Serasinews.com, Padang – Tidak kurang dari 70-an insan pers dari berbagai kabupaten/kota di Sumatera Barat berkumpul di Aula Kantor Gubernur Sumbar, Selasa pagi (30/9/2025). Kehadiran mereka bukan sekadar bersilaturahmi, melainkan untuk memperkuat kapasitas dan profesionalisme melalui Pelatihan Jurnalistik yang digelar dalam rangka memperingati HUT Realitakini.com ke-11 tahun.
Acara dimulai dengan suasana hangat syukuran ulang tahun media Realitakini.com. Momen menarik terjadi ketika Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Susmelawati Rosya, hadir membawa kue ulang tahun khusus sebagai bentuk apresiasi kepada Realitakini.com yang telah 11 tahun berkiprah dalam dunia jurnalistik lokal maupun nasional.
“Ini bukan sekadar perayaan, tapi juga bentuk dukungan kami terhadap insan pers yang terus menjaga marwah dan independensi jurnalistik,” ungkap Susmelawati dalam sambutannya, disambut tepuk tangan para peserta.
Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting. Gubernur Sumbar diwakili oleh Budi Arif dari Biro Arpin Sumbar, sementara Walikota Padang diwakili oleh Kadis Kominfo, Boby Firman. Kehadiran mereka menandakan dukungan pemerintah terhadap penguatan kualitas pers sebagai mitra strategis pembangunan daerah.
Dalam sambutannya, Budi Arif menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia wartawan.
“Semoga melalui pelatihan ini, kompetensi dan profesionalisme jurnalis di Sumbar semakin meningkat. Pemerintah provinsi siap menggandeng insan pers untuk memajukan daerah dengan pemberitaan yang berintegritas, beretika, dan mampu mengangkat potensi lokal,” ujarnya.
Pelatihan jurnalistik kali ini tak sekadar bersifat seremonial. Menurut Cimbrawati, Pemimpin sekaligus Penanggung Jawab Realitakini.com, kegiatan ini dirancang untuk menjawab tantangan dunia media di era digital.
“Materi pelatihan meliputi etika jurnalistik, teknik penulisan berita, reportase lapangan, penyuntingan, foto jurnalistik, hingga praktik jurnalistik daring (online). Harapannya, peserta mampu menyajikan informasi dengan analisis kritis, namun tetap menarik dan mudah dipahami oleh publik,” terang Cimbrawati.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber berkompeten di bidangnya.
Kehadiran mereka memberikan pemahaman praktis sekaligus reflektif bagi peserta agar mampu menerapkan prinsip jurnalistik secara tepat dalam keseharian kerja di lapangan.
Penutup acara ditandai dengan pesan optimistis dari penyelenggara.
“Semoga pelatihan ini menjadi bekal berharga bagi insan pers Sumatera Barat. Dengan keterampilan yang semakin terasah, wartawan dapat menghadirkan karya jurnalistik yang tidak hanya kritis dan akurat, tapi juga mampu mencerahkan masyarakat,” pungkas Cimbrawati.
Perayaan HUT ke-11 Realitakini.com dan pelatihan ini menjadi simbol perjalanan panjang media tersebut dalam mengawal informasi di Sumbar. Lebih dari itu, kegiatan ini menunjukkan betapa pentingnya peran pers dalam pembangunan, sekaligus menegaskan bahwa wartawan bukan sekadar pelapor fakta, tetapi juga agen perubahan sosial.
(Mond/hen)
Serasinews.com,PASAMAN BARAT, – Proyek pembangunan seawall dan pengamanan Pantai Sasak di Kecamatan Sasak Ranah Pasisia, Kabupaten Pasaman Barat, mendapatkan Apresiasi dari masyarakat . Proyek senilai Rp 2,55 miliar lebih yang dikerjakan CV RAYAZKA sesuai dengan Spek dan aturan yang berlaku dalam kontrak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat setelah pengerjaannya rampung.
