Latest Post

Bapenda Padang Copot Iklan Tidak Bayar Pajak (dok;Mond) 


Serasinews.com;Padang — Suasana di Jalan Raya Indarung, tepat di depan Polsek Lubuk Kilangan, tampak berbeda dari biasanya pada Selasa pagi (5/8). Sejumlah kendaraan satu per satu diberhentikan oleh petugas gabungan. Mobil-mobil yang dihentikan bukan karena pelanggaran lalu lintas, melainkan karena iklan stiker besar di bodi kendaraannya dan lebih khusus lagi, karena pajak reklamenya yang belum dibayar.

Operasi tersebut dipimpin langsung oleh Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Padang, bekerja sama dengan Polresta Padang, Jasa Raharja, dan Samsat. Penertiban ini merupakan bagian dari rangkaian Operasi Patuh Singgalang 2025, yang tidak hanya menyasar pelanggaran lalu lintas, tetapi juga penegakan pajak daerah, termasuk pajak reklame berjalan.

Target: Stiker Brand Besar yang Menunggak Pajak

Kabid Pelaporan dan Pengendalian Pendapatan Bapenda Kota Padang, Ikrar Prakarsa, mengatakan bahwa penertiban menyasar kendaraan yang membawa stiker iklan dari berbagai merek ternama, namun menunggak kewajiban membayar pajak reklame ke pemerintah daerah.

“Hari ini kami menertibkan pajak reklame berjalan yang terpasang di kendaraan-kendaraan yang lewat di kawasan Lubuk Kilangan. Kami menemukan beberapa merek besar seperti Maxim, Vidoran, Mama Lemon, dan lainnya, yang masih menunggak pajak. Stikernya langsung kami copot di tempat,” ujar Ikrar di lokasi razia.

Ia menjelaskan bahwa langkah ini bukan dilakukan secara tiba-tiba. Sebelumnya, pihak Bapenda telah memberikan berbagai bentuk pemberitahuan kepada wajib pajak yang bersangkutan. Mulai dari peringatan lisan, pengiriman surat teguran, hingga tindakan tegas seperti penertiban di lapangan.

Proses di Lapangan: Cek Langsung dan Copot Stiker

Setiap kendaraan yang diduga membawa stiker iklan dari perusahaan yang menunggak pajak diberhentikan secara acak. Petugas kemudian melakukan pengecekan legalitas pembayaran pajak reklame. Jika ditemukan bahwa masa berlaku sudah habis atau tidak dibayarkan sama sekali, sopir diminta menghubungi pemilik kendaraan atau pihak perusahaan terkait.

“Kami konfirmasi langsung di tempat. Jika memang terbukti belum dibayar, tidak ada toleransi. Stiker langsung kami lepas sebagai bentuk penindakan,” tegas Ikrar.

Kegiatan ini sekaligus menjadi peringatan keras bagi para pemilik brand dan kendaraan komersial yang memasang stiker iklan di armadanya tanpa memenuhi kewajiban perpajakan. Ikrar menegaskan bahwa reklame berjalan, meskipun tidak dipasang di papan besar di jalan raya, tetap merupakan objek pajak reklame yang diatur dalam Peraturan Daerah.

Dampak dan Tindak Lanjut

Penertiban ini tidak hanya berdampak langsung pada kendaraan yang terkena razia, tetapi juga memberikan efek jera dan peringatan kepada pemilik usaha lain yang mungkin belum menyadari pentingnya membayar pajak reklame.

“Kami ingin memastikan bahwa semua yang beriklan di wilayah Kota Padang memenuhi kewajibannya kepada daerah. Pendapatan dari pajak reklame ini sangat penting untuk mendukung pembangunan kota,” tambahnya.

Bapenda Padang memastikan bahwa razia semacam ini tidak berhenti di satu titik saja. Ke depan, operasi serupa akan terus dilakukan di berbagai titik strategis lainnya, termasuk kawasan pusat kota dan jalur-jalur padat kendaraan.

Pajak Reklame: Sumber Pendapatan Daerah yang Sering Diabaikan

Reklame berjalan merupakan salah satu bentuk media promosi yang cukup marak, terutama digunakan oleh aplikasi layanan transportasi online, produk makanan, hingga produk rumah tangga. Namun, karena bentuknya tidak menetap dan bergerak terus-menerus, pengawasan terhadap reklame berjalan ini cenderung lebih sulit dilakukan dibandingkan reklame papan atau baliho.

