Oktober 2025

Aceh Afif Maulana Agam Aipda Dian WR Amak Lisa Arif maulana Arosuka Artikel Artis Minang Bali Balikpapan Bandung banten Banyuwangi Batam Bencana alam Box Redaksi Bukittinggi BWSS V padang Calon Bupati Cikampek Cikarang Dandrem 032 WBR Denpasar Depok Dharmasraya Dinas sosial Dirlantas Polda Sumbar DPRD Padang Filipina gaya hidup gorontalo Gresik Hot New Indonesia Indonesia. infrastruktur Intan jaya Internasional Jakarta Jakarta Selatan Jambi Jawa Tengah Jayapura Jayawijaya Jogyakarta jurnalis Kabupaten Agam Kabupaten Solok KAI Sumbar Kakorlantas Kapolri kasat narkoba kebakaran Kesehatan Kiwirok Kodim 0307 Tanah Datar Korem 032/WB Korpolairud Kota Padang Kriminal Lampung Lembang Leonardy life style Lima Puluh Kota lombok timur Madiun Magelang Makan Bergizi Gratis Makasar manila Medan Mentawai Mimika Narkotika Nasional NTT Oksibil olahraga Opini PADA Padang Padang panjang Padang Pariaman Palimanan Papua parenting Pariaman Pasaman Pasaman barat pasamanbarat pasang Pasuruan Payakumbuh PDAM Pekanbaru Pemko Padang pencabulan Pendidikan peristiwa Pesisir Selatan Polda banten Polda Jabar Polda Kalbar Polda Metro Jaya POLDA SulBar POLDA SUMBAR Politik polres Polres 50 kota Polres Dharmasraya Polres Mentawai Polres Padang panjang Polres Pasaman Polres Pasaman Barat Polres Solok Polres solok selatan Polresta bukittinggi Polresta Padang POLRI Polsek bungus barat Polsek Koto Tangah Padang Polsek Lubeg Pontianak Presiden RI Puncak jaya Riau Sawahlunto seherman Semarang Serang Sijunjung Skoliosis SPPG sukabumi Sulawesi Tenggara Sumatera Barat Sumatra barat Surabaya swasembadapangan Tanah datar Terbaru Ternate Timika Papua TNI Uin UIN IB Padang Utama Yalimo Yogyakarta Yuhukimo


 

Serasinews. com- Kemampuan bersosialisasi bukan sekadar keterampilan tambahan bagi anak, melainkan bagian penting dari proses tumbuh kembangnya. Melalui interaksi sosial, anak belajar memahami dunia di sekitarnya  mengenal emosi orang lain, membangun rasa percaya diri, dan melatih kemampuan berkomunikasi sejak dini.

Namun, tidak semua anak mampu bersosialisasi dengan mudah. Ada anak yang terlihat ragu saat diminta berkenalan dengan teman baru, menolak ikut permainan kelompok, atau bahkan lebih nyaman mengamati dari jauh. Orang tua sering kali menilai hal ini sebagai sifat pemalu biasa, padahal bisa jadi ada hal lebih dalam: gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder).

Gangguan ini bukan sekadar “malu” atau “takut bicara di depan orang,” melainkan kondisi psikologis yang membuat anak merasa cemas berlebihan saat berada di situasi sosial. Anak bisa merasa seolah-olah semua mata tertuju padanya, menilai, atau menghakimi setiap gerak-geriknya. Jika tidak dikenali dan ditangani sejak dini, kondisi ini bisa berdampak panjang pada kepercayaan diri dan kemampuan anak dalam menjalin hubungan sosial di masa depan.

Dikutip dari Mom Junction, berikut lima tanda gangguan kecemasan sosial pada anak yang penting dipahami oleh orang tua.

1. Menghindari Kontak Mata

Anak dengan kecemasan sosial cenderung tidak nyaman melakukan kontak mata, bahkan dengan orang yang sudah dikenal sekalipun. Saat diminta berbicara atau bermain dengan teman sebaya, mereka mungkin menunduk, memalingkan wajah, atau pura-pura sibuk dengan hal lain.

Perilaku ini bukan berarti anak tidak sopan atau tidak tertarik, melainkan karena ada rasa takut yang begitu kuat  takut salah bicara, takut ditertawakan, atau takut dinilai buruk. Situasi yang tampak sederhana bagi anak lain bisa menjadi hal yang sangat menegangkan bagi mereka.

2. Menarik Diri dari Lingkungan Sosial

Anak yang mengalami gangguan kecemasan sosial sering kali memilih menjauh dari keramaian atau kegiatan sosial. Mereka mungkin enggan ikut acara keluarga, menolak pergi ke pesta ulang tahun teman, bahkan menghindari tempat umum seperti taman bermain atau pusat perbelanjaan.

Orang tua mungkin melihat anak tampak tenang di rumah, tetapi sebenarnya mereka sedang berusaha melindungi diri dari situasi yang memicu kecemasan. Sikap menarik diri ini bisa menjadi tanda bahwa anak merasa tidak aman saat harus berinteraksi dengan orang lain.

3. Menghindari Aktivitas yang Melibatkan Interaksi

Ciri lain yang cukup jelas adalah keengganan anak untuk ikut kegiatan yang menuntut komunikasi atau kerja sama dengan orang lain. Misalnya, anak menolak berbicara dengan teman melalui telepon, menghindari permainan kelompok, atau menolak tugas sekolah yang melibatkan presentasi.

Pada kasus tertentu, anak bahkan bisa menunjukkan tanda-tanda fisik seperti berkeringat, gemetar, atau menangis ketika harus berbicara di depan orang. Mereka bukan tidak mau belajar bersosialisasi, tetapi ketakutan mereka jauh lebih besar dari keinginan untuk berinteraksi.

4. Sulit Fokus dalam Tugas Kelompok

Anak yang memiliki kecemasan sosial sering kali sulit berkonsentrasi saat bekerja dalam kelompok. Mereka terlalu sibuk memikirkan bagaimana pandangan teman terhadap dirinya  apakah mereka dianggap aneh, salah bicara, atau tidak cukup pintar.

Akibatnya, anak butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas sekolah. Mereka terlihat mudah panik, sering meminta izin untuk ke toilet, atau berusaha menghindar dari tanggung jawab dalam kelompok. Hal ini bukan karena malas, melainkan karena pikiran mereka terus dibayangi rasa cemas dan takut akan penilaian orang lain.

5. Tubuh Terlihat Tegang dan Hangat

Kecemasan sosial tidak hanya muncul dalam bentuk perilaku, tetapi juga dapat terlihat dari reaksi fisik anak. Saat menghadapi situasi sosial baru, tubuh anak mungkin menjadi kaku, tangan berkeringat, wajah memerah, atau terasa panas.