Robi, seorang warga sasak, mengatakan kepada media ini
Dalam pandanganya, Doni menyampaikan bahwa proyek milik Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi (SDABK) Provinsi Sumbar itu justru membuat rasa was - was masyarakat mulai tenang akan adanya abrasi
“Sebelum proyek ini ada, masyarakat masih sangat was was akan terdampak abrasi pantai lewat sepanjang pantai untuk beraktivitas, baik sosial maupun ekonomi. Sekarang akan sangat membantu, ulasnya memaparkan
Ia juga menilai terdapat banyak keuntungan adanya pembangunan ini, dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek. Tim pengawasan dinilai sangat maksimal dalam pengawasan, dan hasil pekerjaan kini telah nampak hasilnya
Kondisi dilapangan memperkuat dugaan itu. Salah satu warga setempat, Arif juga , mengungkapkan bahwa sejak proyek dimulai, akses jalan menuju dan dari Maligi kini lancar dan tidak ada lagi luapan air Suak Maligi yang menghantam area pembangunan.
“Sejak awal terlihat pengerjaan sangat teliti dan hati - hati dan maksimal. Susunan batu sangat rapi dan tidak asal jadi, dan timbunan pakai pasir lau yang lapisi geotek Sekarang abrasi tidak ada lagi” ujarnya kepada wartawan.
Pantauan media pada 29 September 2025 lokasi proyek. Nampak Geotextile yang terpampang struktur batu terpasang sempurna, dan minyak memakai Solar industri dari salah satu perusahan Distributor BBM Subsidi terlampir didalam foto berita,
Saat dikonfirmasi, pihak pelaksana dari Cv Rayazka , mon oleh wartawan, memaparkan kepada kami tim media memberikan keterangan. Asal usul batu memakai izin dari cv sabar bumi sejati di daerah padang sawah tigo nagari, ulasnya sambil melihatkan dokumen pembelian.
“Ini bentuk kepedulian kami dari pihak rekanan untuk bekerja sesuai aturan dari Kontrak kerja. Kami ingin proyek yang dibiayai uang rakyat ini benar-benar bermanfaat,” tegas mon.
( Rini/Ef )
Serasinews.com, Padang – Bagi warga Parak Buruk, Kelurahan Batipuh Panjang, Kecamatan Koto Tangah, setiap kali hujan deras turun bukan hanya soal air yang membasahi bumi. Ada rasa waswas yang ikut mengalir bersama derasnya air, terutama bagi mereka yang tinggal di bantaran sungai.
“Kalau hujan deras, kami di sini resah sekali. Takut arus besar datang lagi,” ucap Joni, salah seorang warga Parak Buruk, Sabtu (27/9/2025).
Rasa khawatir itu bukan tanpa alasan. Setiap kali hujan mengguyur deras, debit air sungai kerap meningkat, membawa arus deras yang menggerus dinding sungai. Tebing di beberapa titik semakin rapuh, sementara rumah-rumah warga berdiri hanya beberapa meter dari tepian air.
“Sering kali kami lihat air menghantam tebing. Kalau lama-lama dibiarkan, bisa runtuh ke rumah-rumah kami,” ungkap Yurnalis, warga lain yang rumahnya berjarak hanya selangkah dari bantaran.
Di tengah keresahan itu, harapan baru muncul. Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V melalui tim teknisnya membangun batu beronjong sepanjang 150 meter di kawasan Batipuh Panjang. Bagi warga, beronjong ini bukan sekadar susunan kawat baja berisi batu. Ia adalah tameng, benteng pertama yang melindungi mereka dari ancaman erosi.
Satriawan, Pejabat Pembuat Komitmen Operasi dan Pemeliharaan (PPKOP) BWS Sumatera V Padang, menegaskan bahwa pembangunan beronjong tersebut bukan hanya soal infrastruktur semata, tetapi soal keselamatan.
“Fungsi utamanya bukan sekadar memperkuat jembatan, tapi juga menjaga stabilitas aliran sungai. Tanpa perlindungan ini, arus deras bisa merusak bantaran, bahkan mengancam rumah-rumah warga,” jelasnya.
Ia menambahkan, beronjong ibarat pagar kuat yang menahan gempuran air. Ketika arus menghantam, tenaga air akan terpecah dan tertahan oleh susunan batu di dalam kawat baja. “Kalau tidak ada beronjong, tebing bisa terus tergerus. Lama-lama bukan hanya lahan yang hilang, tapi juga tempat tinggal warga,” lanjut Satriawan.
