September 2025

Aceh Afif Maulana Agam Aipda Dian WR Aksibersihpantai Amak Lisa Arif maulana Arosuka Artikel Artis Minang Bali Balikpapan Bandung banten Banyuwangi Bapenda Batam Bencana alam BMKG Box Redaksi bukit sitinurbaya Bukittinggi BWSS V padang Calon Bupati Cikampek Cikarang cuacapanasekstrem curanmor Dandrem 032 WBR Denpasar Depok Dharmasraya Dinas sosial dinassosial Dirlantas Dirlantas Polda Sumbar DirlantasPoldaSumbar DPRD Padang dubalangkota Evakuasi festival sepakbola Filipina gangguanhormon gaya hidup gempa gorontalo Gresik Harisumpahpemuda Hot New HUT Humaspolri ke 74 Indonesia Indonesia. infrastruktur Intan jaya Internasional irigasi Jakarta Jakarta Selatan Jambi Jawa Tengah Jayapura Jayawijaya Jogyakarta jurnalis Kabupaten Agam Kabupaten Solok KAI Sumbar Kakorlantas Kapolri kasat narkoba kebakaran kekerasan kendaraan Kesehatan kesunyian malam Kiwirok Kodim 0307 Tanah Datar Korem 032/WB Korpolairud Kota Padang Kriminal Lampung Lembang Leonardy life style lifestyle Lima Puluh Kota lombok timur Madiun Magelang Makan Bergizi Gratis Makasar manila Medan Mentawai Mimika mutilasibayi narkoba Narkotika Nasional ngaraisianok NTT Oksibil olahraga Opini PADA Padang Padang panjang Padang Pariaman PadangRancak pajak air tanah Palimanan pandekarancak Papua parenting Pariaman Pasaman Pasaman barat pasamanbarat pasang Pasuruan Payakumbuh PDAM Pekanbaru pemerasan Pemko Padang pencabulan Pendidikan penemuanbayi Perceraian peristiwa perlindungananak pertahanan Pesisir Selatan Peti PKL Polda banten Polda Jabar Polda Kalbar Polda Metro Jaya polda Papua POLDA SulBar POLDA SUMBAR Poldasumbar Policegoestoscool Politik polPP polres Polres 50 kota Polres Dharmasraya Polres Mentawai Polres Padang panjang Polres Pasaman Polres Pasaman Barat Polres Solok Polres solok selatan polrespesel Polresta bukittinggi Polresta Padang POLRI Polsek bungus barat Polsek Koto Tangah Padang Polsek Lubeg Pontianak premanisme Presiden RI psp padang Puncak jaya Razia Riau sabu satgasoprasidamai satlantaspolresta SatpolPP Sawahlunto segmen sianok seherman Semarang sepakbola Serang Sijunjung sikat singgalang2025 silent treatment siswismptewassaathiking Skoliosis Sosialisasi SPPG Strongpoint sukabumi Sulawesi Tenggara Sumatera Barat Sumatra barat Surabaya swasembadapangan tambangilegal Tanah datar Terbaru Ternate Timika Papua TNI Uin UIN IB Padang Utama Yalimo Yogyakarta Yuhukimo


Serasinews.com, Padang  Tidak kurang dari 70-an insan pers dari berbagai kabupaten/kota di Sumatera Barat berkumpul di Aula Kantor Gubernur Sumbar, Selasa pagi (30/9/2025). Kehadiran mereka bukan sekadar bersilaturahmi, melainkan untuk memperkuat kapasitas dan profesionalisme melalui Pelatihan Jurnalistik yang digelar dalam rangka memperingati HUT Realitakini.com ke-11 tahun.

Suasana Syukuran HUT yang Penuh Kehangatan

Acara dimulai dengan suasana hangat syukuran ulang tahun media Realitakini.com. Momen menarik terjadi ketika Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Susmelawati Rosya, hadir membawa kue ulang tahun khusus sebagai bentuk apresiasi kepada Realitakini.com yang telah 11 tahun berkiprah dalam dunia jurnalistik lokal maupun nasional.

“Ini bukan sekadar perayaan, tapi juga bentuk dukungan kami terhadap insan pers yang terus menjaga marwah dan independensi jurnalistik,” ungkap Susmelawati dalam sambutannya, disambut tepuk tangan para peserta.

Hadirnya Perwakilan Pimpinan Daerah

Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting. Gubernur Sumbar diwakili oleh Budi Arif dari Biro Arpin Sumbar, sementara Walikota Padang diwakili oleh Kadis Kominfo, Boby Firman. Kehadiran mereka menandakan dukungan pemerintah terhadap penguatan kualitas pers sebagai mitra strategis pembangunan daerah.

Dalam sambutannya, Budi Arif menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia wartawan.

“Semoga melalui pelatihan ini, kompetensi dan profesionalisme jurnalis di Sumbar semakin meningkat. Pemerintah provinsi siap menggandeng insan pers untuk memajukan daerah dengan pemberitaan yang berintegritas, beretika, dan mampu mengangkat potensi lokal,” ujarnya.

Tujuan dan Fokus Pelatihan

Pelatihan jurnalistik kali ini tak sekadar bersifat seremonial. Menurut Cimbrawati, Pemimpin sekaligus Penanggung Jawab Realitakini.com, kegiatan ini dirancang untuk menjawab tantangan dunia media di era digital.

“Materi pelatihan meliputi etika jurnalistik, teknik penulisan berita, reportase lapangan, penyuntingan, foto jurnalistik, hingga praktik jurnalistik daring (online). Harapannya, peserta mampu menyajikan informasi dengan analisis kritis, namun tetap menarik dan mudah dipahami oleh publik,” terang Cimbrawati.

Materi dari Narasumber Berpengalaman

Pelatihan ini menghadirkan narasumber berkompeten di bidangnya.

  • Firdaus Abi membawakan materi tentang Kode Etik Jurnalistik, menekankan pentingnya menjaga kredibilitas, independensi, dan kejujuran dalam menyampaikan berita.
  • Novrianto, SH memberikan paparan tentang teknik penulisan berita yang efektif, mulai dari membangun lead yang kuat hingga menyusun narasi berita yang informatif namun tetap humanis.

Kehadiran mereka memberikan pemahaman praktis sekaligus reflektif bagi peserta agar mampu menerapkan prinsip jurnalistik secara tepat dalam keseharian kerja di lapangan.

Harapan ke Depan

Penutup acara ditandai dengan pesan optimistis dari penyelenggara.
“Semoga pelatihan ini menjadi bekal berharga bagi insan pers Sumatera Barat. Dengan keterampilan yang semakin terasah, wartawan dapat menghadirkan karya jurnalistik yang tidak hanya kritis dan akurat, tapi juga mampu mencerahkan masyarakat,” pungkas Cimbrawati.

Perayaan HUT ke-11 Realitakini.com dan pelatihan ini menjadi simbol perjalanan panjang media tersebut dalam mengawal informasi di Sumbar. Lebih dari itu, kegiatan ini menunjukkan betapa pentingnya peran pers dalam pembangunan, sekaligus menegaskan bahwa wartawan bukan sekadar pelapor fakta, tetapi juga agen perubahan sosial.

