Latest Post

Aceh Afif Maulana Agam AIDS Aipda Dian WR AirterjunLembahAnaiMeluap Aksibersihpantai AksiJalanan Aleknagari Amak Lisa AnjingPelacak anthropophobia Antikorupsi Apelsiaga Apeltanggapbencana Arif maulana Arosuka Artikel Artis Minang Asusila balapliar BalapMotor Bali Balikpapan Bandung Banji Banjir BanjirAceh BanjirAgam BanjirBandang BanjirPadang BanjirSumatera BanjirSumbar BanjirSumut bansos banten BantuanBencanaAcehHilang BantuanKorbanBencanaPasbar Banyuwangi Bapenda Batam Batuk BBM bencana Bencana alam Bencanaalam BencanaAlamSumateraBarat BencanaHidrometeorologi BencanaKotaPadang BencanaSumatera BencanaSumbar BerantasNarkoba BibitSiklonTropis95B BKSDA BMKG BNNsumbar BNPB BobonSantoso Box Redaksi BPBDKabupatenAgam BPBDPadang BPBDSumbar BPHMigas BrimobPoldaSumbar Brimobuntukindonesia bukit sitinurbaya Bukittinggi BungaBangkai BungaRafflesia BWSS V padang BWSSVPadang Calon Bupati cemburubuta CerintIrallozaTasya Cikampek Cikarang CuacaEkstrem cuacapanasekstrem curanmor danabos Dandrem 032 WBR dankodaeral II Denpasar Depok DeptCollector Dharmasraya Dinas sosial DinasPendidikanSumbar DinasPerpusipPadang DinasPerpustakaandanArsip DinasPertanian dinassosial dinassosialpadang Dirlantas Dirlantas Polda Sumbar DirlantasPoldaSumbar DitpolairudPoldaSumbar DPCPKBkotapadang DPDRI DPR DPRD Padang DPRDpadang DPRDsumbar DPUPR DPUPRPadang dubalangkota EmpatPilar Enarotali Evakuasi festival sepakbola Filipina Galodo GalodoLembahAnai gangguanhormon GanjaKering gaya hidup GayaHidup gempa gerakcepatdinsos gorontalo GrasstrackMotocross Gresik GunungMerapiErupsi gurbernurriaukenaottkpk HAM HargaCabaiNaik Haripahlawan Harisumpahpemuda Hidroneteologi Hipnotis HismawaMigas HIV Hot New HubunganSesamaJenis hukum Huntara HUT Humaspolri ke 74 HUT80Brimob Hutan IKW IKWRI IlegalFishing IllegalLogging Indonesia Indonesia. indonesiamaju infrastruktur Intan jaya Internasional irigasi Islam Islami Jakarta Jakarta Selatan JalanLembahAnaiPutus JalanLongsor JalanRetak Jambi Jawa Tengah Jayapura Jayawijaya JembatanPutus JembatanRetak Jogyakarta jurnalis K9 Kabupaten Agam kabupaten dharmasraya Kabupaten Solok KabupatenAgam KabupatenDharmasraya KabupatenPasamanBarat KabupatenPesisirSelatan KafeKaraoke KAI Sumbar Kakorlantas kakorlantaspolri kapolres kapolressijunjung Kapolri kasat narkoba KasusMedis keamanan kebakaran KebakaranPasarPayamumbuh KebatanGunungNagoPutus kecamatankototangah kecelakaan kegiatanrutin KejariDharmasraya kejaripadang kejaripesel kekerasan kelangkaanBBM kelangkaansolar Kemenhut Kemenkes Kementrian PU kementriankebudayaan KementrianLingkunganHidup kendaraan KeracunanMakanan Kesehatan keselamatan bersama keselamatan kerja kesiapsiagaan kesunyian malam ketertiban umum KetertibanUmum Kiwirok KKB KLHK Kodim 0307 Tanah Datar KomnasHAM komplotanganjalATM KorbanBanjirAgam KorbanBrncanaAgam Korem 032/WB Korpolairud korupsi Kota Padang KotaPadang KotaPariaman KPK Kriminal KRYD KUHP KumpulanDo'a Laksamanamuda Lampung LembahAnai Lembang Leonardy LGBT life style lifestyle Lima Puluh Kota lingkungan listrikilegal literasi lombok timur Longsor LongsorKampusUINImambonjol LowonganKerjaPalsu Madiun Magelang MahardikaMudaIndonesia MahyeldiAnsharullah Makan Bergizi Gratis Makasar Malalak MalPraktek ManfaatAirKelapa manila MataElang Medan MengelolaAirUntukNegri mentalhealth Mentawai Mesum Mimika Miras MirasIlegal MobilBencanaDibakarMassa MobilPatwalPoldaSumbarKecelakaan MobilSatpolPPAcehDibakarMassa MTsN10pesisirselatan mutilasibayi