Serasinews.com, Padang – Di tengah kegelisahan petani yang saban tahun dirundung kekeringan, secercah harapan kini mulai menyala di sawah-sawah Kota Padang. Musim kemarau yang selama ini menjadi momok, sebentar lagi tak lagi menakutkan. Semua itu berkat langkah konkret yang diambil Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) V Padang melalui program Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) sebuah inovasi penyediaan air irigasi yang memanfaatkan potensi air tanah dalam untuk menghidupi lahan pertanian.
Langkah monumental ini disosialisasikan langsung oleh BWSS V di Kantor Camat Bungus Teluk Kabung, Jumat (3/10/2025) lalu. Program tersebut mendapat sambutan hangat dari Pemerintah Kota Padang dan para petani yang selama ini harus berjibaku dengan kekeringan saat debit sungai menurun.
Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Yoice Yuliani, menyebut pembangunan JIAT ini akan dilakukan di dua wilayah strategis: Kecamatan Bungus Teluk Kabung dan Kecamatan Lubuk Kilangan — dua daerah yang dikenal memiliki potensi pertanian besar, tetapi kerap kekurangan pasokan air di musim kering.
“Ada delapan kelompok tani yang akan menerima manfaat dari pembangunan JIAT ini. Ini langkah besar untuk memperkuat ketahanan pangan kita,” ujar Yoice, Minggu (5/10/2025).
JIAT, lanjut Yoice, dirancang sebagai sistem irigasi alternatif yang tidak bergantung pada sungai atau air permukaan. Melalui sumur bor air tanah dalam, sistem ini mampu menyediakan pasokan air yang stabil bahkan saat hujan enggan turun.
“JIAT ini adalah solusi jangka panjang. Ia akan memperlancar ketersediaan air untuk lahan sawah, sehingga target swasembada pangan di Padang bisa lebih mudah dicapai,” jelasnya.
Kisah di balik terwujudnya proyek ini berawal dari koordinasi lintas instansi. Dinas Pertanian Padang semula menerima informasi dari Dinas PUPR Kota bahwa terdapat anggaran pembangunan JIAT di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Tak ingin kehilangan momentum, Pemko Padang segera mengajukan usulan melalui aplikasi SIPURI, platform resmi yang dikelola oleh BWSS V Padang untuk menampung proposal daerah.
“Kita mengajukannya pada Mei 2025. Alhamdulillah, usulan itu langsung diakomodir dalam DIPA APBN Kementerian PU,” tutur Yoice dengan rasa syukur.
BWSS V kemudian turun tangan melakukan verifikasi teknis, menentukan lokasi, serta menetapkan kelompok tani penerima manfaat berdasarkan kondisi lahan dan kebutuhan irigasi di lapangan.
Tak banyak yang tahu, BWSS V Padang memegang peran sentral dalam keberhasilan proyek ini. Selain memastikan dukungan anggaran, lembaga ini juga bertanggung jawab atas perencanaan teknis, pembangunan infrastruktur irigasi, serta pelatihan teknis bagi kelompok tani penerima manfaat.
Dalam satu paket JIAT senilai lebih dari Rp1,5 miliar, BWSS V menyediakan fasilitas lengkap:
Inovasi penggunaan energi surya (solar cell) menjadi nilai tambah tersendiri, karena tidak hanya efisien, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan sistem ini, petani tak lagi bergantung pada bahan bakar minyak untuk mengoperasikan pompa air.
Program ini menyasar delapan kelompok tani di dua kecamatan, yang sebagian besar memiliki lahan tadah hujan dan bergantung pada curah hujan musiman. Mereka adalah:
Khusus di Bungus Teluk Kabung, lahan sawah mencapai 650 hektare, di mana 123 hektare di antaranya merupakan sawah tadah hujan. Selama ini, sumber air berasal dari aliran bukit yang sangat bergantung pada cuaca. Ketika musim kemarau datang, lahan sawah pun kering kerontang.
“Dengan adanya JIAT dari BWSS V, petani tidak lagi khawatir kehilangan masa tanam. Air akan tersedia kapan pun dibutuhkan,” terang Yoice.