(Mond/hen)


 


Serasinews.com,PASAMAN BARAT, – Proyek pembangunan seawall dan pengamanan Pantai Sasak di Kecamatan Sasak Ranah Pasisia, Kabupaten Pasaman Barat, mendapatkan Apresiasi dari masyarakat . Proyek senilai Rp 2,55  miliar lebih yang dikerjakan CV RAYAZKA sesuai dengan  Spek dan aturan yang berlaku dalam kontrak  bisa dimanfaatkan oleh masyarakat setelah  pengerjaannya rampung.

Robi, seorang warga sasak,  mengatakan kepada media ini

Dalam pandanganya, Doni menyampaikan bahwa proyek milik Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi (SDABK) Provinsi Sumbar itu justru membuat rasa was - was masyarakat mulai tenang akan adanya abrasi 

“Sebelum proyek ini  ada, masyarakat masih sangat was was akan terdampak abrasi pantai lewat sepanjang pantai untuk beraktivitas, baik sosial maupun ekonomi. Sekarang akan sangat membantu, ulasnya memaparkan

Ia juga menilai terdapat banyak keuntungan adanya pembangunan ini,  dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek. Tim pengawasan dinilai sangat  maksimal dalam pengawasan, dan hasil pekerjaan kini telah nampak hasilnya



Kondisi dilapangan  memperkuat dugaan itu. Salah satu warga setempat, Arif juga , mengungkapkan bahwa sejak proyek dimulai, akses jalan menuju dan dari Maligi kini lancar dan tidak ada lagi  luapan air Suak Maligi yang menghantam area pembangunan.

“Sejak awal terlihat pengerjaan sangat teliti dan hati - hati dan  maksimal. Susunan batu sangat rapi dan  tidak  asal jadi, dan timbunan  pakai pasir lau yang lapisi geotek  Sekarang abrasi tidak ada lagi” ujarnya kepada wartawan.

Pantauan media pada 29 September 2025  lokasi proyek. Nampak Geotextile yang terpampang  struktur batu  terpasang sempurna,  dan minyak memakai Solar industri dari salah satu perusahan Distributor BBM Subsidi terlampir didalam foto berita, 

Saat dikonfirmasi, pihak pelaksana dari Cv Rayazka , mon oleh wartawan, memaparkan kepada kami tim media memberikan keterangan. Asal usul batu memakai izin dari cv  sabar bumi sejati di daerah padang sawah tigo nagari, ulasnya sambil melihatkan dokumen pembelian. 

“Ini bentuk kepedulian kami dari pihak rekanan untuk bekerja sesuai aturan dari Kontrak kerja. Kami ingin proyek yang dibiayai uang  rakyat ini benar-benar bermanfaat,” tegas mon. 

( Rini/Ef )


Serasinews.com, Padang – Bagi warga Parak Buruk, Kelurahan Batipuh Panjang, Kecamatan Koto Tangah, setiap kali hujan deras turun bukan hanya soal air yang membasahi bumi. Ada rasa waswas yang ikut mengalir bersama derasnya air, terutama bagi mereka yang tinggal di bantaran sungai.

“Kalau hujan deras, kami di sini resah sekali. Takut arus besar datang lagi,” ucap Joni, salah seorang warga Parak Buruk, Sabtu (27/9/2025).

Rasa khawatir itu bukan tanpa alasan. Setiap kali hujan mengguyur deras, debit air sungai kerap meningkat, membawa arus deras yang menggerus dinding sungai. Tebing di beberapa titik semakin rapuh, sementara rumah-rumah warga berdiri hanya beberapa meter dari tepian air.

“Sering kali kami lihat air menghantam tebing. Kalau lama-lama dibiarkan, bisa runtuh ke rumah-rumah kami,” ungkap Yurnalis, warga lain yang rumahnya berjarak hanya selangkah dari bantaran.

Batu Beronjong, Penjaga Baru Sungai

Di tengah keresahan itu, harapan baru muncul. Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V melalui tim teknisnya membangun batu beronjong sepanjang 150 meter di kawasan Batipuh Panjang. Bagi warga, beronjong ini bukan sekadar susunan kawat baja berisi batu. Ia adalah tameng, benteng pertama yang melindungi mereka dari ancaman erosi.

Satriawan, Pejabat Pembuat Komitmen Operasi dan Pemeliharaan (PPKOP) BWS Sumatera V Padang, menegaskan bahwa pembangunan beronjong tersebut bukan hanya soal infrastruktur semata, tetapi soal keselamatan.

“Fungsi utamanya bukan sekadar memperkuat jembatan, tapi juga menjaga stabilitas aliran sungai. Tanpa perlindungan ini, arus deras bisa merusak bantaran, bahkan mengancam rumah-rumah warga,” jelasnya.

Ia menambahkan, beronjong ibarat pagar kuat yang menahan gempuran air. Ketika arus menghantam, tenaga air akan terpecah dan tertahan oleh susunan batu di dalam kawat baja. “Kalau tidak ada beronjong, tebing bisa terus tergerus. Lama-lama bukan hanya lahan yang hilang, tapi juga tempat tinggal warga,” lanjut Satriawan.

Oprit Jembatan dan Sinergi Pembangunan

Selain beronjong, di lokasi yang sama juga tengah dikerjakan pembangunan oprit jembatan sepanjang 100 meter oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Padang. Pembangunan ini memperkuat akses masyarakat sekaligus mengurangi risiko kerusakan jembatan akibat derasnya arus.

Kepala Dinas PUPR Kota Padang, Tri Hadiyanto, menyebutkan proyek oprit di Parak Buruk merupakan bagian dari paket pembangunan jembatan tahap I, yang juga dilaksanakan di Bungus Timur. Dengan anggaran sebesar Rp1,53 miliar dari APBD Kota Padang, pengerjaan di Parak Buruk dilakukan oleh CV Arsa Nusantara Persada sejak 22 Juli dan dijadwalkan selesai pada 15 Desember 2025.

Namun, meski proyek oprit penting untuk akses transportasi, bagi warga Parak Buruk, batu beronjong jauh lebih terasa manfaatnya. Ia seperti penghalang antara keresahan dan ketenangan, antara ancaman dan harapan.

Warga Sambut Hangat, Waswas Mulai Reda

Saat peninjauan lapangan, banyak warga yang ikut menyaksikan pengerjaan beronjong. Mereka merasa langkah cepat ini memberi rasa aman yang selama ini mereka rindukan.

“Kalau beronjong sudah terpasang, kami bisa lebih tenang. Tidak lagi tiap hujan takut rumah terbawa arus,” kata Yurnalis dengan nada lega.

Camat Koto Tangah, Fizlan Setiawan, serta Lurah Batipuh Panjang, Saputra Herianto, turut hadir bersama masyarakat. Mereka menyebut pembangunan ini sebagai bukti sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.