Gejala fisik ini muncul karena sistem saraf anak bereaksi terhadap rasa takut — seolah tubuh sedang “bersiap” menghadapi bahaya, padahal situasinya aman. Ketegangan ini membuat anak tampak canggung dan sulit menyesuaikan diri di lingkungan baru.

Peran Orang Tua: Bukan Menekan, Tapi Mendampingi

Jika anak menunjukkan beberapa tanda di atas, bukan berarti orang tua harus langsung panik. Setiap anak memiliki kecepatan berbeda dalam beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Namun, penting bagi orang tua untuk peka dan mendampingi dengan empati.

Alih-alih memaksa anak untuk “berani bicara” atau “jangan malu,” lebih baik bantu mereka dengan langkah kecil yang membuatnya merasa aman. Misalnya, mulai dengan bermain bersama satu teman dulu, mengenalkan lingkungan baru secara bertahap, atau memberikan pujian saat anak berhasil berinteraksi.

Jika kecemasan sosial anak terasa semakin berat  misalnya sampai mengganggu sekolah, tidur, atau hubungan pertemanan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog anak. Dengan dukungan yang tepat, anak bisa belajar mengelola rasa cemas dan menemukan kenyamanan dalam bersosialisasi.

Kecemasan sosial pada anak bukanlah tanda kelemahan, melainkan panggilan bagi orang tua untuk lebih peka dan memahami perasaannya. Dengan pendampingan yang hangat dan konsisten, anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, mampu berinteraksi dengan sehat, dan merasa diterima apa adanya.

(***)

#Parenting #Gayahidup #Lifestyle

 


Serasinews.comDharmasraya — Di tengah teriknya matahari Sabtu pagi, langkah Bupati Dharmasraya Annisa Suci Ramadhani tampak beriringan dengan Anggota DPR RI Fraksi Golkar Zigo Rolanda. Keduanya meninjau langsung sejumlah proyek strategis yang tengah digarap di berbagai titik Kabupaten Dharmasraya. Bukan sekadar kunjungan formalitas, kegiatan ini menjadi simbol sinergi antara pemerintah daerah dan legislatif pusat dalam mempercepat pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Mengawali Langkah di Titik Rawan Banjir

Perjalanan dimulai dari kawasan Sungai Batanghari di Kecamatan Timpeh, di mana pemerintah daerah sedang menyiapkan proyek pengendalian banjir dan pembangunan DAM. Sungai besar yang selama ini menjadi urat nadi perekonomian masyarakat, kini justru menjadi ancaman ketika musim hujan tiba.

“Setiap tahun, ratusan hektare sawah warga di bantaran sungai tergenang. Ini bukan hanya soal air, tapi soal masa depan petani kita,” ujar Bupati Annisa di sela-sela peninjauan.

Zigo Rolanda, yang juga anggota Komisi V DPR RI—komisi yang membidangi infrastruktur dan perhubungan—menyebut proyek ini akan menjadi fokus advokasinya di tingkat pusat. “Kita akan dorong agar pengendalian banjir Batanghari ini mendapat dukungan penuh dari kementerian terkait. Ini proyek yang menyangkut keselamatan warga dan ketahanan pangan daerah,” tegasnya.

Menuju Jalan Ekonomi Baru Dharmasraya

Dari Timpeh, rombongan bergerak menuju Kecamatan Pulau Punjung untuk meninjau proyek peningkatan jalan Dharmasraya Djunction. Jalan ini digadang-gadang bakal menjadi poros ekonomi baru yang menghubungkan pusat pemerintahan dengan kawasan perdagangan dan jasa yang kian tumbuh pesat.

Bupati Annisa menyebut proyek ini sebagai “urat nadi ekonomi baru” Dharmasraya. “Begitu jalan ini rampung, konektivitas antarwilayah akan semakin mudah. Investor akan datang, dan aktivitas perdagangan masyarakat akan meningkat signifikan,” katanya dengan nada optimistis.

Zigo Rolanda menambahkan, jalan bukan sekadar infrastruktur fisik. “Ini infrastruktur sosial. Jalan yang baik memperpendek jarak, mempercepat pertumbuhan ekonomi, dan membuka kesempatan kerja bagi banyak orang,” ujarnya.

Menembus Kawasan Permukiman Kumuh di Sungai Kambut

Kunjungan berlanjut ke Nagari Sungai Kambut, kawasan yang kini tengah menjadi prioritas penataan permukiman. Di sini, kondisi infrastruktur dasar seperti akses air bersih dan sanitasi masih menjadi pekerjaan rumah besar.

Bupati Annisa menegaskan, pemerintah daerah tidak ingin pembangunan hanya berfokus pada proyek besar. “Kita juga ingin masyarakat di kawasan yang selama ini terpinggirkan merasakan langsung hasil pembangunan. Tidak ada yang boleh tertinggal,” ujarnya.

Rombongan menyusuri gang sempit dan berbincang dengan warga setempat. Beberapa ibu rumah tangga menyampaikan harapan sederhana: air bersih yang mengalir lancar dan jalan yang tak lagi becek setiap kali hujan turun.

Zigo mencatat seluruh keluhan itu dan berjanji akan mendorong dukungan program penataan kawasan kumuh dan air bersih melalui kementerian teknis. “Masalah seperti ini tidak bisa dibiarkan berlarut. Kita akan kawal sampai tuntas,” tegasnya.

Menutup Hari di Pasar Modern Sungai Rumbai

Rangkaian kunjungan ditutup di lokasi pembangunan Pasar Modern Sungai Rumbai, proyek yang diharapkan menjadi pusat perdagangan baru di wilayah selatan Dharmasraya. Bangunan megah mulai tampak berdiri, menandakan geliat ekonomi baru di kawasan itu.

“Pasar ini bukan sekadar tempat jual beli, tapi wadah pemberdayaan ekonomi rakyat. Kita ingin pedagang kecil punya tempat yang layak, bersih, dan modern,” tutur Bupati Annisa.

Zigo Rolanda menyambut visi tersebut. Ia menilai pembangunan pasar modern menjadi simbol keberpihakan pemerintah terhadap ekonomi kerakyatan. “Ketika pasar tumbuh, ekonomi rakyat bergerak. Dan ketika ekonomi rakyat bergerak, kesejahteraan akan meningkat,” katanya.