Meski demikian, reklame berjalan tetap dikenakan pajak sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku. Bagi pemerintah, penerimaan dari pajak ini berkontribusi besar dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Dengan adanya penertiban ini, Bapenda Kota Padang berharap bisa menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa promosi usaha harus disertai dengan kepatuhan terhadap kewajiban perpajakan.

(Mond)

#Bapenda #Padang


serasinews.com;Padang,,Usai menjamu ratusan jejaring kota kreatif saat tiba di ibu kota Sumatera Barat dengan moda transportasi KA Minangkabau Ekspres menuju stasiun Pulau Aie sekaligus pelaksanaan Rakornas Indonesia Creative Cities Network (ICCN). PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat juga turut hadir memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-356 Kota Padang melalui Festival Telong-Telong, sebuah pawai budaya malam yang menjadi tradisi tahunan dan ikon perayaan kota.

Pada festival yang digelar Rabu malam (6/8/2025) tersebut, KAI Divre II Sumbar menghadirkan replika “Mak Itam” yang merupakan sebuah lokomotif uap berwarna hitam yang pernah berjaya di jalur perkeretaapian Sumatera Barat, khususnya di kawasan tambang batu bara Ombilin, Sawahlunto. Nama “Mak Itam”, yang berasal dari bahasa Minangkabau dan berarti “Ibu Hitam”, menjadi simbol kedekatan emosional masyarakat terhadap kereta uap ini, yang dulunya berperan penting dalam mengangkut hasil tambang dari pedalaman ke pelabuhan serta termasuk salah satu aset bersejarah yang kini dilestarikan oleh KAI sebagai bagian dari warisan budaya perkeretaapian Indonesia. Tak hanya sebagai sarana transportasi masa lalu, Mak Itam kini dikenal sebagai ikon wisata heritage yang membawa nilai sejarah, budaya, dan kebanggaan daerah, serta menjadi bagian dari kawasan Warisan Dunia UNESCO di kota Sawahlunto.

Kepala Humas KAI Divre II Sumbar, Reza Shahab, menyampaikan bahwa partisipasi KAI dalam Festival Telong-Telong merupakan wujud komitmen perusahaan untuk terus dekat dengan masyarakat dan mendukung penguatan identitas kota.

“Kereta api bukan sekadar sarana transportasi, tetapi juga bagian dari wajah kota dan identitas budaya. Melalui replika ini, kami ingin merayakan HUT Kota Padang dengan cara yang menyenangkan, kreatif, dan penuh makna,” ujar Reza.

Replika yang dirancang dan dibangun oleh tim internal KAI Divre II Sumbar bersama komunitas kreatif lokal dalam Festival Telong-Telong menggambarkan Lokomotif Mak Itam, lengkap dengan warna hitam legam khas lokomotif uap serta aksen lampu kuning keemasan yang menyala di malam hari. Desain ini tidak hanya merepresentasikan wujud fisik Mak Itam, tetapi juga membangkitkan nuansa sejarah perkeretaapian Sumatera Barat.

Paduan antara bentuk lokomotif klasik dan unsur budaya lokal ini menjadikan replika Mak Itam tidak hanya sebagai ikon transportasi, tetapi juga sebagai simbol kolaborasi antara warisan sejarah dan kekayaan budaya Minangkabau.

Reflika Mak Itam menjadi salah satu bagian festival yang paling mencuri perhatian dalam pawai, menampilkan visualisasi transportasi dengan kekayaan budaya lokal.

Partisipasi KAI mendapat sambutan meriah dari warga yang memadati rute pawai. Tak sedikit pengunjung yang mengabadikan momen bersama replika Mak Itam tersebut, menjadikannya sebagai simbol sinergi antara transportasi dan pelestarian budaya lokal.

“Kami bangga bisa menjadi bagian dari semangat kolaboratif yang ditunjukkan Kota Padang dalam perayaan ini. Semoga kehadiran KAI selalu memberi kontribusi positif, tidak hanya dalam mobilitas masyarakat, tapi juga dalam membangun karakter dan kebanggaan kota,” tutup Reza.