Lebih dari Sekadar Proyek

Bagi Satriawan, pembangunan beronjong bukanlah proyek rutin semata. Setiap kawat yang dianyam dan setiap batu yang ditata adalah upaya nyata untuk melindungi kehidupan warga.

“Ketahanan sungai adalah ketahanan masyarakat. Kalau sungai aman, warga pun bisa hidup lebih tenang. Kami ingin beronjong ini bukan hanya bertahan lama, tapi juga memberi rasa aman yang nyata,” tuturnya.

Kini, keresahan warga Parak Buruk mulai terlipur sudah. Hujan deras memang masih akan datang, tapi dengan adanya beronjong, mereka punya benteng baru untuk menghadapi derasnya arus.

(Rini/mond) 


Serasinews.com, Padang – Hujan deras yang mengguyur Kota Padang pada Minggu (28/9/2025) malam, tidak menyurutkan langkah Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) Diana Kusumastuti untuk turun langsung meninjau lokasi proyek normalisasi Batang Kandis. Dengan mengenakan jas hujan dan didampingi sejumlah pejabat, Diana berjalan menyusuri tepian aliran sungai yang menjadi salah satu titik rawan banjir di Kota Padang.

Dalam kunjungan tersebut, Diana Kusumastuti didampingi oleh Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) V Padang, Naryo Widodo, serta Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir. Ketiganya meninjau progres pekerjaan sekaligus memastikan bahwa proyek strategis ini berjalan sesuai target.

“Proyek normalisasi ini harus dikerjakan secara baik, sesuai standar mutu, dan tepat waktu. Karena tujuan akhirnya bukan hanya sekadar membangun, tapi memberi manfaat nyata bagi masyarakat yang selama ini terdampak banjir,” tegas Diana Kusumastuti di sela-sela peninjauan.

Ia menambahkan, normalisasi Batang Kandis merupakan salah satu upaya konkret pemerintah pusat bersama pemerintah daerah dalam mengatasi persoalan banjir di Padang. “Kita ingin memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan dari anggaran negara benar-benar bermanfaat bagi rakyat, terutama dalam mengurangi risiko bencana,” ujarnya.

Rasa Syukur Warga

Sementara itu, Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas perhatian pemerintah pusat. Menurutnya, keberadaan proyek normalisasi Batang Kandis telah membawa perubahan besar bagi warga di sekitar aliran sungai tersebut.

“Dulu, kawasan ini menjadi langganan banjir setiap kali hujan lebat turun. Namun, sejak proyek normalisasi dikerjakan, alhamdulillah tidak ada lagi genangan yang meresahkan warga. Kami sangat berterima kasih kepada Kementerian PUPR dan BWSS V Padang atas kerja kerasnya,” ungkap Maigus.

Ia menegaskan, upaya ini bukan hanya infrastruktur, tetapi juga bentuk perlindungan terhadap keselamatan masyarakat dan aset mereka.

Komitmen BWSS V

Kepala BWSS V Padang, Naryo Widodo, yang turut mendampingi Wamen PU, menjelaskan bahwa progres pekerjaan berjalan sesuai rencana. Hingga akhir September ini, mayoritas konstruksi inti sudah selesai, tinggal tahap penyempurnaan dan finishing.

“Kami terus berupaya menjaga kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi teknis. Meskipun cuaca kerap menjadi tantangan, tim di lapangan tetap bekerja maksimal. Target kami, proyek ini selesai tepat waktu dan bisa segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” terang Naryo.

Ia menambahkan, normalisasi Batang Kandis mencakup pelebaran dan pengerukan alur sungai, penguatan tebing dengan dinding penahan, serta pembangunan fasilitas pendukung untuk memperlancar aliran air. “Semua pekerjaan ini bertujuan mengurangi risiko banjir dan meningkatkan daya tampung sungai,” katanya.

Antara Infrastruktur dan Harapan

Kehadiran Wamen PU di lokasi proyek disambut antusias warga sekitar yang berharap pembangunan ini benar-benar menjadi solusi jangka panjang. Bagi masyarakat yang selama bertahun-tahun hidup dengan ancaman banjir, proyek Batang Kandis bukan hanya sekadar beton dan alat berat, tetapi simbol harapan akan lingkungan yang lebih aman.

Meski hujan tak kunjung reda, peninjauan berlangsung khidmat. Kementerian PUPR bersama pemerintah daerah menegaskan komitmennya untuk menjaga keberlanjutan pembangunan infrastruktur pengendali banjir di Padang, termasuk pemeliharaan jangka panjang setelah proyek rampung.

Dengan selesainya normalisasi Batang Kandis, diharapkan Padang mampu terbebas dari momok banjir musiman, sekaligus menjadi contoh kolaborasi nyata antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.

(Rini/mond) 


Serasinews.com,Padang - Bakal calon ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Barat Tommy Irawan Sandra terus menjalin silaturahmi dengan berbagai stakeholder pemangku pemerintah di tingkat Provinsi Sumatera Barat jelang pemilihan dilaksanakan akhir bulan ini.

Sebelum melangkah maju dalam pemilihan Ketua Umum KONI Sumbar. Kali ini, Tommy Irawan Sandra bersama tim melakukan silaturahmi dan meminta restu sekaligus dukungan kepada Rektor UNP, Dr. Ir. Krismadinata, S.T, M.T dan mantan Rektor UNP Prof. Ganefri, Ph.D, 

Menurut Tommy Irawan Sandra, dirinya melaporkan hal-hal prinsip diantaranya keikutsertaan di Musorprov KONI Sumbar yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja KONI Sumbar.

“Saya bersama tim sudah menghadap rektor dan mantan rektor UNP Padang untuk bersilaturahmi dan meminta restu untuk maju sebagai ketua KONI Sumbar. Selain itu silaturahmi ini juga banyak hal konsolidasikan untuk membawa KONI lebih baik lagi,“ ujar Tommy Irawan Sandra, Jumat.

Tommy menambahkan, tekad teguh jika dirinya dipercaya oleh voter menjadi Ketua Umum KONI Sumbar 2025-2029, ini sebagai ibadah bertujuan memajukan olahraga Sumbar dengan mempersatukan para pemangku kepentingan olahraga dengan satu misi dan visi.

Sementara Ganefri dan Rektor sendiri mendukung penuh langkah yang diambil Tommy untuk maju dalam pemilihan Ketua KONI Sumbar. 

Ganefri berharap, bila nanti terpilih, Tommy bisa bekerja sama dengan semua pihak, terutama dengan pemerintah daerah.

“Saya mendukung langkah Tommy. Bila terpilih, Tommy harus bekerja sama dengan pemerintah,” pesan Ganefri.

Ganefri juga berharap agar KONI Sumbar ke depan dapat lebih profesional dalam membina olahraga prestasi. 

Menurutnya, pembinaan dan kesejahteraan atlet harus menjadi prioritas utama.