nagarisolokambah nagarisulitair narkoba Narkotika Nasioanl Nasional ngaraisianok NTT odgj OknumGuruLGBT Oksibil olahraga Opini oprasimalam oprasitumpasbandar2025 oprasizebra2025 oprasizebrasinggalang2025 OrangHanyut OTTKPK PADA Padang Padang panjang Padang Pariaman PadangAman PadangRancak PadangSigap Pahlawannasional pajak air tanah Palimanan pandekarancak pantaipadang Papua parenting Pariaman Parlemen Pasaman Pasaman barat pasamanbarat pasang pasarrayapadang Pasuruan Payakumbuh PDAM PeduliBencana Pekanbaru Pelalawan pelayananhumanis pelayanansosial PemakamanMasalKorbanBencanaSumbar PembabatanHutan PembalakanHutanMentawai pembalakanLiar Pembunuhan pemerasan Pemko Padang PemkoPadang PemutihanPajakKendaraan pencabulan PencarianKorbanBanjirPadang Pencirian PenculikanAnak Pencurian Pendidikan penegakanhukum penemuanbayi penemuanmayat Penertiban Pengancaman pengangguran penganiayaan Pengeroyokan Penggelapan Penjarahan Perbankan Perceraian Perdagangan peristiwa peristiwadaerah perlindungananak Persami pertahanan PerumdaAirMinum Pesisir Selatan PesisirSelatan Peti PKL PolaMakan PolantasMenyapa Polda banten Polda Jabar Polda Kalbar Polda Metro Jaya polda Papua POLDA SulBar POLDA SUMBAR PoldaRiau Poldasumbar Polhut Policegoestoscool Polisi Politik polPP polres Polres 50 kota Polres Dharmasraya Polres Mentawai Polres Padang panjang Polres Pasaman Polres Pasaman Barat Polres Solok Polres solok selatan PolresPadang polrespasaman polrespasamanbarat polrespasbar PolresPayakumbuh polrespesel PolresSolokKota Polresta bukittinggi Polresta Padang polrestapadang POLRI PolriPresisi Polsek bungus barat Polsek Koto Tangah Padang Polsek Lubeg Pontianak PrabowoSubianto PrajuritTNITewas PrediksiCuaca premanisme Presiden RI PrestaPadang psp padang Ptostitusi PuanMaharani Puncak jaya Purwakarta jawabarat QuickWins Razia RekeningDormant Religi RevisiKUHP Riau RidwanKamil sabu Sajam Sarkel SatgasDamaiCartenz satgasoprasidamai satlantaspolresta SatpolPP SatpolPPAceh Sawahlunto Sawmil SeaGamen2025 segmen sianok seherman SekolahRakyat Semarang semenpadang Senjatatajam sepakbola sepakbolaindonesia SepakBolaWanita Serang ServisKendaraanGratisKorbanBanjirAgam SiagaBencana SigapMembangunNegriUntukRakyat Sijunjung sikat singgalang2025 silent treatment simulasibencana siswismptewassaathiking sitinjaulauik Skoliosis SMA1pulaupunjung sobatlalulintasrancakbana solok Solok selatan solokarosuka solokselatan solsel Sosialisasi SPBUganting SPPG STNK Strongpoint subsidi ilegal sukabumi Sulawesi Tenggara Sumatera Barat SumateraBarat Sumaterbarat Sumatra barat Sumbar SungaiKuranji Surabaya swasembadapangan tambangilegal Tanah datar tanahdatar tanggapdarurat TanggapDaruratBencana tawuran TawuranNarkoba Terbaru Ternate Timika Papua timklewang TimnasIndonesiaU22 TimnasWanitaIndonesia TNI TPUTunggulHitam Transformasi polri transpadang transportasi tsunamiDrill Tuak Uin UIN IB Padang UpadateKorbanBencanaSumatera UpdateKorbanBanjirSumatera UpdateKorbanBencanaAlam UpdateKorbanBencanaSumatera Utama UUMD3 Viral Yalimo Yogyakarta Yuhukimo

 

Serasinews.com, Padang — Jumat siang membawa suasana berbeda ke Perumahan Jala Utama 2 Pampangan. Sekitar pukul 14.00 WIB, sejumlah anggota Ikatan Keluarga Wartawan Republik Indonesia (IKW-RI) datang menjenguk ketua mereka, Davit Efendi, yang tengah menantikan jadwal operasi mata. Kunjungan itu sederhana, namun menyisakan kehangatan yang meresap pelan—seolah ruangan kecil itu dipenuhi energi yang menenangkan.

