Oktober 2025

Aceh Afif Maulana Agam AIDS Aipda Dian WR AirterjunLembahAnaiMeluap Aksibersihpantai Aleknagari Amak Lisa anthropophobia Antikorupsi Apelsiaga Apeltanggapbencana Arif maulana Arosuka Artikel Artis Minang balapliar Bali Balikpapan Bandung Banjir BanjirBandang bansos banten Banyuwangi Bapenda Batam BBM bencana Bencana alam Bencanaalam BencanaKotaPadang BibitSiklonTropis95B BMKG BNNsumbar Box Redaksi BPBDSumbar BrimobPoldaSumbar Brimobuntukindonesia bukit sitinurbaya Bukittinggi BWSS V padang BWSSVPadang Calon Bupati cemburubuta Cikampek Cikarang CuacaEkstrem cuacapanasekstrem curanmor danabos Dandrem 032 WBR dankodaeral II Denpasar Depok Dharmasraya Dinas sosial dinassosial dinassosialpadang Dirlantas Dirlantas Polda Sumbar DirlantasPoldaSumbar DitpolairudPoldaSumbar DPCPKBkotapadang DPR DPRD Padang DPRDpadang DPRDsumbar dubalangkota Enarotali Evakuasi festival sepakbola Filipina gangguanhormon gaya hidup GayaHidup gempa gerakcepatdinsos gorontalo Gresik gurbernurriaukenaottkpk HAM Haripahlawan Harisumpahpemuda Hidroneteologi Hipnotis HIV Hot New hukum HUT Humaspolri ke 74 HUT80Brimob IlegalFishing Indonesia Indonesia. indonesiamaju infrastruktur Intan jaya Internasional irigasi Jakarta Jakarta Selatan JalanRetak Jambi Jawa Tengah Jayapura Jayawijaya Jogyakarta jurnalis Kabupaten Agam kabupaten dharmasraya Kabupaten Solok KabupatenAgam KabupatenDharmasraya KabupatenPasamanBarat KabupatenPesisirSelatan KAI Sumbar Kakorlantas kakorlantaspolri kapolres kapolressijunjung Kapolri kasat narkoba KasusMedis keamanan kebakaran KebatanGunungNagoPutus kecamatankototangah kecelakaan kegiatanrutin kejaripadang kejaripesel kekerasan kelangkaanBBM kelangkaansolar Kementrian PU kementriankebudayaan kendaraan Kesehatan keselamatan bersama keselamatan kerja kesiapsiagaan kesunyian malam ketertiban umum Kiwirok KKB Kodim 0307 Tanah Datar KomnasHAM komplotanganjalATM Korem 032/WB Korpolairud korupsi Kota Padang KotaPariaman KPK Kriminal KUHP Laksamanamuda Lampung LembahAnai Lembang Leonardy life style lifestyle Lima Puluh Kota lingkungan listrikilegal lombok timur Longsor LongsorKampusUINImambonjol LowonganKerjaPalsu Madiun Magelang MahardikaMudaIndonesia Makan Bergizi Gratis Makasar Malalak MalPraktek manila Medan mentalhealth Mentawai Mimika MTsN10pesisirselatan mutilasibayi nagarisolokambah nagarisulitair narkoba Narkotika Nasioanl Nasional ngaraisianok NTT odgj Oksibil olahraga Opini oprasimalam oprasitumpasbandar2025 oprasizebra2025 oprasizebrasinggalang2025 OrangHanyut OTTKPK PADA Padang Padang panjang Padang Pariaman PadangRancak Pahlawannasional pajak air tanah Palimanan pandekarancak pantaipadang Papua parenting Pariaman Parlemen Pasaman Pasaman barat pasamanbarat pasang pasarrayapadang Pasuruan Payakumbuh PDAM Pekanbaru Pelalawan pelayananhumanis pelayanansosial Pembunuhan pemerasan Pemko Padang PemkoPadang PemutihanPajakKendaraan pencabulan Pencirian Pendidikan penegakanhukum penemuanbayi penemuanmayat Pengancaman pengangguran penganiayaan Penggelapan Perbankan Perceraian peristiwa peristiwadaerah perlindungananak Persami pertahanan PerumdaAirMinum Pesisir Selatan PesisirSelatan Peti PKL PolaMakan Polda banten Polda Jabar Polda Kalbar Polda Metro Jaya polda Papua POLDA SulBar POLDA SUMBAR Poldasumbar Policegoestoscool Politik polPP polres Polres 50 kota Polres Dharmasraya Polres Mentawai Polres Padang panjang Polres Pasaman Polres Pasaman Barat Polres Solok Polres solok selatan polrespasaman polrespasamanbarat polrespasbar polrespesel Polresta bukittinggi Polresta Padang polrestapadang POLRI PolriPresisi Polsek bungus barat Polsek Koto Tangah Padang Polsek Lubeg Pontianak premanisme Presiden RI psp padang Puncak jaya Purwakarta jawabarat QuickWins Razia RekeningDormant RevisiKUHP Riau sabu Sarkel SatgasDamaiCartenz satgasoprasidamai satlantaspolresta SatpolPP Sawahlunto Sawmil segmen sianok seherman SekolahRakyat Semarang semenpadang Senjatatajam sepakbola sepakbolaindonesia Serang Sijunjung sikat singgalang2025 silent treatment simulasibencana siswismptewassaathiking sitinjaulauik Skoliosis SMA1pulaupunjung sobatlalulintasrancakbana solok Solok selatan solokarosuka solokselatan solsel Sosialisasi SPBUganting SPPG Strongpoint subsidi ilegal sukabumi Sulawesi Tenggara Sumatera Barat SumateraBarat Sumatra barat Surabaya swasembadapangan tambangilegal Tanah datar tanahdatar tanggapdarurat TanggapDaruratBencana tawuran Terbaru Ternate Timika Papua timklewang TNI TPUTunggulHitam Transformasi polri transpadang transportasi tsunamiDrill Uin UIN IB Padang Utama UUMD3 Viral Yalimo Yogyakarta Yuhukimo

 

Serasinews.com;PesisirSelatan, Sumbar — Warga Kabupaten Pesisir Selatan digemparkan oleh peristiwa memilukan di sebuah SMA di Kecamatan Lengayang. Seorang siswi berusia 16 tahun, sebut saja SP, mendadak melahirkan bayi perempuan di sekolahnya pada Selasa (28/10/2025). Tak seorang pun mengetahui bahwa remaja itu tengah hamil hingga kejadian mengejutkan itu terjadi di ruang UKS.

Kasus ini membuka tabir kelam yang selama berbulan-bulan disembunyikan korban. Dari hasil penyelidikan, polisi mengungkap bahwa SP ternyata menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh PR (32) — seorang pria yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarganya.

Masuk Lewat Jendela dan Ancam Korban

Kasat Reskrim Polres Pesisir Selatan, AKP M. Yogie Biantoro, membenarkan penangkapan terhadap PR. Ia ditangkap oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Pesisir Selatan setelah penyelidikan intensif.

Menurut AKP Yogie, perbuatan bejat itu telah dilakukan berulang kali sejak Januari 2025. Pelaku kerap menyelinap ke rumah korban pada malam hari melalui jendela kamar, memanfaatkan situasi ketika orang tua korban sedang terlelap.

“Pelaku mengancam akan melukai korban jika berani melapor. Karena takut, korban hanya bisa diam,” ujar AKP Yogie, Jumat (31/10/2025).

Ketakutan dan tekanan itu membuat SP hidup dalam trauma yang mendalam. Selama berbulan-bulan, ia menyimpan rahasia besar sendirian, tanpa berani bercerita kepada siapa pun.

Kehamilan Tak Disadari Hingga Melahirkan di Sekolah

Sekitar bulan Mei 2025, SP mulai sering merasa mual dan lemas. Namun ia mengira hanya kelelahan akibat aktivitas sekolah. Tidak ada yang mencurigai kondisinya, termasuk guru dan keluarganya.

Hingga pada pagi yang nahas itu, ketika pelajaran tengah berlangsung, SP merasakan sakit perut luar biasa. Ia dibawa ke ruang UKS oleh guru dan teman-temannya, dan tak lama kemudian — bayi perempuan lahir di sekolah.

Suasana mendadak kacau. Guru dan siswa syok, tak percaya bahwa siswi pendiam itu ternyata menyembunyikan kehamilan selama berbulan-bulan.

Pengakuan di Tengah Rasa Sakit

SP kemudian dibawa ke Puskesmas Koto Baru untuk mendapat pertolongan medis. Di sana, di bawah pengawasan tenaga kesehatan dan keluarganya, ia akhirnya menceritakan semuanya. Dengan suara bergetar, ia mengaku bahwa pelaku adalah PR, kerabat yang selama ini dipercaya dan sering berkunjung ke rumah.

Pengakuan itu membuat keluarga korban terpukul. Mereka tak menyangka orang yang dianggap bagian dari keluarga sendiri tega menghancurkan masa depan anak mereka.

Pelaku Ditangkap, Polisi Dalami Motif

Polisi bergerak cepat. PR ditangkap di rumahnya tanpa perlawanan dan kini menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Pesisir Selatan.

Penyidik tengah mendalami motif pelaku serta kemungkinan adanya unsur kekerasan psikis dan ancaman yang membuat korban tak berani melapor.

“Tersangka dijerat dengan pasal persetubuhan terhadap anak di bawah umur sebagaimana diatur dalam UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara,” tegas AKP Yogie.

Seruan Kepedulian terhadap Anak

Kasus ini menjadi pengingat bahwa kekerasan terhadap anak sering kali terjadi di lingkungan terdekat korban — bahkan di tempat yang seharusnya paling aman, yaitu rumah. Polisi mengimbau masyarakat untuk lebih peka terhadap perubahan perilaku anak dan berani melapor jika menemukan tanda-tanda kekerasan.

“Anak harus dilindungi, bukan ditakuti. Jangan biarkan mereka memendam trauma sendirian,” ujar AKP Yogie.

Kini SP tengah menjalani perawatan medis dan pendampingan psikologis. Bayi kecil yang lahir dari peristiwa kelam itu menjadi pengingat pahit akan pentingnya kepekaan, perlindungan, dan keberanian untuk bersuara demi keselamatan anak-anak di sekitar kita.

(KP)
#PesisirSelatan #KekerasanSeksual #PerlindunganAnak #Peristiwa

Pesisir Selatan, Serasinews.com– Aksi pencurian sepeda motor di kawasan masjid kembali terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan. Kali ini, pelakunya seorang remaja berinisial MB (19), warga Perumahan Sago Permai, Kenagarian Sago Salido, Kecamatan IV Jurai.
Pelajar tersebut ditangkap Tim Opsnal Satreskrim Polres Pessel pada Kamis (30/10/2025) sekitar pukul 08.00 WIB di Jalan Pacuan, Kampung Luar Salido, tanpa perlawanan.

Barang bukti yang diamankan berupa satu unit Yamaha Mio GT warna hitam-biru dengan nomor polisi BA 6324 GP, yang sebelumnya dilaporkan hilang di Masjid Darul Falah Kampung Koto Salido.

Aksi Tengah Malam di Masjid

Kasat Reskrim Polres Pesisir Selatan AKP M. Yogie Biantoro menyebutkan, penangkapan pelaku merupakan bagian dari Operasi Kepolisian Mandiri Kewilayahan “Sikat Singgalang 2025” yang sedang digelar serentak di jajaran Polda Sumbar.

Menurutnya, kasus ini bermula dari laporan warga bernama Rantau Ilham (24) yang kehilangan sepeda motor miliknya saat diparkir di kamar garin (marbot) masjid.
“Korban memarkir motornya di dalam kamar garin. Saat kembali, motor sudah tidak ada. Berdasarkan laporan tersebut, tim langsung bergerak melakukan penyelidikan,” ujar AKP Yogie, Kamis (30/10).