Salam hangat,

Reza Shahab

Kepala Humas KAI Divre II Sumbar



Padang - Hari Jadi Kota Padang yang ke-356 bukan hanya menjadi pesta rakyat bagi warga, tetapi juga momentum penting bagi seluruh elemen, termasuk jajaran direksi Perumda Air Minum Kota Padang. Dalam suasana penuh suka cita, Direktur Utama Hendra Pebrizal, S.Sos, M.M, bersama dua direktur lainnya, Afrizal Kuning, S.T, M.M (Direktur Umum) dan Andri Satria, S.T, M.T (Direktur Teknik), tampil bersama dengan kekompakan yang memancarkan energi positif.

Kehadiran mereka di momen bersejarah ini menjadi simbol kebersamaan, di mana sinergi yang terjalin tidak hanya terlihat secara seremonial, tetapi juga mencerminkan kolaborasi nyata dalam menjalankan visi perusahaan.

Ucapan selamat yang disampaikan jajaran direksi bukan sekadar basa-basi atau formalitas, melainkan sebuah penegasan komitmen untuk terus menjadi bagian dari pembangunan Kota Padang. Hendra Pebrizal menegaskan bahwa melalui layanan air bersih yang profesional, merata, dan berkualitas, Perumda Air Minum siap menjadi salah satu pilar utama yang menopang kehidupan masyarakat dan menunjang daya saing kota.
Bagi mereka, air bukan hanya sumber kehidupan, tetapi juga fondasi peradaban yang menentukan arah masa depan sebuah kota.

Memasuki usia ke-356, Kota Padang terus berbenah menjadi kota modern tanpa kehilangan nilai-nilai tradisi dan kearifan lokalnya. Dalam dinamika tersebut, Perumda Air Minum memposisikan diri sebagai mitra strategis pemerintah dan masyarakat.
Andri Satria, selaku Direktur Teknik, menyebutkan bahwa inovasi dalam distribusi dan kualitas air bersih menjadi fokus utama. Dengan teknologi yang semakin berkembang, Perumda Air Minum berkomitmen menghadirkan layanan yang adaptif terhadap tantangan zaman, termasuk dalam menghadapi isu ketersediaan air bersih di tengah perubahan iklim.

Afrizal Kuning, Direktur Umum, menambahkan bahwa setiap tetes air yang mengalir ke rumah warga adalah wujud nyata dari dedikasi perusahaan. Tata kelola yang berintegritas tinggi menjadi prinsip utama mereka, memastikan pelayanan air bersih berjalan adil, transparan, dan tepat sasaran.
Tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan konsumsi, air yang didistribusikan Perumda Air Minum diharapkan dapat menunjang berbagai sektor kehidupan, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga perekonomian.

Perumda Air Minum Kota Padang menyadari bahwa tugas mereka melampaui sekadar menyediakan air bersih. Mereka adalah bagian dari pembangun fondasi kehidupan di Kota Padang. Melalui peringatan Hari Jadi Kota ini, seluruh jajaran direksi dan staf mendapatkan pengingat penting bahwa kontribusi mereka akan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat untuk jangka panjang.
Semangat kolaborasi yang ditunjukkan jajaran direksi diharapkan dapat menginspirasi seluruh pegawai di setiap lini, membentuk tim kerja yang solid, inovatif, dan responsif terhadap kebutuhan warga.

Hari Jadi Kota Padang ke-356 menjadi refleksi bahwa perjalanan pembangunan kota ini masih panjang. Perumda Air Minum siap terus berinovasi, berkolaborasi, dan menjaga kualitas layanan demi terwujudnya Kota Padang yang tangguh, modern, dan berdaya saing tinggi.
Bagi mereka, memberikan layanan air bersih bukan hanya pekerjaan, tetapi sebuah pengabdian untuk tanah kelahiran dan masyarakat yang mereka cintai. Ns



Padang – Dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-9 Ikatan Keluarga Wartawan Republik Indonesia (IKW RI), Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Kota Padang menerima plakat penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas sinergi dan dukungannya dalam penyebaran informasi kepada masyarakat.

Acara yang berlangsung hangat pada Rabu (6/8/2025) itu dihadiri oleh berbagai tokoh penting dari IKW RI dan Perumda Air Minum Kota Padang. Penghargaan ini menjadi bukti nyata hubungan harmonis antara perusahaan pelayanan publik dan insan pers dalam mendorong keterbukaan informasi serta pelayanan maksimal kepada masyarakat.