Rumah Sederhana yang Mendadak Riuh

Satu per satu, para anggota hadir: Nal Koto, Rusdi Chandra, Osmond, Rini, Sukra, Hendri Alisyanews, Andri, Wyndoee, Hen Integritas, hingga Cimrawati. Meski tidak semua bisa datang, mereka membawa salam hangat dan doa dari keluarga besar IKW-RI.

Davit menyambut di depan pintu dengan senyum yang penuh makna. Ada rasa senang, haru, dan sedikit tegang yang perlahan luruh saat ia melihat wajah-wajah yang selama ini berjuang bersamanya.
“Kalau bisa, jangan cepat pulang,” ujarnya sambil bercanda—kalimat spontan yang menggambarkan betapa berartinya kehadiran teman-temannya hari itu.

Ruang Tamu Jadi Tempat Melepas Rindu

Dalam hitungan menit, ruang tamu kecil itu berubah layaknya tempat reuni. Cerita-cerita lama bermunculan, tawa pecah hampir tanpa jeda, dan suasana menjadi akrab seperti biasanya setiap kali para wartawan ini berkumpul.

Canda khas dunia jurnalistik—yang hanya lahir ketika mereka benar-benar merasa nyaman—mengalir begitu saja. Ruang tamu Davit yang sederhana pun terasa lebih lapang, seakan ikut bahagia mendengar gelak mereka.
“Kito lai samo-samo. Susah senang dibagi, baru indak ka hilang rasa keluarga,” ujar salah seorang anggota, yang langsung disambut anggukan setuju.

Jamuan Tulus dari Seorang Ketua

Meski tengah bersiap menghadapi operasi, Davit tetap sibuk memikirkan tamunya. Ia menyuguhkan apa pun yang ada di rumah, bahkan sempat berseloroh ingin menjemput seluruh isi lapau kecil di dekat rumah agar semua orang kenyang.
“Ambiak sajolah, apo ado. Yang penting ramai,” katanya sambil tertawa.

Sikapnya membuat yang hadir terdiam sejenak—tersentuh oleh ketulusan sederhana yang sudah menjadi ciri Davit sejak dulu.

Kehadiran Cimrawati yang Menenangkan

Di antara rombongan, Cimrawati menjadi sosok yang memberi sentuhan emosional berbeda. Dengan suara lembut dan sikap penuh perhatian, ia memberikan banyak dukungan moral untuk Davit.
Setiap kata yang ia ucapkan terasa menyejukkan, membuat Davit tampak lebih kuat dan siap menghadapi tindakan medis yang menantinya.

Obrolan Mengalir: Dari Tawa ke Refleksi

Tak hanya tawa yang hadir hari itu. Di sela-sela gurauan, muncul pula refleksi tentang perjalanan panjang organisasi, tantangan yang mereka hadapi, dan harapan untuk IKW-RI ke depan.
Percakapan itu mengalir alami, menjadi bukti bahwa hubungan mereka tidak sebatas struktur organisasi—melainkan sebuah keluarga yang tumbuh dari kebersamaan.

Doa yang Menyatukan

Meski suasana penuh canda, semua yang datang membawa satu harapan yang sama: agar operasi mata Davit berjalan lancar, dan kesembuhannya datang tanpa hambatan.
“Davit bukan hanya ketua bagi kami. Ia bagian dari keluarga,” ujar salah satu anggota, lirih namun tegas.

Perpisahan yang Menyisakan Hangat

Menjelang sore, satu per satu anggota berpamitan. Namun sebelum benar-benar meninggalkan rumah itu, mereka bergantian memeluk dan menepuk bahu Davit—gestur kecil yang menyimpan doa panjang.
Ketika pintu tertutup kembali dan rumah kembali hening, tersisa kehangatan yang mengalir pelan. Hari itu bukan sekadar kunjungan, melainkan pengingat bahwa dalam keluarga besar seperti IKW-RI, tidak ada yang menjalani masa sulit sendirian.

