Latest Post

Aceh Afif Maulana Agam Aipda Dian WR Aksibersihpantai Amak Lisa anthropophobia Apelsiaga Apeltanggapbencana Arif maulana Arosuka Artikel Artis Minang balapliar Bali Balikpapan Bandung bansos banten Banyuwangi Bapenda Batam BBM bencana Bencana alam BMKG BNNsumbar Box Redaksi bukit sitinurbaya Bukittinggi BWSS V padang Calon Bupati Cikampek Cikarang cuacapanasekstrem curanmor danabos Dandrem 032 WBR Denpasar Depok Dharmasraya Dinas sosial dinassosial dinassosialpadang Dirlantas Dirlantas Polda Sumbar DirlantasPoldaSumbar DPRD Padang dubalangkota Evakuasi festival sepakbola Filipina gangguanhormon gaya hidup gempa gerakcepatdinsos gorontalo Gresik gurbernurriaukenaottkpk Haripahlawan Harisumpahpemuda Hot New HUT Humaspolri ke 74 Indonesia Indonesia. indonesiamaju infrastruktur Intan jaya Internasional irigasi Jakarta Jakarta Selatan Jambi Jawa Tengah Jayapura Jayawijaya Jogyakarta jurnalis Kabupaten Agam kabupaten dharmasraya Kabupaten Solok KAI Sumbar Kakorlantas kapolres kapolressijunjung Kapolri kasat narkoba keamanan kebakaran kecamatankototangah kecelakaan kegiatanrutin kejaripesel kekerasan kelangkaanBBM kelangkaansolar kementriankebudayaan kendaraan Kesehatan keselamatan bersama keselamatan kerja kesiapsiagaan kesunyian malam ketertiban umum Kiwirok Kodim 0307 Tanah Datar komplotanganjalATM Korem 032/WB Korpolairud korupsi Kota Padang Kriminal Lampung Lembang Leonardy life style lifestyle Lima Puluh Kota lombok timur Madiun Magelang Makan Bergizi Gratis Makasar manila Medan mentalhealth Mentawai Mimika MTsN10pesisirselatan mutilasibayi nagarisolokambah nagarisulitair narkoba Narkotika Nasional ngaraisianok NTT odgj Oksibil olahraga Opini oprasitumpasbandar2025 OTTKPK PADA Padang Padang panjang Padang Pariaman PadangRancak Pahlawannasional pajak air tanah Palimanan pandekarancak Papua parenting Pariaman Pasaman Pasaman barat pasamanbarat pasang pasarrayapadang Pasuruan Payakumbuh PDAM Pekanbaru pelayananhumanis pelayanansosial pemerasan Pemko Padang pencabulan Pendidikan penegakanhukum penemuanbayi penemuanmayat penganiayaan Perceraian peristiwa peristiwadaerah perlindungananak pertahanan Pesisir Selatan Peti PKL Polda banten Polda Jabar Polda Kalbar Polda Metro Jaya polda Papua POLDA SulBar POLDA SUMBAR Poldasumbar Policegoestoscool Politik polPP polres Polres 50 kota Polres Dharmasraya Polres Mentawai Polres Padang panjang Polres Pasaman Polres Pasaman Barat Polres Solok Polres solok selatan polrespasaman polrespasamanbarat polrespesel Polresta bukittinggi Polresta Padang polrestapadang POLRI Polsek bungus barat Polsek Koto Tangah Padang Polsek Lubeg Pontianak premanisme Presiden RI psp padang Puncak jaya Razia Riau sabu satgasoprasidamai satlantaspolresta SatpolPP Sawahlunto segmen sianok seherman Semarang semenpadang sepakbola sepakbolaindonesia Serang Sijunjung sikat singgalang2025 silent treatment simulasibencana siswismptewassaathiking sitinjaulauik Skoliosis SMA1pulaupunjung sobatlalulintasrancakbana solok solokarosuka solokselatan solsel Sosialisasi SPBUganting SPPG Strongpoint subsidi ilegal sukabumi Sulawesi Tenggara Sumatera Barat SumateraBarat Sumatra barat Surabaya swasembadapangan tambangilegal Tanah datar tanahdatar tanggapdarurat tawuran Terbaru Ternate Timika Papua timklewang TNI transpadang transportasi tsunamiDrill Uin UIN IB Padang Utama Yalimo Yogyakarta Yuhukimo

Serasinews.com;Lunang, Pesisir Selatan — Tim Opsnal Sapu Jagat Satresnarkoba Polres Pesisir Selatan kembali mencatat prestasi. Dalam penggerebekan di Kampung Pasar Pagi, Kenagarian Lunang Satu, Kecamatan Lunang, Jumat (31/10/2025) sore, polisi berhasil membekuk tiga pria yang diduga kuat sebagai pengguna sekaligus pengedar sabu.