Pembangunan JIAT di Padang menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara pemerintah daerah dan lembaga teknis pusat seperti BWSS V Padang mampu melahirkan solusi inovatif bagi permasalahan klasik pertanian.
Lebih dari sekadar proyek fisik, JIAT adalah simbol perubahan pola pikir dalam pengelolaan sumber daya air — dari bergantung pada alam menuju sistem yang terukur, mandiri, dan berkelanjutan.
Dengan langkah ini, para petani Padang kini bisa menatap musim kemarau dengan senyum lega. Di balik sumur bor dan pompa air yang berdengung, ada semangat baru: semangat untuk bertahan, tumbuh, dan memberi makan negeri.
(Mond)
#BWSSVPadang #JaringanIrigasiAirTanah #Padang
Serasinews.com, Denpasar, Bali – Sabtu pagi, 4 Oktober 2025, langit Denpasar terasa berbeda. Di tengah riuhnya denyut pariwisata Pulau Dewata, semangat yang tak kalah membara datang dari arena olahraga tepatnya dari dunia tinju amatir Indonesia. Di kota yang sarat pesona budaya itu, semangat juang dari Ranah Minang ikut berpadu dalam satu momentum bersejarah: Pelantikan Pengurus Provinsi (Pengprov) Perbati Indonesia Boxing Sumatera Barat masa bakti 2025–2029.
Di tengah sorotan lampu dan gegap gempita para insan olahraga, pelantikan ini menjadi lebih dari sekadar acara formal. Ia menjelma sebagai simbol kebangkitan baru olahraga tinju Indonesia sebuah tekad bersama untuk menyalakan kembali bara perjuangan di atas ring, mulai dari tingkat daerah hingga kancah dunia.
Pelantikan Pengprov Perbati se-Indonesia, termasuk Sumatera Barat, digelar serentak bersamaan dengan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perbati 2025. Di sinilah arah masa depan tinju amatir Indonesia dibahas, dibentuk, dan dipertegas.
Pengprov Sumatera Barat sendiri kini resmi dikomandoi oleh Joni Putera, S.H., atau yang lebih dikenal di kalangan olahraga dan dunia usaha sebagai Joni Sikumbang—sosok muda yang dikenal energik, visioner, dan tak asing dengan atmosfer kompetisi.
Joni memimpin jajaran pengurus yang terdiri dari para profesional dan pecinta tinju dari berbagai latar belakang—dari Komisi Teknik dan Pelatihan hingga Komisi Hukum dan Advokasi—membentuk satu kekuatan kolektif yang siap mengibarkan panji kebangkitan tinju Minang.
Suasana pelantikan kian khidmat ketika satu per satu tokoh penting dunia olahraga nasional dan internasional memasuki ruangan. Hadir Ketua Umum Perbati Pusat, Ray Zulham Farras Nugraha, yang kini dikenal sebagai motor penggerak perubahan besar dalam tubuh organisasi tinju amatir Indonesia.
Turut hadir pula Sekretaris Jenderal Asian Boxing, Ali Salameh, Presiden NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, dan Deputi III Kemenpora, Dr. Surono, serta sejumlah legenda tinju nasional yang menjadi saksi lahirnya babak baru ini.
Atmosfer acara seolah menyiratkan satu pesan kuat: bahwa dunia tinju Indonesia sedang berada di jalur menuju standar global bukan hanya dalam prestasi, tetapi juga tata kelola dan pembinaan.
Dalam sambutannya yang menggugah semangat, Ray Zulham Farras Nugraha menegaskan bahwa pelantikan serentak ini adalah tonggak sejarah penting.
“Pelantikan ini bukan sekadar pengesahan struktur, tapi merupakan titik tolak era baru pembinaan tinju amatir Indonesia yang menyentuh hingga pelosok negeri,” ujarnya lantang disambut tepuk tangan hadirin.
Ray menjelaskan, Perbati kini berdiri di bawah naungan World Boxing, federasi internasional yang diakui oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC). Artinya, arah pembinaan kini selaras dengan standar dunia, membuka peluang besar bagi para petinju Indonesia untuk menembus kancah internasional.