(Ril/Rini)
#IKWRI #Jurnalis

 

Serasinews.com, Padang – Upaya pembersihan dan perbaikan pompa pada intake PDAM Nanggalo terus dikebut Perumda Air Minum Kota Padang pascabanjir bandang yang melanda pada 28 November lalu. Berada di kawasan Gurun Laweh, Kecamatan Nanggalo, fasilitas vital ini sebelumnya lumpuh total setelah tertimbun material longsor berupa tanah, bebatuan, dan gelondongan kayu besar yang dihanyutkan arus sungai.

Sejak hari pertama pascabencana, puluhan petugas Perumda AM bergerak cepat membersihkan jalur masuk air ke pompa utama. Mereka bekerja di medan terjal dan licin dengan aliran sungai yang masih deras, sehingga pengamanan ekstra menggunakan tali serta pembagian tim teknis menjadi keharusan.

Ekskavator Diterjunkan, Petugas Susur Material Longsor

Satu unit ekskavator dikerahkan untuk memindahkan endapan lumpur serta kayu besar yang menyumbat saluran intake. Namun, beberapa titik yang sulit dijangkau mengharuskan petugas turun langsung ke dasar aliran sungai untuk menarik kayu dan membuka jalur secara manual.

“Sebagian material tertanam dalam dan tidak bisa dijangkau alat, jadi kami harus turun sendiri. Medannya licin dan berbahaya, tapi harus dilakukan. Tanpa ini pompa tidak mungkin bisa hidup,” ujar salah satu petugas lapangan, Ade Satria, saat ditemui.

Ia menambahkan, sekitar 70 persen aliran air telah kembali masuk ke jaringan distribusi, meski belum sepenuhnya normal.

“Kami optimis sekitar satu minggu ke depan distribusi bisa pulih total. Mohon doa dari warga agar proses ini berjalan lancar,” katanya.

Progres 95 Persen, Kualitas Air Masih Perlu Waktu

Meski perbaikan fisik sudah mencapai 95 persen, masalah lain muncul pada kualitas air baku. Sungai yang menjadi sumber air masih sangat keruh akibat material banjir, sehingga air yang masuk ke jaringan belum jernih seperti biasa.

Saat ini kualitas air yang dialirkan baru mencapai 40–50 persen, sehingga dibutuhkan proses penyaringan tambahan dan waktu hingga kondisi sungai kembali stabil.

Dirut Perumda AM: “Kami Kerja Tanpa Henti untuk Hak Warga Atas Air Bersih”

Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Padang, Hendra Pebrizal, menegaskan seluruh tim bekerja siang-malam demi memulihkan intake Nanggalo.

“Kerusakan yang kami hadapi cukup berat. Material banjir bukan hanya lumpur, tapi juga kayu besar dan batu yang menyumbat aliran. Banyak petugas yang baru pulang setelah lebih dari 15 jam di lapangan,” jelas Hendra.

Ia memastikan percepatan perbaikan tetap dilakukan tanpa mengabaikan keselamatan petugas.

“Air adalah kebutuhan dasar. Kami tidak ingin warga terlalu lama menunggu, tapi kami juga harus memastikan semua peralatan aman dioperasikan,” tegasnya.

Ia juga meminta warga bersabar terkait air yang masih keruh.

“Sumber air perlu stabil terlebih dahulu. Kami mohon maaf bila aliran belum sejernih biasanya. Yakinlah, tim kami bekerja maksimal agar kualitas segera kembali normal,” ujarnya.

Distribusi Diproyeksikan Normal dalam Satu Pekan

Dengan pompa yang hampir sepenuhnya pulih dan jalur intake telah terbuka sekitar 95 persen, Perumda AM optimis distribusi air dapat kembali normal dalam waktu sekitar satu pekan.

Sementara petugas terus menuntaskan pekerjaan di lapangan, warga berharap pemulihan berjalan cepat agar kebutuhan air rumah tangga kembali terpenuhi.

(Rini/Mond)
#PerumdaAirMinum #Padang

 

Serasinews.com, Jakarta — Gelombang banjir dan longsor yang menghantam Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat memunculkan dampak kemanusiaan yang sangat besar. BNPB melaporkan bahwa hingga Jumat (5/12) jumlah korban meninggal telah mencapai 836 orang, sementara 509 warga masih belum ditemukan. Skala bencana ini menjadikannya salah satu tragedi hidrometeorologi paling mematikan dalam sepuluh tahun terakhir di Indonesia.

