Serasinews.com:Padang, 8 November 2025 – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar kembali melanda sejumlah wilayah di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Kondisi ini menimbulkan keresahan masyarakat, khususnya para sopir angkutan barang dan kendaraan logistik yang terpaksa menghentikan operasional karena kesulitan mendapatkan pasokan bahan bakar.
Sejumlah SPBU di Kota Padang dan daerah sekitarnya dilaporkan kehabisan stok Solar dalam beberapa hari terakhir. Antrean panjang kendaraan terlihat di beberapa SPBU yang masih memiliki pasokan terbatas.
“Sudah beberapa pekan sulit dapat Solar. Kadang SPBU bilang habis, kadang katanya belum datang dari depot,” ujar Rizal, seorang sopir truk yang tengah mengantre di salah satu SPBU di Padang, Jumat (16/10/2025).
Situasi ini memunculkan dugaan adanya praktik permainan oleh oknum SPBU maupun mafia minyak, yang memperparah kelangkaan Solar bersubsidi di lapangan. Masyarakat mendesak Pertamina untuk menindak tegas SPBU nakal yang diduga menjual BBM bersubsidi kepada pihak yang tidak berhak.
Menanggapi hal ini, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menyampaikan bahwa pemerintah pusat telah menambah kuota Bio Solar sebanyak 70.000 kiloliter, sehingga total alokasi untuk Sumatera Barat tahun ini mencapai 566.000 kiloliter. Penambahan tersebut diharapkan mampu mencukupi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun.
Namun, distribusi yang belum merata membuat sebagian daerah di Sumbar masih mengalami kesulitan mendapatkan Solar. Pemerintah Provinsi Sumbar kini berkoordinasi intensif dengan Pertamina dan BPH Migas untuk mempercepat pendistribusian serta memastikan pasokan tersebar secara merata di seluruh SPBU.
Langkah-langkah penanganan yang sedang dilakukan:
Penambahan kuota Bio Solar sebesar 70.000 kiloliter.
Koordinasi lintas lembaga antara Pemprov Sumbar, Pertamina, dan BPH Migas.
Pemantauan ketat di lapangan untuk mencegah penyelewengan dan penyalahgunaan distribusi BBM bersubsidi.
Kepala Dinas ESDM Sumbar, Helmi Heriyanto, menegaskan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Pertamina untuk memastikan langkah-langkah yang diambil dapat mengantisipasi praktik penyalahgunaan dan memperlancar distribusi BBM di seluruh wilayah Sumbar.
“Kami berharap upaya ini segera menormalkan pasokan Solar, agar aktivitas ekonomi masyarakat, khususnya sektor transportasi dan logistik, bisa kembali berjalan lancar,” ujar Helmi.
Kelangkaan Solar tidak hanya menjadi persoalan energi, tetapi juga berdampak langsung pada denyut perekonomian daerah, terutama sektor transportasi dan distribusi barang yang sangat bergantung pada kelancaran suplai BBM.
(**)


Posting Komentar