Kolaborasi yang Berbuah Harapan

Dalam kunjungan tersebut, turut hadir Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V yang diwakili oleh Kasi KPISDA Iwan Hernawan, bersama Satker Sonny Iswanto dan TosweriPPK Inpres Tahap 2 Ilham Friezen, serta PPK PJSA Batanghari Rifki. Dari unsur legislatif daerah, tampak hadir pula Anggota DPRD Dharmasraya Fraksi Partai Golkar, di antaranya Sujito, Sasmi Erli, Henrianto, Amrizal, dan Zulhendra Antoni, beserta sejumlah kader non-parlemen lainnya.

Kehadiran berbagai unsur ini menjadi penanda kuat bahwa pembangunan Dharmasraya kini memasuki fase baru  fase sinergi dan akselerasi.

“Pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri. Butuh dukungan semua pihak, termasuk para wakil rakyat di pusat. Dengan kolaborasi seperti ini, insya Allah Dharmasraya akan semakin maju,” ujar Bupati Annisa menutup kegiatan.

Komitmen untuk Dharmasraya yang Lebih Baik

Menutup kunjungan, Zigo Rolanda kembali menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan aspirasi daerah. “Dharmasraya adalah rumah kita bersama. Saya akan pastikan setiap kebutuhan pembangunan di sini mendapat perhatian di tingkat nasional,” katanya penuh keyakinan.

Dengan kerja nyata dan sinergi yang terjalin antara pemerintah daerah dan pusat, Dharmasraya tampaknya sedang bergerak menuju arah baru daerah yang tangguh menghadapi tantangan, sekaligus adaptif dalam menyongsong masa depan.

(Mond/Rini) 

#Dharmasraya #Infrastruktur #BWSSVPadang


Serasinews.comPadang – Suasana haru masih terasa di kawasan Jalan Pemancungan, Kelurahan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan, setelah musibah kebakaran hebat yang melanda pada Rabu, 9 Oktober 2025. Di tengah kepulan asap dan puing-puing bangunan yang hangus, Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kota Padang bergerak cepat memberikan penanganan darurat bagi para korban.

Kedatangan Wali Kota Padang bersama Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Andre Rosiade, dan Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Heriza Syafani, menjadi penguat semangat bagi warga yang tengah berduka. Dalam kunjungan tersebut, rombongan meninjau langsung lokasi kebakaran sekaligus menyerahkan bantuan kepada warga terdampak.


Heriza Syafani menyampaikan bahwa sejak menit pertama informasi kebakaran diterima, pihaknya bersama Taruna Siaga Bencana (Tagana) langsung bergerak menuju lokasi. “Begitu kami mendapat laporan dari lapangan, tim Dinsos dan Tagana langsung dikerahkan untuk memastikan semua korban tertangani. Fokus utama kami adalah penyelamatan, evakuasi, dan pemenuhan kebutuhan dasar warga,” ujarnya di sela kunjungan.

Menurut data yang dihimpun Dinas Sosial, kebakaran tersebut menghanguskan 17 unit rumah dan menyebabkan 35 kepala keluarga (KK) atau 120 jiwa kehilangan tempat tinggal. Dalam waktu singkat, Dinsos Kota Padang mendirikan tenda pengungsian dan dapur umum, serta menyalurkan bantuan sandang dan pangan bagi para korban.

“Bantuan yang kami berikan meliputi kebutuhan pokok seperti beras, mie instan, air mineral, selimut, tikar, hingga perlengkapan bayi. Kami juga memastikan pelayanan dapur umum tetap berjalan selama masa tanggap darurat,” terang Heriza.

Ia menegaskan bahwa penanganan korban bencana tidak berhenti pada bantuan awal. Dinsos akan terus melakukan pendataan lanjutan untuk mengupayakan bantuan pemulihan bagi warga, terutama yang kehilangan rumah dan mata pencaharian. “Kami akan koordinasikan dengan BPBD, kelurahan, dan instansi terkait untuk program pemulihan pascabencana. Tujuannya agar masyarakat bisa segera bangkit dan melanjutkan kehidupan seperti semula,” tambahnya.

Wali Kota Padang dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasi atas gerak cepat Dinas Sosial dan seluruh elemen yang terlibat. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Dinsos dan Tagana yang selalu siaga dalam setiap bencana. Kecepatan mereka merespons menjadi bukti bahwa pemerintah hadir di tengah masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Andre Rosiade juga turut menyerahkan bantuan pribadi dan menyampaikan dukungannya untuk mempercepat pemulihan warga. “Kami bersama pemerintah daerah akan terus bersinergi membantu masyarakat. Semoga bantuan ini dapat sedikit meringankan beban para korban,” kata anggota DPR RI asal Sumatera Barat itu.

Di tengah reruntuhan puing dan kepulan asap yang masih tersisa, semangat solidaritas terlihat jelas. Warga saling membantu membersihkan sisa-sisa kebakaran, sementara tenda-tenda pengungsian berdiri menjadi tempat sementara mereka beristirahat.

Heriza menutup pernyataannya dengan pesan penuh empati, “Setiap musibah pasti ada hikmah. Yang terpenting, kita tetap kuat dan tidak kehilangan harapan. Dinas Sosial akan terus bersama warga hingga kondisi benar-benar pulih.”

(Mond/Rini) 

#DinasSosialPadang #Padang #Peristiwa #Kebakaran


Serasinews.com, Padang - Di tengah derasnya arus modernisasi pelayanan publik yang kerap menitikberatkan pada kecepatan dan efisiensi, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sumatera Barat mencoba menghadirkan sesuatu yang berbeda. Di bawah komando Kombes Pol H.M. Reza Chairul Akbar Sidiq, S.H., S.I.K., M.H., Ditlantas Polda Sumbar berupaya menanamkan nilai-nilai human touch dalam setiap aspek pelayanan, melalui sebuah gerakan sederhana namun sarat makna “Polantas Menyapa.”

Program ini bukan sekadar seremonial atau rutinitas kehumasan. Ia adalah wujud nyata dari visi kepemimpinan yang berakar pada empati dan kepedulian. Setiap senyum, sapaan, dan perhatian kecil yang diberikan kepada masyarakat di ruang pelayanan BPKB Ditlantas Polda Sumbar menjadi bentuk nyata bagaimana pelayanan publik seharusnya dijalankan: bukan hanya dengan tangan, tapi juga dengan hati.

Senyum dan Sapaan yang Mengubah Suasana

Siang itu, suasana di ruang pelayanan BPKB Ditlantas Polda Sumbar terasa berbeda. Alih-alih kaku dan tegang seperti biasanya, ruangan tersebut justru dipenuhi senyum dan canda ringan. Beberapa personel lalu lintas tampak menyapa warga yang datang dengan ramah. Ada yang dengan sopan membantu seorang ibu lansia mengisi formulir, ada pula yang dengan sabar berjongkok di depan anak kecil sambil menyerahkan bingkisan kecil berisi permen dan balon warna-warni.