Sumatra Utara Paling Parah Terdampak

Korban jiwa terbanyak berasal dari Sumatra Utara, diikuti Provinsi Aceh dan Sumatra Barat. Hujan ekstrem berkepanjangan memperlemah struktur tanah, memicu rangkaian longsor di wilayah perbukitan serta kawasan aliran sungai.
BNPB juga mencatat 2.700 warga mengalami luka-luka, terutama akibat tertimbun material longsor dan terseret arus banjir saat mencari selamat.

Pendataan masih berlangsung karena sejumlah daerah terpencil belum dapat diakses akibat jalan terputus dan banyak jembatan runtuh.

Rumah dan Infrastruktur Luluh Lantak

Kerusakan fisik cukup masif. Sedikitnya 10.500 rumah rusak di 51 kabupaten/kota. Banyak rumah warga dinyatakan tidak layak huni karena kerusakan berat.

Rincian Kerusakan

Fasilitas umum: 536 unit

Fasilitas kesehatan: 25 unit

Sekolah: 326 unit

Rumah ibadah: 185 unit

Gedung/kantor: 115 unit

Jembatan putus: 295 unit

Putusnya ratusan jembatan membuat beberapa wilayah praktis terisolasi. Bantuan hanya dapat didorong melalui helikopter atau jalur air yang aman.

Bantuan Awal Mulai Mengalir

Untuk memenuhi kebutuhan mendesak para penyintas, BNPB telah menyalurkan berbagai bantuan darurat berupa:

4.400 paket sembako

67 koli pakaian

1.100 matras

40 tenda pengungsi

49 perangkat Starlink untuk mengatasi mati total jaringan komunikasi di daerah terdampak

Teknologi satelit tersebut digunakan untuk mempercepat koordinasi tim penyelamat serta memastikan informasi dari lapangan dapat tersampaikan tanpa hambatan.

Evakuasi Masih Berpacu dengan Cuaca

Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian korban meski cuaca tidak bersahabat. Hujan susulan memaksa sejumlah operasi dihentikan sementara karena ancaman longsor.
Ribuan warga kini menghuni pos-pos pengungsian dengan kebutuhan utama berupa air bersih, layanan kesehatan, selimut, serta obat-obatan.

BMKG: Potensi Hujan Ekstrem Belum Usai

BMKG kembali memperingatkan bahwa curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi beberapa hari ke depan. Pemerintah daerah diminta meningkatkan kewaspadaan, terutama di kawasan rawan longsor dan banjir.

Luka Mendalam di Tanah Sumatra

Dengan ratusan korban meninggal dan ratusan lainnya masih hilang, bencana ini meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat di tiga provinsi. Pemerintah pusat menyatakan kesiapan menambah personel dan logistik, sekaligus mulai menyiapkan tahap rehabilitasi jangka panjang.

(K)
#BanjirSumatera #Peristiwa #BNPB
#UpdateKorbanBanjirSumatera

 

Serasinews.com, Sumatera Barat – Setelah banjir dan longsor melanda Sumatera Barat akhir November 2025, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat lonjakan kasus demam tertinggi di provinsi ini. Dari 25–29 November, tercatat 376 kasus demam di lima kabupaten terdampak: Pasaman, Pasaman Barat, Agam, Pesisir Selatan, dan Tanah Datar.

Selain demam, keluhan kesehatan lain yang muncul antara lain:

Nyeri otot (myalgia): 201 kasus

Gatal-gatal: 120 kasus

Gangguan pencernaan (dispepsia): 118 kasus

Infeksi saluran pernapasan (ISPA): 116 kasus

Hipertensi: 77 kasus

Luka-luka: 62 kasus

Sakit kepala: 46 kasus

Diare: 40 kasus

Asma: 40 kasus

Kemenkes menilai pola ini mirip dengan bencana sebelumnya, di mana penyakit berbasis lingkungan langsung meningkat saat kondisi darurat belum stabil.

Kasus Serupa di Sumatera Utara, Pola Berbeda di Aceh
Di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, kasus demam juga melonjak, mencapai 277 kasus pada 25 November–1 Desember. Sementara di Pidie Jaya, Aceh, keluhan yang paling banyak justru luka-luka, diikuti ISPA dan diare, menandakan perbedaan dampak sesuai kondisi lokal.