Pengakuan Pelaku

Dalam pemeriksaan, MB mengakui bahwa ia sendiri yang mencuri motor tersebut. Aksi dilakukan sekitar pukul 01.00 WIB, saat suasana masjid sudah sepi.
Pelaku masuk ke area masjid dan mendobrak pintu kamar garin. Setelah menemukan motor korban, ia langsung menyambungkan kabel kontak (menyetrum sistem pengapian) untuk menyalakan mesin, lalu melarikan diri ke daerah Salido.

Namun, pelariannya tak berlangsung lama. Berbekal keterangan saksi dan penelusuran di lapangan, tim opsnal berhasil meringkus MB kurang dari 24 jam setelah laporan masuk.
“Pelaku kami amankan tanpa perlawanan bersama barang bukti motor curian,” jelas AKP Yogie.

Masih Berstatus Pelajar

Meski masih berstatus pelajar, polisi menegaskan kasus ini akan tetap diproses sesuai hukum.
“Tindakannya termasuk kejahatan serius, apalagi dilakukan di tempat ibadah,” tambah Kasat Reskrim.

Saat ini, pelaku beserta barang bukti diamankan di Unit I Resum Satreskrim Polres Pesisir Selatan untuk penyidikan lebih lanjut. Polisi juga mendalami kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat atau menampung hasil kejahatan tersebut.

Warga Terkejut dan Prihatin

Kasus ini menjadi sorotan masyarakat Salido. Sejumlah warga mengaku terkejut mengetahui pelaku merupakan remaja yang sering terlihat di sekitar kampung.
“Kami tidak menyangka, soalnya anaknya masih sekolah dan sering terlihat di sini. Sayang sekali,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Pesan untuk Orang Tua dan Generasi Muda

Polres Pesisir Selatan mengimbau masyarakat, terutama orang tua, agar lebih memperhatikan pergaulan anak-anak.
“Peran keluarga penting untuk mencegah anak terjerumus dalam pergaulan yang salah. Pengawasan dan pembinaan sejak dini bisa menjadi benteng utama,” pesan AKP Yogie.

Bagian dari Operasi “Sikat Singgalang 2025”

Penangkapan MB merupakan salah satu hasil dari Operasi “Sikat Singgalang 2025” yang tengah digencarkan Polda Sumbar untuk menekan angka kejahatan jalanan, terutama pencurian kendaraan bermotor.
“Kami tidak akan memberi ruang bagi pelaku kejahatan di wilayah hukum Polres Pessel. Siapa pun yang coba mengganggu keamanan masyarakat akan kami tindak tegas,” tutup AKP Yogie.

(Rini/Mond)
#Kriminal #PesisirSelatan #Curanmor #SikatSinggalang2025

 

Serasinews.com,-Diam sering dianggap cara menenangkan diri atau memberi ruang saat emosi memuncak. Namun, tidak semua diam bersifat menyejukkan. Ada jenis diam yang justru digunakan untuk mengontrol, menghukum, atau menundukkan orang lain—itulah yang disebut silent treatment.
Dalam konteks psikologis, silent treatment adalah bentuk pengabaian disengaja yang berfungsi sebagai alat kekuasaan emosional. Penelitian neuropsikologi menunjukkan bahwa ketika seseorang diabaikan, area otak yang memproses rasa sakit fisik ikut aktif. Dengan kata lain, diabaikan bisa terasa sesakit ditolak atau dilukai secara fisik.

Mengapa Diam Bisa Lebih Menyakitkan daripada Kata-Kata?

Berbeda dari pertengkaran terbuka yang masih menyisakan ruang klarifikasi, silent treatment memutus komunikasi sepenuhnya. Ketika seseorang berhenti berbicara, otak kita kehilangan informasi sosial yang penting. Kekosongan itu menciptakan ketidakpastian, dan manusia secara alami sulit menoleransi ketidakjelasan. Akibatnya, korban sering kali:

Mencari-cari kesalahan diri sendiri,

Merasa bersalah tanpa alasan jelas,

Memperbesar makna negatif, dan

Terjebak dalam siklus cemas dan overthinking.

Jika perilaku ini terjadi berulang, silent treatment bisa berubah menjadi pola hubungan yang manipulatif dan merusak harga diri.

1. Mengendalikan Lewat Kecemasan

Mekanismenya: Diam menciptakan kekosongan sosial yang menekan. Korban mulai menebak-nebak penyebabnya, merasa bersalah, dan akhirnya melakukan apa saja agar situasi kembali normal.
Contoh: Atasan yang tidak memberi respons setelah presentasi membuat karyawan merasa gagal dan bekerja berlebihan demi mendapat pengakuan.
Cara menghadapi: Tenangkan diri sebelum bereaksi. Ajukan pertanyaan konkret dengan nada tenang:

“Apakah ada masukan yang bisa saya pelajari dari presentasi kemarin?”
Hindari meminta validasi emosional secara berlebihan.

2. Menghukum Tanpa Kata-Kata

Mekanismenya: Pelaku tidak menuduh secara langsung, tapi memberi sinyal bahwa kamu bersalah melalui pengabaian.
Contoh: Teman yang berhenti menghubungi setelah kamu tidak bisa menghadiri acaranya.
Cara menghadapi: Tetap rasional. Kirimkan pesan singkat yang terbuka namun tidak memaksa:

“Aku merasa ada jarak sejak pertemuan terakhir. Apakah ada hal yang ingin dibicarakan?”
Jika tidak ada respons, beri ruang. Tidak semua diam layak kamu kejar.

3. Menghindari Konflik, tapi Mematikan Komunikasi

Tidak semua diam dimaksudkan untuk melukai—kadang, orang memilih diam karena tidak siap menghadapi emosi. Namun jika dibiarkan, masalah justru menumpuk.
Contoh: Pasangan yang selalu diam setiap kali membahas keuangan.
Cara menghadapi: Bangun kesepakatan waktu untuk berbicara ketika suasana lebih tenang.

“Boleh kita diskusikan hal ini nanti malam selama 30 menit? Aku ingin kita sama-sama nyaman.”

4. Merusak Rasa Harga Diri

Ketika seseorang terus-menerus mengabaikan suaramu, pesan yang tersampaikan adalah: pendapatmu tidak penting.
Contoh: Pimpinan yang selalu melewatkan ide dari karyawan tertentu.
Cara menghadapi: Jangan menilai diri dari reaksi orang lain. Simpan bukti kontribusi dan gunakan saluran resmi—misalnya, forum tim atau email formal—agar ide tetap terdengar.

5. Membentuk Ketergantungan Emosional

Pola silent treatment sering berkembang menjadi siklus: diam → korban mengejar → “perdamaian” → diam lagi. Ini menciptakan hubungan yang tidak seimbang.
Contoh: Pasangan yang hanya bersikap hangat setelah kamu meminta maaf.
Cara menghadapi: Bangun kemandirian emosional. Luangkan waktu untuk diri sendiri, kembangkan hobi, dan perkuat jaringan sosial di luar hubungan tersebut.

6. Menegaskan Dominasi Sosial

Dalam lingkungan kerja, silent treatment bisa menjadi alat hierarki—siapa yang diabaikan berarti dianggap kurang penting.
Contoh: Pemimpin yang sengaja tidak menanggapi anggota tim tertentu.
Cara menghadapi: Dokumentasikan kontribusi, komunikasikan lewat saluran resmi, dan jika perlu, ajak rekan kerja lain untuk menegaskan transparansi dalam tim.

7. Menutup Kesempatan Pemulihan Hubungan

Ketika kedua pihak memilih diam, hubungan perlahan membeku.
Contoh: Persahabatan yang berakhir karena keduanya menunggu giliran untuk didekati duluan.
Cara menghadapi: Jika hubungan masih berarti, beranilah membuka percakapan.

“Aku ingin memperbaiki hubungan kita. Bolehkah kita bicara kapan kamu siap?”
Responsnya mungkin tak selalu sesuai harapan, tapi langkah itu sudah cukup untuk memulihkan kendali emosionalmu.

Langkah Psikologis untuk Memutus Siklus Silent Treatment

Kenali batasan diri: Sadari apa yang pantas kamu terima.

Gunakan komunikasi asertif: Fokus pada perilaku, bukan tuduhan.

Simpan catatan komunikasi penting.

Cari dukungan emosional: Teman, keluarga, atau konselor.

Bangun rutinitas sehat: Tidur cukup, olahraga, dan aktivitas yang menenangkan pikiran.

Ambil jarak bila perlu: Perlindungan diri bukan bentuk kekalahan.

Pelajari polanya: Apakah diam digunakan setiap kali mereka ingin menang?

Kesimpulan: Saat Diam Menjadi Bahasa Kekuasaan

Silent treatment bukan sekadar ketiadaan kata-kata—ia adalah strategi psikologis yang bisa melukai dan menekan. Ia bekerja karena manusia memiliki kebutuhan dasar untuk diakui dan didengarkan.
Menyadari bahwa diam bisa menjadi alat manipulasi adalah langkah awal untuk pulih. Dengan kesadaran, batas yang sehat, dan komunikasi terbuka, kamu bisa keluar dari lingkaran kontrol emosional yang sunyi tapi menyakitkan ini.

 


Padang, Serasinews.com– Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Sosial menegaskan komitmennya untuk menjaga perlindungan dan kesejahteraan anak di bawah pengasuhan lembaga sosial. Salah satu yang menjadi sorotan adalah Panti Asuhan Bayi dan Anak Jasmin Nabila Inayah, yang saat ini masih berstatus dalam pengawasan ketat meski telah mengantongi izin operasional sementara.

Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Heriza Syafani, menegaskan bahwa izin sementara tersebut bukan berarti panti bisa beroperasi tanpa batas. Evaluasi berkala tetap dilakukan setiap enam bulan untuk memastikan standar pelayanan terpenuhi.

“Surat izin sementara bukan berarti bebas beroperasi sesuka hati. Jika ditemukan pelanggaran serius dan tidak ada perbaikan, izin itu bisa kami cabut,” tegas Heriza.

Masih Banyak Temuan dan Kekurangan

Hasil pemeriksaan tim gabungan dari Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Puskesmas, serta unsur kelurahan dan kecamatan menemukan sejumlah kekurangan di panti tersebut.
Mulai dari kondisi kamar anak yang belum layak, data administrasi anak asuh yang belum lengkap, hingga pengelolaan lingkungan yang belum memenuhi standar kebersihan.

“Kami tidak ingin anak-anak hidup di tempat yang justru merampas hak-hak dasarnya,” ujar Heriza.

Anak Harus Dilindungi, Bukan Dijadikan Objek

Heriza menekankan, prinsip utama dalam pengawasan lembaga sosial adalah memastikan anak-anak mendapatkan pengasuhan yang manusiawi dan aman.

“Anak-anak bukan sekadar tanggungan sosial. Mereka adalah generasi penerus bangsa yang harus dijaga dari segala bentuk eksploitasi,” katanya.

Teguran Hingga Pencabutan Izin

Meski belum ditutup, Panti Jasmin Nabila Inayah masih berada dalam status pemantauan intensif. Dinas Sosial memastikan akan memberikan teguran resmi jika temuan sebelumnya tidak segera diperbaiki.

“Kalau dalam evaluasi berikutnya tidak ada kemajuan, kami tidak akan ragu mencabut izinnya,” tegasnya.

35 Panti di Padang Wajib Dievaluasi

Selain Panti Jasmin, terdapat 35 lembaga sosial dan panti asuhan di Kota Padang yang wajib menjalani evaluasi rutin, mencakup panti anak, panti jompo, hingga panti rehabilitasi napza dan ODGJ.