“KONI ke depan harus lebih profesional dan dapat memberikan kontribusi positif terhadap nama baik daerah, baik di tingkat nasional maupun internasional,” harapnya. (Ef / Rini)


Serasinews.com,Di tengah ritme kehidupan modern yang serba cepat, tuntutan pekerjaan, deadline tugas, hingga dinamika masalah pribadi, banyak orang mencari cara untuk sekadar melepaskan penat. Ada yang memilih tidur, ada yang menonton film, bahkan ada pula yang lari ke pusat perbelanjaan. Namun, ada satu aktivitas sederhana yang sering dianggap sepele, padahal diam-diam menyimpan manfaat besar: nongkrong bersama teman.

Sekilas, nongkrong mungkin hanya terlihat sebagai aktivitas buang-buang waktu. Duduk di warung kopi, berbincang ringan, atau sekadar tertawa bersama. Namun, penelitian ilmiah justru menunjukkan bahwa aktivitas ini bisa menjadi salah satu bentuk perawatan kesehatan mental paling alami, murah, sekaligus menyenangkan.

Bukan Sekadar Duduk dan Ngopi

Nongkrong bukan hanya soal menyeruput kopi atau teh sambil menatap jalanan kota. Esensinya jauh lebih dalam. Ini adalah momen sosial ketika manusia berinteraksi, merasa terhubung, dan mengisi kembali energi emosional yang terkuras karena rutinitas.

Menurut psikolog, otak dan hati manusia tidak cukup hanya diberi istirahat fisik. Keduanya juga butuh rehat sosial—waktu untuk merasa didengar, diterima, dan dimengerti. Nongkrong dengan teman dekat bisa menjadi ruang aman untuk melepas beban pikiran tanpa harus takut dihakimi.

Efek Ilmiah: Dari Kortisol Hingga Dopamin

Manfaat nongkrong telah dibuktikan oleh berbagai studi.

  • Mengurangi stres: American Psychological Association mencatat bahwa interaksi sosial positif menurunkan hormon kortisol (penyebab stres) sekaligus meningkatkan produksi endorfin yang membuat seseorang merasa bahagia.
  • Meningkatkan rasa diterima: Studi panjang Harvard Study of Adult Development menegaskan bahwa hubungan sosial hangat adalah kunci kebahagiaan dan umur panjang. Dengan nongkrong, otak melepaskan dopamin yang memperkuat rasa percaya diri serta menumbuhkan perasaan aman.
  • Meningkatkan kreativitas: Penelitian dari Stanford University menemukan bahwa percakapan santai dalam kelompok kecil mampu mendorong kreativitas hingga 50 persen lebih tinggi dibanding bekerja sendiri. Tak jarang ide bisnis, karya seni, atau inovasi lahir dari obrolan ringan yang tampak “receh”.
  • Mempercepat pemulihan mental: Journal of Happiness Studies mencatat bahwa dukungan emosional dari teman dekat efektif menurunkan risiko depresi. Kadang satu kalimat dukungan di tengah obrolan santai lebih berarti daripada berhari-hari memendam masalah sendiri.
  • Terapi tertawa: Menurut Mayo Clinic, tertawa mampu menurunkan tekanan darah, memperkuat sistem imun, dan memperbaiki suasana hati. Dan tawa paling tulus seringkali lahir saat nongkrong bersama orang yang punya humor serupa.

Nongkrong, Self-Care Murah Meriah

Tak semua orang punya waktu atau biaya untuk berlibur jauh, spa, atau meditasi. Namun, nongkrong bisa dilakukan siapa saja, di mana saja, bahkan tanpa modal besar. Cukup secangkir kopi, suasana hangat, dan teman yang nyambung, aktivitas ini bisa menjadi self-care sederhana yang efeknya terasa nyata.

Bagi banyak orang, nongkrong adalah ruang terapi tanpa sekat: tertawa lepas, berbagi cerita, hingga menemukan perspektif baru dari sudut pandang orang lain. Aktivitas ini seringkali membuat hati lebih lega meski tubuh terasa lelah.

Tips Nongkrong Sehat

Meski bermanfaat, nongkrong tetap perlu dilakukan dengan bijak. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar manfaatnya maksimal:

  1. Pilih lingkungan positif – Hindari nongkrong yang hanya berisi gosip toxic atau drama tak berujung.
  2. Batasi durasi – Nongkrong sampai larut malam boleh saja, tetapi jangan sampai mengorbankan kesehatan tubuh karena kurang tidur.
  3. Jaga pola konsumsi – Ngopi sah-sah saja, tetapi jangan sampai berlebihan.
  4. Gabungkan aktivitas bermanfaat – Nongkrong bisa diselingi olahraga ringan, masak bersama, atau bermain board game agar lebih produktif.

Dengan begitu, nongkrong tidak hanya menjadi pengisi waktu luang, tetapi juga sarana membangun hubungan sosial yang sehat dan berkualitas.

Perspektif Islam: Nongkrong Sebagai Ladang Pahala

Dalam ajaran Islam, menjaga hubungan baik dengan sesama bukan hanya bermanfaat secara sosial, tetapi juga bernilai ibadah. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti bangunan, saling menguatkan satu sama lain.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Artinya, nongkrong yang diisi dengan hal-hal positif—seperti saling mengingatkan dalam kebaikan, berbagi ilmu, atau sekadar memberi dukungan emosional—dapat menjadi ladang pahala. Ia bukan hanya aktivitas rekreasi, tetapi juga sarana mempererat ukhuwah dan memperkuat rasa kebersamaan.

Nongkrong, Ruang Aman yang Menyembuhkan

Kesimpulannya, nongkrong bukanlah aktivitas sia-sia. Ia adalah ruang aman untuk melepas penat, mempererat hubungan, dan menjaga kesehatan mental. Di tengah dunia yang semakin individualistis, nongkrong bersama teman justru menjadi pengingat bahwa manusia tidak diciptakan untuk hidup sendiri.

Jadi, jika suatu hari kamu merasa lelah, tertekan, atau butuh tempat untuk bernapas, jangan ragu untuk menghubungi temanmu. Ajak nongkrong, tertawalah bersama, dan biarkan momen sederhana itu menjadi vitamin jiwa yang menguatkan langkahmu ke depan.

(***)



Serasinews.com,Padang – Ketua Komisi II DPRD Kota Padang, Rachmad Wijaya, mengambil langkah cepat dalam menyikapi permasalahan pelayanan Transpadang di Koridor 1 yang belakangan dikeluhkan masyarakat. Ia langsung menghubungi Direktur Utama Perumda PSM selaku pengelola Transpadang, untuk meminta penyelesaian segera atas persoalan yang terjadi di lapangan.

Menanggapi hal tersebut, Dirut PSM menyampaikan bahwa sebanyak 10 unit armada baru Transpadang akan segera dioperasikan khusus untuk melayani rute Koridor 1, dengan total anggaran sebesar Rp10,8 miliar. Kehadiran armada baru ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan dan kenyamanan bagi para pengguna transportasi publik andalan Kota Padang tersebut.

Selain persoalan armada, Rachmad Wijaya juga menyoroti sikap sebagian pramugara Transpadang yang dinilai kurang sopan dan tidak ramah kepada penumpang. Ia meminta manajemen PSM melakukan evaluasi menyeluruh agar pelayanan yang diberikan dapat lebih profesional.