Demam Jadi Tanda Awal Lingkungan Belum Pulih
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, Agus Jamaludin, menjelaskan, demam muncul cepat karena tempat pengungsian padat, akses air bersih terbatas, dan paparan lingkungan yang kotor. “Banjir dan longsor meninggalkan lingkungan yang rentan: air tercemar, rumah rusak, dan layanan kesehatan terbatas,” ujar Agus.

Respons Kemenkes
Untuk menekan risiko komplikasi, Kemenkes menurunkan tenaga medis tambahan dan mempercepat distribusi obat-obatan, cairan infus, antibiotik, serta paket sanitasi.

Peringatan Pascabencana
Ahli epidemiologi menekankan, fase pemulihan pascabencana adalah periode paling kritis. Jika sanitasi tidak membaik dalam 2–3 minggu, risiko diare akut, leptospirosis, infeksi kulit, dan ISPA meningkat. Kemenkes mendorong pemerintah daerah mempercepat normalisasi air bersih, perbaikan tempat pengungsian, dan edukasi kebersihan bagi pengungsi.

(BI)
#Kemenkes #BanjirSumbar
#BencanaAlam

 

Serasinews.com, PADANG, SUMBAR — Lubuk Minturun pagi itu terasa muram. Tanah yang terbuka dan bongkahan batu yang belum tersentuh evakuasi berdiri seperti saksi bisu kekuatan alam. Di tengah kondisi yang masih labil itu, Direktur Lalu Lintas Polda Sumatera Barat, Kombes Pol Reza, hadir langsung untuk memastikan jalur darurat tetap bisa bernapas.

Menyusuri Jalur yang Luka, Membaca Bahasa Alam

Sejak matahari belum tinggi, Kombes Pol Reza bergerak dari satu titik rawan ke titik lain. Ia memeriksa jalan yang tergerus, bahu jalan yang menggantung, hingga tebing yang retak-retaknya tampak masih hidup.
Setiap berhenti, ia berdiskusi dengan petugas lapangan dan warga. Matanya menyusuri kerusakan seolah sedang membaca peta risiko.

Apakah jalur ini cukup aman bagi ambulans? Apakah truk logistik bisa melewati segmen ini tanpa tersangkut? Seberapa cepat arus bantuan bisa tiba?

“Kita harus memastikan jalur pertolongan tetap terbuka,” ujarnya dalam nada yang tegas namun penuh kehati-hatian.

Gerak Cepat di Lapangan: Rambu, Pengawasan, dan Kontrol Arah

Personel Dirlantas yang ikut mendampingi tak membuang waktu. Rambu-rambu peringatan dipasang di lokasi yang berpotensi berbahaya, sementara beberapa polisi berdiri mengatur arus kendaraan agar pengendara tidak tergelincir atau nekat melintas di daerah yang rapuh.

Mereka juga mencatat setiap retakan baru dan serpihan tanah yang longsor perlahan—indikator yang bisa memicu langkah cepat jika situasi berubah.
Di beberapa lokasi diterapkan sistem buka-tutup demi menjaga jalur bantuan tetap hidup, walau tidak sepenuhnya stabil.

Polisi Menjadi Titik Pegangan di Tengah Kekacauan

Kehadiran polisi di tengah kerusakan memberikan rasa tenang bagi warga yang sejak malam harus berjaga. Bagi mereka, melihat petugas terus siaga berarti ada pihak yang memastikan keteraturan di saat lingkungan kehilangan keseimbangannya.

Dirlantas menegaskan bahwa peran mereka lebih dari sekadar mengatur lalu lintas. Mereka juga memastikan distribusi bantuan, pergerakan alat berat, dan proses pemulihan berjalan tanpa hambatan.

“Kami ingin masyarakat merasa didampingi. Apa pun kondisinya, kami akan menjaga akses yang mereka butuhkan,” ucapnya.

Pesan Kewaspadaan: Jangan Memaksakan Perjalanan

Kombes Pol Reza menyerukan agar warga tidak memaksakan diri melintas di jalur yang masih dalam penanganan. Banyak titik tampak aman, namun menyimpan ancaman. Ia meminta masyarakat mengikuti arahan petugas dan segera memberi tahu jika melihat tanda-tanda pergerakan tanah.

“Perjalanan bisa ditunda. Keselamatan tidak,” tegasnya.