“Kami ingin memastikan setiap lembaga menjalankan fungsi sosialnya dengan benar. Ini bukan hanya soal administrasi, tetapi juga tanggung jawab moral,” jelas Heriza.

Pengasuhan Harus Menyentuh Kemanusiaan

Heriza menutup dengan pesan agar seluruh pengelola panti tidak hanya mengejar legalitas, tetapi juga kualitas pengasuhan.

“Mengasuh anak bukan sekadar memberi makan dan tempat tidur. Itu tanggung jawab besar terhadap masa depan mereka,” ujarnya menegaskan.

Langkah tegas Dinas Sosial Kota Padang menjadi bukti nyata bahwa pemerintah daerah berkomitmen melindungi anak-anak dari segala bentuk kelalaian dan penyimpangan dalam pengasuhan. Perlindungan anak adalah prioritas yang tidak bisa ditawar.

(Rini/Mond)
#DinasSosialPadang #PerlindunganAnak #Padang

 


Pasaman Barat,Serasinews.com– Kepolisian Resor (Polres) Pasaman Barat melalui Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) melaksanakan kegiatan sosialisasi dan penegakan hukum terhadap aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di kawasan Rimbo Janduang, Nagari Lingkuang Aua, Kecamatan Pasaman, Kamis (30/10/2025).

Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Polres Pasaman Barat, Iptu Habib Fuad Alhafsi, S.Tr.K, bersama personel Satreskrim dan Polsek setempat. Langkah ini merupakan tindak lanjut atas laporan masyarakat mengenai adanya aktivitas penambangan ilegal di wilayah tersebut.

Kapolres Pasaman Barat AKBP Agung Tribawanto, S.Ik menegaskan, kegiatan tersebut menjadi wujud komitmen kepolisian dalam menegakkan hukum sekaligus menjaga kelestarian lingkungan dari praktik penambangan liar.

“Kami secara rutin melakukan sosialisasi dan penegakan hukum untuk menekan aktivitas PETI yang merusak ekosistem. Kepolisian tidak akan mentolerir kegiatan ilegal yang dapat berdampak buruk bagi masyarakat dan lingkungan,” tegas Kapolres.

Dalam operasi tersebut, personel Satreskrim dan Polsek Talamau juga menggunakan drone untuk memantau area sekitar dan menelusuri lokasi yang diduga menjadi tempat aktivitas PETI. Berdasarkan hasil pengecekan di lapangan, petugas tidak menemukan aktivitas penambangan aktif maupun alat berat seperti excavator. Hanya ditemukan beberapa pondok bekas tempat tinggal dan lubang galian yang telah ditinggalkan pelaku.

Selain melakukan penegakan hukum, jajaran Polres juga melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat sekitar untuk memberikan pemahaman mengenai bahaya serta dampak lingkungan akibat kegiatan PETI, sekaligus mengimbau warga agar tidak ikut terlibat dalam aktivitas tersebut.

Kapolres menambahkan, Polres Pasaman Barat akan terus melaksanakan langkah-langkah preventif dan represif guna menekan praktik PETI di wilayah hukumnya.

“Kami berharap dukungan dari seluruh elemen masyarakat, pemerintah nagari, dan instansi terkait untuk bersama-sama memberantas aktivitas penambangan emas tanpa izin. Dengan sinergi dan kesadaran bersama, kita bisa menjaga lingkungan untuk generasi mendatang,” tutup AKBP Agung Tribawanto.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen Polres Pasaman Barat dalam menciptakan keamanan, ketertiban, serta menjaga kelestarian lingkungan hidup dari ancaman penambangan ilegal yang merugikan masyarakat.

(HumasResPasbar)

Padang, Serasinews.com– Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Padang kembali menunjukkan kepedulian terhadap permasalahan sosial di masyarakat. Jumat (31/10/2025), petugas Satpol PP mengevakuasi seorang perempuan yang diduga terlantar di kawasan Seberang Padang, Kecamatan Padang Selatan.

Perempuan tersebut ditemukan warga dalam kondisi memprihatinkan di sekitar permukiman. Setelah menerima laporan, tim Satpol PP segera turun ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan dan memastikan kondisinya aman. Petugas kemudian berkoordinasi dengan pihak keluarga yang masih berdomisili di Kota Padang.

“Begitu mendapat laporan, kami langsung bergerak. Setelah dicek, benar yang bersangkutan membutuhkan bantuan. Kami koordinasikan dengan keluarga dan membawanya ke RSUD dr. Rasidin untuk mendapatkan perawatan,” ujar Kepala Satpol PP Kota Padang, Chandra Eka Putra, S.IP, M.Si.

Chandra menegaskan, penanganan cepat tersebut merupakan wujud tanggung jawab Satpol PP dalam menjaga ketertiban sekaligus melindungi aspek kemanusiaan.
“Kasus orang terlantar tidak hanya soal ketertiban, tapi juga soal kepedulian. Karena itu, kami selalu mengedepankan pendekatan yang humanis,” tambahnya.

Sebelum dibawa ke rumah sakit, petugas sempat melakukan pemeriksaan singkat untuk memastikan kondisi perempuan tersebut stabil. Dengan pendampingan keluarga, ia kemudian dibawa ke RSUD dr. Rasidin Padang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

“Alhamdulillah, proses evakuasi berjalan lancar dan keluarga sangat kooperatif. Saat ini, yang bersangkutan sudah dalam penanganan medis,” kata Chandra.

Ia juga mengapresiasi kepedulian warga yang sigap melapor. Menurutnya, kolaborasi antara masyarakat dan aparat sangat penting agar permasalahan sosial bisa segera ditangani.
“Kami berterima kasih kepada masyarakat yang peduli. Jangan ragu untuk melapor jika menemukan orang terlantar atau kasus sosial lainnya. Laporan cepat dari warga sangat membantu kami,” tutupnya.

Langkah cepat dan humanis Satpol PP Kota Padang ini menjadi bukti bahwa peran mereka tidak hanya menegakkan peraturan daerah, tetapi juga turut menjaga nilai-nilai kemanusiaan di tengah masyarakat.

(Rini)

 

Pasaman Barat,Serasinews.com Tim gabungan dari Ditreskrimsus Polda Sumatera Barat bersama Polres Pasaman Barat kembali melakukan gebrakan terhadap aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) yang semakin meresahkan masyarakat dan merusak lingkungan.

Pada Rabu (29/10/2025) dini hari, petugas gabungan melakukan operasi penertiban di kawasan Jorong Air Runding, Nagari Koto Nan Duo, Kecamatan Koto Balingka, yang dikenal sebagai salah satu titik rawan aktivitas tambang emas ilegal.

Operasi dipimpin oleh Kompol Okta Rahmansyah, S.Ik dari Ditreskrimsus Polda Sumbar, bersama personel Polres Pasaman Barat dan Polsek Sungai Beremas. Saat tiba di lokasi, petugas mendapati tiga orang pria sedang mengoperasikan alat berat dan mencuci material emas di tepi sungai yang tampak keruh akibat aktivitas tambang tersebut.

Upaya Kabur Gagal, Tiga Pelaku Diamankan

Begitu mengetahui kedatangan petugas, para pelaku panik dan mencoba melarikan diri ke arah perbukitan. Namun, aksi cepat tim gabungan berhasil menggagalkan pelarian mereka. Ketiganya berhasil ditangkap tanpa perlawanan berarti.

Pelaku yang diamankan masing-masing berinisial AD (31) dan AR (22) yang berperan sebagai pekerja pencuci material, serta ZH (45) yang menjadi operator alat berat excavator merek Caterpillar 320 GX warna kuning.

Dari hasil pemeriksaan sementara, ketiga pelaku mengaku sudah beroperasi selama dua bulan terakhir dengan berpindah-pindah lokasi untuk menghindari pantauan aparat.

Barang Bukti Diamankan, Lokasi Tambang Ditertibkan

Dari lokasi penambangan, polisi menyita sejumlah barang bukti, antara lain:

1 unit excavator Caterpillar 320 GX warna kuning


1 unit mobil Pajero warna hijau-silver untuk mengangkut BBM


9 jerigen solar (8 kosong, 1 berisi sekitar 35 liter)


2 karpet penyaring emas


Seluruh barang bukti dan ketiga pelaku kini diamankan di Mapolres Pasaman Barat untuk penyelidikan lebih lanjut.

Kapolres: Tidak Ada Toleransi untuk Perusak Alam

Menanggapi keberhasilan operasi ini, Kapolres Pasaman Barat, AKBP Agung Tribawanto, S.Ik, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan memberikan ruang bagi aktivitas tambang ilegal yang merusak lingkungan dan merugikan masyarakat.

“Cukup sudah! Kami tidak akan biarkan alam Pasaman Barat terus dirusak oleh tangan-tangan serakah. Sungai rusak, air keruh, sawah tercemar — semua akibat tambang ilegal. Siapa pun yang berani bermain di wilayah hukum kami, siap-siap berhadapan dengan hukum,” tegas Kapolres.


Ia menjelaskan, operasi ini merupakan tindak lanjut dari laporan masyarakat yang resah terhadap aktivitas PETI di wilayah Koto Balingka. Setelah dilakukan penyelidikan, petugas kemudian bergerak melakukan penindakan di lapangan.

“Kami ingin masyarakat tahu bahwa polisi tidak tinggal diam. Setiap laporan akan kami tindaklanjuti. Tidak ada kompromi untuk pelaku PETI,” ujar Agung.


Pelaku Terancam Hukuman Berat

Para pelaku akan dijerat dengan Pasal 158 Jo Pasal 35 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang perubahan atas UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, sebagaimana diubah dalam Pasal 37 angka 5 huruf b Jo Pasal 39 UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Perppu Cipta Kerja menjadi Undang-Undang, serta Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP tentang turut serta melakukan tindak pidana.

Jika terbukti bersalah, ketiganya terancam hukuman penjara maksimal lima tahun dan denda hingga Rp100 miliar.

Operasi PETI Akan Terus Digencarkan

AKBP Agung memastikan, operasi kali ini bukanlah akhir, melainkan awal dari langkah besar pemberantasan tambang ilegal di Pasaman Barat.

Pihaknya berencana menggandeng pemerintah daerah, dinas lingkungan hidup, dan TNI untuk melaksanakan patroli rutin serta sosialisasi bahaya PETI kepada masyarakat.

“Kami ingin masyarakat sadar, kekayaan alam harus dijaga, bukan dijarah. Tak ada gunanya kaya sesaat bila lingkungan rusak dan anak cucu kita menanggung akibatnya,” tuturnya.


Ia juga mengajak masyarakat untuk berani melapor jika mengetahui adanya aktivitas tambang ilegal.

“Jangan takut. Laporkan jika melihat kegiatan PETI. Ini tanggung jawab kita bersama untuk menegakkan hukum dan menjaga kelestarian alam Pasaman Barat,” pungkas Kapolres.


(Rini/Mond)
#PETI #TambangIlegal #PolresPasamanBarat #PoldaSumbar

 

Serasinews.com,Pasaman Barat – Suasana penuh kehangatan dan kekeluargaan terasa di lingkungan Polres Pasaman Barat pada Rabu (30/10/2025). Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Humas Polri, Kapolres Pasaman Barat AKBP Agung Tribawanto, S.I.K., bersama Ketua Cabang Bhayangkari Ny. Panca Agung, serta seluruh personel dan staf Polres Pasaman Barat, menyampaikan ucapan selamat sekaligus apresiasi mendalam kepada seluruh insan Humas Polri di Indonesia.