“Ke depan, Transpadang harus benar-benar mampu memberikan pelayanan yang baik, nyaman, dan membanggakan masyarakat Kota Padang. Transportasi publik ini harus menjadi pilihan utama warga karena kualitasnya yang terus meningkat,” tegas Rachmad Wijaya.

Dengan adanya penambahan armada dan peningkatan kualitas pelayanan, DPRD Kota Padang berharap Transpadang dapat terus bertransformasi menjadi transportasi massal yang modern, ramah, dan menjadi kebanggaan masyarakat.

(rini/mond) 


Serasinews.com,- Di setiap lingkungan tempat tinggal, selalu ada “bintang kecil” yang tingkah lakunya bikin suasana hidup. Kadang mereka datang mengetuk bel rumah orang tanpa alasan jelas, berteriak-teriak saat kita sedang rebahan, atau tiba-tiba nongol di teras hanya untuk minta Wi-Fi. Tingkah polos tapi menggemaskan ini sering membuat orang dewasa geleng-geleng kepala.

Ada kalanya kita tertawa, ada kalanya kesal, bahkan mungkin ingin pindah ke tempat yang lebih sepi. Namun, tanpa kehadiran mereka, suasana lingkungan pasti akan terasa lebih hambar. Pertanyaannya, bagaimana cara terbaik menyikapi anak-anak dengan kelakuan seperti ini? Haruskah kita marah, diam, atau justru ikut tertawa bersama mereka?

Berikut beberapa sudut pandang yang bisa menjadi pegangan untuk menghadapi “anak nakal” di sekitar kita, dengan cara yang lebih manusiawi, santai, dan penuh makna.

1. Bedakan Nakal dan Aktif

Tidak semua tingkah yang dianggap “nakal” benar-benar masuk kategori kenakalan. Banyak anak sesungguhnya hanya aktif, penuh energi, dan rasa ingin tahu. Misalnya, anak tetangga mondar-mandir dengan mobil-mobilan atau bermain bola di depan rumah. Itu bukan perilaku menyebalkan, hanya cara mereka menyalurkan energi berlebih.

Masalahnya, orang dewasa yang sudah lelah seharian bekerja sering cepat tersulut emosi. Label “nakal” pun dengan mudah ditempelkan, padahal sebenarnya mereka hanya butuh ruang untuk bermain dan bereksplorasi. Jika kita bisa sedikit lebih sabar, kita akan sadar bahwa tingkah itu hanyalah ekspresi jiwa kanak-kanak yang masih polos.

2. Pahami Latar Belakangnya

Anak yang terlihat “mengganggu” seringkali bukan karena niat jahat. Bisa jadi, ia sedang mencari perhatian karena orang tua sibuk bekerja, atau karena di rumah tidak ada teman bermain. Bahkan, sebagian anak melampiaskan energinya ke luar rumah karena di dalam rumah terlalu sempit untuk berlarian.

Di titik ini, empati kita diuji. Bukankah dulu kita juga pernah jadi anak kecil yang suka bertamu ke rumah tetangga hanya untuk ikut bermain? Menempatkan diri pada posisi mereka akan membuat kita lebih lapang dada. Sebelum marah, tanyakan pada diri: “Kalau dia anakku, aku ingin orang lain menyambut atau justru menolak kehadirannya?”

3. Bicara dengan Bahasa Mereka

Menegur anak tidak harus dengan nada keras. Sebaliknya, gunakan bahasa yang sesuai dengan dunia mereka. Misalnya, daripada berkata “Diam, berisik!” cobalah dengan pendekatan kreatif: “Siapa yang bisa ngomong pelan kayak ninja, nanti dapat hadiah permen.”

Teguran kreatif seperti ini lebih efektif karena anak merasa dipahami dan diajak bermain, bukan ditakuti. Anak yang dimarahi dengan cara keras biasanya tidak memahami apa salahnya, malah bisa menyimpan rasa takut atau bahkan dendam.

4. Ajak Main atau Ngobrol

Daripada menjauh, kadang justru solusi terbaik adalah mendekat. Ajak mereka bermain atau sekadar ngobrol santai. Anak-anak yang merasa dekat biasanya lebih mudah diatur.

Bahkan, jangan salah: anak-anak ini sering menjadi “wartawan kampung” yang tahu segalanya. Mereka bisa memberi informasi siapa yang baru membeli motor, siapa yang sedang punya acara hajatan, sampai jadwal tukang cilok lewat. Dekat dengan mereka, berarti juga dekat dengan sumber informasi paling update di lingkungan.

5. Tetapkan Batasan dengan Sopan

Meski penuh kesabaran, tetap harus ada batas. Jika tingkah mereka sudah membahayakan—melempar batu, memanjat pagar, atau merusak tanaman—kita wajib menegur. Namun, cara menegurnya penting diperhatikan.

Jangan memarahi mereka di depan teman-temannya, karena anak-anak sangat sensitif terhadap rasa malu. Lebih baik ajak mereka bicara empat mata di tempat yang tenang, lalu jelaskan dengan lembut mengapa perbuatannya berbahaya atau salah. Dengan begitu, teguran akan lebih mudah diterima.

6. Jangan Dibawa Perasaan

Kunci menghadapi anak-anak adalah tidak terlalu memasukkan ke hati. Mereka belum sepenuhnya paham norma sosial. Kalau kita tersinggung setiap kali mereka usil, justru kita sendiri yang akan stres.

Kadang, solusi terbaik adalah tarik napas dalam-dalam, lempar senyum tipis, lalu mengalihkan perhatian. Jangan sampai kita terlihat terlalu reaktif, karena bagi anak, melihat orang dewasa “meledak” bisa jadi hiburan tersendiri dan mereka pun akan mengulanginya.

7. Alihkan Energi dengan Kreativitas

Anak-anak suka diberi “misi khusus”. Daripada mereka berulah, berikan peran yang membuat mereka merasa penting: minta tolong mengambil galon, menyapu halaman, atau ikut lomba kecil. Tentu saja, jangan lupa sertakan hadiah kecil seperti permen, stiker, atau sekadar ucapan terima kasih.

Cara ini tidak hanya mengurangi kenakalan, tapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan.

Perspektif Islam: Anak adalah Amanah

Dalam Islam, anak-anak bukan sekadar makhluk kecil yang kadang merepotkan, melainkan amanah dari Allah SWT. Rasulullah ﷺ sendiri dikenal sangat lembut terhadap anak-anak, bahkan ketika mereka “mengganggu.” Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari, diceritakan cucu beliau pernah naik ke punggungnya saat shalat, namun Nabi tetap bersabar dan melanjutkan shalat tanpa mengusir cucunya.

Ulama besar seperti Imam An-Nawawi menekankan pentingnya mendidik anak dengan kasih sayang. Menegur itu perlu, tapi harus dengan hikmah. Amarah yang berlebihan justru akan menutup pintu hati mereka dari nasihat.

Dengan kesabaran, kelembutan, dan sedikit kreativitas, setiap interaksi dengan anak-anak bisa menjadi ladang pahala. Siapa tahu, perhatian kecil yang kita berikan hari ini akan menjadi bekal berharga bagi mereka untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.