Kehangatan kecil itu ternyata membawa dampak besar.
“Biasanya kalau ngurus BPKB tuh rasanya tegang, takut salah, suasananya formal banget. Tapi kali ini beda, ramah sekali. Saya merasa dihargai,” ujar Rita (43), seorang warga asal Lubuk Begalung yang tampak sumringah usai menyelesaikan urusannya.

Di sudut ruangan lain, seorang petugas dengan tulus menyalami warga yang baru saja menerima dokumennya. “Terima kasih sudah tertib ya, Bu. Semoga harinya menyenangkan,” ujarnya dengan senyum tulus  kalimat sederhana yang membuat siapa pun merasa dihormati dan diakui.

Pelayanan Publik Berbasis Empati

Menurut Kombes Reza, pelayanan terbaik bukan hanya tentang berapa cepat sebuah administrasi selesai, melainkan seberapa dalam masyarakat merasa diperhatikan.
“Pelayanan publik itu bukan hanya prosedur. Ia tentang hubungan antar manusia. Polantas bukan sekadar petugas di jalan, tapi pelayan masyarakat. Dan pelayanan yang tulus lahir dari empati,” ungkapnya dengan nada tenang namun penuh keyakinan.

Ia menegaskan, senyum dan sapaan yang tulus bisa menjadi jembatan kepercayaan antara polisi dan masyarakat. Dalam pandangannya, Polantas Menyapa bukan sekadar slogan, melainkan simbol perubahan paradigma  dari sekadar melayani, menjadi menghadirkan kehangatan.

Transformasi Budaya Pelayanan di Era Kombes Reza

Sejak menjabat sebagai Dirlantas Polda Sumbar, Kombes Reza dikenal sebagai sosok yang mengedepankan pendekatan humanis dalam setiap kebijakan. Ia memulai langkah transformasi pelayanan publik dengan dua arah utama: digitalisasi sistem dan humanisasi pelayanan.

Digitalisasi dilakukan untuk mempercepat proses administrasi  seperti layanan BPKB dan SIM yang kini semakin terintegrasi dan transparan. Namun, di sisi lain, ia menyadari bahwa teknologi tanpa sentuhan manusia akan kehilangan makna.
“Digitalisasi mempercepat, tapi empati yang mengikat,” ujarnya.

Melalui program Polantas Menyapa, Ditlantas Polda Sumbar menanamkan nilai-nilai itu kepada seluruh personel. Setiap petugas didorong untuk hadir dengan wajah yang bersahabat, bahasa tubuh yang menghargai, dan sikap yang tulus dalam membantu masyarakat.

Implementasi Nyata Polri Presisi

Program Polantas Menyapa juga menjadi refleksi dari implementasi konsep Polri Presisi (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan).
Bagi Kombes Reza, Polri Presisi tidak hanya berhenti pada sistem kerja profesional dan digital, tapi juga mencakup sisi kemanusiaan yang tidak boleh hilang.
“Kami ingin masyarakat merasakan bahwa Polantas bukan sekadar penegak aturan, tetapi juga pelindung dan pelayan yang hadir dengan hati,” katanya.

Pendekatan ini ternyata mendapat sambutan luar biasa. Di media sosial resmi Ditlantas Polda Sumbar, unggahan terkait kegiatan Polantas Menyapa dibanjiri komentar positif dari masyarakat. Banyak warganet menulis bahwa mereka merindukan suasana pelayanan publik yang seperti ini  bersahabat, ramah, dan tidak berjarak.

Dari Kepemimpinan yang Menginspirasi ke Budaya Pelayanan yang Melekat

Apresiasi masyarakat tidak membuat Kombes Reza berpuas diri. Justru hal itu menjadi pemacu semangat bagi seluruh jajaran Ditlantas untuk menjadikan Polantas Menyapa bukan sekadar kegiatan mingguan, melainkan budaya pelayanan yang hidup dalam keseharian.

“Kalau masyarakat bisa tersenyum dan pulang dengan rasa nyaman setelah berurusan di ruang pelayanan, itu artinya kami sudah memberikan lebih dari sekadar dokumen. Kami telah memberi pengalaman yang berkesan,” tuturnya dengan tulus.

Kombes Reza pun terus mendorong agar setiap personel menjadikan nilai-nilai keramahan dan kepedulian sebagai identitas. Sebab menurutnya, Polantas bukan hanya simbol ketertiban jalan raya, tapi juga cerminan wajah Polri yang sesungguhnya.

Makna Besar dari Sentuhan Kecil

Dari sekadar senyum dan sapaan, lahirlah kepercayaan. Dari perhatian kecil, tumbuh rasa hormat dan penghargaan.
Program Polantas Menyapa membuktikan bahwa pelayanan publik tidak harus megah untuk bermakna  cukup dengan kehangatan hati dan kepedulian tulus, hubungan antara polisi dan masyarakat bisa menjadi lebih manusiawi.

Di bawah kepemimpinan Kombes Pol H.M. Reza Chairul Akbar Sidiq, Ditlantas Polda Sumbar tengah membangun wajah baru pelayanan publik  wajah yang tersenyum, menyapa, dan peduli. Sebuah langkah kecil dengan dampak besar bagi citra Polri dan rasa percaya masyarakat.

Catatan Redaksi

Program Polantas Menyapa merupakan contoh nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal-hal sederhana. Kombes Reza menunjukkan bahwa di balik seragam dan tugas berat seorang polisi, ada hati yang ingin mendengar, menyapa, dan melayani.

Senyum, empati, dan kehangatan yang ia tanamkan kepada jajaran bukan hanya mengubah suasana ruang pelayanan, tapi juga mengubah cara masyarakat memandang Polantas.
Dan di sanalah  di antara sapaan dan senyum itu  kepercayaan publik perlahan tumbuh kembali.

(Mond/Rini) 

#DirlantasPoldaSumbar #SumateraBarat


Serasinews.com, Padang — Sebuah langkah besar dalam memperkuat ketahanan gizi masyarakat di Sumatera Barat resmi dimulai. Yayasan Kemala Bhayangkari (YKB) Daerah Sumatera Barat bersama Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Ratu Prabu Sumbar menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebuah inisiatif yang sejalan dengan semangat Asta Cita Presiden Republik Indonesia dan menjadi salah satu prioritas utama Kapolri.

Penandatanganan yang berlangsung di Dapur Umum Satuan Pengelola Program Gizi (SPPG) Lolong, Padang, pada Kamis (tanggal tidak disebutkan), menjadi simbol kuat dari sinergi lintas institusi. Acara tersebut dipimpin langsung oleh Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Gatot Tri Suryanata, dengan disaksikan oleh seluruh Pejabat Utama (PJU) Polda Sumbar serta jajaran pengurus Bhayangkari.