Dengan mengusung tema “Humas Polri – Polisi Humanis, Harapan Masyarakat,” peringatan tahun ini menjadi momentum penting bagi jajaran kepolisian untuk mempertegas peran strategis Humas sebagai garda terdepan dalam membangun kepercayaan publik, khususnya di Bumi Tuah Basamo, Kabupaten Pasaman Barat.

Humas Polri: Garda Depan Informasi Publik

Dalam sambutannya, AKBP Agung Tribawanto menekankan pentingnya peran Humas Polri di era digitalisasi dan keterbukaan informasi. Menurutnya, Humas Polri bukan hanya penyampai berita, tetapi juga penentu citra institusi di mata masyarakat.

“Humas Polri adalah jembatan komunikasi antara Polri dan masyarakat. Dengan informasi yang cepat, akurat, dan transparan, kita bisa membangun kepercayaan publik serta menampilkan wajah Polri yang profesional dan humanis,” ujar AKBP Agung Tribawanto.


Kapolres juga menambahkan bahwa keberhasilan Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban sangat dipengaruhi oleh kemampuan Humas dalam menyampaikan informasi positif sekaligus menangkal hoaks yang dapat mengganggu stabilitas sosial. Ia mengajak seluruh jajaran Humas Polri untuk terus berinovasi dan beradaptasi menghadapi dinamika komunikasi publik di era digital.

Bhayangkari Dukung Peran Humas Polri

Dukungan dan apresiasi juga datang dari Ketua Cabang Bhayangkari Pasaman Barat, Ny. Panca Agung, yang menyoroti pentingnya peran Humas sebagai penyampai nilai-nilai kemanusiaan dan empati.

“Teruslah berkarya dan menyebarkan pesan-pesan positif yang mencerminkan wajah Polri yang humanis dan penuh kasih sayang kepada masyarakat,” tutur Ny. Panca Agung.


Ia menegaskan bahwa peran Humas tidak berhenti pada penyampaian informasi semata, melainkan juga mencerminkan nilai moral dan etika institusi kepolisian.

Semangat Sinergi Menuju Polri yang Lebih Humanis

Bagi AKBP Agung Tribawanto, HUT ke-74 Humas Polri menjadi momentum refleksi untuk memperkuat kolaborasi antara Polri dan masyarakat.

“Melalui semangat peringatan ini, kami berharap sinergi antara Polri dan masyarakat semakin erat. Dengan komunikasi yang baik, kita dapat menciptakan wilayah yang aman, nyaman, dan kondusif di Pasaman Barat,” tegasnya.


Polres Pasaman Barat terus berupaya menghadirkan inovasi pelayanan publik, meningkatkan literasi digital, serta memperluas ruang interaksi dengan masyarakat melalui kegiatan sosial, edukatif, dan kemanusiaan. Semua langkah ini bermuara pada satu tujuan: mewujudkan Polri yang semakin humanis, adaptif, dan dipercaya rakyat.

Refleksi 74 Tahun Humas Polri

Perjalanan panjang Humas Polri selama 74 tahun adalah bukti nyata transformasi dan adaptasi institusi kepolisian terhadap perubahan zaman. Di tengah derasnya arus informasi publik, Humas Polri kini dituntut untuk menjadi penyampai kebenaran sekaligus penyejuk di tengah masyarakat.

Dengan semangat “Polisi Humanis, Harapan Masyarakat,” Polres Pasaman Barat meneguhkan komitmen untuk membangun komunikasi dua arah yang sehat antara aparat penegak hukum dan masyarakat. Sebab, keamanan bukan hanya tanggung jawab Polri semata, melainkan hasil dari kerja sama seluruh elemen bangsa.

Selamat HUT ke-74 Humas Polri!
Semoga semangat profesionalisme, humanisme, dan pelayanan yang tulus senantiasa menjadi landasan Humas Polri dalam menjalankan tugas pengabdian bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

(Rini/Mond)
#HUTHumasPolri74 #PolriHumanis #PolresPasamanBarat

 

Padang, Serasinews.com—
Dinas Sosial (Dinsos) Kota Padang terus memperkuat komitmennya terhadap inklusivitas dan kesejahteraan sosial melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pemberdayaan Penyandang Disabilitas, yang digelar di Hotel Rangkayo Basa, Kamis (30/10/2025).

Sebanyak 65 peserta ikut ambil bagian dalam kegiatan ini, terdiri dari penyandang disabilitas pelaku usaha, keluarga pendamping, serta perwakilan organisasi dan komunitas disabilitas di Kota Padang.

Suasana hangat dan penuh semangat sudah terasa sejak pagi. Para peserta tampak antusias mengikuti berbagai sesi, mulai dari pelatihan pengembangan usaha, diskusi interaktif, hingga pembekalan tentang kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan penyandang disabilitas.

Kegiatan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Heriza Syafani, yang juga menjadi narasumber utama. Hadir pula Kadis Koperasi dan UMKM, Fauzan Ibnovi, Kadisnakerin, Ferri Ervian Rinaldy, perwakilan Disdukcapil, Syafrida, serta Kabid Rehabilitasi Sosial, Desfi Hendri, bersama jajaran Dinsos lainnya.

Dari Bantuan ke Kemandirian

Dalam sambutannya, Heriza Syafani menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pelatihan, tetapi bagian dari langkah nyata untuk mendorong kemandirian ekonomi penyandang disabilitas.

“Kami ingin peserta yang sudah menerima bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Disabilitas dapat terus berkembang. Bimtek ini menjadi sarana bagi mereka untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing usaha,” ujar Heriza.

Ia menambahkan, program tersebut sejalan dengan Program Unggulan (Progul) ‘Padang Melayani’, yang berfokus pada pemberdayaan warga rentan, termasuk penyandang disabilitas dan lansia.

“Penyandang disabilitas bukan sekadar penerima bantuan, tapi mitra sejajar dalam membangun ekonomi daerah. Kami dorong mereka untuk naik kelas — menjadi pelaku usaha yang tangguh dan mandiri,” tegasnya.

Heriza juga menyampaikan bahwa Dinsos membuka ruang bagi peserta untuk graduasi, yakni proses menuju kemandirian sosial dan ekonomi agar tidak lagi bergantung pada bantuan sosial.

Integrasi Data Jadi Fondasi Kebijakan

Selain aspek ekonomi, Heriza turut menyoroti pentingnya Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) yang menjadi salah satu bahasan utama dalam Bimtek.

Menurutnya, Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025 tentang DTSEN menjadi tonggak penting dalam upaya pemerintah membangun basis data sosial dan ekonomi yang akurat dan terintegrasi.

“Dengan data yang terpadu, setiap program sosial bisa tepat sasaran. Tidak ada lagi penyandang disabilitas yang luput dari perhatian,” jelasnya.

Mengubah Cara Pandang terhadap Disabilitas

Dalam wawancara usai kegiatan, Heriza menegaskan bahwa penyandang disabilitas bukanlah kelompok yang harus dikasihani, melainkan potensi besar yang perlu diberdayakan.

“Kita harus ubah paradigma. Mereka bukan objek bantuan, tapi subjek pembangunan. Mereka punya kreativitas dan daya juang luar biasa—yang dibutuhkan hanyalah akses dan kepercayaan,” ucapnya.

Heriza juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar program pemberdayaan disabilitas dapat berjalan efektif.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Dunia usaha, akademisi, dan komunitas harus ikut terlibat. Hanya dengan kebersamaan, pemberdayaan sosial bisa benar-benar berhasil,” tambahnya.

Menuju Padang yang Inklusif dan Berkeadilan

Melalui kegiatan ini, Dinsos Padang meneguhkan komitmen untuk menjadikan penyandang disabilitas sebagai bagian aktif pembangunan daerah.

Bimtek ini diharapkan menjadi langkah awal menuju pendampingan berkelanjutan, kemitraan dengan UMKM, serta penguatan ekonomi keluarga penyandang disabilitas.

Dengan semangat “Padang Melayani”, Pemerintah Kota Padang bertekad mewujudkan kota yang inklusif, mandiri, dan berkeadilan sosial — tempat di mana setiap warga memiliki ruang untuk tumbuh dan berdaya.

(Rini/Mond)
#DinasSosialPadang #Padang

 

Padang, Serasinews.com– Di balik deretan hotel mewah yang berdiri megah di Kota Padang, tersimpan potensi pendapatan daerah yang belum tergarap maksimal. Ketua Komisi II DPRD Kota Padang, Rachmad Wijaya, menyoroti rendahnya penerimaan pajak air tanah yang dinilai tidak sebanding dengan potensi sebenarnya, terutama dari sektor perhotelan.

Menurut Rachmad, terdapat ketimpangan mencolok antara jumlah air tanah yang digunakan dengan besaran pajak yang dibayarkan sejumlah hotel yang mengandalkan sumur bor.

“Bapenda harus bekerja lebih teliti. Jangan hanya mengandalkan laporan di atas meja, tapi benar-benar memastikan berapa banyak air yang dipakai dan seberapa besar pajak yang seharusnya dibayar,” tegasnya, Selasa (29/10).

Potensi Besar, Realisasi Masih Rendah

Data Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Padang hingga Agustus 2025 mencatat, penerimaan pajak air tanah baru mencapai Rp2,06 miliar dari 263 wajib pajak terdaftar.
Jika dirata-ratakan, setiap wajib pajak hanya berkontribusi sekitar Rp7,8 juta per tahun. Bahkan, ada yang hanya membayar Rp6.110, sementara tertinggi mencapai Rp157,6 juta.

Perbedaan yang sangat jauh ini, kata Rachmad, menunjukkan adanya ketimpangan dan kelemahan pengawasan.

“Hanya sebagian kecil wajib pajak yang menyumbang besar. Artinya ada potensi kebocoran PAD yang perlu diselidiki,” ujar politisi Partai Gerindra itu.

Hotel Tak Langganan PDAM, Tapi Pajak Air Tanah Rendah

Rachmad juga menyoroti perbedaan antara dua hotel besar di Padang: Hotel Pangeran Beach dan ZHM Premiere Hotel.
Hotel Pangeran Beach diketahui masih berlangganan PDAM dengan tagihan sekitar Rp47 juta per bulan, dan tetap membayar pajak air tanah Rp53,6 juta hingga Agustus 2025.
Sementara itu, ZHM yang tidak menggunakan PDAM sama sekali, justru hanya membayar pajak air tanah Rp31,8 juta.

“Ini janggal. Aktivitas hotel sama-sama tinggi, tapi pajaknya jauh berbeda. Kami akan turun langsung untuk memastikan data di lapangan,” kata Rachmad.

Verifikasi Lapangan Jadi Kunci

Ketua Komisi II menilai, Bapenda tidak boleh hanya mengandalkan data administratif. Ia mendesak agar petugas melakukan pemeriksaan langsung ke lapangan untuk memverifikasi sumber air yang digunakan, terutama oleh hotel, restoran, dan laundry besar.

“Kalau tidak pakai PDAM, berarti seluruh airnya dari tanah. Maka pajaknya pun harus sepadan dengan pemakaian,” ujarnya.

Ia juga mengungkap adanya wajib pajak yang membayar nominal sama bertahun-tahun, yang bisa menjadi indikasi data tidak diperbarui atau wajib pajak fiktif.

“Kalau sistem dibiarkan, PAD dari air tanah akan terus stagnan,” tegasnya.

Lebih dari Sekadar Pendapatan

Rachmad mengingatkan, pajak air tanah bukan hanya soal pendapatan, tapi juga tanggung jawab terhadap lingkungan. Penggunaan air tanah berlebihan tanpa pengawasan bisa menyebabkan penurunan muka air tanah dan merusak ekosistem.