Anak-anak yang kadang kita anggap “nakal” sebenarnya adalah pelengkap warna di lingkungan. Mereka mengingatkan kita pada masa kecil, mengajarkan kesabaran, sekaligus menghadirkan tawa di tengah rutinitas.

Maka, alih-alih melihat mereka sebagai gangguan, mungkin sudah saatnya kita menempatkan mereka sebagai pengingat: bahwa hidup tak selalu harus serius, dan ada keindahan dalam suara tawa kecil yang kadang terdengar “berisik” di telinga kita.

(***)

#Parenting #Gayahidup #Lifestyle


Serasinews.com, Padang – Minggu sore, 27 Juli 2025, kawasan Bungus, Kota Padang, mendadak gempar setelah seorang pekerja lepas, Davit (43), menjadi korban kecelakaan kerja di proyek penggantian Jembatan Aia Gadang Bungus Teluk Kabung. Insiden terjadi sekitar pukul 16.30 WIB, membuat Davit harus dilarikan darurat ke Rumah Sakit Tentara (RST) Padang dengan kondisi kaki kiri patah parah.

Setelah menjalani operasi besar, tulang kakinya kini dipasangi pen untuk menopang kerusakan yang dialaminya. Hingga saat ini, ia masih menjalani masa pemulihan panjang dan belum bisa kembali bekerja.

Proyek Rp12,6 Miliar, Tapi Keselamatan Masih Sekadar Formalitas

Kecelakaan ini terjadi di tengah pengerjaan proyek besar senilai Rp12,678 miliar yang ditangani PT Arupadhatu Adisesanti. Ironisnya, proyek miliaran yang melibatkan banyak tenaga lokal justru menyisakan pertanyaan besar soal standar keselamatan kerja.

Wahyu Piro, pelaksana lapangan proyek, mengakui bahwa petugas K3 bernama Tasya jarang sekali hadir di lokasi proyek. Bahkan, saat Davit mengalami kecelakaan, sosok yang seharusnya paling bertanggung jawab atas keselamatan pekerja itu tidak tampak batang hidungnya, ujarnya kala ditemui pada Sabtu (20/9/2025).

Pernyataan ini semakin mempertegas anggapan bahwa K3 di proyek hanya dijadikan formalitas untuk memenuhi syarat kontrak, bukan diterapkan nyata di lapangan.

Instansi Terkait Dinilai Lalai

Kritik juga mengarah kepada instansi pengawas, baik dari pemerintah daerah maupun Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) yang seharusnya turun langsung memastikan proyek berjalan sesuai standar.

“Jangan tunggu ada korban dulu baru sibuk bicara K3. Kalau petugas K3 saja jarang ada di lapangan, lalu siapa yang mengawasi keselamatan pekerja setiap hari?” ungkap salah seorang warga Bungus dengan nada geram.

Sorotan publik kini mengarah pada lemahnya pengawasan pemerintah. Padahal, proyek dengan anggaran negara bernilai miliaran rupiah seharusnya tidak hanya berfokus pada target pembangunan fisik, melainkan juga memastikan nyawa pekerja tidak dipertaruhkan secara sembrono.

Davit (Pakai Tongkat) Pekerja yang Alami Kecelakaan kerja akibat lalainya pengawasan K3 

Pekerja Jadi Korban, Bukan Sekadar Angka

Davit bukan sekadar nama di laporan kecelakaan kerja. Ia seorang ayah, pekerja keras, yang rela bekerja sebagai buruh lepas demi menyambung hidup keluarganya. Namun, dalam hitungan detik, hidupnya berubah drastis akibat kecelakaan yang seharusnya bisa dicegah dengan pengawasan yang lebih ketat.

Kini, meski pihak perusahaan sudah menyatakan akan menanggung biaya pengobatan dan memberikan kompensasi bulanan Rp1 juta, luka fisik dan psikis yang dialami Davit tak bisa dihitung dengan nominal.

Harapan: Jangan Ada Davit-Davit Lain

Kasus ini menjadi cermin kelam wajah proyek infrastruktur di daerah, di mana keselamatan pekerja kerap dipandang remeh. Tanpa pengawasan ketat dari perusahaan maupun instansi terkait, selalu ada risiko pekerja berikutnya yang akan bernasib sama.

Masyarakat Bungus berharap peristiwa ini tidak hanya berakhir dengan sekadar klaim tanggung jawab biaya, melainkan menjadi titik balik bagi pemerintah dan kontraktor untuk benar-benar menjalankan K3, bukan hanya di atas kertas.

“Kalau proyek miliaran masih mengorbankan nyawa rakyat kecil, lalu untuk siapa sebenarnya pembangunan ini?” tanya seorang tokoh masyarakat Bungus dengan suara lantang.

Payung Hukum Keselamatan Kerja

Peristiwa yang menimpa Davit tidak bisa dianggap sepele, sebab aturan tentang keselamatan kerja sebenarnya sudah jelas diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

UU ini mewajibkan setiap perusahaan untuk:

Menjamin keselamatan tenaga kerja yang berada di bawahnya.

Menyediakan peralatan keselamatan sesuai standar.

Menunjuk dan menghadirkan petugas K3 secara konsisten di lokasi kerja.

Melakukan pengawasan dan pencegahan kecelakaan di setiap kegiatan proyek.


Bahkan, dalam pasal 14 UU Keselamatan Kerja disebutkan bahwa pengusaha wajib menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja mengenai kondisi berbahaya di tempat kerja, cara mencegahnya, serta penggunaan alat pelindung diri (APD).

Sanksi Hukum Bila Lalai

Apabila perusahaan terbukti lalai dan menyebabkan kecelakaan kerja, ada sejumlah sanksi hukum yang bisa dikenakan, di antaranya:

Sanksi Pidana

Berdasarkan Pasal 15 UU No. 1 Tahun 1970, pengusaha atau pengurus yang melanggar ketentuan keselamatan kerja dapat dipidana dengan kurungan maksimal 3 bulan atau denda hingga Rp100.000 (angka nominal memang kecil karena UU dibuat lama, namun tetap berlaku).

Selain itu, dalam praktiknya perusahaan juga dapat dijerat dengan Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan orang lain luka berat atau meninggal, dengan ancaman pidana penjara hingga 5 tahun.

Sanksi Administratif dan Perdata

Berdasarkan UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 jo. UU Cipta Kerja No. 6 Tahun 2023, perusahaan dapat dikenai sanksi administratif, mulai dari teguran, penghentian sementara kegiatan, hingga pencabutan izin usaha.

Pekerja atau keluarganya juga dapat menuntut ganti rugi secara perdata bila terbukti terjadi kelalaian.

Dengan landasan hukum tersebut, jelas bahwa keselamatan kerja bukan hanya tanggung jawab moral perusahaan, melainkan juga kewajiban hukum. Kecelakaan seperti yang dialami Davit semestinya bisa dicegah jika aturan dipatuhi dan pengawasan dijalankan serius, bukan sekadar formalitas.