Hendra Pebrizal: “Terima kasih telah menjadi mitra promosi Perumda Air Minum Kota Padang”

Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Padang, Hendra Pebrizal, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kepercayaan serta dukungan yang diberikan oleh IKW RI. Menurutnya, IKW RI telah memainkan peran penting dalam menyampaikan informasi yang relevan dan edukatif kepada masyarakat, khususnya para pelanggan Perumda Air Minum Kota Padang.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada IKW RI yang telah menjadi mitra promosi kami. Peran media sangat strategis dalam menyampaikan program-program kami kepada masyarakat. Sinergi ini akan terus kami jaga demi peningkatan kualitas pelayanan,” ujar Hendra.

Ia menegaskan, kolaborasi ini tidak sekadar dalam bentuk pemberitaan, tetapi juga dalam mendorong edukasi kepada pelanggan mengenai pentingnya menjaga kualitas air, kewajiban pembayaran, dan program sosial yang dijalankan oleh perusahaan daerah tersebut.

IKW RI Apresiasi Kontribusi Nyata Perumda Air Minum

Ketua IKW RI, Davit Effendi, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dukungan Perumda Air Minum Kota Padang dalam rangkaian kegiatan HUT ke-9 IKW RI. Ia menyebut kehadiran perusahaan daerah tersebut dalam berbagai kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat menunjukkan kepedulian dan tanggung jawab sosial yang tinggi.

“Kami bangga atas kolaborasi ini. Perumda Air Minum Kota Padang bukan hanya menyediakan layanan air bersih, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan sosial,” kata Davit.

Rangkaian Program Sosial dan Inovasi Pelayanan Dalam Rangka HJK Padang 

Dalam paparannya, Hendra Pebrizal juga membeberkan sejumlah program unggulan yang tengah dijalankan oleh Perumda Air Minum Kota Padang dalam menyambut HJK Padang ke 356, baik dari sisi pelayanan, kualitas air, hingga program sosial:

1. Program Gratis Sambungan Air Bersih untuk Rumah Ibadah dan UMKM

Perumda telah merealisasikan 807 dari 1000 unit sambungan air gratis untuk rumah ibadah. Selain itu, program serupa juga menyasar 1000 unit rumah warga dan 1000 pelaku usaha UMKM, sebagai bagian dari upaya mendukung masyarakat kurang mampu dan pelaku usaha kecil.

2. Inspeksi 1000 Depot Air Minum Isi Ulang

Sebanyak 53 sampel dari depot air minum telah diperiksa, dengan hasil:

27 depot dinyatakan aman dan layak konsumsi

26 depot tidak layak konsumsi

Pemeriksaan ini dilakukan bekerja sama dengan puskesmas-puskesmas di Kota Padang. Sampel yang diambil dikirim ke laboratorium Perumda Air Minum untuk diuji kualitasnya. Hasil pemeriksaan kemudian ditindaklanjuti dengan pemasangan stiker “Layak” atau “Tidak Layak” oleh Dinas Kesehatan Kota Padang.

Pemeriksaan depot ini ditargetkan rampung hingga 18 Desember 2025 sebagai bagian dari komitmen menjaga kualitas air bagi masyarakat.

3. Diskon dan Pembebasan Denda untuk Pelanggan

Sebagai bentuk dukungan terhadap program sosial Pemerintah Kota Padang dalam rangka HJK Padang ke 356, Perumda memberikan:

Pemotongan harga khusus bagi pelanggan rumah tangga

Diskon bagi pelanggan yang sempat mengalami pemutusan

Seluruh kebijakan ini dimaksudkan untuk meringankan beban masyarakat sekaligus meningkatkan kesadaran pelanggan terhadap kewajiban pembayaran.

4. Penyelesaian Tunggakan Rumah Ibadah

Dalam tahun 2024, Perumda berhasil menyelesaikan berbagai tunggakan Rumah Ibadah yang sempat tertunda, menunjukkan efektivitas manajemen dan komitmen dalam menyelesaikan persoalan.