“Ini bukan sekadar soal uang, tapi kelestarian sumber daya alam. Kalau dibiarkan, dampaknya bisa serius bagi lingkungan,” jelasnya.

Ia meminta Pemko Padang memperkuat koordinasi antarinstansi, memperbarui basis data wajib pajak, dan menerapkan teknologi pemantauan debit air seperti meter digital.

“Kita ingin pengelolaan yang transparan dan akurat. Rendahnya penerimaan pajak air tanah ini harus jadi alarm bagi pemerintah kota,” ujarnya.

Potensi Tersembunyi untuk PAD Padang

Dengan pengawasan dan sistem yang lebih baik, sektor pajak air tanah diyakini dapat menambah puluhan miliar rupiah bagi kas daerah setiap tahun.
Namun, selama data masih lemah dan pengawasan longgar, potensi itu akan terus bocor.

Komisi II DPRD Padang berjanji akan terus memantau kinerja Bapenda dan menjadwalkan inspeksi lapangan ke sejumlah hotel besar dalam waktu dekat.

“Rendahnya PAD bukan karena potensi kecil, tapi karena pengawasan yang longgar. Jika ditertibkan, pendapatan daerah bisa melonjak signifikan,” pungkas Rachmad Wijaya.

(Rini/Mond)
#DPRDPadang #PajakAirTanah #Padang #BapendaPadang

Serasinews.com,Padang Pariaman – Upaya pemerintah memperkuat fondasi ketahanan pangan nasional kini makin terasa di akar rumput. Hal itu terlihat dari kunjungan kerja tim delegasi tingkat tinggi Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan ke Nagari Aia Tajun, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Kamis (tanggal kegiatan).

Rombongan yang dipimpin Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar, Ir. Rachmat Kaimuddin, bersama perwakilan Kementerian PUPR, Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V Padang, serta unsur pemerintah daerah meninjau langsung progres pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2025 Tahap II. Fokus kegiatan kali ini adalah memastikan efektivitas program optimalisasi infrastruktur irigasi pertanian di wilayah Daerah Irigasi Batang Anai.

Lokasi utama kunjungan berada di lahan Kelompok Tani Saiyo, yang menjadi penerima manfaat langsung dari proyek rehabilitasi saluran irigasi tersebut.

Irigasi Efisien, Produktivitas Meningkat

Sebelum program berjalan, petani di Aia Tajun kerap kesulitan mendapatkan pasokan air, terutama di musim kemarau. Sebagian sawah bahkan terpaksa tidak ditanami karena minimnya aliran air. Namun kini, setelah saluran tersier dan kuarter selesai direhabilitasi, air dari Batang Anai mengalir lancar hingga ke lahan on-farm.

Perubahan itu memberi dampak besar. Indeks Pertanaman (IP) naik signifikan — sawah yang sebelumnya hanya panen sekali, kini bisa dua hingga tiga kali dalam setahun. Produktivitas padi pun meningkat, membawa semangat baru bagi petani setempat.

“Saluran ini bukan sekadar beton dan air yang mengalir, tapi harapan baru bagi kami,” ungkap salah satu anggota Kelompok Tani Saiyo dengan penuh rasa syukur.

Menjaga Air, Menjaga Masa Depan

Dalam dialog di lapangan, Ir. Rachmat Kaimuddin menekankan pentingnya keseimbangan antara ketersediaan air dan pemanfaatan berkelanjutan. Menurutnya, keberhasilan proyek tidak hanya dilihat dari infrastruktur yang terbangun, tetapi juga dari kemampuan masyarakat dalam mengelola dan memelihara jaringan irigasi.

“Sumber daya air Batang Anai adalah berkah yang harus dijaga. Setiap tetes air harus digunakan seefisien mungkin untuk mendukung program Swasembada Pangan Nasional yang menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat. BWS Sumatera V Padang diminta memperkuat koordinasi dengan kelompok tani agar sistem irigasi berjalan optimal dan pembagian air berlangsung adil di semua lahan.

Dukungan Nyata untuk Petani

Kunjungan tersebut menjadi bukti keseriusan pemerintah pusat dalam mempercepat pembangunan infrastruktur dasar di sektor pertanian.
“Tujuan utama kami sederhana: memastikan air sampai ke lahan petani dalam volume dan waktu yang tepat. Karena irigasi yang baik adalah pondasi ketahanan pangan,” ujar salah satu pejabat teknis Kementerian PUPR di lokasi.

Kepala BWS Sumatera V Padang menambahkan, sistem pemantauan lapangan dan program pelatihan petani akan terus diperkuat agar masyarakat dapat mengelola irigasi secara mandiri dan berkelanjutan.

Aia Tajun, Simbol Kebangkitan Sawah Rakyat

Kini, hamparan sawah Aia Tajun kembali hijau. Air yang mengalir di saluran irigasi baru bukan hanya menumbuhkan padi, tapi juga optimisme.
Kunjungan lapangan ini menjadi simbol nyata sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan kedaulatan pangan dari daerah.

Dari Padang Pariaman, pesan itu mengalir jelas:

Ketahanan pangan bukan sekadar slogan — ia tumbuh dari kerja nyata yang berakar di sawah rakyat.

(Mond/Rini/SRP)
#Infrastruktur #BWSSVPadang #Irigasi #PadangPariaman

 


Serasinews.com, Pasaman Barat — Suasana penuh semangat dan kebersamaan terasa di lingkungan Polres Pasaman Barat dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97, Senin (28/10/2025). Di bawah kepemimpinan Kapolres Pasaman Barat, AKBP Agung Tribawanto, S.I.K., jajaran Polres bersama masyarakat kembali menegaskan komitmen untuk menyalakan api perjuangan dan nasionalisme di hati generasi muda.

Dengan mengusung tema “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu,” peringatan tahun ini menjadi momentum untuk meneguhkan kembali peran pemuda sebagai motor penggerak perubahan bangsa.

Pemuda Bukan Sekadar Penonton Perubahan

Dalam sambutannya, AKBP Agung Tribawanto menekankan bahwa semangat Sumpah Pemuda 1928 harus terus hidup di jiwa generasi masa kini.

“Sumpah Pemuda adalah tonggak lahirnya semangat persatuan bangsa. Kini saatnya generasi muda Pasaman Barat tampil sebagai pelaku perubahan, bukan hanya penonton di tengah derasnya arus zaman,” ujarnya.

Beliau juga menegaskan pentingnya keberanian anak muda untuk berinovasi dan berkolaborasi di era digital.

“Kita ingin melihat pemuda Pasaman Barat berani bermimpi besar, melahirkan ide-ide kreatif, dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” tambahnya.

Wakapolres: Pemuda Adalah Agen Perubahan

Senada dengan hal itu, Wakapolres Pasaman Barat, Kompol Chairul Amri NST, S.I.K., M.H., menyampaikan pesan agar pemuda tetap menjadi pelopor dalam menjaga persatuan dan nilai-nilai kebangsaan.

“Pemuda adalah agen perubahan yang memiliki energi dan idealisme tinggi. Jadikan Sumpah Pemuda sebagai pedoman hidup yang diwujudkan dalam tindakan nyata,” pesannya.

Kompol Chairul juga mengingatkan pentingnya menjaga semangat gotong royong, empati sosial, dan solidaritas, yang menjadi kekuatan bangsa menghadapi berbagai tantangan masa depan.

Persatuan dan Gotong Royong Jadi Kunci Kemajuan

Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Polres Pasaman Barat tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi juga momen reflektif untuk memperkuat persatuan di tengah keberagaman. Melalui berbagai kegiatan kebersamaan, jajaran Polres mengajak masyarakat untuk menumbuhkan kembali semangat kepedulian sosial dan kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari.

Momentum ini sekaligus menjadi wujud komitmen bersama dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan keharmonisan di wilayah Pasaman Barat. Dengan semangat kolaborasi lintas generasi, diharapkan akan lahir generasi muda yang tangguh, berintegritas, dan siap membawa daerahnya menuju kemajuan.

Dari Pasaman Barat untuk Indonesia Maju

Menutup peringatan, Kapolres AKBP Agung Tribawanto menyampaikan harapan agar semangat Sumpah Pemuda menjadi kekuatan untuk membangun bangsa yang lebih maju.

“Persatuan adalah kekuatan kita. Dengan semangat Sumpah Pemuda, mari bersama menjadikan Pasaman Barat sebagai daerah yang aman, maju, dan sejahtera. Pemuda adalah harapan sekaligus penentu masa depan Indonesia,” tegasnya.

Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 di Polres Pasaman Barat menjadi pengingat bahwa api perjuangan 1928 tak boleh padam. Kini, estafet semangat itu diteruskan oleh generasi muda Pasaman Barat yang siap bergerak, berkarya, dan bersatu untuk Indonesia tercinta.

(Rini/Mond)
#HariSumpahPemuda #PolresPasamanBarat

 

Padang, Serasinews.com Suasana sore yang awalnya penuh romantika di Bukit Siti Nurbaya, kawasan legendaris Gunung Padang, berubah menjadi pengalaman menegangkan bagi sepasang muda-mudi asal Kota Padang. Niat mereka sekadar menikmati pemandangan dan angin sore pada Minggu (26/10), justru berujung dengan ancaman dan pemerasan dari dua pria tak dikenal.

Kini, satu dari dua pelaku berhasil ditangkap polisi. Tersangka berinisial SU (52), warga Gunung Padang, diamankan oleh Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Padang tidak lama setelah kejadian.

“Pelaku SU kami amankan usai menerima laporan dari korban, seorang mahasiswa bernama Dafit (20). Ia melaporkan telah menjadi korban pemerasan bersama kekasihnya,” ungkap Kasat Reskrim Polresta Padang, Kompol Muhammad Yasin, S.I.K., M.A.P., Selasa (28/10).

Kronologi Kejadian: Dari Duduk Santai ke Situasi Mencekam

Sekitar pukul 14.30 WIB, Dafit bersama kekasihnya memilih Bukit Siti Nurbaya sebagai tempat melepas penat. Kawasan ini dikenal sebagai destinasi favorit anak muda Padang karena pemandangan laut, jembatan ikonik, dan kisah legendaris Siti Nurbaya yang melekat kuat di benak warga.

Namun, momen santai mereka mendadak terganggu ketika dua pria tak dikenal datang menghampiri dan menuduh pasangan itu berbuat mesum di tempat umum.

Meski Dafit sudah mencoba menjelaskan bahwa tuduhan tersebut tidak benar, kedua pria itu terus mengancam. Salah satu pelaku, yakni SU, bahkan mengancam akan membawa mereka ke “Pos Pemuda” — tempat yang diklaim sebagai pos penjaga moral di sekitar bukit.

“Korban ketakutan. Tersangka memanfaatkan situasi itu dengan meminta uang agar masalah tidak diteruskan,” jelas Kompol Yasin.

Tak ingin dipermalukan, Dafit akhirnya menuruti keinginan pelaku dan mentransfer uang Rp700 ribu melalui akun GoPay milik SU. Setelah menerima uang, kedua pelaku segera pergi meninggalkan lokasi, seolah tidak terjadi apa-apa.

Gerak Cepat Polisi: Tersangka Diamankan di Gunung Padang

Tak tinggal diam, Dafit melapor ke Polresta Padang. Laporan itu langsung ditindaklanjuti oleh tim Satreskrim. Senin malam (27/10), petugas bergerak cepat dan berhasil menangkap SU di rumahnya di kawasan Gunung Padang.

“Selain menangkap pelaku, kami juga menyita akun GoPay yang digunakan korban untuk mentransfer uang, serta sebilah senjata tajam,” ungkap Kompol Yasin.