Ketiga pelaku masing-masing berinisial W (48), warga Air Kasai, Kabupaten Muko-Muko; A (51), warga Air Tambang, Ranah Pesisir; dan M (39), warga setempat di Pasar Pagi, Lunang Satu.

Berawal dari Laporan Warga

Kasus ini bermula dari laporan masyarakat yang resah melihat aktivitas mencurigakan di sebuah rumah di kawasan Pasar Pagi. Warga menduga tempat itu kerap dijadikan lokasi transaksi narkoba.

“Begitu informasi kami terima, tim langsung melakukan penyelidikan dan pengintaian. Setelah cukup bukti, dilakukan penggerebekan,” jelas Kasat Narkoba Polres Pessel, AKP Hardi Yasmar, S.H.

Aksi Cepat Sore Hari

Sekitar pukul 15.30 WIB, petugas yang telah bersiaga mengepung rumah target dari berbagai arah. Saat pintu dibuka, tiga pria di dalam rumah tampak panik dan mencoba menyembunyikan sesuatu. Namun upaya itu gagal.

Dari hasil penggeledahan, polisi menemukan dua paket kecil sabu yang dibungkus plastik bening, satu alat hisap bong, satu mancis lengkap dengan jarum, dan satu ponsel Oppo warna biru yang diduga digunakan untuk komunikasi dalam transaksi.

Diduga Bagian dari Jaringan Lintas Daerah

Dari pemeriksaan awal, diketahui para tersangka kerap berpindah tempat untuk menghindari pantauan polisi. Salah satu pelaku berasal dari wilayah perbatasan Bengkulu–Sumatera Barat, sehingga diduga mereka bagian dari jaringan kecil lintas daerah.

“Kami masih dalami kemungkinan adanya pelaku lain yang berperan sebagai pemasok atau pengedar tingkat atas,” ujar AKP Hardi.

Diamankan di Mapolres Pessel

Kini ketiga pelaku bersama barang bukti telah diamankan di Mapolres Pesisir Selatan untuk proses penyidikan lebih lanjut. Mereka dijerat dengan Pasal 114 ayat (1) dan/atau Pasal 112 ayat (1) UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman 4 hingga 12 tahun penjara dan denda hingga miliaran rupiah.

AKP Hardi menegaskan, pihaknya akan terus menggencarkan operasi pemberantasan narkoba hingga ke pelosok nagari.

“Tidak ada ruang bagi pengguna maupun pengedar narkotika di Pesisir Selatan. Siapa pun yang terlibat, akan kami tindak tegas,” tegasnya.


Warga Apresiasi Polisi

Aksi cepat Satresnarkoba Polres Pessel mendapat apresiasi dari warga Lunang. Mereka berharap polisi terus menelusuri jaringan yang lebih besar agar peredaran sabu benar-benar tuntas.

“Anak-anak muda di sini banyak yang mulai terpengaruh. Kami ingin kampung ini bersih dari narkoba,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa ancaman narkotika kini telah menjangkau hingga pelosok perbatasan. Di balik tenangnya suasana kampung pesisir, aparat terus berjibaku menjaga generasi muda dari bahaya barang haram.

(KP)
#Narkoba #Sabu #PolresPessel #PesisirSelatan

 

Serasinews.com - Pernahkah kamu berhadapan dengan seseorang yang pandai sekali memutarbalikkan fakta? Mereka bisa membuat kebohongan terdengar masuk akal, dan sebaliknya, membuat kebenaran terlihat mencurigakan. Orang seperti ini sering tampak pintar dan meyakinkan  bahkan kadang membuat orang-orang di sekitar ikut percaya pada versi cerita mereka.

Fenomena ini dalam psikologi komunikasi disebut “gaslighting sosial”  sebuah pola manipulasi yang membuat seseorang meragukan ingatan, persepsi, bahkan kewarasannya sendiri.

Di dunia kerja, bentuknya bisa seperti rekan yang berbuat salah tapi menuduh kita di depan atasan. Dalam pertemanan, mungkin teman yang mengubah kronologi cerita agar tampak sebagai korban, sementara kita digambarkan sebagai pihak jahat. Menghadapi mereka melelahkan  bukan hanya secara emosional, tapi juga mental.