(Rini/Mond)
#DirlantasPoldaSumbar #BanjirPadang #Padang

Serasinews.com, Kabupaten Agam — Di tengah lumpur yang menelan rumah dan harapan warga Agam, seekor Belgian Malinois bernama Reno menghembuskan napas terakhir. Ia tidak pulang ke kandangnya, tidak kembali ke sisi pawang yang dicintainya—Reno gugur di titik paling berbahaya operasi SAR, saat berjuang mencari korban longsor yang masih tertimbun.

Dikerahkan ke Zona Paling Kritis

Reno, anggota Unit Polsatwa Ditsamapta Polda Riau, tiba di Agam pada 29 November sebagai bagian dari Operasi Aman Nusa II. Banjir dan longsor besar yang melanda Sumatera Barat pada akhir November 2025 menjadi salah satu bencana hidrometeorologis paling mematikan tahun itu, menelan 776 korban jiwa menurut BNPB.

Agam termasuk wilayah dengan titik longsor terdalam dan akses paling berisiko. Tanah keras, batu besar, batang pohon, dan puing rumah menumpuk hingga belasan meter—medan yang hanya bisa ditembus dengan bantuan K9 berpengalaman seperti Reno.

Di usia 8 tahun 4 bulan, menjelang masa pensiun, Reno masih menunjukkan kesiapan penuh sebagai anjing pelacak spesialis SAR yang telah berdedikasi lebih dari delapan tahun.

Tanda-Tanda Kelelahan di Medan Mustahil

Pada Minggu pagi, 11.00 WIB, Reno mulai bekerja. Setiap langkahnya menjadi harapan bagi keluarga yang menanti kabar tentang orang-orang tercinta. Namun kondisi lapangan sangat berat: licin, lembap, dan sarat material longsor.

Saksi menyebut Reno beberapa kali berhenti mengatur napas, tapi kembali memaksa tubuhnya bekerja. Pawangnya berulang kali menariknya untuk beristirahat—namun sifat Reno yang task-driven membuatnya terus bergerak.

Menjelang pukul 12.00 WIB, Reno mulai menunjukkan kelelahan ekstrem: napas terengah, kaki melemah, dan refleks motorik menurun drastis. Dua puluh menit kemudian, Reno tumbang. Ia dibawa ke klinik hewan, namun nyawanya tak terselamatkan.

Reno gugur dalam tugas.

Penghormatan Terakhir

Reno dimakamkan dengan upacara kedinasan di Markas Polda Riau. Upacara dipimpin Direktur Samapta Polda Riau, Kombes Syahrial M Abdi.

Reno gugur saat menjalankan tugas negara. Dedikasinya patut diteladani. Kami sangat kehilangan,” ujar Kabid Humas Polda Riau, Kombes Anom Karibianto.

Bagi para pawang dan personel Polsatwa, Reno bukan sekadar anjing tugas—ia adalah rekan kerja, sahabat lapangan, dan penyelamat yang setia.

Sorotan Publik: Standar Kerja K9 Harus Dievaluasi

Kepergian Reno memicu diskusi luas. Komunitas pecinta hewan seperti Animal Stories Indonesia mengingatkan bahwa standar internasional untuk K9 SAR mencakup:

30 menit kerja per sesi

Diikuti waktu pemulihan memadai

Batas maksimal 4 jam kerja per hari

Operasi 24 jam harus dilakukan bergantian

“K9 bukan mesin. Mereka punya batas,” tulis mereka. Tragedi Reno menjadi pengingat bahwa manajemen kerja K9 di lapangan perlu mendapat perhatian lebih serius.

Lebih dari Sekadar K9

Reno telah terlibat dalam puluhan operasi SAR sepanjang kariernya. Ia telah menyelamatkan banyak nyawa, memberi kepastian pada keluarga korban, dan bekerja tanpa keluhan.

Pada akhirnya, ia memberikan nyawanya untuk misi kemanusiaan yang sama.

Warisan Pengabdian

Kepergian Reno meninggalkan pesan bahwa penyelamatan bukan hanya dilakukan oleh manusia—kadang oleh sahabat berkaki empat yang bekerja tanpa pamrih, tanpa suara, dan tanpa meminta balasan.

Reno bukan hanya gugur dalam tugas.
Ia menjadi simbol keberanian, kesetiaan, dan pengabdian senyap yang sering tak terlihat.