“Komitmen kita jelas: membangun sistem pembinaan yang profesional, berkelanjutan, dan melahirkan atlet berkarakter juara. Tinju bukan hanya soal pukulan—ia tentang karakter, kedisiplinan, dan kebanggaan bangsa,” tegas Ray, menutup sambutannya dengan seruan kolaboratif, “Mari kita bekerja bersama, menjadikan tinju sebagai alat membangun karakter dan prestasi!”
Di sisi lain, Joni Putera tampil penuh percaya diri mewakili Sumatera Barat. Dengan nada tegas namun bersahabat, ia menyatakan komitmen penuh untuk membawa olahraga tinju di Ranah Minang ke level yang lebih tinggi.
“Kami siap bekerja keras. Sumatera Barat punya potensi besar—bakat muda, semangat juang, dan kultur kompetitif yang kuat. Tugas kami adalah mengelola potensi itu menjadi prestasi nyata,” ungkap Joni.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pengurus, pelatih, dan sasana (PENGSAS) di seluruh daerah. “Tak ada kemajuan tanpa kerja sama. Ini bukan tugas individu, tapi gerakan bersama. Kami ingin Sumbar kembali melahirkan petinju-petinju tangguh yang bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia,” tambahnya penuh optimisme.
Pelantikan ini menandai langkah awal bagi Perbati Sumatera Barat untuk menjalankan hasil Rakernas dan rekomendasi World Boxing di tingkat daerah. Program pembinaan usia dini, peningkatan kualitas pelatih dan wasit, hingga penyelenggaraan kejuaraan regional semuanya mulai dirancang secara sistematis.
Namun, lebih dari sekadar program, momen ini adalah janji moral dan emosional: janji untuk membawa kembali kejayaan tinju Minang yang dulu melahirkan banyak petarung tangguh di ring nasional.
Kini, di bawah kepemimpinan baru, semangat itu menyala kembali menjadi simbol bahwa dari tanah budaya dan tradisi yang kaya, Sumatera Barat kembali menantang dunia dengan kepalan tangan yang berisi tekad dan harapan.
Denpasar menjadi saksi, bahwa dari bawah langit Bali, babak baru tinju amatir Indonesia telah dimulai.
Dan dari Ranah Minang, gema semangat itu akan terus bergulung: membentuk generasi baru petinju yang tak hanya berani di ring, tapi juga berkarakter di luar arena.
(Rini/mond)
#Olahraga #Tinju
Serasinews.com,- Kesedihan dan kecemasan adalah bagian dari perjalanan hidup manusia. Setiap orang, tanpa terkecuali, pasti pernah merasakan hati yang gelisah, pikiran yang terbebani, bahkan perasaan hampa yang seolah mengikis semangat hidup. Dalam kondisi seperti ini, tidak sedikit yang merasa sulit bangkit dan kehilangan arah.
Islam, sebagai agama rahmat, memberikan bimbingan agar setiap muslim tidak terjebak terlalu lama dalam pusaran kesedihan. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa-doa khusus untuk menguatkan hati, menenangkan jiwa, dan membangkitkan kembali semangat hidup yang sempat redup.
Dalam ajaran Islam, kesedihan dan kecemasan bukanlah sesuatu yang dilarang. Justru perasaan itu adalah fitrah manusia. Akan tetapi, jika dibiarkan tanpa kendali, rasa cemas bisa merusak fisik dan psikis, sementara kesedihan yang mendalam dapat membuat seseorang terpuruk dan kehilangan arah hidup.
Karena itu, Rasulullah ﷺ menuntun umatnya untuk kembali kepada Allah Swt dengan doa, zikir, serta memperkuat tawakal. Doa bukan hanya sekadar ucapan, melainkan ikhtiar spiritual yang mampu menghadirkan ketenangan dalam hati. Allah Swt menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa hanya dengan mengingat-Nya hati manusia akan merasa tenteram:
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Ayat ini mengajarkan bahwa doa dan zikir adalah obat paling mujarab bagi hati yang gelisah.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i, Rasulullah ﷺ memberikan doa khusus kepada seorang sahabat yang kala itu tengah dilanda kesulitan karena terlilit utang. Doa ini juga menjadi salah satu wirid penting untuk memohon perlindungan dari rasa cemas, sedih, serta beban hidup lainnya.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Latin: Allaahumma inni a’udzu bika minal hammi wal hazan, wa a’udzu bika minal ‘ajzi wal kasal, wa a’udzu bika minal jubni wal bukhli, wa a’udzu bika min ghalabatid daini wa qahrir rijal.