Namun, dengan sedikit kecerdasan emosional dan strategi berpikir jernih, kita bisa tetap tegak di tengah badai manipulasi ini.

Berikut tujuh langkah cerdas untuk menghadapi orang yang gemar memutarbalikkan fakta.

1. Kenali Pola Distorsi Fakta

Kunci pertama adalah mengenali pola permainan mereka. Orang yang gemar memutarbalikkan fakta tidak sekadar berbohong mereka mengolah persepsi.

Ciri khasnya: melebih-lebihkan, menghilangkan detail penting, dan menggeser konteks agar cerita berpihak pada mereka. Mereka mengandalkan emosi, bukan data, untuk meyakinkan orang lain.

Contoh klasiknya: ketika mereka berkata, “Kamu selalu marah-marah,” padahal itu baru terjadi sekali. Kata “selalu” adalah senjata  satu momen diubah menjadi pola perilaku.

Mengenali pola ini membantu kita memilah mana fakta, mana interpretasi. Seperti yang sering dibahas di Inspirasi Filsuf, membongkar pola lebih efektif daripada sekadar membantah isi cerita.

2. Pastikan Data Sebelum Merespons

Orang yang memelintir fakta menginginkan satu hal: reaksi emosionalmu. Begitu kamu terpancing marah, mereka menang.

Maka, jangan buru-buru membalas. Pastikan data terlebih dahulu.
Kalau mereka menuduh kamu tidak pernah membantu, tahan emosi. Simpan bukti, ingat momen spesifik, dan bicarakan di waktu yang tepat.

Pendekatan ini bukan hanya menenangkan pikiran, tapi juga membalik keadaan. Begitu mereka sadar kamu punya bukti, kebohongan mereka perlahan akan runtuh sendiri.

3. Hindari Perdebatan Emosional

Manipulator pandai memancing emosi. Mereka tahu, ketika kamu marah, kamu kehilangan fokus  dan mereka mengambil alih narasi.

Solusinya? Tetap tenang.
Katakan dengan lembut tapi tegas, “Menurut saya, kejadian itu tidak seperti yang kamu ceritakan. Ini catatan saya.”

Kalimat sederhana tapi penuh kekuatan. Dengan itu, kamu menggeser medan pertempuran dari drama emosi ke logika dan bukti. Di situ, mereka akan kesulitan beraksi.

4. Simpan Bukti, Jangan Hanya Ingatan

Bukti tertulis adalah pelindung terbaik dari manipulasi cerita. Entah itu tangkapan layar, email, atau catatan rapat  dokumentasi menjaga fakta tetap hidup.

Misalnya, ketika seseorang berkata kamu tidak mengirim laporan, cukup tunjukkan timestamp di email. Tidak perlu debat panjang, biarkan data berbicara.

Menyimpan bukti bukan berarti kamu curiga, melainkan belajar melindungi diri dari permainan narasi yang bisa merugikan reputasi dan ketenanganmu.

5. Batasi Interaksi, Jaga Energi

Berhadapan dengan orang seperti ini setiap hari bisa menguras tenaga mental. Maka, batasi akses mereka terhadap emosimu.

Batasi waktu diskusi, hindari topik pribadi, dan tetap fokus pada hal yang penting. Jika mereka mulai berputar dengan cerita dramatis, kamu bisa menutup dengan sopan,
“Baik, kita lanjutkan pembicaraan ini nanti kalau datanya sudah lengkap.”

Elegan, tapi tegas. Kamu menghentikan drama tanpa menciptakan konflik baru.

6. Sadarkan Orang Lain Tanpa Terlihat Menyerang

Biasanya, para pemutar fakta membutuhkan audiens. Mereka ingin pengakuan, ingin dianggap benar. Tapi kamu bisa mengubah arah panggung tanpa perlu menjatuhkan mereka.

Jika di forum mereka menyampaikan cerita yang menyimpang, kamu bisa berkata,
“Saya ingatnya sedikit berbeda, ini catatan saya.”

Dengan cara itu, kamu tidak mempermalukan mereka, tapi tetap menyajikan kebenaran secara elegan. Orang lain akan mulai berpikir  dan dari sanalah kesadaran muncul.

7. Pegang Teguh Integritas Diri

Yang terakhir, dan mungkin yang paling penting: tetap jujur pada diri sendiri.
Jangan tergoda untuk membalas dengan cara yang sama.

Memutarbalikkan fakta untuk melawan pemutar fakta hanya membuatmu jatuh pada level yang sama. Biarkan waktu menjadi hakim. Integritas tidak selalu menang cepat, tapi selalu menang di akhir.