Selain beronjong, di lokasi yang sama juga tengah dikerjakan pembangunan oprit jembatan sepanjang 100 meter oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Padang. Pembangunan ini memperkuat akses masyarakat sekaligus mengurangi risiko kerusakan jembatan akibat derasnya arus.
Kepala Dinas PUPR Kota Padang, Tri Hadiyanto, menyebutkan proyek oprit di Parak Buruk merupakan bagian dari paket pembangunan jembatan tahap I, yang juga dilaksanakan di Bungus Timur. Dengan anggaran sebesar Rp1,53 miliar dari APBD Kota Padang, pengerjaan di Parak Buruk dilakukan oleh CV Arsa Nusantara Persada sejak 22 Juli dan dijadwalkan selesai pada 15 Desember 2025.
Namun, meski proyek oprit penting untuk akses transportasi, bagi warga Parak Buruk, batu beronjong jauh lebih terasa manfaatnya. Ia seperti penghalang antara keresahan dan ketenangan, antara ancaman dan harapan.
Saat peninjauan lapangan, banyak warga yang ikut menyaksikan pengerjaan beronjong. Mereka merasa langkah cepat ini memberi rasa aman yang selama ini mereka rindukan.
“Kalau beronjong sudah terpasang, kami bisa lebih tenang. Tidak lagi tiap hujan takut rumah terbawa arus,” kata Yurnalis dengan nada lega.
Camat Koto Tangah, Fizlan Setiawan, serta Lurah Batipuh Panjang, Saputra Herianto, turut hadir bersama masyarakat. Mereka menyebut pembangunan ini sebagai bukti sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.
Bagi Satriawan, pembangunan beronjong bukanlah proyek rutin semata. Setiap kawat yang dianyam dan setiap batu yang ditata adalah upaya nyata untuk melindungi kehidupan warga.
“Ketahanan sungai adalah ketahanan masyarakat. Kalau sungai aman, warga pun bisa hidup lebih tenang. Kami ingin beronjong ini bukan hanya bertahan lama, tapi juga memberi rasa aman yang nyata,” tuturnya.
Kini, keresahan warga Parak Buruk mulai terlipur sudah. Hujan deras memang masih akan datang, tapi dengan adanya beronjong, mereka punya benteng baru untuk menghadapi derasnya arus.
(Rini/mond)
Serasinews.com, Padang – Hujan deras yang mengguyur Kota Padang pada Minggu (28/9/2025) malam, tidak menyurutkan langkah Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) Diana Kusumastuti untuk turun langsung meninjau lokasi proyek normalisasi Batang Kandis. Dengan mengenakan jas hujan dan didampingi sejumlah pejabat, Diana berjalan menyusuri tepian aliran sungai yang menjadi salah satu titik rawan banjir di Kota Padang.
Dalam kunjungan tersebut, Diana Kusumastuti didampingi oleh Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) V Padang, Naryo Widodo, serta Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir. Ketiganya meninjau progres pekerjaan sekaligus memastikan bahwa proyek strategis ini berjalan sesuai target.
“Proyek normalisasi ini harus dikerjakan secara baik, sesuai standar mutu, dan tepat waktu. Karena tujuan akhirnya bukan hanya sekadar membangun, tapi memberi manfaat nyata bagi masyarakat yang selama ini terdampak banjir,” tegas Diana Kusumastuti di sela-sela peninjauan.
Ia menambahkan, normalisasi Batang Kandis merupakan salah satu upaya konkret pemerintah pusat bersama pemerintah daerah dalam mengatasi persoalan banjir di Padang. “Kita ingin memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan dari anggaran negara benar-benar bermanfaat bagi rakyat, terutama dalam mengurangi risiko bencana,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas perhatian pemerintah pusat. Menurutnya, keberadaan proyek normalisasi Batang Kandis telah membawa perubahan besar bagi warga di sekitar aliran sungai tersebut.