Tersangka kini resmi ditahan dan dijerat Pasal 368 KUHP tentang pemerasan dengan ancaman kekerasan, dengan ancaman hukuman hingga 9 tahun penjara. Sementara satu pelaku lainnya masih dalam pengejaran.

Imbauan Kepolisian: Laporkan Segera, Jangan Takut!

Kompol Yasin mengingatkan masyarakat untuk tidak takut melapor jika mengalami kejadian serupa. Ia menyebut, kawasan wisata sering dimanfaatkan oleh oknum yang mengaku penjaga ketertiban atau moral, namun justru memeras pengunjung.

“Polresta Padang berkomitmen menjaga keamanan di kawasan wisata. Kami tidak akan memberi ruang bagi pelaku kriminal yang merusak citra wisata Kota Padang,” tegasnya.

Peringatan untuk Wisatawan

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi masyarakat dan wisatawan agar tetap waspada saat berkunjung ke tempat wisata, termasuk di Bukit Siti Nurbaya yang selama ini dikenal aman dan romantis.

Aparat berjanji akan meningkatkan patroli dan pengawasan di kawasan Gunung Padang, terutama pada jam-jam rawan seperti sore dan malam hari.

Bagi Dafit dan kekasihnya, pengalaman ini meninggalkan trauma mendalam. Namun, keberanian mereka melapor menjadi langkah penting untuk memutus rantai kejahatan di kawasan wisata Padang.

(Rini/Mond)
#Padang #Kriminal #Pemerasan #BukitSitiNurbaya #Premanisme

Serasinews.com, Pasaman Barat — Kepolisian Resor (Polres) Pasaman Barat terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung dunia pendidikan serta keselamatan masyarakat. Salah satu wujudnya terlihat melalui kegiatan “Police Goes to School” yang kali ini digelar di SD Negeri 09 Pasaman, pada Selasa (tanggal kegiatan menyesuaikan).

Kegiatan edukatif tersebut dipimpin langsung oleh Kasat Lantas Polres Pasaman Barat, AKP Nanin Aprilia Fitriani, S.Tr.K., S.Ik., M.H., M.Sc (Eng), bersama jajaran Kanit Kamsel Satlantas. Program ini menjadi sarana pembentukan karakter disiplin dan kesadaran berlalu lintas bagi anak-anak sejak usia sekolah dasar.

Belajar Keselamatan dengan Cara Menyenangkan

Suasana kegiatan berlangsung meriah dan interaktif. Seluruh siswa dan guru tampak antusias mengikuti setiap sesi pembelajaran.
Melalui pendekatan edukatif yang dikemas secara ringan dan menyenangkan, anak-anak diajak mengenal rambu-rambu lalu lintas, cara menyeberang jalan yang aman, serta pentingnya memakai helm saat berkendara — bahkan ketika hanya menumpang di kendaraan orang tua.

Tak hanya mendengarkan penjelasan, para siswa juga terlibat aktif dalam kuis, permainan edukatif, dan simulasi praktik di lapangan. Cara ini membuat pesan keselamatan lebih mudah dipahami dan diingat oleh anak-anak.

Menurut AKP Nanin Aprilia Fitriani, kegiatan ini bukan sekadar penyuluhan, tetapi juga bagian dari pembentukan karakter.

“Kami ingin anak-anak memahami pentingnya keselamatan, bukan karena takut pada polisi, tetapi karena sadar bahwa tertib berlalu lintas berarti melindungi diri sendiri dan orang lain. Dari sinilah tumbuh generasi pelopor keselamatan di lingkungan sekolah dan keluarga,” ujar AKP Nanin dengan penuh semangat.


Apresiasi dari Sekolah dan Orang Tua

Kepala SD Negeri 09 Pasaman menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan program ini. Menurutnya, edukasi semacam ini sangat relevan dengan kondisi anak-anak zaman sekarang yang semakin akrab dengan kendaraan dan lalu lintas.

“Anak-anak sering bepergian bersama orang tua atau menggunakan transportasi umum. Dengan pembinaan langsung dari kepolisian, kami berharap mereka menjadi lebih disiplin dan berhati-hati,” ucap Kepala Sekolah.


Sejumlah orang tua siswa juga mengaku senang dengan pendekatan kepolisian yang ramah dan edukatif, sehingga anak-anak merasa nyaman dan termotivasi untuk menjadi pelajar yang tertib di jalan.

Kapolres: Pendidikan Karakter Adalah Kunci Keselamatan

Sementara itu, Kapolres Pasaman Barat, AKBP Agung Tribawanto, menegaskan bahwa kegiatan “Police Goes to School” bukan sekadar agenda rutin, tetapi investasi jangka panjang untuk menumbuhkan budaya tertib berlalu lintas di kalangan masyarakat Pasaman Barat.

“Keselamatan di jalan bermula dari kesadaran individu, dan kesadaran itu harus ditanamkan sejak usia dini. Anak-anak hari ini adalah generasi penerus yang akan membentuk wajah keselamatan lalu lintas di masa depan,” tegas AKBP Agung.
“Tugas kami bukan hanya menegakkan hukum, tetapi juga mendidik, melindungi, dan menginspirasi,” tambahnya.


Langkah Berkelanjutan Menuju Pasaman Barat yang Aman dan Tertib

Polres Pasaman Barat berencana untuk melanjutkan serta memperluas kegiatan ini ke sekolah-sekolah lain di berbagai kecamatan. Program “Police Goes to School” akan menjadi bagian dari gerakan edukatif berkelanjutan dalam menumbuhkan budaya keselamatan sebagai tanggung jawab bersama.

Dengan sinergi antara pihak kepolisian, sekolah, dan masyarakat, diharapkan kesadaran kolektif dapat terus tumbuh sehingga angka kecelakaan lalu lintas dapat ditekan secara signifikan.

“Kami ingin menjadikan Pasaman Barat tidak hanya aman dari kejahatan, tetapi juga aman di jalan. Keselamatan adalah cerminan kemajuan dan kepedulian suatu daerah,” pungkas AKBP Agung Tribawanto.


(Rini/Mond)
#PolresPasamanBarat #PoliceGoesToSchool #KeselamatanBersama

 

Padang (Serasinews.com) – Cuaca di Kota Padang akhir-akhir ini terasa makin “berdengkang”. Suhu udara siang hari mencapai 38°C, membuat warga merasa seperti dipanggang di bawah matahari. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan, kondisi panas ekstrem ini diperkirakan berlangsung hingga Desember 2025, dipicu oleh pengaruh El Niño dan belum stabilnya peralihan musim.

☀️ Waspada Jam Panas: 10.00 – 16.00 WIB

Dinas Kesehatan Kota Padang mengimbau warga untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan pada jam-jam terik.

“Usahakan tidak beraktivitas berat di luar rumah antara pukul 10.00 hingga 16.00 WIB. Jika terpaksa keluar, cari tempat teduh dan istirahat secara berkala,” ujar dr. Lidia Febrina, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Padang, Selasa (28/10/2025).

Lidia menjelaskan, paparan panas berlebih bisa menyebabkan heat exhaustion (kelelahan akibat panas) hingga heatstroke, kondisi darurat yang dapat mengancam nyawa.

👕 Perlindungan Diri: Dari Pakaian hingga Tabir Surya

Warga yang tetap harus beraktivitas di luar disarankan untuk melindungi tubuh dari paparan langsung sinar matahari.
Gunakan pakaian longgar, berbahan ringan, dan berwarna terang agar udara tetap mengalir dan panas tidak mudah terserap.

Hindari pakaian berwarna gelap karena lebih cepat menyerap panas,” tambah Lidia.
Gunakan juga topi lebar, payung, kacamata hitam, serta tabir surya minimal SPF 30. Jangan lupa oles ulang setiap dua jam agar perlindungan tetap maksimal.

💧 Cegah Dehidrasi: Minum Sebelum Haus

Dalam suhu seterik ini, dehidrasi bisa terjadi tanpa terasa. Dinkes mengingatkan masyarakat untuk lebih sering minum air putih, meski tidak merasa haus.
“Hindari kopi, teh, minuman manis, dan alkohol karena mempercepat kehilangan cairan,” kata Lidia.

Konsumsi juga buah-buahan tinggi air seperti semangka, melon, jeruk, atau timun untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Tanda tubuh kekurangan cairan bisa dilihat dari warna urine — jika tampak gelap, segera tambah asupan air.

🌡️ Indeks UV di Level Berisiko Tinggi

BMKG mencatat, indeks sinar ultraviolet (UV) di wilayah Sumatera Barat kini berada di kategori tinggi hingga sangat tinggi.
Artinya, paparan langsung sinar matahari dalam waktu lama bisa memicu kulit terbakar, penuaan dini, hingga risiko kanker kulit.

Fenomena ini terjadi karena minimnya tutupan awan, posisi matahari yang hampir tegak di atas ekuator, serta atmosfer yang kering.

🌤️ Panas Masih Akan Bertahan

BMKG memperkirakan, cuaca panas ekstrem ini belum akan mereda hingga akhir tahun. Masyarakat diminta tetap waspada, menjaga kesehatan, dan menyesuaikan aktivitas harian.

“Fenomena ini masih akan terasa hingga Desember. Mari bersama menjaga tubuh tetap bugar, terutama anak-anak, lansia, dan pekerja lapangan,” tutup dr. Lidia.

📋 Tips Penting untuk Warga:

Hindari keluar rumah pukul 10.00–16.00 WIB

Gunakan pakaian longgar dan berwarna terang

Lindungi diri dengan topi, payung, atau kacamata hitam

Oleskan sunscreen SPF 30 secara rutin

Perbanyak air putih, kurangi kopi dan alkohol

Waspadai tanda dehidrasi: mulut kering, pusing, urine gelap

Dalam cuaca yang “menyengat” seperti ini, satu hal yang pasti: jangan menantang matahari tanpa perlindungan. Tubuh manusia bukan baja — jadi, jaga diri, tetap sejuk, dan minum cukup air!

(Rini)
#CuacaPanasEkstrem #BMKG #Padang

 

Serasinews.com,Padang (SUMBAR) – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Padang terus berupaya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dengan langkah-langkah strategis yang humanis dan partisipatif. Melalui kegiatan pendataan dan sosialisasi langsung kepada wajib pajak, Bapenda bertekad memperluas basis penerimaan pajak sekaligus membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kontribusi pajak bagi pembangunan kota.

Bertempat di kantor Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) III Bapenda Kota Padang, Senin (27/10/2025), Sekretaris Bapenda Fuji Astomi, S.STP., M.Si. memimpin apel bersama Satuan Tugas (Satgas) Pendapatan Kota Padang sebelum tim diterjunkan ke lapangan.

Dalam arahannya, Fuji Astomi menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi Bapenda untuk memperluas “lumbung pajak” daerah sekaligus memastikan potensi ekonomi masyarakat berkontribusi nyata terhadap pembangunan.

“Pendataan ini bukan sekadar rutinitas administratif, tetapi wujud nyata dari upaya membangun kesadaran pajak dari akar ekonomi masyarakat—tentu dengan pendekatan yang humanis,” ujarnya.


Wilayah kerja UPTB III meliputi Kecamatan Lubuk Begalung dan Kecamatan Padang Timur, dua kawasan dengan aktivitas ekonomi masyarakat yang terus tumbuh pesat.

Pendataan dan Sosialisasi di Lapangan

Usai apel, Satgas UPTB III langsung turun ke lapangan untuk melakukan pendataan dan sosialisasi kepada wajib pajak baru, seperti kafe, restoran, dan pelaku UMKM lainnya.
Kepala UPTB III Bapenda Padang, Okta Purnama, S.H., menjelaskan bahwa kegiatan tersebut dilakukan secara terstruktur dengan membagi tim dalam tiga pleton wilayah, yaitu Sawahan, Andalas–Simpang Aru, dan Jati Baru.