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kecemasan dan kesedihan. Aku juga berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat penakut dan kikir, serta dari lilitan utang dan penindasan orang-orang.”
Doa ini mencakup perlindungan dari berbagai penyakit hati yang sering menjerat manusia, mulai dari rasa malas, takut, hingga tekanan hidup akibat masalah duniawi.
Selain doa di atas, Rasulullah ﷺ juga mengajarkan doa yang sangat indah untuk menghapus kesedihan. Beliau menegaskan bahwa siapa pun yang membacanya dengan penuh keyakinan, maka Allah akan mengganti kesedihannya dengan kebahagiaan.
اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَائُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ القُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِي وَنُوْرَ صَدْرِي وَجِلَاءَ غَمِّي وَذَهَابَ حُزْنِي وَهَمِّي
Latin:
Allaahumma innii ‘abduka, wabnu ‘abdika, wabnu amatika. Naashiyatii bi yadika maadhin fiyya hukmuka, ‘adlun fiyya qadhaa’uka. As’aluka bi kulli ismin huwa laka sammaita bihi nafsaka, wa anzaltahuu fii kitaabika, aw ‘allamtahuu ahadan min khalqika, awista’tsarta bihi fii ‘ilmil ghaibi ‘indaka, an taj’alal qur’aana rabii’a qalbii, wa nuura shadrii, wa jilaa a ghammii, wa dzahaaba huznii wa hammii.
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu laki-laki, dan anak dari hamba-Mu perempuan. Nasibku ada di tangan-Mu, hukum-Mu berlaku padaku, dan keputusan-Mu adil bagiku. Aku memohon kepada-Mu dengan setiap nama yang Engkau miliki, yang telah Engkau namai diri-Mu, atau yang Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada salah satu makhluk-Mu, atau yang hanya Engkau ketahui dalam ilmu gaib di sisi-Mu. Jadikanlah Al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, penghapus kesedihanku, serta pelenyap kegelisahanku.”
Doa ini bukan hanya permohonan untuk menghapus kesedihan, tetapi juga pengakuan seorang hamba tentang ketundukannya di hadapan Allah Swt.
Selain doa, Islam juga menekankan pentingnya ikhtiar. Seorang muslim tidak hanya diminta berdoa, tetapi juga berusaha memperkuat iman, menjaga kesehatan, memperbanyak amal saleh, serta bersyukur atas nikmat yang kecil maupun besar.
Allah Swt menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa orang yang bertakwa dan bertawakal kepada-Nya akan selalu diberi jalan keluar dari kesulitan:
“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 2–3)
Ayat ini menjadi penguat bahwa doa harus diiringi dengan usaha nyata dan tawakal penuh kepada Allah Swt.
Kesedihan dan kecemasan memang tidak bisa dihindari, tetapi seorang muslim tidak boleh larut di dalamnya. Dengan membaca doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ, memperbanyak zikir, serta menguatkan ikhtiar dan tawakal, seorang hamba akan merasakan ketenangan yang sejati.
Sungguh, Allah Swt selalu dekat dengan hamba-Nya yang berserah diri. Sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5–6)
Dengan doa, zikir, dan keyakinan penuh kepada Allah Swt, hati yang resah akan berganti menjadi tenang, dan kesedihan yang menghimpit akan berbuah kebahagiaan.
(***)
#KumpulanDoa #Islami #Religi #DoaHilangkanKesedihan
Serasinews.com, Padang – Kritik keras dilayangkan DPRD Kota Padang terhadap sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dinilai gagal menunjukkan performa optimal dalam menggali potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ketua Komisi II DPRD Kota Padang, Rachmad Wijaya, menegaskan bahwa Wali Kota Fadly Amran tidak bisa lagi menutup mata terhadap lemahnya capaian tersebut.