Gerakan Nyata untuk Masyarakat Rentan

Program MBG merupakan implementasi nyata kepedulian pemerintah terhadap kelompok masyarakat yang membutuhkan perhatian khusus dalam pemenuhan gizi, seperti anak-anak sekolah, ibu hamil, dan keluarga prasejahtera. Melalui kolaborasi antara SPPG Lolong Polda Sumbar dan DPW Ratu Prabu Sumbar, program ini menargetkan lebih dari 3.500 penerima manfaat di berbagai wilayah Kota Padang.

“Seluruh makanan yang diproduksi harus memenuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) dan standar gizi yang telah ditetapkan. Kami ingin memastikan setiap porsi yang diterima masyarakat bukan sekadar makanan, tetapi energi dan harapan untuk masa depan,” ujar Irjen Pol Gatot Tri Suryanata dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan hadirin.

Respons Cepat Kapolda untuk Dunia Pendidikan

Momentum penandatanganan MoU ini juga diwarnai dengan momen menarik ketika perwakilan Kepala Sekolah SMK 3 Padang menyampaikan keluhan bahwa pihaknya belum menerima bantuan dari program MBG. Tanpa ragu, Kapolda langsung menanggapi dengan sigap dan penuh empati.

“Tidak perlu curhat ke Presiden. Saya bersama Ketua DPW Ratu Prabu Sumbar akan berikan langsung 240 porsi makanan bergizi untuk guru-guru SMK 3 Padang. Saya pastikan itu terealisasi segera,” tegas Kapolda dengan nada tegas namun penuh kepedulian.

Pernyataan tersebut disambut dengan tepuk tangan panjang dan rasa haru dari peserta acara, menandakan komitmen nyata jajaran kepolisian terhadap dunia pendidikan.

Komitmen Penuh Ratu Prabu Sumbar

Sementara itu, Ketua DPW Ratu Prabu Sumbar, Joni Putera Sikumbang, SH, menegaskan bahwa pihaknya akan memastikan seluruh tahapan program berjalan sesuai prosedur dan tepat sasaran.

“Penandatanganan MoU ini bukan sekadar seremoni. Ini adalah wujud komitmen nyata kami untuk mengawal proses mulai dari pengolahan bahan makanan, pemenuhan standar gizi, hingga distribusi ke penerima manfaat. Semua dilakukan secara transparan dan akuntabel,” ujar Joni dengan tegas.

Menurutnya, sinergi antarorganisasi sosial dan lembaga pemerintah menjadi kunci keberhasilan program MBG. Selain memperkuat ketahanan pangan masyarakat, kerja sama ini juga menumbuhkan nilai solidaritas dan semangat gotong royong di tengah tantangan sosial-ekonomi pascapandemi.

Peran Bhayangkari dalam Mengawal Kualitas Gizi

Dalam kesempatan yang sama, Ketua YKB Polda Sumbar, Ny. Sari Gatot Suryanata, menegaskan kesiapan jajarannya dalam memastikan mutu dan standar gizi yang ketat di setiap tahap pelaksanaan program.

“Bhayangkari tidak hanya hadir sebagai pendamping, tetapi juga sebagai penjaga kualitas. Kami siap memastikan bahwa makanan yang disajikan tidak hanya lezat, tapi juga bergizi seimbang dan aman dikonsumsi,” ujarnya.

Koordinasi dan Ketepatan Data Jadi Kunci

Ketua Pelaksana Dapur Umum Lolong Polda SumbarDola Indrayani Putri, menambahkan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada koordinasi lintas sektor — mulai dari pengolahan bahan baku hingga pendataan penerima manfaat.

“Kami mendukung penuh program pemerintah dalam penyediaan makanan bergizi. Data penerima manfaat harus sinkron dan akurat agar pembagian tepat sasaran dan tidak tumpang tindih,” jelasnya.

Menurut Dola, keamanan pangan menjadi aspek yang tidak bisa ditawar. Semua bahan makanan yang digunakan harus memenuhi standar higienitas dan diuji kelayakannya sebelum didistribusikan ke masyarakat.

Langkah Konkret Menuju Ketahanan Gizi Nasional

Penandatanganan MoU ini menjadi bukti konkret sinergi antara Kepolisian, Bhayangkari, dan organisasi sosial dalam memperkuat ketahanan gizi masyarakat Sumatera Barat. Lebih dari sekadar program sosial, inisiatif ini merupakan bentuk nyata pelayanan humanis Polri dan mitra-mitranya kepada masyarakat.

Dengan semangat kolaboratif yang kuat, Program Makan Bergizi Gratis diharapkan tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, tetapi juga menjadi pondasi untuk melahirkan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.

(Mond/Rini) 

#SPPG #MakanBergjziGratis #PoldaSumbar

 


Serasinews.com, Padang — Asap tebal membumbung tinggi di langit kawasan Pasa Gadang, Padang Selatan, Kamis (9/10/2025) pagi. Suasana yang semula ramai oleh aktivitas warga mendadak berubah mencekam ketika api berkobar hebat melahap deretan rumah di kawasan padat penduduk Jalan Pemancungan.

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 10.51 WIB itu sontak membuat warga panik berhamburan menyelamatkan diri dan barang berharga yang sempat terjangkau. Menurut laporan dari akun resmi @padangfirefighter, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Padang menerima laporan pertama dari seorang saksi bernama Gusmawati (44), karyawan laundry yang berada tak jauh dari lokasi kejadian.

“Tadi saya lihat api awalnya kecil dari belakang rumah, seperti dari tempat orang bakar sampah. Tidak lama langsung besar dan menjalar ke rumah lain. Saya langsung lari melapor ke Damkar,” ungkapnya kepada petugas di lokasi.

Tak butuh waktu lama, 15 unit armada pemadam dan sekitar 120 personel Damkar Kota Padang dikerahkan menuju lokasi. Petugas tiba sekitar pukul 10.57 WIB dan langsung berjibaku memadamkan api di tengah tantangan besar  akses jalan sempit, rumah berdempetan, dan angin yang bertiup kencang mempercepat penyebaran si jago merah.

“Kondisi medan sangat sulit, karena ini kawasan padat dan jalan masuknya hanya muat satu kendaraan. Tapi seluruh personel berupaya maksimal agar api tidak merambat lebih luas,” kata salah satu petugas Damkar di lapangan.

Api baru berhasil dikendalikan setelah lebih dari satu jam upaya pemadaman intensif. Berdasarkan data sementara dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang, sedikitnya 14 unit rumah warga hangus terbakar dengan luas area terdampak sekitar 900 meter persegi.