Satu-satunya Kantor Akreditasi Nasional di Sumatera Barat

Perumda Air Minum Kota Padang juga menjadi satu-satunya perusahaan air minum di Sumatera Barat yang memiliki Kantor Akreditasi Nasional. Ini menunjukkan bahwa kualitas layanan dan laboratorium pengujian air yang dimiliki telah diakui secara nasional.

Hadirin yang Meramaikan Acara

Acara peringatan HUT ke-9 IKW RI ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari kedua belah pihak. Dari pihak Perumda Air Minum Kota Padang, turut hadir:

Direktur Utama Hendra Pebrizal

Kasubag Humas Adhie Zein

Sementara dari IKW RI, hadir:

Ketua Umum IKW RI Davit Effendi

Sekretaris Marzuki

Ketua Pelaksana HUT IKW RI Sukra Rahmat Putra

Beberapa anggota panitia dan dewan pendiri lainnya

Sinergi antara Perumda Air Minum Kota Padang dan IKW RI dalam acara ini bukan hanya simbol penghargaan, tetapi juga bentuk nyata dari kolaborasi strategis antara institusi pelayanan publik dan media. Harapannya, kerja sama ini terus berlanjut dalam menyampaikan informasi yang edukatif, mendorong pelayanan prima, serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kota Padang.

(Rel)


PADANG – Memasuki tanggal 1 Safar 1447 H yang jatuh pada Sabtu, 26 Juli 2025, berbagai mitos seputar bulan Safar kembali mencuat di tengah masyarakat. Tidak sedikit umat Islam yang masih memandang bulan kedua dalam kalender Hijriah ini sebagai bulan penuh kesialan, musibah, bahkan pantangan melakukan hajatan besar seperti pernikahan, pindah rumah, atau memulai usaha.

Keyakinan tersebut berkembang turun-temurun, terutama di beberapa wilayah Nusantara, seperti Jawa dan sebagian Sumatera. Padahal, dalam ajaran Islam, anggapan tersebut tidak memiliki dasar yang sahih. Islam sebagai agama tauhid membebaskan umatnya dari belenggu takhayul dan kepercayaan yang tidak berdasar wahyu.

Berikut penelusuran mendalam mengenai mitos-mitos yang berkembang di bulan Safar, lengkap dengan klarifikasi ajaran Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis:

1. Mitos: Bulan Safar Membawa Kesialan

Keyakinan bahwa bulan Safar membawa malapetaka telah beredar sejak zaman Jahiliyah. Masyarakat dahulu percaya bahwa Safar adalah masa turunnya penyakit, kesialan, dan berbagai bentuk kerugian. Akibatnya, banyak orang menghindari kegiatan penting seperti menikah, pindah rumah, atau memulai usaha saat bulan ini tiba.

Penjelasan Islam: Tidak Ada Bulan Sial dalam Islam

Islam secara tegas membantah adanya bulan sial, termasuk Safar. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَرَ

“Tidak ada penularan penyakit (yang berdiri sendiri), tidak ada thiyarah (anggapan sial), tidak ada (kesialan karena) burung hantu, dan tidak ada kesialan dalam bulan Safar.”

(HR. Bukhari No. 5757, Muslim No. 2220)

Dengan tegas, Rasulullah ﷺ menolak kepercayaan terhadap benda, makhluk, atau waktu tertentu yang dianggap membawa sial. Hal ini menjadi pengingat bahwa keyakinan terhadap kesialan waktu adalah warisan jahiliyah, bukan bagian dari Islam.

2. Mitos: Hari Rabu Terakhir di Bulan Safar adalah Hari Turunnya Musibah

Di beberapa daerah, beredar kepercayaan bahwa hari Rabu terakhir di bulan Safar, yang dikenal dengan Rebo Wekasan, adalah hari paling sial dalam setahun. Disebutkan bahwa sebanyak 320.000 bencana akan turun ke dunia pada hari itu. Sebagai bentuk "perlindungan", masyarakat menggelar ritual seperti mandi air bunga atau membaca doa-doa khusus.