Data resmi per 30 September 2025 memperlihatkan, meskipun secara agregat PAD Kota Padang telah mencapai Rp690,49 miliar atau 76,92% dari total target Rp897,69 miliar, masih ada OPD yang terpuruk jauh di bawah standar. Bahkan, ada yang baru menyentuh 30% dari target hingga memasuki triwulan ketiga.
OPD dengan Capaian Terendah: Alarm Bahaya untuk Keuangan Daerah
Laporan DPRD mengungkapkan sejumlah OPD dengan realisasi PAD terendah:
Dinas Perhubungan
Target: Rp3,39 miliar
Realisasi: Rp1,88 miliar (55,60%)
Sisa target: Rp1,50 miliar
Dinas Perdagangan
Target: Rp10,10 miliar
Realisasi: Rp4,96 miliar (49,19%)
Sisa target: Rp5,13 miliar
Dinas Pertanian
Target: Rp1,03 miliar
Realisasi: Rp498 juta (48,23%)
Sisa target: Rp534 juta
Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
Target: Rp45,30 miliar
Realisasi: Rp21,71 miliar (47,93%)
Sisa target: Rp23,59 miliar
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR)
Target: Rp11,50 miliar
Realisasi: Rp3,55 miliar (30,95%)
Sisa target: Rp7,94 miliar
Dari data tersebut, Dinas PUPR menempati posisi terburuk dengan capaian hanya 30,95%. Angka ini dinilai DPRD sebagai bukti nyata kelemahan dalam perencanaan maupun eksekusi strategi pemungutan PAD.
Rachmad Wijaya: “Ini Masalah Serius, Jangan Anggap Remeh!”
Menanggapi kondisi tersebut, Ketua Komisi II DPRD Kota Padang, Rachmad Wijaya, menyatakan keprihatinan sekaligus kekecewaan. Ia menilai lemahnya kinerja OPD bukan sekadar soal administrasi, melainkan menunjukkan kurangnya inovasi, kreativitas, dan keseriusan dalam mengelola potensi daerah.
“Bayangkan, ada OPD yang realisasinya hanya 30%. Ini masalah serius. Kalau PAD rendah, pembangunan daerah bisa terganggu. Bagaimana program prioritas mau berjalan kalau uang daerah tidak terkumpul sesuai target?” tegas Rachmad, Selasa (1/10/2025).
Ia menekankan bahwa Wali Kota harus segera melakukan evaluasi menyeluruh, bahkan bila perlu mengganti kepala OPD yang terbukti tidak mampu. “Kita tidak butuh pejabat yang sekadar rutinitas. Kota ini butuh pemimpin OPD yang inovatif, visioner, dan berani mengambil langkah strategis,” lanjutnya.
Tiga Bulan Kritis: Akankah PAD Tercapai?
Dengan sisa waktu hanya tiga bulan hingga akhir tahun anggaran, DPRD memperingatkan adanya risiko gagal mencapai target PAD jika OPD tetap bekerja setengah hati. Capaian rendah dikhawatirkan akan berimbas langsung pada pembiayaan layanan publik, mulai dari infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hingga program sosial masyarakat.
“Kalau OPD lamban bergerak, masyarakat yang akan menanggung akibatnya. Kami mendesak agar segera ada langkah cepat, strategi baru, dan evaluasi internal,” ujar Rachmad.
Ketimpangan Kinerja: Ada yang Gagal, Ada yang Gemilang
Menariknya, di tengah sorotan terhadap OPD yang jeblok, ada pula instansi yang berhasil menorehkan prestasi dengan melampaui target.
Dinas Pariwisata: 115,67%
BPKAD: 105,42%
Kinerja gemilang dua instansi ini membuktikan bahwa dengan inovasi dan kerja keras, target PAD bukan hanya bisa dicapai, tetapi juga dilampaui. “Ini harus jadi cermin bagi OPD lain. Jangan hanya mencari alasan, tapi tunjukkan hasil,” kata Rachmad.