Di Logika Filsuf, sering dibahas bahwa menjaga kejernihan pikiran di tengah manipulasi sosial adalah bentuk keteguhan moral. Karena pada akhirnya, yang kita pertahankan bukan hanya reputasi, tapi juga kewarasan dan martabat diri.

Kebenaran Tak Perlu Berteriak

Menghadapi orang yang gemar memutarbalikkan fakta bukan perkara mudah. Butuh ketenangan, konsistensi, dan bukti. Namun, yang paling penting adalah percaya pada realitas yang kita alami sendiri.

Jangan biarkan suara kebohongan membuatmu meragukan pengalamanmu. Kebenaran tidak perlu berteriak  ia hanya perlu berdiri tegak, sambil menunggu waktu membuktikan segalanya.

Lalu, bagaimana menurutmu?
Dari tujuh langkah di atas, strategi mana yang paling sering kamu gunakan menghadapi orang yang gemar memelintir cerita?
Tulis di kolom komentar  dan bagikan artikel ini agar lebih banyak orang belajar menghadapi distorsi kebenaran dengan kepala dingin dan hati tenang.

(***)

#Gayahidup #Lifestyle


 

Serasinews.com,Pesisir Selatan — Akhir pekan yang semula penuh tawa dan semangat di kalangan siswa SMP Negeri 1 Painan mendadak berubah menjadi kabar duka. Seorang siswi mereka, Nazla Agustian (14), ditemukan meninggal dunia setelah dilaporkan hilang saat mengikuti kegiatan hiking bersama teman-teman sekelasnya, Minggu (1/11/2025).

Remaja asal Jorong Sago, Kecamatan IV Jurai, itu awalnya berangkat dengan wajah ceria. Kegiatan hiking di jalur Batu Hampar, Kecamatan Koto XI Tarusan menuju Lubuk Begalung, Kecamatan Bayang, merupakan agenda pembinaan karakter yang diadakan sekolah untuk melatih kemandirian dan kerja sama para siswa.

Namun, perjalanan yang diwarnai tawa itu berakhir dengan kehilangan yang menyayat hati.

Detik Hilangnya Nazla

Usai menempuh jalur menantang di perbukitan Batu Hampar, sebagian peserta berhenti beristirahat di tepi sungai yang jernih — lokasi favorit warga sekitar untuk mandi dan bermain air. Nazla bersama tiga temannya turut menikmati kesejukan aliran sungai tersebut. Mereka tertawa, saling memercikkan air, tanpa menyadari bahaya di depan mata.

Beberapa saat kemudian, ketika semua hendak kembali ke titik kumpul, Nazla tak lagi terlihat. Awalnya teman-teman mengira ia hanya tertinggal di belakang, namun pencarian singkat tak membuahkan hasil. Panik pun mulai menyelimuti rombongan.

Pencarian yang Penuh Harap

Begitu laporan hilangnya Nazla diterima, warga setempat, aparat nagari, dan tim TRC BPBD Pesisir Selatan segera turun tangan. Mereka menyusuri aliran sungai dan semak di sekitar jalur Batu Hampar — area yang terkenal curam dan licin, terutama saat musim hujan.

Menjelang sore, suasana di lokasi berubah tegang. Keluarga korban hanya bisa berdoa di tepi jalan, sementara para relawan terus berusaha di tengah medan sulit. “Kami berharap dia ditemukan selamat,” ucap seorang anggota BPBD, mengenang pencarian itu.

Ditemukan Tak Bernyawa

Harapan itu pupus ketika menjelang petang, tubuh Nazla akhirnya ditemukan tak jauh dari tempat ia terakhir terlihat. Diduga ia terpeleset dan terseret arus sungai yang deras.

Tim gabungan segera mengevakuasi jasad Nazla ke jalan utama, lalu membawanya ke Puskesmas terdekat untuk pemeriksaan medis. Tangis keluarga pun pecah saat menerima kabar duka itu.

Sekolah Berduka

Berita kematian Nazla menyebar cepat di lingkungan sekolah. Ruang-ruang kelas yang biasanya ramai mendadak hening. Sejumlah teman tak kuasa menahan air mata.

“Dia anak yang ceria dan selalu menebar semangat,” kenang salah satu guru dengan suara bergetar. Pihak sekolah menyampaikan belasungkawa mendalam dan berjanji akan mengevaluasi seluruh prosedur kegiatan luar sekolah.