(Rini/Mond)

#AnjingPelacak #k9 #Peristiwa
#BanjirSumbar

 

Serasinews.com, Agam – Dari udara, Helikopter Caracal Skadron Udara 8 melintas pelan di atas bentang luas perkebunan sawit di Nagari Tiku V Jorong, Kabupaten Agam. Pola tanaman yang tersusun rapi tampak seperti lanskap yang tertata. Namun citra itu segera runtuh ketika kamera menyorot lebih dekat: tanah yang terkelupas, jalur erosi yang memanjang seperti guratan luka, dan sungai yang berganti arah akibat hantaman arus besar.

Di bawah keteduhan daun sawit yang tampak damai dari kejauhan, banjir bandang telah menghancurkan apa pun yang berdiri di depannya. Rumah-rumah terbelah, jalan terputus, jembatan terlepas dari fondasinya. Kampung-kampung yang sejak lama menjadi tempat berteduh kini berubah menjadi dataran lumpur tanpa bentuk.

Korban Terus Dicatat, Tetapi Duka Tak Tercatat

BNPB melaporkan ratusan jiwa menjadi korban. Puluhan kampung tenggelam, fasilitas umum rusak, dan ribuan orang mengungsi dalam kondisi tak menentu. Di tenda darurat yang basah oleh embun malam, orang-orang mencoba menenangkan diri sambil menunggu kabar keluarga yang belum ditemukan.

Setiap korban membawa cerita yang tak akan kembali: seorang ayah yang melompat ke arus demi menyelamatkan anaknya, perempuan yang kehilangan seluruh keluarganya dalam satu malam, atau warga yang kembali ke rumah hanya untuk mendapati tanahnya hilang tersapu air.

Hujan Ekstrem Menjadi Pemantik, Bukan Penyebab Utama

Cuaca buruk memang memicu bencana, namun masalah utamanya jauh lebih lama mengendap: kerusakan kawasan hulu DAS.

Dulu, daerah ini adalah hutan alam—penahan air alami dengan akar dalam dan struktur vegetasi berlapis. Tetapi dalam dua puluh tahun terakhir, hutan itu berganti dengan perkebunan sawit. Lereng dibuka, tutupan tanah hilang, dan keseimbangan ekosistem terganggu.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyebut temuan kayu-kayu gelondongan yang terseret arus. Potongan batang itu diduga merupakan sisa pembukaan lahan sawit.

“Karena zero burning, kayu tidak dibakar, hanya dipinggirkan,” jelasnya.

Kayu yang seharusnya menjadi bagian tubuh hutan berubah menjadi amunisi mematikan ketika diterjang banjir.

Monokultur Tidak Menggantikan Peran Hutan

Hutan mampu memperlambat, menyerap, dan menahan air. Ia memiliki sistem yang bekerja dari akar hingga kanopi.
Sebaliknya, kebun sawit hanya menyediakan naungan tipis tanpa fungsi ekologis yang memadai. Tanah cepat memadat, air mengalir tanpa tertahan, dan ketika hujan lebat turun, limpasan langsung melesat ke hilir.

Sawit mungkin menguntungkan secara ekonomi.
Tapi ia tidak mampu menjalankan fungsi alam yang dahulu dikerjakan hutan.

Banjir Bandang 2025: Teguran Tentang Cara Kita Mengelola Alam

Tragedi ini bukan sekadar konsekuensi cuaca ekstrem.
Ia adalah peringatan keras bahwa tata kelola lahan, pelanggaran izin, dan lemahnya pengawasan telah menggerus ketahanan lingkungan.

Bantuan darurat penting. Evakuasi wajib segera dilakukan. Penanganan korban tak boleh berhenti.

Namun tanpa perubahan cara mengelola hulu DAS, bencana berikutnya bukan kemungkinan—tetapi kepastian.

Pemulihan Harus Menyentuh Hulu, Bukan Sekadar Hilir

Arah pemulihan harus jelas dan menyeluruh:

Rehabilitasi hutan di lereng rawan longsor.

Penguatan tata kelola dan pengawasan lahan di kawasan berisiko.

Penindakan tegas terhadap pembukaan hutan ilegal.

Restorasi sungai dan daerah resapan air di seluruh aliran DAS.

Bumi telah memberi sinyal keras.
Kita yang sedang berdiri di tengah lumpur ini harus memutuskan:
apakah kita akan membiarkan peringatan ini berlalu, atau menjadikannya titik balik?

(Rini/Mond)
#BanjirSumbar #PembabatanHutan #SumateraBarat

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.