi awal di lapangan, korban diduga terseret arus banjir bandang yang melanda aliran Sungai Lubuk Minturun. Hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir menyebabkan debit air sungai meningkat tajam dan memicu aliran deras hingga mengancam permukiman sekitar.

Setelah penemuan itu dilaporkan, aparat Polsek Koto Tangah bersama BPBD Kota Padang dan tim medis segera datang ke lokasi untuk melakukan identifikasi serta mengevakuasi jenazah.

Hingga saat ini identitas korban masih belum dapat dipastikan. Pihak kepolisian masih melakukan pendataan dan menunggu hasil pemeriksaan forensik guna mengetahui penyebab kematian serta memastikan apakah korban merupakan salah satu warga yang sebelumnya dilaporkan hilang akibat banjir bandang.

“Kami masih mengumpulkan informasi. Identitas korban belum dapat dipastikan, dan kami menunggu hasil pemeriksaan dari tim medis,” ujar salah seorang petugas di lokasi.

Informasi lanjutan terkait temuan jenazah ini akan disampaikan setelah proses pemeriksaan oleh pihak berwenang selesai dilakukan.

(Rini/Mond)
#PenemuanMayat #Peristiwa #Padang

 

Serasinews.com, Lampung — Warga Kelurahan Kelapa Tiga, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung, digemparkan oleh temuan jasad seorang janda bernama Wiwik Safitri (50) di dalam rumahnya. Kondisi korban yang sudah membusuk dan mengenakan gaun pengantin berwarna putih membuat suasana di lokasi penemuan semakin mencekam.

Pada Kamis siang (27/11/2025), garis polisi masih membatasi akses ke rumah bercat kusam tersebut. Warga yang berkumpul di sekitar lokasi terlihat masih sulit percaya, mengingat beberapa hari sebelumnya mereka masih melihat Wiwik beraktivitas seperti biasa.

Tiga Hari Tak Ada Kabar, Keluarga Curiga

Jasad Wiwik ditemukan pada Minggu (23/11/2025). Keluarga awalnya bermaksud meminjam motor milik korban, namun mulai curiga karena selama tiga hari Wiwik tak terlihat dan tak merespons panggilan. Begitu rumah dibuka, bau menyengat langsung menyergap.

Di dalam kamar, korban ditemukan telentang di lantai, tubuhnya telah menghitam dan mengeras—tanda ia telah meninggal selama beberapa hari.

“Terakhir beliau kontak hari Kamis sore, bilang sedang pergi dengan seorang teman,” ujar Tri Jayati, bibi korban, dengan suara bergetar.

Ketua RT segera dihubungi, kemudian polisi dari Polsek Tanjung Karang Barat bersama Tim Inafis Polresta Bandar Lampung melakukan olah TKP. Jenazah dibawa ke RS Bhayangkara untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kepribadian Hangat, Nyawanya Justru Melayang di Tangan Keponakan

Di lingkungan tempat tinggalnya, Wiwik dikenal sebagai kader Posyandu yang aktif dan disenangi warga. Karena itu, kabar kematiannya yang tragis membuat banyak orang terpukul.

Rasa duka itu semakin dalam setelah polisi mengamankan pelaku yang tak lain adalah keponakannya sendiri, Bima Prasetiyo (27). Ia ditangkap beberapa jam setelah jasad ditemukan.

Dalam pemeriksaan, Bima mengakui menghabisi nyawa bibinya pada Jumat (21/11/2025). Ia datang untuk meminta uang, namun ditolak karena sebelumnya ia telah menggadaikan motor korban dan menghabiskan uangnya.

Penolakan itu membuat Bima marah hingga melakukan penganiayaan yang berujung kematian. Setelah itu, ia kabur meninggalkan jasad bibinya begitu saja. Motor yang menjadi sumber masalah diduga telah ia jual.

Lebih memilukan lagi, Wiwik sebelumnya sempat melaporkan Bima atas penggelapan motor, namun memilih mencabut laporan demi memberi kesempatan terakhir bagi keponakannya. Kebaikan hati itulah yang akhirnya membawanya pada akhir tragis.

Gaun Pengantin Masih Menjadi Misteri

Fakta bahwa korban ditemukan mengenakan gaun pengantin membuat publik bertanya-tanya. Bukan pakaian yang biasa dipakainya, polisi belum dapat memastikan apakah Wiwik mengenakannya sendiri atau ada hal lain yang melatarbelakanginya.

“Motif terkait pakaian yang dikenakan korban masih kami selidiki. Kami juga terus mencari motor milik korban,” ujar Kasatreskrim Polresta Bandar Lampung, Kompol Faria Arista.

Bima dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, dengan ancaman maksimal 20 tahun penjara.

Pemakaman Dipenuhi Isak Tangis

Senin pagi, jenazah Wiwik dimakamkan di TPU setempat. Puluhan warga hadir mengiringi pemakaman dengan suasana duka mendalam. Banyak yang menangis mengenang sosok Wiwik yang dikenal baik dan aktif membantu lingkungan.

Kasus ini kini menyisakan pekerjaan bagi polisi untuk mengungkap tuntas peristiwa tragis tersebut, terutama misteri gaun pengantin yang masih menjadi tanda tanya besar bagi keluarga dan warga.

(L6)
#PenemuanMayat #Peristiwa
#Pembunuhan #Kriminal

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.