Pesan dari Sebuah Tragedi

Kejadian ini menjadi pelajaran pahit tentang pentingnya keselamatan dalam setiap kegiatan alam terbuka. Pengawasan ketat, perhitungan cuaca, serta kesiapan medan harus menjadi perhatian utama agar tidak ada lagi nyawa muda yang melayang sia-sia.

Nazla Agustian — gadis 14 tahun yang dikenal ceria dan bersemangat — kini telah pergi untuk selamanya. Namun, senyum dan semangatnya akan tetap hidup dalam kenangan keluarga, guru, dan sahabat-sahabatnya.

(Rini/Mond)
#Peristiwa #PesisirSelatan #NazlaAgustian #TragediHiking

 

Padang, Serasinews.com Upaya tim Dubalang Kecamatan Koto Tangah dalam menjaga keamanan wilayah berujung insiden kecelakaan. Seorang anggota tim mengalami luka serius setelah terlibat kecelakaan saat mengejar sekelompok pelajar yang diduga hendak tawuran di kawasan Pasie Nan Tigo, Kota Padang, Sabtu dini hari (1/11/2025).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, insiden bermula dari laporan warga mengenai rencana tawuran dua kelompok pelajar di pesisir Pasie Nan Tigo. Menindaklanjuti laporan tersebut, tim Dubalang melakukan patroli dan penyisiran di beberapa titik yang dicurigai sebagai lokasi kumpul para pelajar.

Setelah sempat dinyatakan aman, sekitar pukul 03.15 WIB petugas kembali menemukan dua unit sepeda motor yang berhenti di lampu merah depan Aciak Mart Lumin. Pengendara motor tersebut terlihat mengacungkan senjata tajam yang diduga akan digunakan dalam aksi tawuran.

Melihat hal itu, tim Dubalang langsung melakukan pengejaran ke arah Lubuk Minturun. Dalam proses pengejaran, salah seorang anggota mengalami kecelakaan saat berusaha menghadang laju kendaraan pelaku. Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka serius dan segera dilarikan ke RS Siti Rahmah Padang untuk mendapatkan perawatan intensif.

“Anggota kami mengalami kecelakaan saat menjalankan tugas. Saat ini sudah ditangani di RS Siti Rahmah dan dijadwalkan menjalani operasi,” ujar perwakilan Dubalang Koto Tangah kepada media.

Insiden ini menjadi pengingat bahwa menjaga keamanan lingkungan bukanlah tugas yang ringan. Meski demikian, tim Dubalang Koto Tangah menegaskan akan terus bersinergi dengan kepolisian serta pemerintah setempat dalam mencegah aksi tawuran pelajar yang kian meresahkan masyarakat.

(Rini/Mond)
#Peristiwa #DubalangKota #Padang

 

Serasinews.com;PesisirSelatan, Sumbar — Warga Kabupaten Pesisir Selatan digemparkan oleh peristiwa memilukan di sebuah SMA di Kecamatan Lengayang. Seorang siswi berusia 16 tahun, sebut saja SP, mendadak melahirkan bayi perempuan di sekolahnya pada Selasa (28/10/2025). Tak seorang pun mengetahui bahwa remaja itu tengah hamil hingga kejadian mengejutkan itu terjadi di ruang UKS.

Kasus ini membuka tabir kelam yang selama berbulan-bulan disembunyikan korban. Dari hasil penyelidikan, polisi mengungkap bahwa SP ternyata menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh PR (32) — seorang pria yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarganya.

Masuk Lewat Jendela dan Ancam Korban

Kasat Reskrim Polres Pesisir Selatan, AKP M. Yogie Biantoro, membenarkan penangkapan terhadap PR. Ia ditangkap oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Pesisir Selatan setelah penyelidikan intensif.

Menurut AKP Yogie, perbuatan bejat itu telah dilakukan berulang kali sejak Januari 2025. Pelaku kerap menyelinap ke rumah korban pada malam hari melalui jendela kamar, memanfaatkan situasi ketika orang tua korban sedang terlelap.

“Pelaku mengancam akan melukai korban jika berani melapor. Karena takut, korban hanya bisa diam,” ujar AKP Yogie, Jumat (31/10/2025).

Ketakutan dan tekanan itu membuat SP hidup dalam trauma yang mendalam. Selama berbulan-bulan, ia menyimpan rahasia besar sendirian, tanpa berani bercerita kepada siapa pun.

Kehamilan Tak Disadari Hingga Melahirkan di Sekolah

Sekitar bulan Mei 2025, SP mulai sering merasa mual dan lemas. Namun ia mengira hanya kelelahan akibat aktivitas sekolah. Tidak ada yang mencurigai kondisinya, termasuk guru dan keluarganya.