Penjelasan Islam: Tidak Ada Dalil Shahih Tentang Kesialan di Rebo Wekasan

Kepercayaan ini tidak ditemukan dalam Al-Qur’an maupun Hadis sahih. Bahkan, Muktamar Ke-3 Nahdlatul Ulama (NU) secara resmi menolak keyakinan terhadap adanya hari sial di bulan Safar. Penolakan ini merujuk kepada pendapat Syekh Ibnu Hajar al-Haitamy dalam kitab Al-Fatawa al-Haditsiyah:

“Barangsiapa bertanya tentang hari sial dan sebagainya untuk diikuti, bukan untuk ditinggalkan, dan memilih apa yang harus dikerjakan serta mengetahui keburukannya, semua itu merupakan perilaku orang Yahudi. Bukanlah petunjuk orang Islam yang bertawakal kepada Sang Maha Penciptanya, tidak berdasarkan hitung-hitungan dan terhadap Tuhannya selalu bertawakal. Dan apa yang dikutip tentang hari-hari nestapa dari sahabat Ali kw. adalah batil dan dusta serta tidak ada dasarnya sama sekali.”

(Ahkamul Fuqaha’, 2010: 54)

Ritual mandi kembang, tolak bala, dan sebagainya juga tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ. Islam justru mengajarkan doa dan tawakal sebagai senjata utama menghadapi segala ujian.

3. Mitos: Menikah di Bulan Safar Akan Mendatangkan Malapetaka

Banyak pasangan menunda hari bahagia mereka karena percaya bahwa menikah di bulan Safar akan membawa sial dalam rumah tangga. Sebagian bahkan menganggap bahwa pernikahan di bulan ini bisa menyebabkan perceraian, kesulitan ekonomi, atau konflik suami-istri.

Penjelasan Islam: Tidak Ada Larangan Menikah di Bulan Safar

Islam tidak pernah melarang pernikahan di bulan Safar. Bahkan dalam sejarah Islam, Rasulullah ﷺ menikahkan para sahabatnya di bulan ini. Tidak ada satu pun hadis sahih yang melarang atau menyebut bulan Safar sebagai waktu yang buruk untuk pernikahan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala justru memerintahkan untuk tidak tunduk pada keyakinan syirik dan takhayul. Allah berfirman:

إِنَّمَا النَّجْمُ وَالشِّعْرَىٰ، وَأَنَّهُ هُوَ رَبُّ الشِّعْرَىٰ

“Sesungguhnya Dialah (Allah) Tuhan dari bintang Syira.”

(QS. An-Najm: 49)

قُل لَّن يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا

“Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami.”

(QS. At-Taubah: 51)

Ayat ini menegaskan bahwa tidak ada satu pun musibah, bencana, atau kesialan yang akan menimpa manusia kecuali atas izin Allah, bukan karena bulan, tanggal, atau hari tertentu.

Kesimpulan: Iman Lebih Utama dari Takhayul

Bulan Safar bukanlah bulan sial. Tidak ada dalil sahih yang menyebutkan bahwa Safar lebih buruk dari bulan-bulan lainnya. Rasulullah ﷺ justru mengajarkan agar umat Islam bertawakal, memperbanyak amal, dan meninggalkan kepercayaan syirik yang tidak bersumber dari wahyu.

Masyarakat Muslim di Indonesia—terutama generasi muda—perlu dibekali dengan pemahaman agama yang lurus agar tidak terjebak dalam budaya mistik yang bertentangan dengan tauhid. Memulai usaha, menikah, atau berhijrah di bulan Safar bukanlah suatu larangan, bahkan bisa menjadi amal mulia jika diniatkan karena Allah.

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Barang siapa bertawakal kepada Allah, maka cukuplah Allah sebagai penolongnya.”

(QS. At-Talaq: 3)



*Kiwirok, Pegunungan Bintang —* Dalam rangka mempererat keharmonisan dengan masyarakat dan mendukung kesejahteraan warga di wilayah pegunungan, personel Satgas Operasi Damai Cartenz melaksanakan kegiatan sambang ke Kampung Apom, Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, pada Jum'at (1/8/2025)

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh IPDA Munawar dan melibatkan 12 personel Satgas Ops Damai Cartenz bersama 4 personel dari Polsek Kiwirok. Dalam kunjungan tersebut, tim Satgas menyerahkan bantuan bibit tanaman untuk masyarakat serta alat tulis bagi anak-anak sekolah di Kampung Apom.