Sebanyak 14 kepala keluarga atau sekitar 70 jiwa kehilangan tempat tinggal dan terpaksa mengungsi ke tempat aman. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam insiden ini. Namun, kerugian material ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

Selain personel Damkar, proses pemadaman juga mendapat dukungan dari Polri, TNI, Satpol PP, PMI, dan PLN yang turut berjibaku memutus aliran listrik dan membantu evakuasi warga.

Pihak berwenang kini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti kebakaran. Dugaan sementara, api berasal dari pembakaran sampah yang dilakukan warga dan kemudian menjalar ke rumah di sekitarnya.

Sebagai langkah antisipasi, Damkar Kota Padang mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran sampah di area permukiman padat, terutama saat kondisi cuaca panas dan berangin.

Bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan atau melaporkan keadaan darurat kebakaran, layanan Padang Sigap 112 dan Mako Damkar Kota Padang 113 dapat dihubungi di Jalan Rasuna Said No. 56 Padang, telepon (0751) 28558.


(Mond/Rini) 

#Peristiwa #Kebakaran #Padang


Serasinews.comPasaman Barat -  Di tengah semangat menjaga ketahanan pangan nasional, Polres Pasaman Barat, Polda Sumatera Barat, menunjukkan komitmen kuatnya terhadap kemandirian pangan melalui kegiatan penanaman jagung serentak Kuartal IV, yang digelar di Jorong Simpang Empat, Nagari Lingkuang Aua, Kecamatan Pasaman, Rabu (8/10/2025).

Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi bagian dari langkah strategis dalam mewujudkan Swasembada Pangan tahun 2025. Dipimpin langsung oleh Kapolres Pasaman Barat AKBP Agung Tribawanto, S.Ik, acara ini menjadi simbol nyata sinergi antara kepolisian, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam memperkuat fondasi ketahanan pangan daerah.

Dimulai dari Zoom Meeting Bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka

Sebelum turun ke lapangan, kegiatan penanaman jagung ini diawali dengan zoom meeting nasional yang diikuti oleh seluruh jajaran kepolisian se-Indonesia bersama Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka. Acara pusat berlangsung di Desa Bantar Panjang, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten.

Momentum tersebut menjadi ajang konsolidasi nasional untuk memperkuat langkah bersama Polri dan seluruh elemen bangsa dalam mendukung ketahanan pangan.


Kapolres Agung Tribawanto: Dari Lahan Dua Hektar untuk Semangat Swasembada

Kapolres Pasaman Barat, AKBP Agung Tribawanto, dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan penanaman serentak ini dipusatkan di atas lahan seluas dua hektar di Nagari Lingkuang Aua. Namun, gerakan serentak ini sejatinya mencakup 10 hektar lahan produktif yang tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Pasaman Barat.

Penanaman jagung serentak Kuartal IV ini diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata dalam percepatan Swasembada Pangan di Kabupaten Pasaman Barat,” ujar Kapolres dengan nada tegas namun penuh optimisme.

Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya soal menanam jagung, tetapi juga tentang membangun kemandirian ekonomi masyarakat melalui sektor pertanian, khususnya bagi para petani yang selama ini menjadikan jagung sebagai komoditas andalan.

Polri Jadi Penggerak Masyarakat: Dari Bibit Hingga Panen

Dalam arahannya, AKBP Agung menekankan bahwa keberhasilan program ini bergantung pada kolaborasi seluruh pihak. Ia telah menginstruksikan seluruh personel Polres dan Polsek jajaran, termasuk Bhabinkamtibmas di setiap Nagari, untuk merangkul masyarakat agar lebih aktif memanfaatkan lahan kosong dan pekarangan rumah untuk ditanami tanaman pangan.

“Kita tidak hanya berhenti pada ajakan. Personel Polres Pasaman Barat siap mendampingi masyarakat dari tahap penyediaan bibit, penanaman, perawatan hingga panen, agar hasil yang diperoleh maksimal dan berkelanjutan,” tutur AKBP Agung.

Langkah ini menegaskan bahwa Polri tidak hanya hadir dalam bidang keamanan, tetapi juga turut menjadi motor penggerak dalam menjaga ketahanan pangan nasional, terutama di tingkat lokal seperti Pasaman Barat.

Sinergi Tiga Pilar: Polri, Pemda, dan Bulog

Kegiatan ini juga menunjukkan sinergi nyata antara Polres Pasaman Barat dengan Pemerintah Daerah Pasaman Barat serta Perum Bulog Bukittinggi.
Melalui kerja sama ini, Polres Pasaman Barat ikut mendukung peningkatan produktivitas jagung, memastikan harga tetap stabil di tingkat petani, dan mendorong distribusi hasil panen yang adil bagi seluruh masyarakat.

“Dengan dukungan lintas sektor, kami ingin memastikan bahwa hasil panen jagung tidak hanya melimpah, tapi juga memberikan nilai ekonomi yang menguntungkan bagi petani,” kata Kapolres.

Ia menegaskan, stabilitas harga jagung di tingkat petani merupakan kunci agar masyarakat terus bersemangat memperluas lahan tanam dan berkontribusi terhadap ketahanan pangan daerah.

Harapan dan Dukungan dari Semua Pihak

Dalam kegiatan tersebut, hadir berbagai unsur penting, di antaranya Kepala Dinas Pertanian Pasaman Barat AfdalKepala Dinas Ketahanan Pangan Ekadiana OktaviaKepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Afrizal, serta Danki Brimob Batalyon B Pelopor Polda Sumbar AKP Sutanto.

Selain itu, hadir pula para Pejabat Utama Polres Pasaman BaratCamat Pasaman Andre AfandiKapolsek Pasaman AKP Zulfikarperwakilan BPSstaf dinas terkaitwartawan lokalBhayangkari Cabang Pasaman Barat, dan tokoh masyarakat Nagari Lingkuang Aua.

Kehadiran berbagai pihak ini mencerminkan bahwa program ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab satu instansi, melainkan gerakan bersama seluruh elemen masyarakat.

Menanam Harapan, Menuai Kemandirian

Menutup kegiatan, Kapolres Pasaman Barat AKBP Agung Tribawanto menyampaikan harapan agar semangat kebersamaan ini terus terjaga.
Dengan dukungan semua pihak, kita yakin Pasaman Barat bisa menjadi daerah mandiri pangan. Stabilitas harga dan hasil panen yang melimpah akan menjadi modal penting bagi kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

Bagi Kapolres Agung, jagung bukan sekadar tanaman pangan, melainkan simbol keteguhan dan kerja keras masyarakat Pasaman Barat dalam menapaki kemandirian ekonomi.