Hingga pada pagi yang nahas itu, ketika pelajaran tengah berlangsung, SP merasakan sakit perut luar biasa. Ia dibawa ke ruang UKS oleh guru dan teman-temannya, dan tak lama kemudian — bayi perempuan lahir di sekolah.

Suasana mendadak kacau. Guru dan siswa syok, tak percaya bahwa siswi pendiam itu ternyata menyembunyikan kehamilan selama berbulan-bulan.

Pengakuan di Tengah Rasa Sakit

SP kemudian dibawa ke Puskesmas Koto Baru untuk mendapat pertolongan medis. Di sana, di bawah pengawasan tenaga kesehatan dan keluarganya, ia akhirnya menceritakan semuanya. Dengan suara bergetar, ia mengaku bahwa pelaku adalah PR, kerabat yang selama ini dipercaya dan sering berkunjung ke rumah.

Pengakuan itu membuat keluarga korban terpukul. Mereka tak menyangka orang yang dianggap bagian dari keluarga sendiri tega menghancurkan masa depan anak mereka.

Pelaku Ditangkap, Polisi Dalami Motif

Polisi bergerak cepat. PR ditangkap di rumahnya tanpa perlawanan dan kini menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Pesisir Selatan.

Penyidik tengah mendalami motif pelaku serta kemungkinan adanya unsur kekerasan psikis dan ancaman yang membuat korban tak berani melapor.

“Tersangka dijerat dengan pasal persetubuhan terhadap anak di bawah umur sebagaimana diatur dalam UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara,” tegas AKP Yogie.

Seruan Kepedulian terhadap Anak

Kasus ini menjadi pengingat bahwa kekerasan terhadap anak sering kali terjadi di lingkungan terdekat korban — bahkan di tempat yang seharusnya paling aman, yaitu rumah. Polisi mengimbau masyarakat untuk lebih peka terhadap perubahan perilaku anak dan berani melapor jika menemukan tanda-tanda kekerasan.

“Anak harus dilindungi, bukan ditakuti. Jangan biarkan mereka memendam trauma sendirian,” ujar AKP Yogie.

Kini SP tengah menjalani perawatan medis dan pendampingan psikologis. Bayi kecil yang lahir dari peristiwa kelam itu menjadi pengingat pahit akan pentingnya kepekaan, perlindungan, dan keberanian untuk bersuara demi keselamatan anak-anak di sekitar kita.

(KP)
#PesisirSelatan #KekerasanSeksual #PerlindunganAnak #Peristiwa

Pesisir Selatan, Serasinews.com– Aksi pencurian sepeda motor di kawasan masjid kembali terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan. Kali ini, pelakunya seorang remaja berinisial MB (19), warga Perumahan Sago Permai, Kenagarian Sago Salido, Kecamatan IV Jurai.
Pelajar tersebut ditangkap Tim Opsnal Satreskrim Polres Pessel pada Kamis (30/10/2025) sekitar pukul 08.00 WIB di Jalan Pacuan, Kampung Luar Salido, tanpa perlawanan.

Barang bukti yang diamankan berupa satu unit Yamaha Mio GT warna hitam-biru dengan nomor polisi BA 6324 GP, yang sebelumnya dilaporkan hilang di Masjid Darul Falah Kampung Koto Salido.

Aksi Tengah Malam di Masjid

Kasat Reskrim Polres Pesisir Selatan AKP M. Yogie Biantoro menyebutkan, penangkapan pelaku merupakan bagian dari Operasi Kepolisian Mandiri Kewilayahan “Sikat Singgalang 2025” yang sedang digelar serentak di jajaran Polda Sumbar.

Menurutnya, kasus ini bermula dari laporan warga bernama Rantau Ilham (24) yang kehilangan sepeda motor miliknya saat diparkir di kamar garin (marbot) masjid.
“Korban memarkir motornya di dalam kamar garin. Saat kembali, motor sudah tidak ada. Berdasarkan laporan tersebut, tim langsung bergerak melakukan penyelidikan,” ujar AKP Yogie, Kamis (30/10).

Pengakuan Pelaku

Dalam pemeriksaan, MB mengakui bahwa ia sendiri yang mencuri motor tersebut. Aksi dilakukan sekitar pukul 01.00 WIB, saat suasana masjid sudah sepi.
Pelaku masuk ke area masjid dan mendobrak pintu kamar garin. Setelah menemukan motor korban, ia langsung menyambungkan kabel kontak (menyetrum sistem pengapian) untuk menyalakan mesin, lalu melarikan diri ke daerah Salido.