(rini/mond) 


Serasinews.com,Pasaman Barat | Pagi itu, halaman Mapolres Pasaman Barat dipenuhi derap langkah tegap para personel kepolisian yang berbaris rapi. Dengan seragam dinas lengkap, mereka berdiri dalam formasi penuh disiplin, menanti dimulainya apel pagi yang dipimpin langsung oleh Kapolres Pasaman Barat AKBP Agung Tribawanto, S.I.K, Rabu 24 September 2025.

Ada yang berbeda dalam apel kali ini. Di balik nuansa formal khas kepolisian, tampak penutup kepala tanjak khas Minangkabau menghiasi kepala para personel. Simbol adat itu bukan sekadar hiasan, melainkan pesan mendalam bahwa polisi adalah bagian dari masyarakat, yang menjunjung tinggi kearifan lokal dan nilai budaya daerah.

Momentum Konsolidasi dan Evaluasi

Apel pagi di tubuh Polri bukan hanya rutinitas. Ia adalah forum penting untuk konsolidasi, menyampaikan arahan pimpinan, sekaligus mengevaluasi kinerja. Di hadapan jajaran, Kapolres AKBP Agung Tribawanto menekankan pentingnya kesiapan dan profesionalisme.

“Apel pagi ini adalah momentum untuk memperkuat kedisiplinan, mengukur kesiapan kita, dan meneguhkan kembali semangat pengabdian. Kehadiran Polri harus benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Pasaman Barat,” ujar Kapolres dalam amanatnya.

Pesan itu disampaikan dengan suara lantang namun tetap berwibawa, menggugah semangat seluruh jajaran yang berdiri tegak mendengarkan.

Polri dan Kearifan Lokal

Penggunaan tanjak dalam apel bukan tanpa makna. Menurut Kapolres, hal ini menjadi pengingat bahwa Polri harus hadir dengan wajah yang humanis dan dekat dengan masyarakat. Kehadiran polisi bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga bagian dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat Sumatera Barat.

“Dengan mengedepankan kearifan lokal, kita ingin menunjukkan bahwa Polri dan masyarakat adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Kita jaga keamanan, kita hormati adat, dan kita rawat kebersamaan,” tegasnya.

Pesan Kedisiplinan dan Profesionalisme

Dalam arahannya, Kapolres juga menekankan agar setiap personel selalu meningkatkan pelayanan publik dengan pendekatan yang ramah, cepat, dan tepat. Profesionalisme, katanya, adalah kunci agar kepercayaan masyarakat terus terjaga.

Ia juga mengingatkan pentingnya kebersamaan dan kekompakan dalam menjalankan tugas, baik di lapangan maupun di lingkungan internal. “Kekuatan kita ada pada soliditas. Jika kita kompak, semua tantangan bisa kita hadapi dengan baik,” ujarnya.

Semangat Baru di Pagi Hari

Seiring dengan terbitnya matahari, apel pagi itu menandai semangat baru bagi jajaran Polres Pasaman Barat. Tidak hanya meneguhkan disiplin, tetapi juga menanamkan rasa bangga sebagai pelayan dan pelindung masyarakat.

Bagi para personel, apel pagi ini menjadi refleksi bahwa tugas mereka tidak sebatas menegakkan aturan, tetapi juga menjaga nilai-nilai sosial dan budaya yang hidup di tengah masyarakat.

Dengan konsistensi apel rutin, Polres Pasaman Barat berharap dapat terus memperkuat ikatan antara polisi dan masyarakat, menghadirkan rasa aman, serta menjadikan Pasaman Barat sebagai daerah yang damai, tertib, dan sejahtera.

TIM


Serasinews.com, Padang – Alih-alih menjadi solusi transportasi publik yang nyaman dan efisien, layanan bus Trans Padang justru menuai hujan kritik dari warganet maupun penumpang setianya. Aturan baru yang mewajibkan bus berhenti di setiap halte serta pramugara mengambil foto sebagai bukti pelayanan, kini dinilai kontraproduktif dan membuat perjalanan semakin lambat.

Banjir keluhan itu terekam jelas di kolom komentar akun resmi Instagram @official_transpadang.psm. Berbagai komentar bernada protes muncul, mulai dari keterlambatan, pelayanan pramugara yang dianggap buruk, hingga masalah teknis kendaraan.

Netizen “Mengamuk” di Medsos

Salah satu pengguna Instagram, @alilkul, menulis dengan nada kesal:
“Telat telat. Jangan karena laporan beberapa orang yg ditinggal trans malah ngerugiin ratusan konsumen. Belajar lagi sana manajemen pemasaran.”

Keluhan serupa datang dari akun @m.a.bowo yang merasa aturan baru justru mengacaukan jadwal kerja penumpang.
“Berhenti di halte kosong neh. Mana pagi jam kerja. Rencana bakalan cepat eh malah telat.”

Tak hanya soal aturan, masalah teknis juga jadi sorotan. Akun @mikoyolisaputra menulis lantang:
“Knalpot oto bus Trans Padang rute Lubuk Buayo tolong di-service, busuak dan hitam asok nyo, mengganggu pengguna jalan lain.”

Sementara itu, @monamaresa menilai kewajiban pramugara mengambil foto di setiap halte sangat tidak masuk akal.
“Mengambil foto setiap halte sangat sangat tidak efisien, harusnya tidak telat menjadi telat.”

Keluhan senada terus bermunculan. Mulai dari aturan yang dianggap buang waktu, bus yang penuh sesak, hingga pelayanan pramugara yang disebut jutek dan tidak ramah. Bahkan, akun @bublegum6605 secara terang-terangan menegur petugas di lapangan:
“Kalau ada masalah pribadi jangan sampai dibawa pas saat kerja dong. Kami tau kakak capek, tapi sepertinya kita juga sama-sama capek. Jadi tolong lah yah senyum dikit kak jangan berkerut aja tu muka lihat orang.”

Penumpang Langsung Mengeluh

Bukan hanya di dunia maya, penumpang juga menyampaikan pengalaman langsung. Felda, warga yang menggunakan Trans Padang koridor 1 jalur Pasar Raya–Khatib–Tabing–Lubuk Buaya–Batas Kota, mengaku kecewa dengan kenyamanan armada.

“Busnya panas, penumpangnya melebihi kapasitas yang tertulis di kaca mobil, keneknya ada beberapa yang julid, pembayaran pakai QR kadang susah,” ungkapnya.

DPRD Minta Evaluasi Cepat

Menanggapi banjir keluhan ini, Wakil Ketua DPRD Kota Padang, Mastilizal Aye, tampil tegas. Ia menyebut pelayanan Trans Padang sudah jauh melenceng dari tujuan awalnya sebagai transportasi publik yang harus mempermudah masyarakat.

Koridor 1 itu wajib diremajakan. Jangan biarkan warga setiap hari menderita hanya karena pelayanan buruk. Trans Padang itu bukan untuk bikin emosi penumpang, tapi untuk melayani masyarakat. Kalau sekarang justru membuat orang rugi waktu dan kesal, berarti ada yang salah besar di manajemen,” tegas Mastilizal.