“Dari butir jagung, kita belajar arti kesabaran, kebersamaan, dan kemandirian. Inilah semangat yang ingin kami tanamkan kepada masyarakat,” pungkasnya penuh makna.

(Mond/Rini) 

#SwasembadaPangan #PolresPasamanBarat #Polri


Serasinews.com, Padang – Komitmen nyata Anggota DPRD Kota Padang, Iswanto Kwara, terhadap kebutuhan masyarakat kembali terlihat melalui pelaksanaan proyek rehabilitasi saluran drainase di Kelurahan Padang Pasir, Kecamatan Padang Barat. Proyek yang menjadi bagian dari Pembangunan Saluran Drainase Paket 6 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Padang ini merupakan hasil dari Pokok Pikiran (Pokir) Iswanto, yang menitikberatkan pada penanggulangan masalah genangan air di kawasan padat aktivitas masyarakat.

Kawasan Padang Pasir selama ini dikenal sebagai salah satu titik yang kerap mengalami genangan, terutama saat curah hujan tinggi. Kondisi itu tak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga berdampak terhadap kelancaran akses menuju fasilitas publik seperti Puskesmas Padang Pasir dan Masjid Sahara. Melihat kebutuhan mendesak tersebut, Iswanto Kwara mengusulkan program rehabilitasi drainase sebagai bentuk respon terhadap aspirasi masyarakat yang telah lama disampaikan kepadanya.

“Ini adalah hasil dari keluhan dan aspirasi masyarakat yang kami terima. Banyak warga yang setiap musim hujan mengeluh karena air sering meluap ke jalan bahkan ke halaman rumah. Maka dari itu, kami perjuangkan agar proyek ini bisa segera terealisasi,” ujar Iswanto Kwara, saat mendampingi Wali Kota Padang, Fadly Amran, dalam peninjauan langsung ke lokasi pekerjaan, Rabu (8/10/2025).

Sinergi Legislatif dan Eksekutif: Kolaborasi Nyata untuk Padang yang Lebih Baik

Iswanto menegaskan bahwa dukungan terhadap program pembangunan infrastruktur bukan hanya sekadar formalitas, tetapi merupakan wujud dari tanggung jawab moral dan politik dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Ia menilai, kerja sama antara DPRD dan Pemerintah Kota menjadi kunci untuk mempercepat penanganan berbagai persoalan perkotaan, terutama terkait pengendalian banjir dan genangan air.

“Kami di legislatif tidak ingin hanya berbicara di ruang rapat. Kami ingin hadir di lapangan, mendengar langsung keluhan warga, dan memastikan solusi yang diberikan benar-benar dirasakan manfaatnya. Drainase ini mungkin terlihat sederhana, tapi dampaknya besar bagi warga sekitar,” ungkapnya dengan tegas.

Sementara itu, Wali Kota Padang, Fadly Amran, menyampaikan apresiasi kepada Iswanto Kwara atas inisiatif dan kepeduliannya. Menurutnya, perhatian Iswanto terhadap masalah infrastruktur lingkungan menjadi contoh bagaimana kolaborasi yang baik antara eksekutif dan legislatif dapat memberikan hasil konkret.

“Saya sangat mengapresiasi Pak Iswanto yang telah memperjuangkan proyek ini melalui Pokir-nya. Inilah bentuk nyata sinergi antara DPRD dan Pemerintah Kota. Semoga langkah ini bisa menjadi solusi jangka panjang bagi persoalan genangan di Padang Pasir,” kata Fadly.

Ia juga mengimbau agar masyarakat setempat ikut berpartisipasi menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah ke saluran, serta rutin bergotong royong melakukan pembersihan agar manfaat drainase yang dibangun bisa bertahan lama.

Detail Proyek dan Dampaknya bagi Warga

Kepala Dinas PUPR Kota Padang, Tri Hadiyanto, menjelaskan bahwa pekerjaan rehabilitasi drainase tersebut dilaksanakan secara kontraktual selama 90 hari dengan panjang saluran mencapai 150 meter dan nilai anggaran sekitar Rp587 juta. Lokasi proyek difokuskan di depan Puskesmas Padang Pasir dan Masjid Sahara, dua titik yang sering terdampak genangan air saat hujan deras.

“Tujuan utama pekerjaan ini adalah untuk mengurangi potensi genangan air di kawasan pusat kota yang memiliki aktivitas padat dan mobilitas tinggi. Selain warga, ada juga pengunjung puskesmas dan jamaah masjid yang selama ini terdampak langsung,” jelas Tri.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa Pemko Padang menargetkan dalam lima tahun ke depan tidak ada lagi kawasan rawan banjir di kota ini. Untuk itu, proyek-proyek drainase seperti yang diperjuangkan Iswanto Kwara akan terus dilanjutkan secara berkelanjutan dan terintegrasi dengan program pengendalian banjir lainnya.

Wujud Kepedulian yang Terus Berlanjut

Bagi Iswanto Kwara, pembangunan fisik seperti drainase hanyalah bagian kecil dari upaya besar membangun kota yang layak huni. Ia berkomitmen untuk terus menyerap aspirasi masyarakat dan memperjuangkannya melalui Pokir DPRD agar kebijakan pembangunan selalu berpihak pada kebutuhan nyata warga.

“Kita tidak bisa menutup mata terhadap masalah-masalah sederhana yang justru paling dirasakan warga. Saya akan terus berupaya agar program seperti ini berkelanjutan, tidak hanya di Padang Pasir, tapi juga di kawasan lain yang menghadapi persoalan serupa,” ujarnya.

Dengan terealisasinya proyek rehabilitasi drainase ini, warga Padang Pasir kini memiliki harapan baru untuk terbebas dari genangan air yang telah menjadi masalah bertahun-tahun. Lebih dari itu, proyek ini menjadi bukti bahwa ketika kepedulian bertemu komitmen, perubahan nyata bisa diwujudkan.

(Mond)

#Infrastruktur #DPRDPadang #Padang


Serasinews.com,- Di era serba digital, di mana hampir setiap aktivitas dilakukan melalui layar, gaya hidup modern perlahan tapi pasti sedang “menggoyang” tulang belakang generasi muda. Generasi Z  yang dikenal cerdas teknologi dan lekat dengan dunia maya  kini menghadapi ancaman kesehatan yang sering tak disadari: skoliosis, kelainan tulang belakang yang dapat mengubah postur tubuh secara permanen.

Fenomena ini bukan lagi sekadar kasus medis yang langka. Seiring meningkatnya waktu yang dihabiskan di depan layar, baik untuk belajar daring, bekerja jarak jauh, maupun sekadar berselancar di media sosial, para ahli mulai mencatat peningkatan kasus skoliosis di kalangan anak muda usia produktif.