Namun, pelariannya tak berlangsung lama. Berbekal keterangan saksi dan penelusuran di lapangan, tim opsnal berhasil meringkus MB kurang dari 24 jam setelah laporan masuk.
“Pelaku kami amankan tanpa perlawanan bersama barang bukti motor curian,” jelas AKP Yogie.

Masih Berstatus Pelajar

Meski masih berstatus pelajar, polisi menegaskan kasus ini akan tetap diproses sesuai hukum.
“Tindakannya termasuk kejahatan serius, apalagi dilakukan di tempat ibadah,” tambah Kasat Reskrim.

Saat ini, pelaku beserta barang bukti diamankan di Unit I Resum Satreskrim Polres Pesisir Selatan untuk penyidikan lebih lanjut. Polisi juga mendalami kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat atau menampung hasil kejahatan tersebut.

Warga Terkejut dan Prihatin

Kasus ini menjadi sorotan masyarakat Salido. Sejumlah warga mengaku terkejut mengetahui pelaku merupakan remaja yang sering terlihat di sekitar kampung.
“Kami tidak menyangka, soalnya anaknya masih sekolah dan sering terlihat di sini. Sayang sekali,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Pesan untuk Orang Tua dan Generasi Muda

Polres Pesisir Selatan mengimbau masyarakat, terutama orang tua, agar lebih memperhatikan pergaulan anak-anak.
“Peran keluarga penting untuk mencegah anak terjerumus dalam pergaulan yang salah. Pengawasan dan pembinaan sejak dini bisa menjadi benteng utama,” pesan AKP Yogie.

Bagian dari Operasi “Sikat Singgalang 2025”

Penangkapan MB merupakan salah satu hasil dari Operasi “Sikat Singgalang 2025” yang tengah digencarkan Polda Sumbar untuk menekan angka kejahatan jalanan, terutama pencurian kendaraan bermotor.
“Kami tidak akan memberi ruang bagi pelaku kejahatan di wilayah hukum Polres Pessel. Siapa pun yang coba mengganggu keamanan masyarakat akan kami tindak tegas,” tutup AKP Yogie.

(Rini/Mond)
#Kriminal #PesisirSelatan #Curanmor #SikatSinggalang2025

 

Serasinews.com,-Diam sering dianggap cara menenangkan diri atau memberi ruang saat emosi memuncak. Namun, tidak semua diam bersifat menyejukkan. Ada jenis diam yang justru digunakan untuk mengontrol, menghukum, atau menundukkan orang lain—itulah yang disebut silent treatment.
Dalam konteks psikologis, silent treatment adalah bentuk pengabaian disengaja yang berfungsi sebagai alat kekuasaan emosional. Penelitian neuropsikologi menunjukkan bahwa ketika seseorang diabaikan, area otak yang memproses rasa sakit fisik ikut aktif. Dengan kata lain, diabaikan bisa terasa sesakit ditolak atau dilukai secara fisik.

Mengapa Diam Bisa Lebih Menyakitkan daripada Kata-Kata?

Berbeda dari pertengkaran terbuka yang masih menyisakan ruang klarifikasi, silent treatment memutus komunikasi sepenuhnya. Ketika seseorang berhenti berbicara, otak kita kehilangan informasi sosial yang penting. Kekosongan itu menciptakan ketidakpastian, dan manusia secara alami sulit menoleransi ketidakjelasan. Akibatnya, korban sering kali:

Mencari-cari kesalahan diri sendiri,

Merasa bersalah tanpa alasan jelas,

Memperbesar makna negatif, dan

Terjebak dalam siklus cemas dan overthinking.

Jika perilaku ini terjadi berulang, silent treatment bisa berubah menjadi pola hubungan yang manipulatif dan merusak harga diri.

1. Mengendalikan Lewat Kecemasan

Mekanismenya: Diam menciptakan kekosongan sosial yang menekan. Korban mulai menebak-nebak penyebabnya, merasa bersalah, dan akhirnya melakukan apa saja agar situasi kembali normal.
Contoh: Atasan yang tidak memberi respons setelah presentasi membuat karyawan merasa gagal dan bekerja berlebihan demi mendapat pengakuan.
Cara menghadapi: Tenangkan diri sebelum bereaksi. Ajukan pertanyaan konkret dengan nada tenang:

“Apakah ada masukan yang bisa saya pelajari dari presentasi kemarin?”
Hindari meminta validasi emosional secara berlebihan.