Bantuan tersebut diterima secara langsung oleh Kepala Kampung Apom, Bapak Selkius Yamhim, yang menyampaikan apresiasi atas kepedulian dan perhatian yang ditunjukkan oleh aparat keamanan terhadap masyarakat dan generasi muda di daerah yang cukup terpencil itu.

Kegiatan berlangsung dalam suasana hangat dan penuh keakraban. Selain penyerahan bantuan, para personel juga menyempatkan diri berdialog dengan warga guna mendengar secara langsung aspirasi serta kebutuhan mereka.

Kaops Damai Cartenz Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani, S.Sos., S.I.K., M.H., didampingi Wakaops Damai Cartenz, Kombes. Pol. Adarma Sinaga, S.I.K., M.Hum., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari pendekatan humanis dan upaya membangun kedamaian yang berkelanjutan di wilayah pegunungan.

“Kegiatan sambang seperti ini menjadi fondasi penting dalam menciptakan hubungan yang kuat antara aparat dan masyarakat. Selain menjaga keamanan, Satgas Operasi Damai Cartenz juga terus berkomitmen hadir dengan membawa manfaat langsung bagi warga, termasuk memberikan bantuan pertanian dan mendukung pendidikan anak-anak di pelosok Papua,” ujar Brigjen. Pol. Faizal.

Sementara itu, Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz, Kombes Pol. Yusuf Sutejo, S.I.K., M.T., menekankan bahwa kegiatan seperti ini tidak hanya memberikan manfaat langsung, tetapi juga menjadi pesan moral bahwa aparat hadir sebagai mitra masyarakat, bukan pihak yang perlu ditakuti, justru pendekatan sosial dan dialog dengan masyarakat menjadi strategi utama Satgas dalam mewujudkan situasi yang aman dan kondusif di Papua Pegunungan.

“Kami terus berkomitmen untuk membangun komunikasi yang terbuka, jujur, dan bersahabat dengan masyarakat. Masyarakat Papua adalah bagian dari kita, dan melalui kegiatan seperti ini, kita ingin menanamkan nilai saling percaya dan kolaborasi,” ungkap Kombes Yusuf.

Melalui kegiatan humanis yang berkelanjutan, Satgas Operasi Damai Cartenz berharap dapat memperkuat jalinan sosial, mendukung pembangunan lokal, dan menciptakan ruang damai yang kokoh di Tanah Papua.(*) 



Cirebon. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menghadiri Haul Al-Marhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, pada Sabtu (2/8/2025). 

Dalam acara tersebut, Kapolri menyampaikan harapan agar hubungan antara ulama dan umaro terus diperkuat demi menjaga persatuan bangsa.

Haul yang dipimpin KH Adib Rofi'uddin Izza ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh, antara lain Ketua MPR Ahmad Muzani, Wamennaker Immanuel Ebenezer Gerungan, Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, serta para kiai dan sesepuh Ponpes Buntet. Dari jajaran Polri, hadir pula Irwasum Komjen Dedi Prasetyo, Kabaintelkam Komjen Syahardiantono, Kadivpropam Irjen Abdul Karim, Kadivhumas Irjen Sandi Nugroho, Kapusdokkes Irjen Asep Hendradiana, dan Wakabareskrim Irjen Asep Edi Suheri.

"Kegiatan ini merupakan bentuk penghormatan kepada para sesepuh yang telah wafat, serta sarana untuk memperkuat nilai-nilai Islam, budaya pesantren, dan semangat kebersamaan dalam mewujudkan sinergi antara ulama dan umaro," ujar Kapolri.

Acara juga diisi dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, lagu Indonesia Raya dan Syubbanul Wathon, serta sambutan dari para kiai dan pimpinan lembaga. Kapolri menekankan pentingnya dukungan para tokoh agama terhadap langkah-langkah Polri dalam menyukseskan program pemerintah.

"Polri dan ulama punya peran yang saling melengkapi dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Saya memohon doa dan dukungan dari para kiai, ustaz, ulama, serta santri untuk bersama mewujudkan visi Indonesia Emas 2045," ujar Kapolri.

Sebagai catatan, Dewan Sepuh Pondok Buntet terdiri dari KH Adib Rofi'uddin Izza, KH Amirudin Abkari, KH Tajudin Zein, KH Subhi Muta'ad, KH Ahmad Mursyidin, dan KH Hasanudin Kriyani.(*) 

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.