“Tim kami mendatangi sejumlah pelaku usaha baru untuk melakukan pendataan dan sosialisasi, di antaranya kafe dan restoran di Jl. Silingkang, Jati Baru, serta Cafe Odamilk di Simpang Aru,” jelas Okta.


Ia menambahkan, respon para pelaku usaha sangat positif berkat pendekatan persuasif yang menekankan pentingnya pajak sebagai bentuk gotong royong finansial dalam membangun kota.

Verifikasi dan Pengendalian Data

Dari sisi pengendalian, Ikrar Prakasa, S.STP., M.Si., selaku Kepala Bidang Pengendalian dan Pelaporan Pendapatan Bapenda Kota Padang, menekankan pentingnya akurasi data hasil pendataan.

“Setiap data wajib pajak baru akan diverifikasi secara berlapis agar tidak terjadi tumpang tindih atau duplikasi. Kami ingin memastikan basis data pajak benar-benar menggambarkan kondisi ekonomi riil di lapangan,” ungkapnya.


Hasil dari kegiatan ini akan menjadi bahan utama dalam penyusunan strategi pajak daerah tahun 2026, termasuk penetapan target penerimaan pajak yang realistis namun tetap progresif.

Menuju Kemandirian Fiskal Daerah

Melalui peningkatan jumlah UMKM yang terdata, Pemerintah Kota Padang berharap dapat memperkuat kemandirian fiskal daerah dan mengurangi ketergantungan pada dana transfer pusat.
Langkah proaktif ini menunjukkan bahwa Bapenda tidak sekadar berperan sebagai lembaga pemungut pajak, tetapi juga mitra strategis bagi pelaku usaha dalam membangun ekosistem ekonomi yang sehat, adil, dan berkelanjutan.

Karena pada hakikatnya, pajak adalah wujud tanggung jawab dan semangat gotong royong finansial untuk membangun Kota Padang yang lebih maju.

(Rini/Deni)

 

Padang,Serasinews.com– Fenomena perceraian kembali menghantui kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Padang. Hingga Oktober 2025, tercatat 15 kasus perceraian ASN, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 11 kasus. Angka ini menjadi sinyal bahwa masalah ketahanan keluarga di kalangan abdi negara kian perlu mendapat perhatian serius.

Kepala BKPSDM Kota Padang, Mairizon, mengungkapkan kekhawatirannya saat membuka kegiatan Sosialisasi Peningkatan Ketahanan Keluarga Bagi ASN di Balai Kota Padang, Senin (27/10/2025).
“Kasus perceraian ASN terus bertambah. Karena itu, kami mengajak para pengelola kepegawaian untuk ikut berperan memberi pemahaman tentang pentingnya menjaga keharmonisan rumah tangga,” ujarnya.

Menurutnya, persoalan rumah tangga yang tidak stabil tak hanya berdampak pada kehidupan pribadi ASN, tetapi juga dapat menurunkan kinerja dan profesionalitas mereka di tempat kerja. “Pegawai dengan masalah keluarga cenderung tidak fokus, emosinya tidak stabil, dan akhirnya berpengaruh terhadap pelayanan publik,” tambahnya.

Didampingi Sekretaris BKPSDM, Bambang Adi Sandjoko, Mairizon menuturkan bahwa lonjakan kasus perceraian sempat meningkat tajam pada masa pandemi Covid-19. “Kondisi ekonomi dan tekanan sosial waktu itu memicu konflik rumah tangga. Meski pandemi telah berlalu, dampaknya masih terasa hingga kini,” jelasnya.

ASN Perempuan Dominasi Pengajuan Cerai

Data BKPSDM menunjukkan, seluruh kasus perceraian ASN di tahun 2025 berasal dari pihak perempuan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Penilaian Kinerja Aparatur dan Penghargaan BKPSDM Kota Padang, Fitri Handayani.

“Semua pengajuan cerai tahun ini diajukan oleh ASN perempuan,” terang Fitri.
Ia merinci, dari 15 kasus tersebut, enam berasal dari tenaga pendidik (guru), tiga dari tenaga kesehatan, dan enam lainnya dari tenaga teknis di berbagai OPD.

Adapun alasan di balik perceraian umumnya dipicu oleh masalah ekonomi, perselingkuhan, dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). “Awalnya karena faktor ekonomi, namun berkembang menjadi konflik emosional dan ketidakcocokan,” tambahnya.

Langkah Pemko: Edukasi dan Pencegahan Dini

Sebagai langkah pencegahan, Pemko Padang menggelar kegiatan sosialisasi ketahanan keluarga bagi ASN. Tujuannya agar para pengelola kepegawaian bisa menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing.

“Sosialisasi ini bukan sekadar formalitas. Kami ingin menciptakan efek berantai agar ASN sadar pentingnya menjaga keluarga sebelum masalah membesar,” kata Mairizon.

Kegiatan tersebut juga dihadiri perwakilan Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) Cabang Kota Padang, Taufik Zulfahmi, yang menyoroti pentingnya peran lembaga agama dalam menjaga keutuhan rumah tangga.
“Sayangnya, banyak pasangan datang berkonsultasi ketika konflik sudah di puncak. Saat emosi memuncak, solusi jadi sulit dicapai,” ujarnya.

Aplikasi “Samara”: Inovasi Digital Penjaga Rumah Tangga

Sebagai upaya inovatif, APRI bersama lembaga keagamaan di Kota Padang memperkenalkan aplikasi “Samara” (Sakinah, Mawaddah, Warahmah) — platform digital untuk konseling dan konsultasi pernikahan.

Melalui aplikasi ini, pasangan suami-istri, termasuk ASN, dapat berkonsultasi secara daring dengan konselor, penghulu, atau ustaz berpengalaman tanpa harus menunggu konflik membesar.
“Kami ingin menyediakan ruang aman bagi pasangan untuk mencari solusi sebelum terlambat,” jelas Taufik. “Perceraian bukan jalan keluar terbaik. Komunikasi dan bimbingan bisa menyelamatkan banyak keluarga.”

Menjaga Keluarga ASN, Menjaga Wibawa Negara

Bagi Pemerintah Kota Padang, isu perceraian ASN bukan sekadar urusan pribadi, melainkan juga menyangkut citra dan integritas aparatur negara. ASN diharapkan menjadi teladan, baik di lingkungan kerja maupun di tengah masyarakat.

“ASN adalah pelayan publik sekaligus panutan. Jika keluarganya rapuh, maka nilai pengabdian dan integritasnya pun ikut terganggu,” tegas Mairizon menutup kegiatan.
“Menjaga keluarga berarti menjaga marwah ASN dan kehormatan pemerintahan.”

(Rini/Mond)
#Padang

 

Padang (Serasinews.com) – Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sumatera Barat terus menunjukkan komitmennya dalam membangun budaya tertib administrasi kendaraan bermotor. Bersama Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) dan PT Jasa Raharja, Ditlantas menggelar razia terpadu di sejumlah titik strategis Kota Padang.

Kegiatan ini bukan sekadar operasi penegakan hukum, melainkan bagian dari upaya edukatif untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membayar pajak kendaraan tepat waktu. Pajak yang dibayarkan masyarakat menjadi sumber penting bagi pembangunan infrastruktur, perbaikan jalan, hingga peningkatan layanan publik di Sumatera Barat.

Dirlantas Polda Sumbar, Kombes Pol H.M. Reza Chairul Akbar Sidiq, S.H., S.I.K., M.H., menegaskan bahwa kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan humanis. Ia menilai, tertib administrasi kendaraan merupakan cerminan disiplin dan tanggung jawab masyarakat terhadap kemajuan daerahnya sendiri.

“Tertib administrasi adalah fondasi dari budaya berlalu lintas yang baik. Ketika masyarakat taat membayar pajak, mereka ikut berperan dalam memperkuat pembangunan dan menciptakan ketertiban di jalan raya,” ujar Kombes Pol Reza.

Selama razia berlangsung, petugas memeriksa kelengkapan surat kendaraan seperti STNK dan SIM, sekaligus memberikan sosialisasi mengenai manfaat pajak bagi daerah. Sejumlah pengendara menyambut positif kegiatan ini, bahkan mengaku diingatkan kembali untuk tidak menunda pembayaran pajak kendaraan.

“Kami tidak ingin razia dianggap menakutkan. Justru ini bentuk kepedulian kami agar masyarakat tidak terlambat mengurus administrasi. Jika semua tertib, lalu lintas akan lebih aman dan nyaman,” tambahnya.

Selain soal pajak, Ditlantas juga menekankan pentingnya keselamatan berkendara. Kombes Pol Reza mengimbau agar pengendara selalu memeriksa kondisi kendaraan, menggunakan helm berstandar SNI, dan mematuhi rambu lalu lintas.

“Keselamatan adalah prioritas utama. Satu detik kelalaian bisa berakibat fatal. Ingat, ada keluarga yang menunggu di rumah,” pesannya.

Melalui razia terpadu yang dilakukan secara berkelanjutan, Ditlantas Polda Sumbar berharap kesadaran masyarakat terhadap pentingnya tertib administrasi dan membayar pajak semakin meningkat. Pendekatan persuasif dan edukatif akan terus dikedepankan untuk menumbuhkan kepatuhan dari kesadaran, bukan karena rasa takut.

“Kami ingin masyarakat memahami bahwa pajak kendaraan bukan beban, melainkan kontribusi nyata untuk Sumatera Barat yang lebih maju,” tutup Kombes Pol Reza.

Dengan sinergi antara Ditlantas, Bapenda, dan Jasa Raharja, kegiatan ini menjadi bukti bahwa penegakan hukum dapat berjalan seiring dengan edukasi publik—menuju masyarakat yang tertib, sadar pajak, dan berbudaya lalu lintas yang beradab.

(Rini/Mond)
#DirlantasPoldaSumbar #SumateraBarat

 


Serasinews.com,Sumbar, Padang, – Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat menggelar aksi bersih pantai bertajuk “Sinergi Demi Pantai Lestari” di sepanjang Pantai padang, pada  Minggu (26/10/2025). Kegiatan ini berhasil mencatatkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai aksi bersih pantai dengan jumlah peserta terbanyak yang melibatkan lintas instansi dan masyarakat.

Aksi yang dimulai pukul 07.00 WIB ini melibatkan ribuan peserta, termasuk personel Kepolisian, pemerintah daerah, komunitas lingkungan, pelajar, dan masyarakat umum. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan pantai serta memperkuat sinergi antar-elemen masyarakat dalam pelestarian lingkungan.

Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol. Gatot Tri Suryanta, menyampaikan bahwa hari ini, kita berkumpul dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97 tahun 2025, sekaligus melaksanakan aksi nyata menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan melalui kegiatan bersih pantai. 

Acara ini tidak hanya melibatkan anggota kepolisian, tetapi juga TNI, pelajar, mahasiswa, pelaku UMKM, serta berbagai elemen masyarakat Sumatera Barat. Kehadiran ribuan peserta dari lintas generasi menunjukkan semangat gotong royong dan tanggung jawab sosial yang kuat untuk menjaga kebersihan, khususnya di Pantai Padang.  

"Kegiatan ini bukan sekadar membersihkan pantai dari sampah, tetapi juga menjadi cerminan untuk membersihkan hati dan menanamkan budaya peduli lingkungan sejak dini. Kami ingin menegaskan bahwa Kepolisian tidak hanya bertugas menjaga keamanan masyarakat, tetapi juga menjadi pelopor perubahan positif dalam menjaga lingkungan dan memupuk solidaritas sosial," ujarnya

Lebih lanjut Kapolda mengatakan, Kepada para pemuda dan pelajar, saya sampaikan pesan: Teruslah menjadi generasi yang kreatif, tangguh, dan peduli. Semangat Sumpah Pemuda mengajarkan kita untuk bersatu demi persatuan Indonesia. Mari kita buktikan bahwa dengan kebersamaan dan kepedulian, kita mampu menciptakan kekuatan besar untuk negeri yang kita cintai.  