“Dulu, kawasan ini menjadi langganan banjir setiap kali hujan lebat turun. Namun, sejak proyek normalisasi dikerjakan, alhamdulillah tidak ada lagi genangan yang meresahkan warga. Kami sangat berterima kasih kepada Kementerian PUPR dan BWSS V Padang atas kerja kerasnya,” ungkap Maigus.
Ia menegaskan, upaya ini bukan hanya infrastruktur, tetapi juga bentuk perlindungan terhadap keselamatan masyarakat dan aset mereka.
Kepala BWSS V Padang, Naryo Widodo, yang turut mendampingi Wamen PU, menjelaskan bahwa progres pekerjaan berjalan sesuai rencana. Hingga akhir September ini, mayoritas konstruksi inti sudah selesai, tinggal tahap penyempurnaan dan finishing.
“Kami terus berupaya menjaga kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi teknis. Meskipun cuaca kerap menjadi tantangan, tim di lapangan tetap bekerja maksimal. Target kami, proyek ini selesai tepat waktu dan bisa segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” terang Naryo.
Ia menambahkan, normalisasi Batang Kandis mencakup pelebaran dan pengerukan alur sungai, penguatan tebing dengan dinding penahan, serta pembangunan fasilitas pendukung untuk memperlancar aliran air. “Semua pekerjaan ini bertujuan mengurangi risiko banjir dan meningkatkan daya tampung sungai,” katanya.
Kehadiran Wamen PU di lokasi proyek disambut antusias warga sekitar yang berharap pembangunan ini benar-benar menjadi solusi jangka panjang. Bagi masyarakat yang selama bertahun-tahun hidup dengan ancaman banjir, proyek Batang Kandis bukan hanya sekadar beton dan alat berat, tetapi simbol harapan akan lingkungan yang lebih aman.
Meski hujan tak kunjung reda, peninjauan berlangsung khidmat. Kementerian PUPR bersama pemerintah daerah menegaskan komitmennya untuk menjaga keberlanjutan pembangunan infrastruktur pengendali banjir di Padang, termasuk pemeliharaan jangka panjang setelah proyek rampung.
Dengan selesainya normalisasi Batang Kandis, diharapkan Padang mampu terbebas dari momok banjir musiman, sekaligus menjadi contoh kolaborasi nyata antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.
(Rini/mond)
Serasinews.com,Padang - Bakal calon ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Barat Tommy Irawan Sandra terus menjalin silaturahmi dengan berbagai stakeholder pemangku pemerintah di tingkat Provinsi Sumatera Barat jelang pemilihan dilaksanakan akhir bulan ini.
Sebelum melangkah maju dalam pemilihan Ketua Umum KONI Sumbar. Kali ini, Tommy Irawan Sandra bersama tim melakukan silaturahmi dan meminta restu sekaligus dukungan kepada Rektor UNP, Dr. Ir. Krismadinata, S.T, M.T dan mantan Rektor UNP Prof. Ganefri, Ph.D,
Menurut Tommy Irawan Sandra, dirinya melaporkan hal-hal prinsip diantaranya keikutsertaan di Musorprov KONI Sumbar yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja KONI Sumbar.
“Saya bersama tim sudah menghadap rektor dan mantan rektor UNP Padang untuk bersilaturahmi dan meminta restu untuk maju sebagai ketua KONI Sumbar. Selain itu silaturahmi ini juga banyak hal konsolidasikan untuk membawa KONI lebih baik lagi,“ ujar Tommy Irawan Sandra, Jumat.
Tommy menambahkan, tekad teguh jika dirinya dipercaya oleh voter menjadi Ketua Umum KONI Sumbar 2025-2029, ini sebagai ibadah bertujuan memajukan olahraga Sumbar dengan mempersatukan para pemangku kepentingan olahraga dengan satu misi dan visi.
Sementara Ganefri dan Rektor sendiri mendukung penuh langkah yang diambil Tommy untuk maju dalam pemilihan Ketua KONI Sumbar.
Ganefri berharap, bila nanti terpilih, Tommy bisa bekerja sama dengan semua pihak, terutama dengan pemerintah daerah.
“Saya mendukung langkah Tommy. Bila terpilih, Tommy harus bekerja sama dengan pemerintah,” pesan Ganefri.