2. Menghukum Tanpa Kata-Kata

Mekanismenya: Pelaku tidak menuduh secara langsung, tapi memberi sinyal bahwa kamu bersalah melalui pengabaian.
Contoh: Teman yang berhenti menghubungi setelah kamu tidak bisa menghadiri acaranya.
Cara menghadapi: Tetap rasional. Kirimkan pesan singkat yang terbuka namun tidak memaksa:

“Aku merasa ada jarak sejak pertemuan terakhir. Apakah ada hal yang ingin dibicarakan?”
Jika tidak ada respons, beri ruang. Tidak semua diam layak kamu kejar.

3. Menghindari Konflik, tapi Mematikan Komunikasi

Tidak semua diam dimaksudkan untuk melukai—kadang, orang memilih diam karena tidak siap menghadapi emosi. Namun jika dibiarkan, masalah justru menumpuk.
Contoh: Pasangan yang selalu diam setiap kali membahas keuangan.
Cara menghadapi: Bangun kesepakatan waktu untuk berbicara ketika suasana lebih tenang.

“Boleh kita diskusikan hal ini nanti malam selama 30 menit? Aku ingin kita sama-sama nyaman.”

4. Merusak Rasa Harga Diri

Ketika seseorang terus-menerus mengabaikan suaramu, pesan yang tersampaikan adalah: pendapatmu tidak penting.
Contoh: Pimpinan yang selalu melewatkan ide dari karyawan tertentu.
Cara menghadapi: Jangan menilai diri dari reaksi orang lain. Simpan bukti kontribusi dan gunakan saluran resmi—misalnya, forum tim atau email formal—agar ide tetap terdengar.

5. Membentuk Ketergantungan Emosional

Pola silent treatment sering berkembang menjadi siklus: diam → korban mengejar → “perdamaian” → diam lagi. Ini menciptakan hubungan yang tidak seimbang.
Contoh: Pasangan yang hanya bersikap hangat setelah kamu meminta maaf.
Cara menghadapi: Bangun kemandirian emosional. Luangkan waktu untuk diri sendiri, kembangkan hobi, dan perkuat jaringan sosial di luar hubungan tersebut.

6. Menegaskan Dominasi Sosial

Dalam lingkungan kerja, silent treatment bisa menjadi alat hierarki—siapa yang diabaikan berarti dianggap kurang penting.
Contoh: Pemimpin yang sengaja tidak menanggapi anggota tim tertentu.
Cara menghadapi: Dokumentasikan kontribusi, komunikasikan lewat saluran resmi, dan jika perlu, ajak rekan kerja lain untuk menegaskan transparansi dalam tim.

7. Menutup Kesempatan Pemulihan Hubungan

Ketika kedua pihak memilih diam, hubungan perlahan membeku.
Contoh: Persahabatan yang berakhir karena keduanya menunggu giliran untuk didekati duluan.
Cara menghadapi: Jika hubungan masih berarti, beranilah membuka percakapan.

“Aku ingin memperbaiki hubungan kita. Bolehkah kita bicara kapan kamu siap?”
Responsnya mungkin tak selalu sesuai harapan, tapi langkah itu sudah cukup untuk memulihkan kendali emosionalmu.

Langkah Psikologis untuk Memutus Siklus Silent Treatment

Kenali batasan diri: Sadari apa yang pantas kamu terima.

Gunakan komunikasi asertif: Fokus pada perilaku, bukan tuduhan.

Simpan catatan komunikasi penting.

Cari dukungan emosional: Teman, keluarga, atau konselor.

Bangun rutinitas sehat: Tidur cukup, olahraga, dan aktivitas yang menenangkan pikiran.

Ambil jarak bila perlu: Perlindungan diri bukan bentuk kekalahan.

Pelajari polanya: Apakah diam digunakan setiap kali mereka ingin menang?

Kesimpulan: Saat Diam Menjadi Bahasa Kekuasaan

Silent treatment bukan sekadar ketiadaan kata-kata—ia adalah strategi psikologis yang bisa melukai dan menekan. Ia bekerja karena manusia memiliki kebutuhan dasar untuk diakui dan didengarkan.
Menyadari bahwa diam bisa menjadi alat manipulasi adalah langkah awal untuk pulih. Dengan kesadaran, batas yang sehat, dan komunikasi terbuka, kamu bisa keluar dari lingkaran kontrol emosional yang sunyi tapi menyakitkan ini.

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.