DPRD Siap Kawal, Tapi Tanggung Jawab Ada di Wali Kota
Rachmad menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa DPRD akan terus mengawal upaya peningkatan PAD. Namun, bola kini ada di tangan Wali Kota Padang. Apakah ia berani mengambil langkah tegas mengevaluasi bahkan merombak pejabat yang gagal, atau memilih membiarkan kinerja rendah ini berlarut-larut?
“Jangan tunggu PAD jebol dulu baru bertindak. Perbaikan harus dimulai sekarang,” tegasnya.
(Rini/mond)
Serasinews.com, Padang – Tidak kurang dari 70-an insan pers dari berbagai kabupaten/kota di Sumatera Barat berkumpul di Aula Kantor Gubernur Sumbar, Selasa pagi (30/9/2025). Kehadiran mereka bukan sekadar bersilaturahmi, melainkan untuk memperkuat kapasitas dan profesionalisme melalui Pelatihan Jurnalistik yang digelar dalam rangka memperingati HUT Realitakini.com ke-11 tahun.
Acara dimulai dengan suasana hangat syukuran ulang tahun media Realitakini.com. Momen menarik terjadi ketika Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Susmelawati Rosya, hadir membawa kue ulang tahun khusus sebagai bentuk apresiasi kepada Realitakini.com yang telah 11 tahun berkiprah dalam dunia jurnalistik lokal maupun nasional.
“Ini bukan sekadar perayaan, tapi juga bentuk dukungan kami terhadap insan pers yang terus menjaga marwah dan independensi jurnalistik,” ungkap Susmelawati dalam sambutannya, disambut tepuk tangan para peserta.
Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting. Gubernur Sumbar diwakili oleh Budi Arif dari Biro Arpin Sumbar, sementara Walikota Padang diwakili oleh Kadis Kominfo, Boby Firman. Kehadiran mereka menandakan dukungan pemerintah terhadap penguatan kualitas pers sebagai mitra strategis pembangunan daerah.
Dalam sambutannya, Budi Arif menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia wartawan.
“Semoga melalui pelatihan ini, kompetensi dan profesionalisme jurnalis di Sumbar semakin meningkat. Pemerintah provinsi siap menggandeng insan pers untuk memajukan daerah dengan pemberitaan yang berintegritas, beretika, dan mampu mengangkat potensi lokal,” ujarnya.
Pelatihan jurnalistik kali ini tak sekadar bersifat seremonial. Menurut Cimbrawati, Pemimpin sekaligus Penanggung Jawab Realitakini.com, kegiatan ini dirancang untuk menjawab tantangan dunia media di era digital.
“Materi pelatihan meliputi etika jurnalistik, teknik penulisan berita, reportase lapangan, penyuntingan, foto jurnalistik, hingga praktik jurnalistik daring (online). Harapannya, peserta mampu menyajikan informasi dengan analisis kritis, namun tetap menarik dan mudah dipahami oleh publik,” terang Cimbrawati.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber berkompeten di bidangnya.
Kehadiran mereka memberikan pemahaman praktis sekaligus reflektif bagi peserta agar mampu menerapkan prinsip jurnalistik secara tepat dalam keseharian kerja di lapangan.
Penutup acara ditandai dengan pesan optimistis dari penyelenggara.
“Semoga pelatihan ini menjadi bekal berharga bagi insan pers Sumatera Barat. Dengan keterampilan yang semakin terasah, wartawan dapat menghadirkan karya jurnalistik yang tidak hanya kritis dan akurat, tapi juga mampu mencerahkan masyarakat,” pungkas Cimbrawati.
Perayaan HUT ke-11 Realitakini.com dan pelatihan ini menjadi simbol perjalanan panjang media tersebut dalam mengawal informasi di Sumbar. Lebih dari itu, kegiatan ini menunjukkan betapa pentingnya peran pers dalam pembangunan, sekaligus menegaskan bahwa wartawan bukan sekadar pelapor fakta, tetapi juga agen perubahan sosial.
(Mond/hen)