"Kami menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi, mulai dari Forkopimda, instansi pemerintah, hingga masyarakat luas, Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk melaksanakan aksi sosial dan lingkungan yang berkelanjutan," kata Irjen Pol Gatot.

Selain itu, tambah Kapolda, Kami juga berencana menjadikan acara ini sebagai gerakan nasional. Insya Allah, pada awal tahun depan, kami akan mengundang seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk menggelar kegiatan serupa, dengan target melibatkan minimal 40.000 peserta, menjadikan aksi bersih lingkungan ini sebagai event nasional yang bermakna.  

"Akhirnya, dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, pada hari ini, 26 Oktober 2025, saya nyatakan kegiatan aksi sosial bersih pantai oleh anggota kepolisian beserta masyarakat Sumatera Barat tahun 2025 resmi dimulai. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala meridhai usaha kita bersama untuk menjaga alam dan memperkuat persaudaraan bangsa," tutup Kapolda Sumbar. 

Dalam waktu tiga jam, peserta berhasil membersihkan pantai dari sampah, mulai dari plastik, kayu, hingga limbah rumah tangga. Untuk mendukung kelancaran aksi, Polda Sumbar mengerahkan truk pengangkut sampah, bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang.

Puncak acara ditandai dengan penyerahan piagam rekor MURI oleh perwakilan MURI kepada Kapolda Sumbar melalui GM PLN Sumbar Ajrun Karim. Rekor ini diberikan atas keberhasilan mengorganisir aksi bersih pantai dengan jumlah peserta terbanyak, mencapai ribuan orang, yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat. 

Kajati Sumbar Muhibuddin, yang turut hadir, menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan tersebut, terutama gagasan seperti ini patut dikembangkan di seluruh Pprovinsi Sumatera Barat sebab kita ini terbatas bukan milik kita.

 “Aksi ini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara kepolisian, pemerintah, dan masyarakat dapat menciptakan dampak positif bagi lingkungan. Kami berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut,” ujarnya.

Salah seorang pengunjung menyambut positif kegiatan ini. “Saya senang melihat pantai kami jadi lebih bersih. Semoga ke depan kita semua bisa lebih peduli menjaga lingkungan,” ujar cici, disela-sela kegiatan.

Aksi “Sinergi Demi Pantai Lestari” ini diharapkan menjadi momentum untuk terus memupuk kesadaran kolektif dalam menjaga kelestarian lingkungan pesisir Sumatera Barat, sekaligus memperkuat peran kepolisian sebagai penggerak perubahan positif di masyarakat.(tim)

Serasinews.com,Bukittinggi, Sumatera Barat – Warga Bukit Cangang, Bukittinggi, digemparkan oleh penemuan potongan tubuh bayi perempuan di tepian Ngarai Sianok pada Jumat pagi (25/10/2025). Dalam waktu kurang dari 24 jam, polisi berhasil mengungkap pelaku di balik peristiwa tragis itu — seorang perempuan muda berinisial IC (21), yang ternyata merupakan ibu kandung bayi malang tersebut.

Penemuan yang Mengguncang Warga

Penemuan berawal dari kecurigaan warga terhadap bau menyengat yang tercium dari semak-semak di tepi jurang. Saat diperiksa, mereka mendapati bungkusan kain dan plastik berisi potongan tubuh bayi.
Dari hasil identifikasi awal, ditemukan bagian kepala, satu kaki, dan tangan kiri. Sementara bagian dada hingga perut serta tangan kanan belum ditemukan dan diduga jatuh ke dasar jurang atau terbawa aliran air di kawasan itu.

Proses pencarian sisa tubuh bayi berlangsung hingga malam hari. Tim Satreskrim Polresta Bukittinggi, dibantu SAR dan warga, menghadapi medan curam berbatu yang menyulitkan proses evakuasi.

Polisi Bergerak Cepat, Pelaku Akhirnya Mengaku

Setelah mengumpulkan keterangan saksi dan melakukan penyelidikan, polisi menemukan petunjuk bahwa ada seorang perempuan muda di sekitar lokasi yang baru saja melahirkan. Dari situ, penyelidikan mengarah kepada IC, warga Bukit Cangang.

Dalam pemeriksaan, IC akhirnya mengakui bahwa bayi yang ditemukan adalah anak kandungnya sendiri. Ia mengaku melahirkan tanpa bantuan medis, dalam kondisi panik dan ketakutan.
Polisi menduga tindakan keji itu dilakukan karena rasa malu dan tekanan sosial, sebab bayi tersebut merupakan hasil hubungan di luar nikah. Dalam keadaan depresi, pelaku kemudian mengakhiri hidup bayinya dan membuang potongan tubuhnya ke Ngarai Sianok.

Kasat Reskrim Polresta Bukittinggi AKP Nofridal membenarkan bahwa pelaku kini sudah diamankan dan menjalani pemeriksaan intensif. Polisi juga masih mendalami kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat, termasuk identitas ayah biologis bayi.

Reaksi Warga: Antara Marah dan Tidak Percaya

Kabar ini membuat warga sekitar terpukul dan marah. Banyak yang tidak menyangka IC bisa melakukan tindakan sekejam itu.
“Dia pendiam, jarang bergaul. Kami kaget waktu tahu dia pelakunya. Ini benar-benar di luar nalar,” ujar salah satu warga dengan nada emosional.

Sebagian warga meminta polisi agar tidak hanya menjerat sang ibu, tetapi juga mengusut siapa pria yang membuatnya hamil.
“Dia memang bersalah, tapi ada laki-laki yang harus ikut bertanggung jawab. Jangan biarkan dia bebas,” ujar warga lainnya.

Tragedi yang Menggores Nurani

Peristiwa ini menjadi salah satu kasus paling memilukan di Bukittinggi dalam beberapa tahun terakhir. Ngarai Sianok — yang selama ini dikenal sebagai simbol keindahan alam — kini berubah menjadi lokasi duka mendalam akibat tindakan yang menyalahi nurani manusia.

Polisi berkomitmen menuntaskan penyelidikan hingga tuntas, sementara tim gabungan masih melanjutkan pencarian sisa tubuh bayi agar dapat dimakamkan dengan layak.

(Rini/Mond)
#Kriminal #Bukittinggi #MutilasiBayi #NgaraiSianok

 


Padang, Serasinews.com— Lapangan sepak bola di Kota Padang mendadak bergemuruh sejak Minggu pagi, 26 Oktober 2025. Sorak-sorai anak-anak, tepuk tangan para orang tua, dan semangat para pelatih berpadu dalam suasana meriah pembukaan Festival Piala Wali Kota Padang 2025.

Festival ini berlangsung selama sepekan, 26 Oktober–2 November 2025, dengan melibatkan 102 Sekolah Sepak Bola (SSB) se-Kota Padang. Lebih dari 1.000 anak usia 10 dan 12 tahun ikut ambil bagian, menunjukkan antusiasme luar biasa terhadap pembinaan sepak bola usia dini di ibu kota Sumatera Barat tersebut.

Ajang Pembinaan, Bukan Sekadar Kompetisi

Ketua Askot PSSI Padang, Mastilizal Aye, yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Padang, menegaskan bahwa festival ini bukan hanya ajang perebutan trofi, melainkan wadah pembinaan dan pencarian bakat muda potensial.

“Kita ingin menumbuhkan generasi emas sepak bola Padang dari akar rumput. Festival ini bukan semata-mata tentang menang atau kalah, tapi tentang menanamkan sportivitas dan disiplin sejak usia dini,” ujar Mastilizal.


Ia menambahkan, sepak bola adalah sarana efektif untuk membentuk karakter anak — mengajarkan kerjasama, tanggung jawab, dan ketekunan yang menjadi fondasi bagi generasi tangguh dan berjiwa positif.

Fadly Amran: Sepak Bola Adalah Pendidikan Karakter

Festival dibuka secara resmi oleh Wali Kota Padang, Fadly Amran, yang hadir memberi motivasi langsung kepada para peserta. Dalam sambutannya, Fadly menekankan bahwa kegiatan seperti ini berperan besar dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak sejak dini.

“Saya sangat mengapresiasi seluruh pelatih, orang tua, dan panitia yang telah memberi ruang bagi anak-anak untuk tumbuh melalui kegiatan positif. Olahraga tidak hanya membentuk tubuh yang sehat, tetapi juga melatih mental, disiplin, dan semangat pantang menyerah,” tutur Fadly.


Ia menegaskan bahwa pembinaan usia dini adalah fondasi utama dalam mencetak atlet berprestasi, sekaligus membangun anak-anak yang kuat secara jasmani, rohani, dan sosial.

“Mereka bukan hanya calon pesepak bola masa depan, tapi juga calon pemimpin bangsa. Melalui olahraga, kita menyiapkan generasi yang berdaya saing dan berkarakter,” tambahnya.


Dukungan Penuh Pemerintah untuk Sepak Bola Padang

Usai pembukaan, Fadly turut menanggapi perkembangan SK PSP Padang, klub legendaris kebanggaan warga Kota Bingkuang.

“Proses pembentukan struktur PSP Padang sedang berjalan. Kita ingin klub ini kembali kuat, baik dari sisi manajemen maupun prestasi. Insyaallah akan segera kita resmikan,” jelasnya.


Pemerintah Kota Padang, kata Fadly, berkomitmen penuh membangkitkan sepak bola daerah, mulai dari pembinaan usia dini hingga penguatan klub profesional, agar sistemnya berkelanjutan dan terintegrasi.

Kuau Rajo: Pendatang Baru dari Padang Timur yang Penuh Semangat

Di antara peserta festival, SSB Kuau Rajo dari Padang Timur mencuri perhatian. Berdiri sejak 2023, sekolah sepak bola ini kini memiliki sekitar 50 pemain muda berusia 5–12 tahun.

Dalam ajang tahun ini, Kuau Rajo menurunkan 24 pemain di kategori U10 dan U12. Meski baru dua tahun berdiri, semangat dan kekompakan mereka membuat tim ini menjadi salah satu yang diperhitungkan.

“Kami datang bukan sekadar ikut, tapi ingin melahirkan bibit unggul yang kelak membanggakan Padang,” ujar Bambang Triawan dan Azifa Febriola, pelatih Kuau Rajo, didampingi Dodi Saputra selaku manajer tim.


Dengan fokus pada pembinaan dasar dan karakter, Kuau Rajo terus menanamkan nilai-nilai sportivitas serta kecintaan terhadap sepak bola sejak dini.

Lebih dari Sekadar Turnamen

Festival Piala Wali Kota Padang 2025 bukan hanya perayaan olahraga anak-anak, melainkan manifestasi semangat membangun generasi sehat, tangguh, dan berkarakter.

Keterlibatan ribuan anak dari seluruh penjuru kota menjadi bukti bahwa napas sepak bola di Padang masih berdenyut kuat. Dukungan orang tua, dedikasi pelatih, dan perhatian serius pemerintah membentuk fondasi kokoh bagi lahirnya bintang-bintang masa depan dari Ranah Minang.

“Kita ingin Padang dikenal bukan hanya karena sejarah dan kulinernya, tapi juga lewat prestasi anak-anak mudanya di dunia olahraga,” tutup Fadly Amran penuh optimisme.


(Rini)
#SepakBola #Olahraga #Padang

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.