Padang, SerasiNews.com- Bintek Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) angkatan ke VIII hari ke-3 Jumat (1/10/2020) mulai masuk kemateri pembahasan tentang pengetahuan komponen dari dampak tejadi akibat bencana .
Dalam Bimtek kali ini para relawan diuji pengetahuannya tentang analisa dan dampak bencana banjir, longsor, dan gempa.
Fasilitator Bimtek dari MCS (Mahoni Cakra Saujana) Jogja, Matri Darto (Direktur) dan Anton serta Jayadi Imam Nuhgroho, minta masing-masig kelompok dalam bintek Jitu Pasna angkatan ke VIII ini diminta untuk menganalisa komponen akibat bencana dari sektor terdampak, seperti perumahan, infrastruktur, sosial, ekonomi, dan lintas sektor.
"Kita harus menganalisa terlebih dahulu komponen akibat bencana pada sektor yang terdampak, seprti perumahan, infrastruktur, sosial, ekonomi, dan lintas sektor. Karena ini menjadi suatu bagian penting untuk Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana atau Jitu Pasna," katanya.
Matri Darto menerangkan, teman-teman relawan nantinya harus fokus bagaimana menganalisa kompenen akibat bencana, "Jika kompenen akibat bencana ini sudah kita analisa baru kita bisa melakukan penghitungan-penghitungan yaitu seberapa besar kerusakan, kerugian, gangguan akses dan gangguan fungsi, potensi peningkatan resiko akibat terjadinya bencana tersebut," tekuk Matri Darto bersama Anton serta Jayadi Imam Nuhgroho
Setelah itu, baru dapat dilakukan penghitungan kerugian ruang lingkup yaitu Pemukiman, infrastruktur, Sosial, Ekonomi dan Lintas Sektor dalam bentuk infografis.
Selanjutnya, kegitan Bintek Jitu Pasana Gelombang ke VIII yang digelar di Hotel Bumi Minang akan masuk pembahasan materi dalam mempresentasikan sebuah bencana secara praktek dan membuat sebuah infografis, dengan tujuan pemetaan serta mengklasifikan kerugian dan kerusakan akibat bencana setalah isoma Pukul 13.30 Wib. (WEB)
Padang, SerasiNews.com- Hari ke 2 Bimtek Jitu Pasna Angkatan VIII, Tampilkan Narasumber dari BNPB "Pelatihan peningkatan Jitu Pasna ini adalah sebagai upaya yang dilakukan dalam tahapan pra bencana, saat terjadi bencana, serta pasca bencana untuk pengurangan resiko bencana itu sendiri". (30/09/2021)
Untuk hari kedua Bimbingan Teknis (Bimtek) Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) 2021 angkatan VIII yang diadakan di hotel Bumi Minang Padang, menampilkan narasumber dari BNPB.
Dari 114 peserta Bimtek Jitu Pasna angkatan VIII, Jayadi Imam Nugroho sebagai instruktur membaginya dalam beberapa kelompok, dengan tujuan agar dapat mendiskusikan pada masing-masing kelompok dalam memahami materi terkait Jitu Pasna.
Seberapa penting Bimtek ini.. Tanya Mardianto, instruktur lainnya. Beragam jawaban dari beberapa kelompok yang telah ditentukan. Rata-rata ketua kelompok menjawab sangat penting, dengan arggumennya.
“Yang pasti, pelatihan ini sangat penting karena untuk menyiapkan data berbasis bukti saat bencana terjadi,” kata Mardianto dari PT. Mahoni Cakra Saujana (MCA) yang merupakan mitra kerja BNPB.
Dilain sisi Raden Hutomo, Widyaiswara Ahli Madya Pusdiklat Penanggulangan Bencana BNPB, menjelaskan bahwa bencana akan semakin meningkat karena meningkatnya jumlah penduduk, Urbanisasi, degradasi, kemiskinan dan pengaruh perubahan iklim global.
“Ada tiga jenis bencana yakni bencana alam, non alam dan bencana sosial. Masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, termasuk kategori bencana non alam. Tapi yang penting itu, bagaimana menanggulanginya,” jelas Hutomo.
Dalam hal penanggulangan bencana, lanjut Hutomo, merupakan tanggung jawab semua masyarakat, tidak hanya pemerintah pusat dan daerah.
“Jadi semua harus terlibat agar penanggulangannya bisa dilakukan dengan cepat. Jadi, bencana itu tanggungjawab kita bersama, namun pengaturannya memang jadi tanggungjawab pemerintah agar penanggulangan bencana bisa terkoordinasi dengan baik,” pintanya.(WEP)