Ganefri juga berharap agar KONI Sumbar ke depan dapat lebih profesional dalam membina olahraga prestasi.
Menurutnya, pembinaan dan kesejahteraan atlet harus menjadi prioritas utama.
“KONI ke depan harus lebih profesional dan dapat memberikan kontribusi positif terhadap nama baik daerah, baik di tingkat nasional maupun internasional,” harapnya. (Ef / Rini)
Serasinews.com,- Di tengah ritme kehidupan modern yang serba cepat, tuntutan pekerjaan, deadline tugas, hingga dinamika masalah pribadi, banyak orang mencari cara untuk sekadar melepaskan penat. Ada yang memilih tidur, ada yang menonton film, bahkan ada pula yang lari ke pusat perbelanjaan. Namun, ada satu aktivitas sederhana yang sering dianggap sepele, padahal diam-diam menyimpan manfaat besar: nongkrong bersama teman.
Sekilas, nongkrong mungkin hanya terlihat sebagai aktivitas buang-buang waktu. Duduk di warung kopi, berbincang ringan, atau sekadar tertawa bersama. Namun, penelitian ilmiah justru menunjukkan bahwa aktivitas ini bisa menjadi salah satu bentuk perawatan kesehatan mental paling alami, murah, sekaligus menyenangkan.
Nongkrong bukan hanya soal menyeruput kopi atau teh sambil menatap jalanan kota. Esensinya jauh lebih dalam. Ini adalah momen sosial ketika manusia berinteraksi, merasa terhubung, dan mengisi kembali energi emosional yang terkuras karena rutinitas.
Menurut psikolog, otak dan hati manusia tidak cukup hanya diberi istirahat fisik. Keduanya juga butuh rehat sosial—waktu untuk merasa didengar, diterima, dan dimengerti. Nongkrong dengan teman dekat bisa menjadi ruang aman untuk melepas beban pikiran tanpa harus takut dihakimi.
Manfaat nongkrong telah dibuktikan oleh berbagai studi.
Tak semua orang punya waktu atau biaya untuk berlibur jauh, spa, atau meditasi. Namun, nongkrong bisa dilakukan siapa saja, di mana saja, bahkan tanpa modal besar. Cukup secangkir kopi, suasana hangat, dan teman yang nyambung, aktivitas ini bisa menjadi self-care sederhana yang efeknya terasa nyata.
Bagi banyak orang, nongkrong adalah ruang terapi tanpa sekat: tertawa lepas, berbagi cerita, hingga menemukan perspektif baru dari sudut pandang orang lain. Aktivitas ini seringkali membuat hati lebih lega meski tubuh terasa lelah.
Meski bermanfaat, nongkrong tetap perlu dilakukan dengan bijak. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar manfaatnya maksimal:
Dengan begitu, nongkrong tidak hanya menjadi pengisi waktu luang, tetapi juga sarana membangun hubungan sosial yang sehat dan berkualitas.
Dalam ajaran Islam, menjaga hubungan baik dengan sesama bukan hanya bermanfaat secara sosial, tetapi juga bernilai ibadah. Rasulullah ï·º bersabda:
“Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti bangunan, saling menguatkan satu sama lain.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Artinya, nongkrong yang diisi dengan hal-hal positif—seperti saling mengingatkan dalam kebaikan, berbagi ilmu, atau sekadar memberi dukungan emosional—dapat menjadi ladang pahala. Ia bukan hanya aktivitas rekreasi, tetapi juga sarana mempererat ukhuwah dan memperkuat rasa kebersamaan.
Kesimpulannya, nongkrong bukanlah aktivitas sia-sia. Ia adalah ruang aman untuk melepas penat, mempererat hubungan, dan menjaga kesehatan mental. Di tengah dunia yang semakin individualistis, nongkrong bersama teman justru menjadi pengingat bahwa manusia tidak diciptakan untuk hidup sendiri.
Jadi, jika suatu hari kamu merasa lelah, tertekan, atau butuh tempat untuk bernapas, jangan ragu untuk menghubungi temanmu. Ajak nongkrong, tertawalah bersama, dan biarkan momen sederhana itu menjadi vitamin jiwa yang menguatkan langkahmu ke depan.
(***)