Serasinews.com, Jakarta — Bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera terus menunjukkan dampak kemanusiaan yang besar. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang signifikan di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat hingga Jumat malam, 19 Desember 2025.
Berdasarkan Dashboard Penanganan Banjir dan Longsor Sumatera BNPB, total korban meninggal dunia mencapai 1.072 orang, sementara 186 orang masih dinyatakan hilang. Selain itu, sekitar 7.000 warga mengalami luka-luka akibat bencana tersebut.
BNPB juga melaporkan kerusakan besar pada permukiman dan fasilitas publik. Sebanyak 157.900 rumah warga tercatat rusak dengan tingkat kerusakan bervariasi. Dampak bencana turut melumpuhkan berbagai fasilitas penting, antara lain 1.600 fasilitas umum, 434 rumah ibadah, 219 fasilitas kesehatan, 290 gedung pemerintahan, 967 fasilitas pendidikan, serta 145 jembatan yang rusak atau tidak dapat difungsikan. Kondisi ini menyebabkan banyak wilayah terisolasi dan menghambat distribusi bantuan serta proses evakuasi.
Sebagai langkah penanganan darurat, pemerintah pusat menyalurkan Dana Kemasyarakatan Presiden sebesar Rp 268 miliar. Dana tersebut telah masuk ke APBD tiga provinsi dan 52 kabupaten/kota terdampak untuk mempercepat respons di lapangan. Setiap kabupaten/kota menerima Rp 4 miliar, sedangkan masing-masing provinsi memperoleh Rp 20 miliar, sehingga pemerintah daerah dapat langsung menggunakan anggaran tersebut tanpa menunggu prosedur tambahan.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menyampaikan bahwa Aceh menjadi wilayah dengan tingkat kerusakan paling berat. Sejumlah daerah yang sebelumnya terisolasi, seperti Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, kini mulai dapat diakses meski masih terbatas untuk kendaraan tertentu. Pemerintah bersama TNI terus membuka jalur alternatif guna memperlancar distribusi logistik ke wilayah yang belum sepenuhnya terjangkau.
Meski akses antar kabupaten di Aceh dilaporkan telah terbuka, tantangan masih besar pada jalur antar kecamatan dan desa. Pemerintah menegaskan akan terus mempercepat pembukaan akses dan penanganan infrastruktur agar proses bantuan dan pemulihan dapat berjalan lebih optimal.
Bencana banjir dan longsor ini menjadi ujian serius bagi upaya penanganan darurat sekaligus pemulihan jangka panjang. Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, aparat, relawan, serta masyarakat diharapkan mampu mempercepat evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar, dan rekonstruksi pascabencana.
(L6)
#UpdateKorbanBencanaSumatera
#BNPB


Posting Komentar