Mengenal Skoliosis: Saat Tulang Belakang Tak Lagi Lurus

Menurut penjelasan Mayo Clinic yang dikutip Rabu (8/10/2025), skoliosis adalah kondisi di mana tulang belakang melengkung ke samping, membentuk huruf “S” atau “C”. Akibatnya, postur tubuh penderita terlihat tidak simetris — bahu bisa tampak tidak sejajar, pinggul miring, atau salah satu tulang belikat lebih menonjol dari sisi lainnya.

Pada tahap awal, skoliosis sering kali tidak menimbulkan rasa sakit. Banyak penderita bahkan tidak menyadari bahwa tulang belakangnya mulai mengalami kelengkungan abnormal. Namun, jika dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini dapat berkembang menjadi serius: memicu nyeri punggung kronis, gangguan pernapasan akibat tekanan pada paru-paru, hingga perubahan bentuk tubuh yang memengaruhi kepercayaan diri.

Gaya Hidup Digital: “Racun Halus” Bagi Tulang Belakang

Sejumlah pakar kesehatan menyebut skoliosis kini bukan hanya disebabkan oleh faktor genetik, tetapi juga oleh kebiasaan hidup modern yang nyaris tidak melibatkan gerak fisik. Generasi Z, yang tumbuh di tengah teknologi serba cepat, menjadi kelompok paling rentan.

Berikut beberapa kebiasaan yang sering dilakukan tanpa disadari, namun ternyata menjadi pemicu utama kelainan tulang belakang:

  • Duduk terlalu lama tanpa bergerak. Aktivitas seperti belajar daring, bekerja dari rumah, hingga maraton menonton serial atau bermain gim membuat tubuh jarang berpindah posisi.
  • Menunduk berjam-jam menatap layar gawai. Kebiasaan ini memberi tekanan besar pada leher dan punggung bagian atas.
  • Postur duduk yang salah. Membungkuk di depan meja, bersandar miring, atau duduk di kursi tanpa sandaran punggung yang baik bisa memperburuk posisi tulang belakang.
  • Minim aktivitas fisik. Semakin banyak waktu yang dihabiskan di depan gadget, semakin sedikit kesempatan otot-otot punggung untuk bekerja menopang tulang belakang dengan optimal.

Kombinasi faktor-faktor ini menyebabkan tulang belakang kehilangan keseimbangannya secara perlahan. Bila berlangsung lama, perubahan kecil pada postur bisa berkembang menjadi lengkungan yang menetap  inilah awal mula skoliosis pada anak muda masa kini.

Tanda-Tanda Skoliosis yang Sering Diabaikan

Masalah utama skoliosis adalah gejalanya yang halus dan sering diabaikan. Banyak penderita baru menyadari kondisinya setelah perubahan postur terlihat jelas di cermin. Padahal, mendeteksi lebih awal dapat mencegah kelainan semakin parah.

Beberapa tanda yang patut diwaspadai antara lain:

  • Salah satu bahu tampak lebih tinggi dari yang lain.
  • Pinggul terlihat tidak sejajar atau miring.
  • Salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol.
  • Tubuh cenderung condong ke salah satu sisi saat berdiri.
  • Nyeri atau pegal di punggung setelah duduk lama.

Jika tanda-tanda ini muncul, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter spesialis ortopedi. Pemeriksaan sederhana, seperti tes Adam’s Forward Bend atau rontgen tulang belakang, dapat membantu mendeteksi tingkat kelengkungan tulang sejak dini.

Dampak Skoliosis Tak Hanya Soal Penampilan

Banyak orang menganggap skoliosis hanya masalah postur tubuh. Padahal, dampaknya jauh lebih luas. Pada kasus yang berat, skoliosis dapat mengganggu fungsi organ vital. Lengkungan tulang belakang yang ekstrem bisa menekan paru-paru dan jantung, menyebabkan kesulitan bernapas dan menurunkan kapasitas pernapasan.

Selain itu, skoliosis juga dapat menyebabkan nyeri punggung kronis, cepat lelah, serta gangguan keseimbangan tubuh. Dari sisi psikologis, penderita skoliosis berat sering kali mengalami penurunan rasa percaya diri akibat bentuk tubuh yang berubah.

Langkah Pencegahan: Mulai dari Kebiasaan Sederhana

Kabar baiknya, sebagian besar kasus skoliosis ringan dapat dicegah  terutama bila dimulai dari perubahan gaya hidup sejak dini. Para ahli merekomendasikan beberapa langkah praktis berikut:

  1. Perhatikan postur duduk. Pastikan punggung tetap tegak, bahu rileks, dan kaki menapak lantai. Gunakan kursi dengan sandaran yang mendukung tulang belakang.
  2. Batasi waktu menatap layar. Hindari posisi menunduk terlalu lama. Letakkan layar sejajar dengan pandangan mata untuk mengurangi tekanan pada leher.
  3. Rutin berolahraga. Aktivitas seperti berenang, yoga, pilates, atau latihan peregangan ringan dapat memperkuat otot punggung dan menjaga keseimbangan tulang belakang.
  4. Ambil jeda setiap 30–60 menit. Berdiri, berjalan, atau sekadar melakukan peregangan sederhana bisa membantu sirkulasi darah dan mengendurkan otot yang tegang.
  5. Perhatikan posisi tidur. Gunakan kasur yang tidak terlalu empuk dan bantal yang menopang leher dengan baik.

Langkah-langkah sederhana ini bisa menjadi tameng efektif untuk melindungi tulang belakang dari risiko skoliosis di masa depan.

Kesadaran Dini, Investasi Seumur Hidup

Skoliosis kini tak lagi dianggap penyakit orang dewasa. Dengan gaya hidup digital yang serba duduk dan minim gerak, anak muda bahkan remaja sudah mulai menunjukkan gejala kelengkungan tulang sejak dini.

Pencegahan bukan sekadar pilihan, tapi keharusan. Sebab tulang belakang adalah “tiang kehidupan” 1 menopang seluruh struktur tubuh dan menentukan kualitas gerak kita setiap hari.

Generasi Z, dengan segala kemajuannya di dunia digital, dituntut untuk cerdas pula dalam menjaga kesehatannya di dunia nyata. Dengan kesadaran postur dan perubahan kebiasaan kecil, mereka bisa tetap produktif tanpa harus mengorbankan kesehatan tulang belakang.

Jadi, mulai sekarang, tegakkan punggungmu, jauhkan gadget sejenak, dan bergeraklah. Karena skoliosis bisa datang tanpa suara  tapi dampaknya bisa membekas seumur hidup.

(***)

#Skoliosis #Kesehatan #Gayahidup #Lifestyle

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.