Lebih jauh, ia menuntut agar Dinas Perhubungan melakukan evaluasi menyeluruh, bukan sekadar tambal sulam.
Sopir dan pramugara harus diperbaiki, komunikasi dengan tiap koridor harus berjalan. Kalau ada aturan yang justru memperlambat pelayanan, ya harus dicabut. Jangan masyarakat dijadikan korban kebijakan yang tidak matang,” ujarnya keras.

Menurutnya, Pemko tidak bisa bersembunyi di balik dalih prosedur atau laporan teknis. “Saya minta aturan ini dikaji ulang. Kalau kebijakan malah bikin masalah baru, itu namanya gagal total. Jangan sampai subsidi dari APBD hanya dipakai untuk bikin masyarakat tambah sengsara,” tandasnya.

Dishub Akui Ada Masalah

Kepala Dinas Perhubungan Kota Padang, Ances Kurniawan, mengakui keluhan penumpang sebagai bahan evaluasi penting. Ia menegaskan akan memperbaiki sistem pelayanan, mulai dari pramugara hingga kondisi bus yang sering berasap dan tidak terawat.

Masalah pelayanan pramugara akan jadi bahan evaluasi kepada PSM. Kendaraan itu sering berasap, kebut-kebutan, tidak optimal. Ada masalah, service tidak tepat waktu. Ini semua akan kita benahi,” katanya.

Ances juga menekankan bahwa operator PSM sebagai perpanjangan tangan Pemko harus lebih profesional. “Mereka itu wajahnya Pemko. Harus terima kritik, jangan defensif. Kritik adalah energi untuk perbaikan,” ucapnya.

Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa Trans Padang murni dibiayai APBD melalui subsidi, sehingga tidak perlu mengejar PAD.
Fokus utamanya hanya satu: memberikan layanan terbaik untuk masyarakat. Itu yang harus kita jaga,” tutup Ances.

Dengan kritik deras dari warganet, keluhan penumpang di lapangan, hingga sorotan tajam DPRD, kini bola panas ada di tangan Pemko Padang dan Dishub. Publik menunggu, apakah Trans Padang benar-benar mau berubah menjadi layanan publik yang ramah, atau tetap menjadi sumber emosi harian warga kota.

(Mond)

#TransPadang #Padang #TransportasiPublik



Serasinews.com, Padang – Kabar gembira datang untuk masyarakat Sumatra Barat. Melalui program Instruksi Presiden (Inpres) Irigasi Tahap III, pemerintah pusat mengalokasikan dana sebesar Rp 100,45 miliar lebih untuk pembangunan dan perbaikan jaringan irigasi di 15 kabupaten dan kota. Anggaran jumbo ini dipastikan terealisasi berkat perjuangan wakil rakyat di Senayan, khususnya Anggota Komisi V DPR RI, Zigo Rolanda.

“Allhamdulillah, lewat penjaringan aspirasi di Komisi V DPR RI, dipastikan realisasi dari Inpres Irigasi Tahap III, Provinsi Sumbar memperoleh Rp 100,45 miliar lebih. Ini bentuk komitmen kita memperjuangkan kebutuhan masyarakat, terutama petani yang sangat bergantung pada ketersediaan air irigasi,” ujar Zigo Rolanda saat diwawancarai di Padang.

95 Titik Irigasi Tersebar di 15 Daerah

Menurut Zigo, dana tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan dan perbaikan 95 titik daerah irigasi yang tersebar di seluruh Sumbar. Ia menegaskan, perjuangan membawa program ini ke daerah tidaklah mudah.

“Pertarungan mendapatkan program Inpres Irigasi tahap III ini penuh dinamika, tetapi berkat doa dan dukungan masyarakat, kita berhasil memastikan dana Rp 100.455.653.672 tersebut untuk Sumbar,” ungkap politisi muda asal Ranah Minang itu.

Adapun rinciannya, proyek irigasi tersebut akan tersebar di berbagai daerah, antara lain:

  • Kota Padang Panjang: 9 daerah irigasi
  • Kota Sawahlunto: 1 daerah irigasi
  • Kota Solok: 3 daerah irigasi
  • Kota Padang: 7 daerah irigasi
  • Kota Pariaman: 1 daerah irigasi
  • Kabupaten Limapuluh Kota: 4 daerah irigasi
  • Kabupaten Padang Pariaman: 5 daerah irigasi
  • Kabupaten Pasaman: 3 daerah irigasi
  • Kabupaten Pasaman Barat: 1 daerah irigasi
  • Kabupaten Pesisir Selatan: 13 daerah irigasi
  • Kabupaten Sijunjung: 3 daerah irigasi
  • Kabupaten Agam: 17 daerah irigasi
  • Kabupaten Dharmasraya: 6 daerah irigasi
  • Kabupaten Solok: 5 daerah irigasi
  • Kabupaten Solok Selatan: 17 daerah irigasi

Dengan distribusi tersebut, pembangunan jaringan irigasi dipastikan menjangkau hampir seluruh wilayah Sumbar, dari pesisir hingga pedalaman, dari daerah penghasil padi hingga sentra perkebunan.

Dampak Besar bagi Petani dan Ketahanan Pangan

Zigo menegaskan bahwa program ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi memiliki dampak strategis terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.

“Irigasi adalah nadi pertanian. Tanpa air, sawah tidak bisa produktif. Jika jaringan irigasi bagus, petani bisa panen lebih dari sekali dalam setahun. Ini otomatis meningkatkan produksi pangan dan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Lebih jauh, ia menambahkan bahwa keberadaan irigasi yang baik juga berperan mengurangi risiko gagal panen akibat kekeringan atau distribusi air yang tidak merata.

Komitmen Pengawasan

Dana sebesar itu, kata Zigo, akan dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui anggaran tahun 2025. Sebagai wakil rakyat dari Sumbar, ia menegaskan akan mengawal ketat proses pembangunan agar tepat sasaran.

“Komisi V DPR RI, khususnya kami sebagai wakil rakyat dari Sumbar, akan memastikan program ini benar-benar berjalan sesuai rencana. Pengawasan sangat penting agar proyek selesai tepat waktu dan manfaatnya langsung dirasakan masyarakat,” ujarnya.

Simbol Perjuangan Aspirasi Daerah

Program Inpres Irigasi Tahap III ini menjadi bukti nyata bahwa aspirasi masyarakat daerah bisa diwujudkan melalui jalur politik di Senayan. Zigo Rolanda menyebut keberhasilan ini merupakan hasil sinergi antara aspirasi masyarakatkerja keras legislator, dan komitmen pemerintah pusat dalam membangun daerah.

“Ini bukan kemenangan pribadi, tetapi kemenangan seluruh masyarakat Sumbar. Saya berharap pembangunan irigasi ini menjadi jalan pembuka bagi lahirnya lumbung-lumbung pangan baru di Ranah Minang,” pungkasnya.

( Metek Andi)

#Infrastruktur #Irigasi #SumateraBarat #DPR #ZigoRolando

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.